⊰᯽⊱┈──╌❊ 26 ❊╌──┈⊰᯽⊱

Gatau dah masih ada yang nunggu ni ff atau ga:'

Please tinggalkan jejak dan jangan silent reader.

Kurasa semuanya tak begitu buruk, tubuhku memang mengalami banyak luka. Bahkan pendarahan luar biasa di kaki. Entahlah, aku sedikit bahagia membuat iblis itu nyaris sekarat jika saja matahari tidak muncul lebih dulu kemarin.

Ah, sial. Aku sangat ingin membunuhnya.

Aku hanya melempari batu batuan di depan kolam kecil di kediaman kupu kupu. Bau obat obatan begitu menyengat membuatku sangat malas berada di dalam. Lagipula tak ada yang bisa kulihat disana.

Ah ya, aku melupakan soal Muichirou san. Setauku di sudah kembali 3 hari yang lalu sebelum aku sadar dan duduk sendirian disini. Membosankan.

Apa aku menyusulnya? Ide bagus sih.. tapi kaki sialan ini masih luka dan dibalut perban berlapis lapis. Sialan emang, berjalan pun susah.

"Bangsul gw ditinggal!"

Aku beranjak masuk. Sudah saatnya ganti perban. Yaa, aku dibantu kakushi karena aku masih tak bisa berjalan dengan sempurna. Digendong lebih tepannya. Kuharap yang menggendong itu kakushi tamvan lumayan ngeharem.

Flashback
Normal POV

"Lu douma?" Tanya sakura dengan santainya di atas genteng kediaman wisteria sambil jongkok.

"Tau namaku dari mana, gadis manis?" Douma terkekeh karena gadis cantik incarannya ini ternyata tau namanya. Mangsa yang sempurna pikirnya.

"Aku kan dukun."

Muichirou mengerenyit. Terkekeh pelan karena kata kata sakura yang biasa dia ucapkan setiap sakura selalu tau apa yang akan dilakukannya.

" Nafas kabus, jurus keempat. Tebasan Adveksi!" Muichirou sekejap mata menebas bagian tangan Douma. Namun meleset. Hanya bagian jarinya saja yang terpotong. Dengan cepat Muichirou kembali memasang kuda kuda. Sedangkan Douma sudah kembali meregenerasi kan jarinya.

"Sialan. Gerakannya cepat." Gerutu Muichirou karena tebasan nya meleset dari perkiraan

"Nafas Awan, jurus pertama. Racun kabut " sakura menggerakkan pedang melingkari tubuhnya. Kabut yang tiba tiba datang dengan wangi bunga wisteria menyengat itu langsung membuat Douma seketika merasa sesak.

Lalu dengan cepat Sakura melesat memberikan sayatan dari pedang yang dia gunakan. Memberikan sayatan sana sini agar racun bunga wisteria bisa menghentikan pergerakannya sementara.

"Muichirou san! Cepat. Aku hanya bisa menahannya 3 menit! " Sakura menancapkan pedangnya ketanah. Menahan beban tubuhnya yang tiba tiba merasa pusing karena efek pernapasannya.

Muichirou yang mengerti membalas Sakura dengan anggukan. Belum sempat Muichirou mengeluarkan pernapasannya, dia sudah lebih dulu terhempas ke dinding kediaman wisteria. Beruntung sang pemilik rumah sudah lebih dulu diselamatkan oleh sakura.

"Terlalu lambat, sekarang giliranku." Douma terkekeh pelan sambil membuka kipasnya. Tersenyum kearah sakura yang masih bertahan dengan posisi tadi karena kepalanya terasa sangat sakit. Sedangkan Muichirou sedang mencoba berdiri dari hentakan dirinya ke dinding kediaman wisteria.

Douma terkekeh, " jurus darah iblis, es teratai!"

Dengan sangat tiba tiba muncul banyak sekali bunga es yang membuat Sakura terlepas terlempar dari pegangan pedangnya. Bunga bunga tadi memancarkan aura dingin yang begitu menusuk.

"Sial, dingin sekali. Udaranya cukup dingin untuk melukai paru paru seseorang."

Sakura masih terbaring. Mencoba berdiri dan bunga tadi dengan cepat merambat dan melukai kakinya. Tepat di bagian betisnya membuat luka disana terasa berkali kali lipat saat dia mencoba berdiri.

Muichirou melesat menghadang tangan Douma yang mendekat kearah sakura.

"Jangan sentuh dia."

Sakura bangkit dengan berpegangan di bahu Muichirou. Mengabaikan rasa sakit di kakinya yang menjalar hingga keseluruh tubuhnya.

Dengan cepat melesat kedepan dan mengambil pedang yang tertancap tepat di depan douma.

"Nafas awan, jurus kedua. Duri awan pembunuh."

Sakura terdiam beberapa saat. Sedangkan Douma mulai terkekeh meremehkan. Menutup kipasnya lalu berjalan berbalik membelakangi sakura.

"Dimana durinya gadis manis?"

"DISINI!"

Sakura dengan cepat menggores pedangnya ke arah leher douma. Dia memang tak bisa menebas kepala iblis jika sudah menggunakan pernapsan yang kedua kalinya.

Bisa dibilang, dia harus menyelesaikan iblis dalam satu kali pernafasan. Dan sisanya, dia menggunakan racun sebagai senjata.

"GHAGKH-" Douma merasa lehernya seolah terbelah.

"INTI!" Teriak Sakura yang sudah terjatuh ketanah.

Awan kabur yang membuat douma tak menyadari bahwa sakura didepannya tadi adalah palsu, sekarang mulai masuk dan menusuk bagian luka yang dibuat sakura dengan cepat. Memasukkan racun racun yang cukup jika dia terus untuk melumpuhkan nya jika terkena serangan terus menerus

"Nafas kabut, jurus ketujuh. Embun."

Muichirou secara drastis mengubah tempo serangannya. Mencoba menebas dan mengelabuhi Douma yang masih bereaksi dengan racun racun milik Sakura. Tubuhnya panas, gatal dan terasa sangat terbakar. Muichirou mengayunkan pedangnya.

Tiba tiba douma menghilang. Meninggalkan tempat yang berantakan. Muichirou terhenti dan menetralkan nafasnya. Sesak, dia juga merasa sesak dengan wisteria yang bercampur wangi darah.

Luka sana sini terlihat di tubuh Muichirou. Begitu juga gadisnya. Setelah memastikan mereka aman, Muichirou mendekat dan menyentuh Sakura.

"S-sakura?"

Tidak. Dia tidak bergerak. Muichirou yang menyadari bahwa ia menginjak kubangan darah langsung mengikat kakinya dengan perban.

"Kita harus kembali." Ucapnya sambil menggendong gadis yang tak sadarkan diri itu.

A/n : HELAW SY BALIK. BARU SADAR UDAH 5 BULAN GA UP NI BOOK. 27 MEI KALO GASALAH KE 24 OKTOBER

GILA SIH

INI WRITTERBLOK AUTHOR MAKIN PARAH, MAKANYA GITU.

OKE SUPPORT TERUS BOOKNYA YA, KARENA UDAH BALIK DARI HIATUS, BOOK NYA DILANJUT LAGI YEY.

30 VOTE SY LANJUT DEH, BIAR GA SEPI AMAT BOOKNYA:)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top