Chapter 15
The lost villager and red Tree
Satu jam berlalu, keempat Touken danshi kembali ke penginapan. Keempatnya duduk melingkar.
"Di selatan hanya ada rumah dan ladang padi, tidak ada yang aneh menurutku." Buzen memberikan laporannya.
"Gerbang desa sendiri di jaga oleh dua orang, tak jauh dari gerbang ada rumah besar yang sudah kosong yang ternyata rumah dari ketua desa tersebut yang sudah pindah beberapa Minggu lalu." Kikkou tersenyum sembari memberikan laporannya.
"Di sekitar juga hanya ada pertokoan, tidak ada yang aneh... Hanya saja mata juga gerak-gerik warga kota bisa di bilang cukup aneh." Ujar Yagen
"Ah, saat aku berkeliling warga di sana terlihat berhati-hati bahkan terlihat ketakutan saat menoleh, seperti ada sesuatu yang memantau mereka." Ujar Buzen
Yagen memegang dagunya, menatap lantai tatami untuk beberapa saat sampai akhirnya menoleh kearah Kousetsu yang terdiam dari tadi.
"Kousetsu-san, bagaimana dengan anda?" Tanya Kikkou melihat lirikan mata Yagen
"Ah... Di belakang desa ada sebuah bukit dan kuil di atasnya, ada beberapa rumah warga hanya saja terlihat tak berpenghuni. Aku bertemu dengan salah satu warga, dan—"
* * * * *
Satu Jam yang lalu
Laki-laki muda itu membawa Kousetsu kesebuah rumah, di dalam tercium bau kemenyan yang cukup menusuk membuat Kousetsu menutup hidungnya.
"Si-silahkan duduk."
Laki-laki itu membiarkan Kousetsu duduk di lantai tatami yang terlihat usang, di dinding terdapat beberapa alat bertani yang tidak hanya ada satu.
"Na-namaku Chihiro, aku salah satu petani di desa ini. Di atas bukit... Te-terdapat kuil dewa ta-tapi tempat itu sudah berbeda dari yang dulu..."
"Berbeda... Berbeda bagaimana?"
"I-itu... Kejadiannya terjadi sekitar sebulan yang lalu, awalnya aura kuil tersebut menjadi berbeda, ma-maksud ku kuil yang biasanya memiliki hawa tenang sekarang menjadi kelam. Ba-bahkan air di sumur pun menjadi hitam.
Po-pohon besar di kuil menjadi mengerikan, se-seperti ada yang mengisinya. S-suatu hari seorang perempuan datang ke kuil untuk berdoa, tapi ia tak pernah kembali dan dua hari kemudian tulang belulang manusia di temukan di bawah pohon.
Ke-kejadian itu tidak hanya sekali tuan! Ke-kejadian itu berulang-ulang kali, dan itu semakin memburuk beberapa hari lalu!"
Laki-laki muda itu menjelaskan dengan nada terbata-bata terlihat sangat ketakutan, tangannya gemetar memegang erat yukata yang di pakainya.
"Beberapa hari yang lalu?"
"Ya-ya, beberapa hari yang lalu pohon besar itu mengeluarkan asap dan... Dan... Ada makhluk hitam, me-mereka seperti prajurit dengan pedang besar di pundak nya! Me-mereka bukan hanya satu! Ba-bahkan ada yang berbentuk se-seperti serangga yang besar!
Me-mereka menyerang warga desa, ba-bahkan anak dari keluarga ketua desa di seret ke kuil oleh mereka! Ba-banyak warga desa yang ketakutan dan memilih pindah, tapi beberapa tetap tinggal Karna tak punya tempat tinggal.
Pemuda itu berkata dengan suara pelan, terlihat sorot mata ketakutan di wajahnya.
'apa mereka jikan Shokogun...' inner Kousetsu
"Da-dan tuan! Po-pohon besar di kuil! Setiap malam mengeluarkan suara seseorang yang merintih kesakitan bahkan tangisan bayi, membuat warga keluar dari rumah dan mencarinya, se-setelah itu mereka menghilang.
Po-pohon itu terkutuk tuan! Pohon itu terkutuk!"
Pemuda itu memegang lengan Kousetsu dengan wajah ketakutan, Kousetsu mengelus punggung tangan laki-laki tersebut dan membacakannya sutra membuatnya menjadi tenang.
* * * *
"Pasukan hantu huh..."
"Apa perlu kita pergi ke kuil tersebut dan mengecek nya?"
Yagen mengangguk dan berdiri di ikuti ketiganya.
"Kita akan mengecek kuil tersebut sekarang—"
Pintu di ketuk membuat keempatnya menoleh, terdengar suara seorang nenek yang membawa makanan.
"Tuan samurai, saya membawakan makanan."
"Ah, terima kasih nek."
Pintu di buka, membiarkan nenek itu masuk membawa makanan. Buzen melirik kearah yagen, Yagen membalas lirikan Buzen dan menghela nafas.
Memberikan kode dengan gerakan tangan 'pergi setelah ini' pada Buzen dan yang lainnya, Buzen mengangguk menyetujui begitu pula yang lainnya selagi membantu nenek tersebut menata makanan.
* * * *
Siang hari dimana warga desa memulai pekerjaan nya, warga desa terlihat bekerja di sekitar desa tetapi menghindari daerah di mana sisi bukit berada.
Berbeda dengan keempat Touken danshi yang berjalan menuju sisi bukan, tepatnya menuju kuil yang berada di atas bukit.
"Di sini kah..." Ujar Buzen
"Hee... Belum kita masuk ke kuil, auranya sudah tidak enak." Kikkou memeluk dirinya sendiri
Yagen menatap tangga kuil, samar-samar bisa mencium bau darah yang jaraknya cukup jauh tapi dengan penciuman mereka yang tajam, bisa tercium.
Yagen melangkah diikuti yang lainnya, entah bagaimana tapi setiap langkah yang di ambil menjadi semakin berat dan bau asam tercium.
Butuh waktu sekitar 10 menit sampai akhirnya mereka sampai di kuil, terlihat pohon besar dengan daun berwarna merah menjadi satu-satunya pohon yang mencolok di antara pohon lainnya.
Bau asam juga hanyir dari darah pun tercium lebih pekat saat pohon tersebut di dekati. Tidak ada satupun penjaga di kuil tersebut membuat keempatnya semakin curiga.
"Yagen-san, pohon itu... Bukan pohon biasa." Ujar Kousetsu
Kousetsu bisa merasakan suatu aura yang tidak mengenakan, bahkan aura tersebut terlihat seperti aura milik Jikan Shokogun meski hanya sedikit.
"Hmm... Apa Jikan Shokogun bisa berubah bentuk?" Tanya Buzen meletakan kedua tangannya di belakang kepala
"Sepertinya mungkin? Terakhir kali mereka muncul dengan wujud seperti serangga kan." Ujar Kikkou membetulkan letak kacamata nya.
"Jadi sekarang mereka menjadi pohon? Hee... Kreatif sekali."
Kikkou yang mendengarnya tertawa kecil. Yagen dan Kousetsu hanya menggeleng mendengarkan nya.
"Chihiro-san bilang prajurit berwarna hitam itu muncul saat malam hari, jadi kemungkinan besar tidak akan terlihat di siang hari." Ujar Kousetsu di sela membaca sutra nya
"Sepertinya kita perlu menunggu sampai malam, Yagen apa perlu salah satu dari kita berjaga di sini?" Tanya Buzen
"Hmm... Kita tempatkan Troops yang di berikan Aruji di sini dan sekitar kuil, kita akan berada di penginapan." Ujar Yagen sembari mengeluarkan bola berwarna silver
Keempatnya mengeluarkan bola berwarna silver, bola tersebut mengeluarkan cahaya dan memperlihatkan beberapa orang dengan armor berlambang bunga Lily di kanan juga kiri.
Tanpa di perintahkan, Troops tersebut menyebar seakan tau apa yang harus mereka lakukan. Yagen dan yang lainnya kembali ke penginapan menunggu hari berganti malam.
* * * *
Siang berganti menjadi sore hari, dan sore hari berganti menjadi malam hari. Warga desa mulai memasuki rumah masing-masing dan menguncinya rapat-rapat, tidak ada satupun warga yang berniat keluar dari rumahnya.
Bulan perlahan mulai memperlihatkan dirinya, aura berwarna hitam kemerahan mulai memeluhi bukit seperti kabut misterius membuat bulu kuduk siapapun berdiri.
Salah satu Troops milik Touken danshi memberikan laporan dengan kode Morse, Troops tidak bisa berbicara dan hanya bisa melaksanakan tugas yang di berikan, itu yang mereka ketahui.
"Kabut misterius mengelilingi kuil di bukit." Ujar Kikkou
"Aura jikan Shokogun?" Tanya Buzen
Kikkou menggeleng.
"Tidak diketahui—"
Tuk tuk tuk
Troops tiba-tiba saja memberikan Morse kode, membuat Kikkou dan yang lainnya menoleh.
Morse kode yang berartikan 'Pohon bergerak' membuat keempatnya berdiri dari tempat dan keluar dari penginapan.
Keempatnya meloncati atap rumah menuju sisi bukit, Yagen mengangkat tangannya menandakan ketiga nya untuk diam di tempat.
Mereka bersembunyi di balik atap, samar-samar terlihat sesuatu yang bergerak di balik kabut misterius.
Sebuah dahan pohon dengan wajah, Yagen dan lainnya bergeridik melihatnya. Wajah seperti manusia bahkan terlihat mata, hidung dan mulutnya seakan wajah tersebut menyatu dengan dahan pohon.
"Apa itu..." Bisik Buzen
"Itu tidak mungkin Jikan Shokogun." Ujar Kousetsu dengan nada pelan
Yagen terdiam.
"Oni."
Ketiganya menoleh kearah Yagen dengan mimik wajah bertanya-tanya.
"Oni?" Beo Kikkou
"Aruji bilang... Kalau di masa ini, ada Oni. Mereka makhluk yang hanya bisa keluar saat malam hari dan lemah terhadap cahaya matahari, mereka memiliki kemampuan supernatural dan mereka memakan manusia." Jelas yagen
"Memakan manusia... Apa mungkin warga yang hilang itu di mangsa oleh Oni itu?"
Buzen menunjuk kearah dahan pohon yang bergerak lambat, semakin di lihat semakin mengerikan terutama dengan wajah di dahan pohon terebut yang memutar matanya kesegala menjuru arah seakan mencari mangsa.
"Mungkin saja, Oni itu keluar di malam hari dan memangsa warga desa." Ujar Yagen
"Tapi bagaimana dengan pasukan berwarna hitam?" Tanya Kikkou
"Mungkin itu bisa saja Jikan Shokogun tapi juga kekuatan supranatural milik Oni tersebut." Ujar Kousetsu
"Huhuhuhu~"
Keempatnya menoleh kearah dahan pohon yang bergerak lambat menuju tengah desa, dahan pohon tersebut mengeluarkan tangisan seperti perempuan.
Ranting nya mengetuk pintu rumah milik warga desa, Yagen dan yang lainnya bisa merasakan hawa ketakutan dari warga desa yang berada di dalam rumah.
"Uwaa... Jujur ini membuatku ketakutan." Ujar Buzen memeluk dirinya sendiri
"Ya, ini cukup menakutkan. Membayangkan suara tangisan dengan seseorang mengetuk pintu kamar mu... Uurgh." Kikkou ikut memeluk dirinya sendiri
"Yagen, kau bilang Oni hanya bisa di bunuh dengan matahari kan, dan jikapun itu matahari akan muncul 10 jam dari sekarang." Ujar Kousetsu menoleh pada yagen yang berada di sisi nya
"... Aruji bilang Oni bisa di bunuh oleh Matahari, pedang nichirin dan racun bunga wisteria."
"Nichirin?"
Yagen menggeleng.
"Yang ku ketahui itu adalah jenis besi yang menyerap energi matahari, dan besi pedang kita bukanlah nichirin."
Yagen memegang erat bilah Tantou yang ada di pinggulnya, matanya senantiasa melihat gerak gerik Oni berbentuk dahan pohon tersebut.
"Bagaimana dengan racun Wisteria?" Tanya Kousetsu
Yagen menggeleng.
"Aku tidak mempunyai nya."
"Lalu... Bagaimana caranya kita—"
Brak! Kyaaa!
Suara pintu yang di dobrak dan teriakan seorang perempuan membuat keempatnya menoleh ke satu arah, wajah dahan pohon tadi terlihat tersenyum lebar dengan ranting yang menarik seorang perempuan muda.
Buzen dengan cepat berlari meloncati atap rumah, bilah Uchigatana di keluarkan dari Saya dan meloncat berniat memotong ranting
Slash
Ranting berhasil di patahkan, Buzen terlihat tersenyum kecil dengan mimik wajah lega. Dahan pohon tersebut mengeluarkan suara nyaring.
"Buzen!"
Yagen dan yang lainnya menghampiri Buzen, Yagen membantu perempuan tadi masuk kedalam rumah dan bersembunyi.
"Aku... Berhasil memotong rantingnya, itu seperti ranting pohon biasa." Ujar Buzen
Wajah dari dahan pohon tersebut terlihat marah, tanah di sekitar bergetar dan dahan pohon terangkat. Dahan pohon tersebut menyerang Buzen, dengan lihai Buzen menghindar.
"Wooah... Hampir saja." Gumam nya
Buzen mengangkat kembali bilah nya dan siap menyerang, dahan pohon kembali di angkat dan di hempaskan ke arah Buzen.
Buzen berniat menahan dahan pohon tersebut, tapi sayangnya insting nya berkata lain.
Buzen terdorong saat menahan dahan pohon tersebut, kikkou juga Kousetsu yang berada di dekatnya juga tak sempat menghindar membuat keduanya ikut terdorong dan menabrak salah satu rumah.
"Urrgh...."
Dahan pohon tersebut kembali mengeluarkan suara nyaring, bukan hanya itu Dahan pohon tersebut mengeluarkan asap berwarna kemerahan membuat jarak pandang terhalang.
Terdengar suara auman membuat tubuh keempat Touken danshi gemetar untuk sesaat, ssap merah perlahan mulai menghilang memperlihatkan pasukan Jikan Shokogun.
"Hah! Ternyata memang benar Jikan Shokogun." Gumam Buzen
Jikan Shokogun meloncat dan menyerang Buzen juga ketiga Touken danshi lainnya, dahan pohon tadi perlahan mundur seakan menjauhi daerah pertarungan.
Buzen bersiul, Troops yang berada di sekitar dan berada di atas atap memperlihatkan diri dengan busur di tangan.
"Aim! Fire!" Seru Buzen
Troops menembakan anak panah pada Jikan Shokogun juga dahan pohon yang mencoba lari, beberapa Jikan Shokogun tumbang karna panah dan Dahan tersebut kembali bersuara nyaring Karna panah menyakiti nya.
"Sakit! Sakit! Sakit!" Teriak dahan pohon dengan wajah wanita
Dahan pohon itu menghentak ke tanah membuat tanah gemetar, terdengar suara panik dari warga yang berada di dalam rumah Karna hentakan yang di buat dahan pohon tersebut.
Dahan pohon tersebut menyerang Troops yang berada di dekatnya dan meremasnya sampai Troops tersebut menghilang menjadi helaian bunga sakura.
Dahan pohon itu kembali menyerang dan menghancurkan sekitar. Kousetsu, kikkou dan Buzen sibuk melawan Jikan Shokogun.
Yagen sendiri memerhatikan dahan pohon dari atas atap rumah, dahan pohon tersebut bergerak dengan cepat ke tangga kuil dan kabut menjadi lebih tebal seakan menutupi dahan pohon tersebut.
"Yagen! Dimana Oni tadi?!" Seru Buzen selagi memasukan bilah Uchigatana ke saya nya.
"Dahan pohon tadi kembali ke kuil, kita harus mengejarnya." Ujar Yagen
Buzen mengangguk di ikuti yang lainnya, keempatnya pergi ke kuil dan dari balik kabut Jikan Shokogun kembali muncul.
"Sepertinya mereka tidak akan membiarkan kita masuk kedalam kuil dengan mudah." Ujar Kousetsu
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top