His Temptress | 23
"Harletta menghilang," ucap Eugene ketika Ewan masuk ke dalam ruangannya sendiri, dan Ewan bahkan belum sempat duduk ketika Eugene mengatakan hal itu kepadanya.
Ewan mengernyitkan alisnya dan bertanya kembali, "Bagaimana dia bisa hilang kalau Harletta belum sadarkan diri?"
"Dia menghilang bukan karena dia menghilangkan dirinya sendiri, Ewan." Eugene melemparkan beberapa foto diatas meja Ewan."Thomas dan Michael sudah memeriksa hasil CCTV yang ada dirumah sakit. Dan dari hasil tersebut, sepertinya semalam Lidya tidak berada di rumah sakit dan penculik itu sudah tahu pergerakan Lidya."
"Bagaimana bisa Harletta..."
"Sepertinya Prescott ada hubungannya dengan semua ini, Ewan," jelas Eugene sebelum Ewan menyelesaikan pertanyaannya. "Yang lebih buruk lagi, kita sudah menjadwalkan operasi untuk Harletta dan dengan menghilangnya Harletta, keberadaan Terry menjadi tidak berguna!"
"Kau sudah memeriksa CCTV pada setiap jalanan di dekat rumah sakit?"
"Belum," jawab Eugene. "Aku sudah menghubungimu puluhan kali untuk meminta ijin untuk melakukan—"
"Kalau begitu lakukan sekarang Gene." Sebelum Eugene sempat bergerak, Ewan sudah menghubungi Thomas dengan cepat. Ketika telepon diseberang tersambung dan Ewan mendengar suara Thomas, ia langsung berkata, "Aku ingin kalian memeriksa setiap jalanan di Las Vegas, tanpa terkecuali. Ambil alih gambar CCTV yang terbentang disetiap jalanan, aku menginginkan setiap ruas jalanan, setiap gambar CCTV. Kalian mengerti?"
Sebelum Thomas menjawab, Ewan sudah melanjutkan ucapannya, "Thomas, aku menginginkan Harletta kembali, hari ini. Kau bisa melakukannya?"
"Tiga puluh menit, Ewan."
"Lima belas menit dan langsung kabari aku," putus Ewan cepat, lalu ia mematikan sambungan telepon. Ewan menatap Eugene dan bertanya, "Di mana Lidya?"
"Di rumah sakit, tapi aku tidak tahu apa yang sedang dilakukannya. Mungkin sekarang ia sudah mendengar berita mengenai saudara tirinya itu, karena Jason seharusnya sudah mengetahui hal itu. Pihak rumah sakit sedang melakukan pencarian, Ewan."
Tanpa menjawab atau memberikan komentar mengenai penjelasan Eugene, Ewan memutari meja kerjanya dan berjalan menuju pintu keluar. Ia hanya berkata singkat kepada Eugene tanpa menoleh kearah pria itu, "Kabari aku dalam lima belas menit, Gene."
"Jangan matikan ponselmu," ucap Eugene.
°
Ewan tahu kalau ia seharusnya tidak peduli dengan Lidya. Ia seharusnya pura-pura tidak peduli walaupun sebenarnya ia tidak bisa tidak merasa peduli. Masalahnya, otak Ewan seakan-akan menggambarkan apa yang tengah terjadi pada wanita itu. Apakah wanita itu sedang menangis, apakah wanita itu sedang bingung dan apakah... wanita itu sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan Harletta kembali.
Ketika Ewan masuk kedalam lorong rumah sakit, dan melihat dari jauh bagaimana wanita itu menangis di pelukan Jason. Akal sehat Ewan seolah pias. Ia tidak bisa berpikir dengan jernih, ia tidak bisa memikirkan hal lain ketika melihat sosok pria lain meraba punggung dan mengusap pipi wanita itu yang sudah basah karena air mata.
Ia tidak bisa... sialan!
Ewan mengepalkan kedua tangannya. Seharusnya ia pergi dan seharusnya ia tidak pernah datang kerumah sakit ini. Ini adalah hal bodoh yang dilakukannya dua kali dengan kesadaran penuh. Namun ketika akal sehatnya pergi, Ewan tahu kalau ia sudah menjadi pria tertolol didunia.
Karena bukannya pergi, ia malah berjalan menuju kedua sosok yang membuatnya marah. Dengan cepat ia melangkahkan kaki. Iya, kali ini Ewan memutuskan bahwa tidak ada yang bisa menyakitinya lagi—termasuk wanita itu.
Gabe benar. Ewan tidak akan pernah membiarkan ada satu orangpun yang menyakitinya, dan memberikan hatinya kembali adalah hal yang tidak akan pernah dilakukannya dengan mudah. Tidak akan pernah.
Dan keputusan pertama yang diambilnya kali ini adalah jangan pernah menjadi pria tolol untuk yang kedua kalinya lagi.
°
Lidya akan menobatkan hari ini sebagai hari-nya yang paling sial. Bukan hanya karena Gabriel Montano telah menghinanya dengan kata-kata kasar, tapi juga karena ia bisa kecolongan. Bagaimana bisa dalam tiga jam, Harletta diculik oleh orang suruhan ayahnya? Bagaimana bisa hal ini terjadi ketika ia sedang menjadi wanita bodoh?
Ia menangis dalam pelukan Jason, sementara Jason menenangkannya. "Pihak rumah sakit sedang berusaha melacak siapa orang yang telah berpura-pura menjadi staff rumah sakit dan membawa kabur Harletta. Tenanglah sedikit Lidya."
"Bagaimana mungkin aku bisa tenang? Bagaimana bisa hal ini terjadi padaku, Jason?" tanya Lidya pilu.
"Maafkan aku."
"Bagaimana kalau pria yang menculiknya itu bertindak kasar kepada Harletta? Bagaimana kalau ternyata saat kita menemuinya, Harletta—" Lidya menggeleng dan berbisik pelan, "Aku harus bagaimana...?"
"Kau tahu bagaimana caranya, Dee. Wellington pasti bisa—"
"Tolong hentikan itu," ucap Lidya pelan. Ia mendorong tubuh Jason dan menangis lagi, "Jangan libatkan dia lagi. Kau tahu aku tidak akan bisa meminta tolong padanya. Aku..."
Jason menatap Ewan yang tengah berjalan kearah mereka. Ia menghela nafas dan berkata kepada Lidya. "Ini adalah kesempatan terakhirmu, Dee. Buang sifat keras kepalamu itu, kalau kau tidak bisa melakukannya, setidaknya lakukan hal ini untuk saudara-mu sendiri."
Sebelum Lidya mengatakan apapun, Jason meninggalkan Lidya sementara wanita itu tengah berpikir keras mengenai apa yang harus dilakukannya. Lidya tahu kalau ia harus meminta tolong kepada Ewan, ia juga tahu kalau sikapnya ini bisa saja menyakiti Harletta. Tapi ia tidak sanggup lagi terlibat dengan Ewan, bukan hanya karena Lidya tidak ingin berhutang budi kepada Ewan, tapi karena ia tidak sanggup untuk merasakan aroma pria itu sekali lagi.
Karena aroma Ewan... adalah aroma yang akan mengingatkannya betapa buruk dirinya dan betapa jahat dirinya.
Masih dalam pemikirannya, mendadak tubuhnya ditarik dengan kasar dan kedua lengannya digenggam dengan begitu kencang hingga Lidya merasa sakit. Sebelum ia mendongak, Lidya menghirup aroma aftershave yang dikenalinya dan ia terdiam tanpa berusaha mencari tahu siapa pria itu.
"Sedang asik dengan pacar barumu, Miss Prescott?"
Lidya mendongak dan menyadari kedua mata hijau yang disukainya tengah menatapnya dengan dingin. "Marshall..."
"Aku mendengar kabar kalau saudaramu menghilang." Ewan berusaha keras untuk tidak memeluk wanita dihadapannya ini, ia melepaskan genggamannya dan membuat jarak dengan Lidya. "Apakah berita itu benar?"
"Itu sama sekali bukan urusanmu."
"Benar. Itu sama sekali bukan urusanku, tapi aku kesini untuk menawarkan sebuah kesepakatan yang akan menguntungkan kita berdua." Ewan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Ketika Lidya menatap kearahnya, Ewan tersenyum miring. "Ingin mendengarnya?"
"Kesepakatan apa?" tanya Lidya pelan.
Ewan memiringkan kepalanya dan tersenyum sinis. Iya ia memang seharusnya dari awal melakukan hal ini kepada wanita itu. Pembalasan yang manis, bukan begitu? "Aku akan membeli dirimu dan sebagai gantinya aku akan membantumu untuk menyelamatkan Harletta. Aku akan memberikan kehidupan lagi kepada Harletta seperti yang selama ini kau inginkan."
Tubuh Lidya menegang.
"Apa?" bisik Lidya pelan seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.
Ewan melangkah satu kali, mengulurkan tangan dan mencengkram tengkuk Lidya dan membuatnya mendongak untuk melihatnya lebih dalam. "Jual tubuhmu dan aku akan menyelamatkan Harletta. Kesepakatan yang tidak membuat kerugian bagi siapapun bukan?"
"Marshall..."
"Panggil aku Ewan, dan kalau kau setuju, langsung saja panggil namaku dengan nama yang barusan kuberikan." Ewan mencengkram tengkuk Lidya dengan lebih erat, "Dan untuk peraturan pertama yang harus kau turuti Miss Prescott. Jangan pernah memanggilku dengan nama itu, karena aku tidak menyukainya."
Tubuh Lidya menegang ketika ucapan dingin itu mengalun ditelinganya. Matanya terbelalak ketika melihat mata hijau itu tidak menampilkan ekspresi apapun. Dan akhirnya Lidya membutuhkan waktu lebih dari tiga menit sebelum akhirnya bertanya kepada pria itu, "Apa maksudmu sebenarnya?"
"Bukankah kau tahu apa yang aku maksudkan?"
Lidya menggeleng.
"Aku akan menjelaskannya dengan lebih mudah bagimu." Ewan menunduk lebih dalam hingga bibirnya berada di telinga wanita itu, kemudian dengan dingin ia berkata, "Be my whore, just like any other woman who ever warmed my bed. And instead, I'll help you out for free."
Dan seakan menekankan keseriusannya terhadap kesepakatan bodoh itu, Ewan berkata, "Miss Prescott, Make your choice."
TBC | 10 July 2017
Repost | 20 Maret 2020
Pasukan VOMMENT? *smirk*
Dear semuanya, untuk beberapa hari ke depan miss K gak bisa repost Ewan dulu. Sebenernya Nath sendiri bilang miss K boleh istirahat dan gak perlu maksain repost (secara, kan setiap repost miss K ikutan baca juga 😏), Kondisi Miss K lagi gak bagus dari beberapa hari yg lalu, jadi mau minta pengrtiannya ke kalian semua buat minta izin istirahat sejenak. Kalo ternyata repost Ewan masih berlanjut itu berarti miss K udah baikan, atau bisa jadi itu Nath sendiri yang repost 😏😏😏. Btw, mohon doanya untuk Nath semoga cepet sembuh juga dan semoga miss K juga gak kenapa-napa 🙏🙏.
Buat semuanya mohon Jaga diri ya. Jangan lupa selalu pakai masker jika keluar rumah dan jangan lupa cuci tangan atau pakai hand sanitizer. Kalau ada gejala sakit segera periksa ke rumah sakit yang dirujuk pemerintah dan kita juga doakan buat keselamatan semuanya.
With love Miss K
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top