His Temptress | 13
Dua hari kemudian, Ewan tidak meninggalkan Perancis, ia hanya mengunjungi salah satu kantornya yang ada di Las Vegas karena Eugene telah menyuruhnya untuk memberikan sedikit perhatian terhadap beberapa laporan yang tergeletak diatas meja kerjanya. "Salah satu tempat kita di Ibiza, memerlukan renovasi. Kemarin pihak keamanan klub kita menemui adanya transaksi ilegal disana."
"Bersihkan saja, Gene."
"Satu lagi, Ewan. Pihak Hongkong menolak untuk bekerja sama. Sepertinya mereka terlalu curiga kita menginginkan mereka sebagai tawanan dibandingkan teman seperjuangan, aku curiga kalau ini berhubungan dengan cara Vincent yang terlalu kasar."
Ewan membaca laporan tertulis dengan teliti, menandatangani berkas tersebut sebelum kembali menatap Eugene. "Lakukan saja apa yang menurutmu harus dilakukan, Gene."
"Dan, ada hal yang lebih penting, Ewan."
Ewan mengangkat alisnya seolah menunggu Eugene menyampaikan hal yang ingin disampaikan oleh pria itu, namun sebelum Eugene mengatakan sesuatu, pintu kantor Ewan terbuka dan menampilkan Robert Wellington masuk kedalam ruangan dengan gaya angkuh seperti biasanya.
Pria setengah baya itu terlihat marah, matanya menyipit ke arah Ewan karena menyadari sikap puteranya yang sama sekali tidak sopan. Ewan diharuskan berdiri ketika ayahnya masuk kedalam ruangan, Ewan diharuskan menunduk ketika ayahnya marah. Tapi sekarang ia tidak melakukannya. Dan hal itu membuat Robert menjadi marah.
Robert berdiri dihadapan Ewan dimana meja membatasi mereka. "Apa kau sekarang sudah berubah menjadi anak yang tidak tahu tatakrama, Marshall?"
Ewan tidak menjawab.
"Nampaknya wanita sialan itu benar-benar merubahmu, Nak. Syukurlah ibu-mu sudah mati." Robert menyipitkan matanya dan mendengus, "Kau property yang tidak berguna, Marshall. Bagaimana bisa kau tidak menghabisi wanita yang sudah meninggalkanmu di depan altar? Bagaimana bisa kau membiarkan wanita itu menginjak-mu lagi?!"
Ewan tidak menjawab.
"Sebagai Wellington seharusnya kau menghancurkan keluarga Prescott. HARUSNYA ITU YANG KAU LAKUKAN!"
Dengan santai kedua tangan Ewan ditangkupkan diatas meja, sementara punggung Ewan bersandar pada kursi. Ewan tersenyum miring dan berkata,"Dan membuatmu bahagia, Pak Tua?"
"Kau-!"
Ewan bangkit dan mengitari mejanya, ia memasukkan kedua tangan kedalam saku, menutup matanya perlahan dan ketika membuka matanya lagi, mata hijaunya sudah berubah. Tanpa disangka Robert, Ewan memukulnya dengan sangat keras hingga terjerembab diatas lantai.
Tatapan Ewan terasa dingin ketika Robert mendongakkan kepalanya untuk menghina puteranya lagi. Namun tatapan itu terasa membekukannya. Ewan menundukkan tubuhnya hingga tatapan mereka sejajar, lalu Ewan berkata dengan nada dingin, "Jangan pernah mengucapkan hal seolah-olah aku adalah property-mu, Mr. Wellington."
"Jangan memanggilku dengan nama itu,"lanjut Ewan.
Robert tersenyum miring dan tertawa keras seolah mengejek Ewan. "Kenapa? Karena nama itu membuatmu rindu dengan bagaimana wanita kesayanganmu itu mendesah nikmat dibawahmu, Marshall?"
"Kau tidak akan mau melihatku lepas kontrol, Mr. Wellington,"ucap Ewan dingin.
"Dan kau pikir, kau bisa membunuhku hanya karena lepas kontrol, Marshall?!" Robert tertawa keras. "Kau tidak lebih dari sebuah property tidak berguna! Sebagai property saja kau tidak memiliki harga, Marshall! Bagaimana mungkin wanita itu memilihmu dibanding keluarganya yang mampu memberikannya kekayaan?!"
Mata hijau Ewan seolah meredup.
"Kau bukan siapa-siapa, Marshall. Lagi dan lagi, Lidya Prescott tidak akan pernah memilihmu. Kau tahu kenapa?"
Ewan tidak menjawab.
"Karena wanita itu tidak pernah mencintaimu. Karena kau tidak memiliki apapun untuk dibanggakan, Marshall." Tawa Robert menggelegar dan tatapannya kembali kearah Ewan yang masih menatapnya, "Akui saja Marshall Wellington. Kau masih laki-laki lembek yang harus kupukul setiap harinya hanya untuk membuatmu tahu dimana tempatmu yang sebenarnya."
Tahu kalau Ewan sudah berada dibatas kendalinya, Eugene yang tadinya terdiam langsung berjalan kearah Ewan untuk menarik atasannya itu pergi. Namun apa yang ingin dilakukan Eugene tidak cukup cepat untuk membuat Robert berteriak dibawah tubuh Ewan.
Ewan mencekik leher gempal Robert dengan sangat keras, sementara pria tua itu mengeluarkan nafas tersendat-sendat. Tangan gempal Robert berusaha memukul Ewan, namun Ewan tidak melepaskannya sama sekali malah mempererat cengkramannya.
"Ewan!" Teriak Eugene. Ia mencoba untuk membantu Robert melepaskan diri, namun Ewan sama sekali tidak bergeming. "Ewan, kita akan mendapatkan masalah dan..."
"Shut up, Eugene, atau aku akan membunuhmu terlebih dahulu."
Bukan ucapan Ewan yang membuat Eugene berhenti berusaha membantu Robert, tapi karena Ewan menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin. Tatapan membunuh yang sarat akan luka.
Kemudian tatapan Ewan kembali lagi kepada Robert yang wajahnya sudah memerah karena sesak nafas. Ewan menatap Robert dengan mata hijau dinginnya. "Jangan pernah membuatku marah ayah, karena kau tidak akan menyukai apa yang bisa kulakukan padamu." Ewan mempererat cengkramannya. "Aku bisa saja membunuhmu dan tidak ada seorangpun yang bisa memasukkanku kedalam penjara. Kau pikir selama lima tahun ini apa saja yang sudah kulakukan?"
"Bermain?" Ewan tertawa kecil, tawa yang mengerikan ditelinga Eugene dan juga Robert. "Kau masih hidup sampai hari ini karena aku sudah bersumpah kepada ibuku, wanita sialan yang kau tinggalkan hingga sekarat, untuk membiarkanmu hidup."
"Aku juga tahu, kau adalah salah satu orang yang sudah membuat Lidya pergi dariku. Aku tidak bodoh, ayah." Ewan mencengkramnya lagi. "Listen me, Robert Wellington. Berdiri dihadapanku lagi, coba saja sentuh dia sekali lagi, aku akan membuatmu tidak bisa lagi melihat hari esok."
Lalu Ewan melepaskan genggamannya dan Robert terbatuk-batuk sementara seluruh tubuh gempalnya bergetar.
Ewan berdiri dan merapikan jas-nya tetapi mata hijaunya masih menatap Robert dengan dingin. "Aku tidak akan pernah melupakan apa yang sudah dilakukan wanita itu kepadaku, Robert, sama seperti aku tidak akan pernah melupakan bagaimana perlakuanmu terhadap ibuku yang malang. Dan aku diam bukan berarti tidak berbuat apapun."
"Penjaga keamanan akan segera kesini sebentar lagi, Ewan." Eugene berdiri disisi Ewan dan memberitahu pria itu. Ia berharap tidak ada lagi Ewan yang gila karena ketika Ewan ingin membunuh seseorang, Ewan akan melakukannya.
"Percayalah, ayah. Aku akan membuatmu, dan keluarga Prescott merasakan apa yang pernah kurasakan."
"Dan kau pikir dia akan memilihmu setelah kau melukai keluarganya? DIA TIDAK AKAN PERNAH MEMILIHMU, MARSHALL!" Robert tertawa mengejek kearah Ewan seolah-olah Ewan tidak memiliki pilihan lain.
Ewan menatap Robert seolah tidak peduli.
"Dan kenapa aku harus peduli dengan tanggapan wanita itu kepadaku?" Tanya Ewan. Lalu Ewan tersenyum kecil menertawakan Robert yang terlihat takut. "Kenapa aku harus memikirkan orang yang sudah menyakitiku?"
Saat itu Robert tahu kalau ia sudah melakukan hal yang salah. Semua hal ini, gertakan yang baru saja diucapkannya semata-mata hanya untuk membuat puteranya tunduk padanya. Karena selama ini Robert selalu mampu mengikat rantai disekitar leher Ewan hanya dengan memanipulasi perasaan anak itu.
Tapi sekarang, Robert tidak mengenal pria dihadapannya. Ia tidak lagi mengenal puteranya. "Jessyln akan menangis dalam kuburnya, Marshall." Robert tertawa, "Kau pikir apa yang akan dipikirkan ibumu kalau dia tahu putera tersayangnya menjadi pembunuh?"
Robert pikir Ewan akan diam. Tapi Ewan malah tersenyum, dan mata hijaunya terlihat sangat dingin. Tidak lagi berkilat penuh kemarahan. Ewan tersenyum namun matanya memancarkan hawa dingin yang tidak sanggup diterima oleh siapapun. "Sayangnya, ibuku sudah meninggal. Dan sebagai jawabannya, ibuku akan tertawa karena puteranya sekarang tidak lagi menjadi bodoh."
"Bagiku, Lidya Prescott sudah meninggal. Dan orang yang sudah meninggal seharusnya tetap pada tempat dimana seharusnya dia berada, bukan?" Ewan membalikkan tubuh dan melambaikan tangan kearah Eugene, "Usir dia."
Dan Eugene melakukannya.
TBC | 23 june 2017
Repost | 10 Maret 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top