chapter 5

「The Ally」

[Markas Utama pemburu iblis]

"Kau kembali kesini secepat mungkin, kerja bagus. Hampir semua pendekar pedang dikalahkan, mungkin ada anggota '12 iblis bulan' di sana."

Suara lembut nan hangat itu memberikan Gagak yang ada di pangkuannya pada gadis kecil bersurai putih dengan manik Lavender.

"Tampaknya... Kita harus mengirimkan 'pillar' ke lokasi kejadian. Dan juga... Ada 'makhluk' besar yang bernama Jikan shokogun di sana."

Rubah orange yang duduk tak jauh dari nya mengangguk, Ekspresi yang sulit di artikan tertampak di wajah sang rubah.

"Giyuu, shinobu, pergilah kesana."

"Baik, perintah diterima."

Ketua dari organisasi Pemburu iblis itu menoleh, menatap rubah orange.

"Bagaimana dengan anda, Konnosuke-san?"

Konnosuke, nama rubah itu.

"Saya... Akan ikut."

"baiklah, Shinobu bawa Konnosuke-san denganmu. Pertemukan dia dengan 'tuannya' jika bertemu di sana."

"Baik.... Jika saja kita bisa berdampingan, segalanya akan menjadi baik. Mau itu iblis atau manusia sekali pun. Tomioka-san, apa kau sependapat?"

".... Selama iblis masih memakan manusia, pemikiran seperti itu tak akan pernah terwujud."

* * * *
[Gunung Natagumo]

Yuri berdecak kagum, saat Zenitsu berhasil menghindari semua makhluk kecil dengan kepala manusia dan tubuh laba-laba yang jumlahnya terbilang banyak dan membuat Yuri geli sendiri.

"Grrr..."

Yuri mengalihkan pandangannya kesekitar, ternyata itu pasukan Jikan Shokogun yang berjumlah empat, terdiri dari dua Uchi, satu Yari dan satu Naginata.

Yuri perlahan turun, baru saja Yuri turun sebuah tebasan Naginata hampir mengenainya dan menumbangkan pohon di belakangnya.

"Sialan!" keluh Yuri berguling menghindar

Zrass!

"graa!"

Zenitsu menebas Naginata tersebut tetapi hanya berefek kecil, Zenitsu bersiaga di depan Yuri dan bergumam.

"Aku akan melindungi mu." gumam Zenitsu

"Zenitsu-san... Bagaimana dengan Makhluk laba-laba itu?" tanya Yuri

"Aku akan mengurusnya nanti. Carilah tempat aman."

"Tapi..."

"KIEAAAAAA"

Higekiri berhasil menyingkirkan satu Uchi, Zenitsu bertambah waspada akan kedatangan Higekiri.

"Zenitsu-san, tak masalah dia temanku. Dia yang akan mengurus 'Makhluk' itu. Zenitsu-san sendiri harus mengurus Makhluk laba-laba itu."

Zenitsu ingin membantah, tapi melihat Higekiri dengan mudahnya mencari celah menyerang Jikan shokogun juga Makhluk kecil dengan kepala manusia dan tubuh laba-laba mulai berkumpul dan siap menyerang mereka.

"Wakatta, tapi tolong pergi ke tempat aman."

"Wakatta."

Yuri mencari pohon terdekat dan bersembunyi di belakangnya, Zenitsu kembali membuat kuda-kuda dan mengeluarkan jurus pernafasannya untuk menggapai Oni yang bergelantungan di atas rumah.

"Kaminari no kokyū, Ichi no kata: Hekireki Issen-Rokuren."

Zenitsu melesat cepat menghindari dari makhluk kecil itu dan memuntahkan darah, yuri menatap khawatir Zenitsu begitu pula Higekiri yang terlihat sedikit kewalahan.

"Tch... Menyebalkan, Hyaku-man ro!"

Yuri menghempaskan tangannya, gelang emas yang di pakai nya berubah menjadi sebuah Naginata. Naginata di putar dan menusuk Jikan Shokogun yang ada di depan, dengan cekatan Higekiri menebas kepala Jikan Shokogun.

"Aruji-sama!"

"Setelah semuanya beres kembalilah ke Honmaru!"

"Tapi-"

"Jangan mengeluh! Aku akan memanggilmu kembali setelah kau di perbaiki, maaf aku tak bisa memperbaiki mu langsung."

Higekiri tersenyum tipis dan mengangguk, Yuri menghentakkan kaki nya dan bergerak cepat ke arah Jikan Shokogun, membantu Higekiri bertarung.

Yuri menghembuskan nafas lelah, begitu pula Higekiri yang sudah Fatigure, Naginata yang di pegang Yuri berubah menjadi gelang, Yuri mendekati Higekiri dan menepuk kepalanya.

"Otsukaresamadeshita, Higekiri."

"Huft... Ha'ai Aruji."

Brak!

[Yuri P.O.V]
Kami menoleh ke atas, mataku membelak kaget saat melihat tubuh Zenitsu yang terkulai lemas di atas rumah layang tersebut.

Sumpah, aku terlalu asik membantu Higekiri sampai melupakannya! Maafkan aku Zenitsu!

"Higekiri, apa kau masih kuat?" tanyaku, Higekiri mengangguk.

"Tolong bawa aku ke atas sana."

Higekiri menggendongku dan meloncat sampai ke atas rumah, segera ku singkap lengan kimono dan meletakan kedua tangan di depan luka Zenitsu.

"Yuri-san...?"

"zenitsu-san bertahanlah!"

Aku merapalkan mantra dan memunculkan cahaya berwarna hijau di kedua tanganku, aku mencoba setidaknya menghentikan racun yang terus merambat ke tubuhnya.

Zenitsu tersenyum lemah dan berkata rasanya sangat hangat, berbicara tentang mimpinya dan itu terasa nyata. Ia kuat lebih dari siapapun, membanggakan 'Jiichan' yang melatihnya.

"Kau kuat Zenitsu, ini buktinya... Kau bisa menahan rasa sakit dari racun ini. Tolong bertahanlah!"

Zenitsu mulai mengatur nafasnya, aku bisa merasakan kalau racun nya mulai melambat karna Zenitsu mengatur nafasnya dibantu dengan kekuaran spiritual ku yang kualirkan padanya.

"Higekiri, sebaiknya kau kembali. Kau terlihat sangat buruk sekarang." kekeh ku

Higekiri mengangguk, perlahan Timegate terbuka dan membawa helaian kelopak sakura yang membawa Higekiri kembali ke Honmaru.

'Uukh... Bertahanlah Zenitsu. Ah! Bagaimana dengan keadaan Tanjirou dan Inosuke?!'

[Yuri P.O.V end]

* * * *

Di saat yang bersamaan juga, Inosuke dan Tanjirou tengah melawan Oni yang di panggil 'Ayah'. Inosuke dan Tanjirou terlihat kewalahan, tubuhnya yang besar dan tebal menyulitkan keduanya untuk menebas Oni tersebut.

"Tubuhnya keras!" keluh Inosuke

Oni tersebut melemparkan Inosuke dan Tanjirou ke udara dan menggeram kesal.

"Menjauhlah dari keluarga ku!!"

Oni itu menyerang Tanjirou, untung nya Tanjirou segera meloncat mundur untuk menghindari serangan tersebut.

"Oraaa!!!"

Kali ini Inosuke yang menyerang, tapi sayangnya serangannya sama sekali tak berefek pada Oni tersebut. Tangan nya di kibaskan kebelakang menghempaskan Inosuke.

Tanpa Inosuke sadari, Omamori yang berada di pergelangan tangan Inosuke bersinar, membuat shield melindungi Inosuke, tetapi sayang nya kekuatan dari Oni tersebut cukup besar membuat Inosuke terhempas menabrak pohon.

'Sakit, ini menyakitkan!! Kekuatannya jauh lebih besar! Sama seperti 'makhluk' misterius tadi! Rasanya sakit sekali pukulan nya padahal hanya satu tangan!!!'

Tiba-tiba pohon roboh dan menimpa Oni tersebut, tanpa memberi celah Tanjirou segera berlari ke arah Oni tersebut dan ingin menebasnya.

"Awas!"

'Gawat... Aku sulit bergerak karna banyak mengeluarkan darah.'

Oni itu mengangkat pohonnya dan membuat Tanjirou terlempar cukup tinggi dan menjauh, sebelum itu Tanjirou berteriak agar Inosuke tidak mati, apapun yang terjadi.

* * * *

Kembali ke tempat dimana Zenitsu dan Yuri berada. Yuri perlahan berhasil menghilangkan racun yang merambat. Sayangnya... Kedua tangan dan kaki Zenitsu perlahan mengecil membuat Yuri panik.

"Zenitsu-san bertahanlah!"

"....ji!"
"Aruji-sama!"

Yuri menoleh, dengan latar belakang bulan purnama. Seorang perempuan bertubuh kecil dengan haori bergambar sayap kupu-kupu mendarat di sisi Yuri dengan Konnosuke di pundaknya.

"Konno...suke."

"Aruji-sama! Yokatta anda selamat! Guaah!"

"Rubah ini! Bisa-bisanya kau memberikan Koordinat yang salah! Kau tahu tidak aku hampir mati dengan cara terjun bebas!"

Yuri menarik konnosuke yang berada di pundak perempuan bertubuh mungil tersebut dan mengoyang-goyangkannya kesal.

"Go-gomenasai Aruji-sama!"

"Kau kira minta maaf saja akan sele-"

"Moshi-moshi... Daijobu desuka?"

Yuri menoleh, ia kembali teringat akan kondisi Zenitsu.

"dia... Siapa?" gumam Yuri

"ah! Aruji-sama dia adalah bawahan 'seseorang' yang akan membantu anda!"

"ano... Apa kau bisa menolongnya?"

Perempuan bertubuh mungil itu tersenyum, meletakan jarinya di dahi Zenitsu.

"Apakah dia terkena racun?"

"e-eh... Ha'ai."

"hee.... Soudesu ka."

"Jii-chan."

Perempuan bertubuh mungil itu kembali menoleh pada Zenitsu.

"Siapa yang kau maksud 'Jii-chan'?"

" Tadi Jiichan datang.... Dan dia menyuruh ku untuk tidak cepat menyerah."

"ooh... Itu kilas balik hidup. Saat mendekati ajal, alasan kenapa orang-orang melihat kilas hidupnya adalah mencari pengalaman dan ingatan untuk bisa menghindari kematian."

Perempuan itu mengambil kotak dari dalam haorinya, membuka kotak tersebut dan mengeluarkan suntikan dan toksin racun.

"Yahh... Aku belum pernah mengalaminya, jadi aku tak tahu rasanya."

'Aku tahu rasanya.' Inner Yuri sweetdrop

Perempuan bertubuh mungil itu kembali menyentuh dahi Zenitsu, mengecek kembali racun yang berada di dalam tubuh Zenitsu.

"sepertinya kamu menekan penyebaran racun dengan teknik pernafasan ya, kalau kamu tidak bisa, kamu sudah menjadi laba-laba.

Tapi aneh... Racunnya sangat sedikit, seakan sudah diambil atau di sembuhkan dan hanya menyisakan sedikit racunnya, atau bisa di bilang ampas nya saja."

Yuri meneguk ludahnya, itu pekerjaannya. Ia tak menyangka kalau kekuatan spiritual nya bekerja lebih baik dari perkiraannya.

"Maa... Kalau begitu aku akan memberikan sedikit penawarnya, karna tinggal sedikit racun yang ada di tubuhmu."

Perempuan itu menyuntikan penawar di tangan Zenitsu, Yuri mendesah lega saat melihat Zenitsu yang terlihat lebih baik.

Dari bawah terlihat orang-orang berpakaian hitam dengan kain menutupi mulut mereka, terlihat mereka yang dibawah terlibat sibuk menolong para korban.

"Syukurlah... Kalau mereka masih bisa di selamatkan." gumam Yuri

"Aruji-sama, kita harus mencari tempat aman. Saya akan menjelaskan situasi nya."

"emm... Tapi, bagaimana cara turunnya?"

"ah itu mudah."

Duk

"ah... Huaaa!"

Perempuan bertubuh mungil itu mendorong Yuri jatuh, untungnya Yuri mendarat di atas kain yang di angkat oleh orang-orang yang ber pakaian hitam.

'Sialan... Cewe kamvret emang.' Inner Yuri

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top