Bab 18- Tidak pernah mencintainya.

Keenan kembali mengunjungi Shane di rumah sakit dengan wajah kesal dan khawatir yang sama ketika ia terakhir kali mengunjungi Shane. Ia yang sedang memiliki tugas dari Mikhael baru bisa mengunjungi Shane setelah tugasnya selesai.

"Apa?" Shane menatap Keenan seolah tidak terjadi apa-apa.

Keenan mendengus kasar. Ia ingin sekali mengocehi Shane, tapi ia tahu bahwa itu akan percuma saja. Sahabatnya selalu bertindak sesuai kemauan sendiri. Dan rencana selanjutnya yang Shane maksud adalah ini. Menusuk diri sendiri. Keenan cukup tahu bahwa Matt tidak akan mungkin menusuk Shane karena itu sama saja dengan bunuh diri. Matt tentu tak akan memperjelas kecurigaan orang padanya.

"Aku harap ini yang terakhir kalinya, Shane. Aku takut jika akhirnya kau benar-benar mati karena ulahmu sendiri." Keenan menatap Shane lelah.

Shane menganggukan kepalanya patuh. "Aku akan mendengarkan ucapanmu dengan baik, Kee."

Keenan mendengus jengkel. Jika saja Shane bukan sahabatnya, mungkin ia sudah menghajar Shane habis-habisan. Ia benci melihat wajah tidak berdosa Shane.

"Ah, Kee, aku memiliki pekerjaan untukmu." Shane meraih ponselnya yang baru beberapa menit lalu ia letakan setelah berteleponan dengan Aimee.

"Ini adalah titik keberadaan Matt saat ini. Temukan dia sebelum orang-orang Edzard menemukannya." Shane menunjukan titik lokasi Matt di ponselnya.

"Aku akan mengurusnya," balas Keenan setelah melihat keberadaan Matt.

"Jangan terlalu kasar padanya, Kee." Shane mengingatkan Keenan seolah ia masih memiliki belas kasihan.

Keenan mengabaikan seruan tidak penting Shane. Bagaimana cara mengurus Matt adalah urusannya. Yang pasti ia tidak akan membunuh Matt tanpa perintah dari Shane.

"Aku pergi sekarang."

Shane mengangkat tangannya, mempersilahkan Keenan meninggalkan ruangannya.

Seperginya Keenan, Shane tersenyum kecil. Matt pasti akan sangat menderita di tangan Keenan. Pria tidak berperasaan seperti Keenan tahu dengan baik bagaimana cara memperlakukan orang seperti Matt.

Rencana Shane kini sudah selangkah lebih maju. Ia berhasil merenggangkan hubungan Matt dan Edzard. Secara tidak sadar Edzard telah melakukan kesalahan dengan terlalu mengasihinya. Melalui Matt, Shane akan menghancurkan Edzard. Membuka satu demi satu kebusukan Edzard hingga semua orang akan menghujat dan menyumpah serapah Edzard. Shane juga akan menunjukan pada semua orang bahwa kakaknya bukanlah pembunuh. Dan ia juga akan mengungkapkan bagaimana kematian kakaknya yang bukan disebabkan oleh bunuh diri.

Mengingat masalalu membuat dada Shane bergemuruh emosi. Senyum kecil yang tadi terlihat di wajahnya lenyap tak berbekas. Ia ingat hari di mana ia melihat dengan matanya sendiri sang kakak dibawa paksa oleh para polisi yang menangani kasus kematian seorang jurnalis. Saat itu ia ingin sekali menggapai kakaknya, tapi ia dihalangi oleh polisi yang berjaga di sekitar tempat kejadian.

Shane tahu bahwa kakaknya tidak akan pernah membunuh orang. Kakaknya yang penyayang bahkan tidak bisa membunuh semut yang menggigit tubuhnya sendiri. Kala itu Shane masih anak kecil yang tidak bisa apa-apa selain menunggu di depan kantor polisi sembari meminta pada polisi manapun yang bekerja di sana untuk membebaskan kakaknya.

Di hari reka ulang kejadian, Shane bertemu dengan kakaknya. Dan sang kakak yang tak ingin ia cemas, meminta dirinya untuk segera pulang. Dengan lugunya sang kakak mengatakan bahwa setelah semua selesai ia juga akan pulang. Shane mengikuti mau kakaknya dengan pulang, tapi selang beberapa jam dari kepulangannya, sang kakak diberitakan tewas bunuh diri. Pada akhirnya sang kakak tidak akan pernah bisa kembali lagi ke tempat mereka tinggal.

Shane tidak percaya bahwa kakaknya melakukan bunuh diri, tapi lagi-lagi ia tidak bisa membuktikan rasa tidak percayanya itu. Media, instansi hukum dan masyarakat membicarakan bahwa kakaknya adalah pembunuh yang melakukan bunuh diri karena tidak ingin menjalani hukuman di penjara.

Shane ingin membungkam mulut semua orang yang telah membicarakan hal kejam tentang kakaknya. Hal yang telah mendorongnya pada pembunuhan pertamanya yang terjadi disaat usianya baru belasan tahun. Dahulu ketika Shane ingin membunuh orang yang menghinanya atau kakaknya, ia selalu ditahan oleh kakaknya, tapi setelah kakaknya tiada, tidak ada lagi orang yang bisa menahan kegilaan Shane.

Satu pembunuhan ke pembunuhan lainnya dilakukan oleh Shane. Hingga akhirnya membunuh memberikan kepuasan tersendiri baginya.

Ketika usianya sudah enam belas tahun, Shane mengetahui bahwa Edzard adalah dalang dari segala hal yang menimpa kakaknya. Shane menemukan salah satu saksi yang memberikan kesaksian palsu atas kasus pembunuhan yang menjadikan kakaknya sebagai tersangka. Dan saksi itu menyebutkan nama Christopher Edzard. Shane sangat ingin membunuh Edzard saat itu juga, tapi mendekati Edzard bukan perkara mudah.

Suatu hari Shane mencoba untuk membunuh Edzard, tapi ketika ia hampir melakukan itu ia dicegah oleh seorang pria asing. Pria itu mengatakan padanya bahwa membunuh Edzard tidak bisa hanya dengan sebilah belati. Pria itu juga menjelaskan bahwa dengan membunuh Edzard tidak akan bisa memulihkan nama baik sang kakak.

Shane tidak sadar bahwa selama ia mengawasi Edzard ada orang lain yang mengawasinya. Dan orang itu adalah Michael, pria yang pada akhirnya membawanya pada dunia yang berlawanan dengannya.

Michael adalah seorang pemimpin di BIN. Awalnya Shane pikir Michael mencoba memanfaatkan kegilaanya, tetapi ia salah. Michael mengarahkannya pada sasaran yang tepat agar tidak memuaskan naluri pembunuhnya pada orang yang salah.   

Dari Michael, Shane mengetahui banyak hal tentang Edzard yang ternyata sedang diincar oleh BIN. Hanya saja kekurangan bukti membuat Michael tidak bisa bertindak cepat. Shane yang ingin balas dendam tentu saja tidak menyiakan kesempatan. Ia mendekati Edzard dan berhasil mendapatkan kepercayaan Edzard.

Shane merasa beruntung bertemu dengan Michael. Mungkin jika dulu ia mencoba untuk bersikeras membunuh Edzard maka dia tidak akan hidup sampai detik ini. Kekuatan dan kekuasan yang berada di tangan Edzard bukanlah sesuatu yang bisa ia lewati dengan mudah. Semakin ia mengenal Edzard, semakin ia mengetahui bahwa banyak orang yang terlibat dalam kematian kakaknya. Orang-orang yang pada akhirnya tewas mengenaskan di tangannya.

Terakhir yang Shane bunuh adalah saksi kedua atas kasus beberapa tahun silam. Wanita itu bukannya berupaya menolong sang kakak, tapi malah memojokan kakaknya dengan kesaksian yang amat memberatkan kakaknya. Setelah kasus pembunuhan yang menimpa kakak Shane ditutup, wanita itu pergi ke luar negeri, menikmati hidup mewah tanpa peduli tentang kesalahan yang dilakukannya.

Shane telah mencari wanita itu, tapi ia tidak menemukannya karena wanita itu mengganti identitasnya. Akan tetapi, dunia berpihak pada Shane. Wanita itu kembali ke kota ini setelah kehabisan uang. Shane yang tidak kenal ampun jelas menggunakan kesempatan itu dengan baik. Di sebuah lorong yang sepi dengan cahaya temaram, Shane menusukan pisaunya ke perut wanita itu.

Shane menggunakan metode pembunuhan yang sama dengan yang dilakukan oleh orang yang menjebak kakaknya. Shane memilih metode itu karena tidak ingin melupakan bagaimana orang itu telah memisahkannya dengan satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Kenangan pahit itu terhenti ketika suara pintu terbuka. Valerie yang tadi meninggalkan Shane dengan Keenan kini sudah kembali. Shane yang tadi berwajah dingin kini sudah kembali menunjukan senyumannya. Shane kembali menjadi orang yang berbeda.

"Kenapa Keenan pergi cepat sekali?" Valerie melangkah mendekati ranjang Shane.

"Dia memiliki urusan, Vale. Kau pasti tahu maksudku. Keenan dan selangkangan wanita." Shane mengedipkan sebelah matanya.

Valerie terkekeh geli. "Sahabatmu memang tidak bisa jauh dari selangkangan wanita. Aku tidak mengerti wanita seperti apa yang dia cari."

"Jangan mencoba untuk mengerti seorang Keenan, karena kau hanya akan sakit kepala, Sayang. Dan ya, aku juga tidak ingin ada pria lain yang kau pikirkan selain aku," seru Shane dengan nada menggoda Valerie. 

Valerie duduk di kursi sebelah ranjang Shane.  Ia tersenyum sembari merangkum jemari tangan Shane. "Kau tahu aku hanya mencintaimu, Shane."

Shane tertawa hangat. "Aku tidak akan pernah meragukan hal itu, Sayang." Ia mengecup punggung tangan Valerie lembut.

Sandiwara Shane memang luar biasa. Kebenciannya untuk Valerie ia samarkan dengan cinta yang begitu besar hingga membuat Valerie tidak menyadari bahwa selama ini bahkan secuil saja Shane tidak pernah mencintainya.










Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top