☪︎⋆✧ Chapter 22 : ❝Sign.❞

🧊 Chapter 22 : Sign
.
❄️ Bab 22
|| Sign ||
[ Tanda ]
.
❄️ ˚. ୭ ˚○◦ ❄️ ◦○˚ ୧ .°❄️

"[Nameee]~!!"

Gojou menerjangnya dari belakang, memeluk wanitanya kemudian menggesekkan kedua pipi mereka.

"Hm? Ada apa?"

"Hehe, tidak ada."

[Name] merespon dengan senyuman. Kemudian mulai melangkah menaiki tangga menuju lantai dua. Gojou mengikutinya, tanpa melepas pelukannya ditubuh [Name].

"[Name], misinya dipercepat. Kau bisa menghabisi kutukan itu besok," Gojou berujar, kemudian mencium leher [Name] yang terekspos di hadapannya.

"Oh, baiklah."

Keduanya telah sampai di dalam kamar. Gojou melepas pelukannya, disaat wanitanya berjalan menuju ranjang, ia segera menutup dan mengunci pintu hingga suara 'klik' terdengar.

"Satoru?"

Gojou dengan santai melangkah ke arah ranjang. Kemudian mendudukkan dirinya tepat di samping [Name] yang kini menyandarkan diri pada sandaran tempat tidur.

Gojou memasang seringaian. Tangannya terangkat menyentuh tengkuk [Name], mendorongnya mendekati wajahnya hingga hidung mereka saling bersentuhan.

Perlahan, Gojou mengikis jarak. Mempertemukan bibir mereka. Gojou mulai melumat, menggigit bibir mungil tapi tidak tipis milik [Name].

Ribuan kupu-kupu terasa berterbangan di dalam perut keduanya. Menikmati kegiatan ini yang mungkin saja berlanjut sampai pagi.

.

.

[Name] dengan susah payah menggerakkan badannya yang pegal dan sakit. Kini tubuhnya hanya dibungkus sweater besar berwarna hitam--yang ia yakin Gojou memakaikannya ditubuhnya.

Ia menoleh, mendapati pria Surai putih yang masih tertidur lelap dengan bertelanjang dada. Kedua kaki panjang itu telah terbungkus celana training hitam. Ia memeluk guling hingga sebagian wajahnya tertutupi.

[Name] mendekat, meski sedikit sulit karena tubuhnya yang terasa sakit. Kemudian, tangannya terangkat mengelus Surai salju pemilik mata enam itu.

Ia tersenyum, terkekeh kecil ketika melihat Gojou yang sedikit terganggu. Kening pria itu sampai mengerut, lalu menutupi seluruh kepalanya dengan bantal guling.

[Name] menaikkan selimut, menutupi sebagian tubuh Gojou. Lalu ia turun dari atas ranjang, agak kesusahan apalagi saat berjalan.

Tangan kirinya bertumpu pada meja, menjaga keseimbangan saat melangkah. Kedua kakinya sedikit gemetaran. [Name] menggigit bibir bawah, menahan rasa sakit.

"Eh?"

Tiba-tiba tubuhnya terangkat, ini ulah Gojou yang entah sejak kapan bangun dari tidurnya. [Name] reflek melingkarkan tangan kanannya pada leher Gojou.

"Satoru? Sejak kapan kamu bangun?"

Gojou memajukan bibir.
"Sejak kau menganggu tidurku~"

Pria itu melangkah ke arah ruang ganti milik [Name]. Wanitanya tersenyum, kemudian memeluk lehernya. Menenggelamkan wajahnya pada bahu pria itu.

Gojou dengan sedikit hati-hati meletakkan [Name] dalam bathup. Mengacak-acak rambut hitamnya sebentar, lalu berjalan keluar dari dalam kamar mandi.

[Name] mengikat rambutnya. Ia hendak membuka sweater, tapi tertahan ketika rasa mual menyerangnya.

Ia dengan terburu-buru keluar dari bathup, segera menuju wastafel kemudian memuntahkan isi perutnya. Ini berlangsung selama beberapa saat, kemudian [Name] jatuh terduduk di atas lantai, merasa sedikit lemas.

"Ah ... Perasaanku tidak enak."

Ia kemudian berdiri, mencuci mulutnya untuk menghilangkan bau tidak enak. Lalu kembali masuk dalam bathup.

.

.

[Name] menahan nafas ketika aroma makanan buatan Gojou sangat menyengat. Rasanya ia ingin muntah lagi.

"[Name]? Kau kenapa? Pucat gitu?" Gojou bertanya. Duduk di hadapan wanitanya seraya menopang dagu.

Ia menggeleng, berkata tidak apa-apa dengan senyuman. Makanan buatan Gojou tidak ia sentuh, selera makannya hilang karena aromanya.

Gojou mengernyit.
"Kau tidak makan? Tidak lapar? Aku membuatkan ini untukmu tauuuu!!" Ia merengek. Sangat jarang Gojou ingin menyentuh dapur, memasak makanan untuk dia dan [Name].

Sekalinya dia rajin, [Name] malah mengabaikan makanan buatannya. Itu menyakitinya.

"Maaf, Satoru. Tapi, aku tidak selera makan."

"Kenapa? Kau sakit, ya?"

[Name] -nya menggeleng.
"Tidak. Aku hanya kehilangan selera makan saja."

Gojou semakin mengernyitkan alisnya.
"Serius, nih?"

"Huum."

Pria itu mengerjab beberapa kali. Kemudian melempar garpu sembarangan. Tidak jadi makan juga.

"Jadi? Kau maunya makan apa biar selera? Aku buatkan." Senyuman menawan ia pasang. Penuh percaya diri dengan bakatnya.

[Name] tersenyum kecil.
"Hmmm ... Bisa buatkan kare untukku?"

"Hanya itu? Makanan yang ada di hadapanmu lebih enak dari Kare, loh."

[Name] mengedikkan bahu.
"Aku hanya ingin makan itu sekarang."

"Baiklah!!! Beri aku kecupan di pipi biar aku semangat membuatkan kare untukmu, sayangku!!"

Gojou mencondongkan tubuhnya ke depan, mendekati [Name] yang sedikit menarik tubuhnya ke belakang. Wanitanya mencium kedua pipinya sekali dengan cepat.

"Lagi. Di sini." Gojou menunjuk keningnya. Kemudian ia mendapatkan satu kecupan lagi.

"Sekali lagi. Di sini." Kini ia menunjuk bibirnya.

[Name] menggeleng.
"Aku akan melakukannya setelah kare sudah ada di dalam perutku."

Gojou cemberut. Menarik tubuhnya untuk menegak.

"Baiklah~ baiklah~ Akan ku buatkan kare terbaik hingga kau puas! Lalu meminta kecupan lagi, HAHAHAHHAHAHAHAHA~!!!" Kemudian berlari kecil ke arah kompor.

❄️ ˚. ୭ ˚○◦ ❄️ ◦○˚ ୧ .°❄️

Oke mau promosi lagi, soalnya part promosi dah kuhapus.

Terinspirasi dari Twil*ight Sa*ga
Hhheehehhew.

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top