⊰᯽⊱┈──╌❊ 25 ❊╌──┈⊰᯽⊱
iblis bulan atas
.
.
"kita sudah sampai"
Muichirou menurunkan sakura dari punggungnya. Sakura yang sadar hanya tersenyum dan membiarkan Muichirou menurunkannya.
"Ini ya? Kediaman wisteria?"
"Ya. Sekarang istirahat yaa, aku akan menyusul setelah latihan sebentar.."
Muichirou menangkupkan kedua tangannya di pipi sakura sambil mengelus nya lembut. Senyumnya tak hilang dari wajahnya. Lalu beranjak ke halaman depan kediaman itu dan mulai berlatih.
"Aku menunggumu didalam. Cepat kembali yaa!"
"Yaa!"
Muichirou menyahuti dari luar. Sedangkan Sakura sudah dibantu oleh pemilik kediaman wisteria untuk beristirahat.
"Nona, kau mau makan dulu?"
"Hng? Ah- aku akan menunggu Muichirou san saja"
"Ha'i, wakattaa"
Sakura mengganti bajunya dengan baju yang disediakan. Lalu beranjak membereskan futon yang akan Muichirou pakai beristirahat.
Sakura menuduk. Tangannya meraba giginya yang berubah menjadi taring, Rambutnya yang berubah menjadi putih, dan kehidupan anehnya juga cinta anehnya di dunia ini.
Sakura menghela napas lalu melirik keluar. Melangkah keluar perlahan. Gadis itu duduk memperhatikan Muichirou dari jauh.
"Terlibat dalam dunia aneh dan sifat yang aneh. Hahah anjir! dunia apa ini"
Muichirou mengayunkan pedangnya. Sambil berkonsentrasi pada pernapasan nya. Matanya melirik Sakura yang duduk tak jauh dari halaman tengah sambil menatap langit.
Tap tap.
"Kenapa belum istirahat?"
Bahu gadis itu ditepuk oleh pemuda bersurai mint yang berlatih tadi. Tubuhnya berkeringat karena berlatih walau cuma sebentar.
Sakura melirik lalu tersenyum. "Kau belum istirahat, jadi aku juga belum mau istirahat."
"Dasar keras kepala, yasudah. Ayo."
"Gendong~"
"Manja. Berjalan sendiri kan bisa."
Sakura manggut-manggut sambil berdiri. Bibirnya manyun lalu secepat kilat meninggalkan Muichirou ditempatnya.
"Bisa. Liat noh! Gue bisa jalan sendiri." Ucap Sakura bersungut-sungut. Matanya malas menatap Muichirou dan langsung menuju futon miliknya dan bersiap tidur.
"Dasar."
Muichirou cekikikan melihat Sakura yang langsung menenggelamkan wajahnya di dalam futon. Tanpa berbicara sedikitpun pada Muichirou lagi.
"Ya, ya. Terserah mau marah padaku atau tidak. Yang penting kau makan dulu."
"Bodo amat. Gue gamau."
"Makan bego."
"Terserah. Gue mager liat lu."
Muichirou menghela nafas. Lalu mendekat dengan semangkuk sup miso yang disajikan oleh pemilik kediaman wisteria. Muichirou menarik selimut Sakura perlahan. Sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Sakura.
"Makan. Kau tidak makan, aku yang dibunuh Oyakata Sama" bisik Muichirou.
Geli. Sensasi geli menjalar diseluruh tubuh Sakura. Membuat gadis itu sontak terbangun dengan rona merah indah menghiasi wajahnya.
"Goblog! Kurang deket! Cium sekalian napa?."
Muichirou terkekeh. Lalu menyodorkan sesuap sup miso kearah gadis itu.
"Aa- makan yaa.. jangan marah padaku lagi."
"Hooh." Sakura membuka mulutnya, menghirup sup Miso yang di suapkan Muichirou padanya. Dia tersenyum.
"Enak njir. Lagi ahahah!"
"Tadi katanya tidak mau makan. Dasar"
Muichirou mendorong dahi Sakura hingga membuat gadis itu sempoyongan. Sungguh tu jari emang suka banget nyiksa Sakura.
Satu mangkuk sup Miso habis dilahap mereka berdua. Berdua? Benar. Muichirou dan Sakura. Keduanya bersiap tidur agar stamina mereka kembali saat menjalankan misi besok malam.
Dua jam berlalu, tapi gadis itu tak dapat memejamkan matanya. Dia mengusap wajahnya gusar. Hatinya gelisah, entah kenapa.
Dia menatap Muichirou yang sudah tertidur sekitar setengah jam yang lalu. Rambutnya menutupi hidungnya membuat Sakura membenarkan posisi rambutnya.
"Lu kalo lagi tidur imut gini ya Anju."
Tangan gadis itu nakal mengelus pipi mulus pemuda di depannya. Tersenyum lalu menatap langit-langit ruangan tidur mereka.
Kretek!
Kretek!
Kretek!
Gadis itu menoleh ke arah pintu. Lalu berdecak. "Aku tau kau disana. Lebih baik kau keluar sekarang."
Sakura langsung berdiri. Mengambil kuda-kuda sambil membenarkan rok pemburu iblisnya. Menggenggam katana kuat dan menatap tajam ke arah pintu.
"Jangan ganggu Muichirou gua tidur ea bamsyat."
Kekehan dari luar terdengar. Membuat sakura dengan segera melindungi pemilik kediaman itu. Lalu bergegas membangunkan Muichirou.
"Haha! Aku tidak tau kalau kau menyadari keberadaan ku gadis manis."
"Jijik. Najis. Lu manggil gua gitu serasa mau muntah sumpah."
Iblis bulan atas itu tersenyum, terkekeh dari luar ruangan. Bau oni menyebar cepet ke segala penjuru ruangan, menembus dinding dinding kediaman yang melindungi mereka.
Muichirou mengerjap. Kala bau menyengat menusuk ke hidungnya. Membuat Muichirou yang tertidur pulas, terbangun.
"Muichirou san! Ada iblis bulan atas! Aku akan melawannya lebih dulu! Setelah itu sisanya ku serahkan padamu!"
Sakura langsung keluar melalui pintu lainnya. Dan melompat ke atas Atap kediaman. Melambaikan tangan kearah iblis bulan atas yang menunggu mereka.
"Hae, musuh lu disini.. bukan disana" sakura terkekeh.
Di sisi lain Muichirou bengong. Aura iblis yang begitu kuat membuatnya tidak bisa menggerakkan kakinya. Dia mengulang kata-kata sakura sebelumnya.
"Aku akan melawannya lebih dulu" - Muichirou bergumam.
Mata Muichirou membulat sempurna. Itu artinya sakura sedang bertarung. Terlebih itu bulan atas. Muichirou langsung mengambil katananya dan keluar.
"Sakura!"
"Hee? Ternyata ada seorang pillar disini yaa? Pantas saja aku merasa ada yang kurang." Iblis bulan atas itu menggerutu. Pasalnya yang lebih dulu menyadari keberadaannya bukan sang pillar.
"Bacod. Iblis diem." Ucap sakura santai diatas atap sambil nongkrong.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top