His Temptress | 06

Spanyol.

Ewan berjalan dengan santai ke salah satu perkantoran Gabe yang ada di Spanyol. Sesekali ia mengedipkan salah satu matanya ke staff Gabe. Dan ia membiarkan tatapan wanita lain seolah mengatakan kalau dirinya gila. Ewan memang selalu melakukan hal yang gila, contohnya saja sekarang, yang baru saja di kedipi-nya adalah staff pria yang memiliki tubuh tidak lebih dari 170 cm.

Ia tidak benar-benar bermaksud melakukannya, hanya untuk bersenang-senang tapi melihat wajah para wanita itu membuatnya ingin tertawa.

Ketika langkahnya berada di depan sekretaris cantik yang pernah menjadi teman tidurnya, Ewan meletakkan tangan diatas mejanya dan menunduk, "Jadi, apa kau ditugaskan untuk membuatku takluk lagi agar aku tidak masuk ke dalam ruangan Gabe?"

"Mr. Wellington!"

"Call me Ewan. Aku sudah mengatakannya berulang kali, Belle."

Wanita cantik berkebangsaan skotlandia itu memutar bola matanya diudara dan mendesah kesal, "Dan sudah berulang kali kukatakan kalau namaku bukan Belle, sir!" Lalu ia keluar dari biliknya dan bersidekap di depan pintu ruangan Gabe dan memincingkan matanya. "Mr. Montano sudah meninggalkan pesan kalau beliau tidak bisa diganggu, termasuk oleh anda, sir! Jadi anda bisa kembali nanti ketika beliau tidak sedang sibuk."

"Aku ada urusan dengannya."

"Mr. Montano juga mengatakan kalau aku bisa mengusir anda dengan cara keras yang aku tahu, jangan paksa aku untuk mengusir anda melalui tim keamanan."

Ewan tertawa terbahak-bahak dan tersenyum menggoda, "Kenapa bukan kau yang mengusirku? Aku dengan senang hati akan pergi bersamu."

"He-hentikan itu!Aku tidak akan jatuh kedalam perangkap anda lagi!"

"Ayolah, Belle, kau tidak mungkin marah hanya karena aku meninggalkanmu di atas tempat tidur Gabe, bukan?"

"Kau sudah membuatku malu! Aku bahkan berpikir Mr. Montano akan memecatku saat itu juga!" Teriak wanita itu kesal. Ia menghentakkan kakinya dan menatap garang kearah Ewan. "Mungkin bagimu lucu, tapi tidak untukku. Aku lebih mementingkan pekerjaan itu dibanding mengikuti kegilaanmu!"

Ewan hanya tersenyum dan mengendikkan acuh. Ia berbisik pelan di telinga wanita itu,"Dan kalau kau mengusirku, kau bisa saja di pecat oleh Gabe." Lalu ia terkekeh pelan sebelum melanjutkan ucapannya. "Omong-omong, aku masih memiliki video saat kau berbaring pasrah sambil menggodaku."

Wanita itu tersentak dan tubuhnya gemetar.

"Lucu kalau video itu tersebar, tapi karena aku masih sayang dengan video erotis itu, aku masih menyimpannya untuk diriku sendiri."

Dan wanita itu tidak kuasa menahan Ewan, tepatnya hanya orang gila yang mau menahan pria itu dengan seluruh ide gila yang dimilikinya. Dengan tenang Ewan berjalan masuk ke dalam ruangan Gabe tanpa mengacuhkan wanita pirang yang kini berdiri dengan tubuh gemetar. Sayangnya, wanita itu sama sekali tidak tahu kalau Ewan hanya bercanda.

°

"Lagi, Ana. Jangan berhenti sampai kusuruh..." geram Gabe ketika istrinya menciumnya dengan penuh hasrat. Sementara tangannya mulai mengelus punggung Ana yang masih terbalut gaun musim panas.

"Touch me..." bisik Ana lembut.

"I will-"

Sebelum Gabe menyelesaikan ucapannya, mendadak seseorang berkata tepat di samping telinganya dengan suara meledek yang sangat khas, "I will touch you, Ana, kalau suamimu mau mengijinkanku melakukannya."

Sontak Gabe dan Ana mengurai pelukan mereka, lalu dengan panik merapikan pakaian yang berantakan. Gabe berdiri dengan wajah menahan malu, bagaimana bisa Ewan masuk ke dalam ruangannya tepat di saat ia dan Ana sedang pemanasan untuk-Oh! Terkutuklah Ewan Wellington!

"Apa yang sebenarnya kau pikirkan, Ewan?!" teriak Gabe menutupi tubuh Ana di balik tubuhnya.

Ewan mengendikkan bahunya tak acuh dan dengan wajah tak bersalah, ia berkata, "Aku bosan dan Maxie sedang tidak bisa membuat hatiku membaik, jadi aku berbaik hati untuk mengunjungimu. Kau senang?" Ewan memainkan alisnya sementara Gabe menahan diri untuk tidak memukul wajah tampan sahabatnya yang gila itu.

"Panggil aku gila kalau sampai aku bilang merindukanmu, Ewan. Seriously, kau adalah orang terakhir yang akan kurindukan, bahkan kalau aku harus merindukan salah satu temanku."

"Jangan begitu, aku tahu kau rindu padaku sobat."

"Kenapa kau selalu datang pada timing yang tidak tepat Ewan?!" teriak Gabe. Ia hampir mendapatkan pelepasan, demi Tuhan tidak bisakah Ewan mengetahui bagaimana sulitnya mengajak Ana untuk bercinta di dalam kantor? Itu membutuhkan perjuangan dan-Sialan!

Seperti biasanya Ewan mendengus, "Kalian bisa melakukannya lagi kalau begitu," ucap Ewan sebelum berbalik dan melambai tangannya sambil memperlihatkan kunci yang tadi terletak diatas meja Gabe dengan tenang. "Aku pinjam boat-mu."

"Jangan melakukan atraksi gila seperti bulan lalu."

Ketika Ewan tidak mengatakan apapun, Gabe berkacak pinggang dan sebelum Ewan menutup pintu, ia berteriak, "Aku tidak mau mendapati salah satu kapal pesiarku ditemukan dengan atap yang rusak karena kau menabrakkan boat, Ewan!"

Gabe mengatakan hal itu bertepatan dengan suara tutupnya pintu, dan nampaknya apapun yang baru saja dikatakan Gabe tidak akan didengar oleh pria itu. Dengan kesal Gabe mendesah kesal dan bertatapan dengan Ana yang tersenyum geli kearahnya. "Ada yang lucu, sayang?"

"Lucu, kapan lagi aku bisa melihatmu kehilangan kesabaran, Gabe? Nampaknya hanya Ewan yang mampu melakukannya." Ana berjalan kearah suaminya dan memeluknya erat, lalu berbisik, "Memangnya ada lagi?"

"Ada. Kau."

"Aku?"

Sambil terkekeh Gabe melingkarkan lengannya di sekeliling pinggang Ana dan berbisik, "Kalau Ewan mampu membuatku hilang kesabaran, kau istriku, mampu membuatku hilang akal."

"That's sound romantic..."

°

Ewan mengambil salah satu boat koleksi Gabe, menyalakan mesin dan mulai menaikinya, sebelumnya ia sudah melepas kemeja yang dikenakannya dan membiarkan dirinya topless hanya dengan celana boxer. Boat itu mengelilingi beberapa kali di port Olympic, begitu suara boat menderu, Ewan bisa merasakan boat tersebut membawanya menuju tengah laut.

Dengan tenang ia menekan gas lebih dalam lagi hingga boat Gabe semakin cepat berjalan ke tengah. Kemudian ia memelankan kecepatan boat dan dengan seenaknya melepas genggamannya pada stir boat. Kecepatan dan juga rem yang begitu dipaksakan, membuat tubuh Ewan terpental. Namun Ewan membiarkan tubuhnya terpelanting ke belakang dan masuk ke dalam laut karena ini adalah kegiatan extreme yang sangat disukainya, membuat kecelakaan kecil dalam permainan air yang dimainkannya.

Ia bisa melihat bayangan boat yang mulai menghilang. Namun ia tidak peduli, yang Ewan inginkan adalah menenangkan hatinya jadi ia menenggelamkan dirinya semakin dalam ke dalam laut.

Sudah berakhir, Ewan. Itulah yang selama bertahun-tahun ini dikatakannya untuk dirinya sendiri, bahwa segalanya sudah berakhir tapi ada satu sudut di dalam hatinya yang tidak bisa membiarkan hal itu berakhir begitu saja. Seakan-akan iblis di dalam dirinya berteriak meminta pembalasan yang setimpal.

Sejak semua sahabatnya menikah, Ewan merasa kembali ke dirinya yang dulu. Bukannya ia tidak menyukai kebahagiaan yang dirasakan oleh sahabatnya. Tentu saja ia sangat bahagia, malah Ewan berulang kali mengucap syukur atas pernikahan para sahabatnya yang jelas-jelas sangat bahagia itu. Permasalahannya bukan terletak pada mereka, tapi pada dirinya.

Ewan membiarkan tubuhnya perlahan naik ke permukaan, menarik nafas berulang kali dan terengah-engah karena terlalu lama di dalam air. Dengan gerakan alami seorang perenang, Ewan membiarkan tubuhnya terlentang di atas air itu, seakan-akan sedang tertidur di atas tempat tidur empuknya.

Laut di Port Olympic memang tidak seindah di samudra atlantik, tidak sedingin di sana juga. Tapi tetap indah dengan sinar matahari yang terang dan juga langit yang berwarna biru di padukan dengan awan putih seperti kapas. Semuanya indah... terlihat sangat sempurna, kecuali dirinya.

TBC | 4 Juni 2017

Repost | 03 Maret 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top