☪︎⋆✧ Chapter 18 : ❝Suspicion.❞
🧊Chapter 18 : Suspicion
.
❄️Bab 18.
|| Suspicion ||
[ Kecurigaan ]
.
❄️ ˚. ୭ ˚○◦ ❄️ ◦○˚ ୧ .°❄️
"Ne, Satoru ...."
"Huh? Apa?"
Gojou memutar kursi. Sebuah pena ia pegang, berputar-putar di antara jari-jarinya. Kedua manik indah miliknya menatap lurus pada pemandangan yang juga indah dihadapan.
Ini berlebihan, tapi Gojou benar-benar ingin mengabadikan momen ini, memotretnya, menyimpannya dalam bentuk data. Dan kalau perlu memasangnya menjadi wallpaper ponselnya.
[Name] duduk di dekat jendela, posisinya membelakangi sinar bulan, kepalanya menoleh ke arah samping--melirik ke arah jalanan yang ramai kendaraan. Seperti biasa, senyuman selalu ia perlihatkan.
Kulitnya seakan bercahaya sebab terpantul sinar rembulan. Begitu juga rambut hitam kelamnya.
Suara kamera ponsel membuat [Name] menoleh dengan cepat ke arah Gojou. Dan untuk yang kedua kalinya, Gojou kembali memotret [Name] bersamaan saat wanitanya menoleh.
Hasilnya bagus, sangat bagus malah. Ini yang terbagus dari yang terburuk--hasil ambil gambar aib orang yang sudah ia lakukan beberapa hari lalu. Semuanya buram, tidak ada yang jelas.
[Name] berdiri, menghampiri Gojou yang kini tersenyum tidak jelas.
"Apa yang kamu lihat??" [Name] mencondongkan tubuhnya dari samping Gojou.
"Tidak ada, tuh."
"Bohong."
"Yaah ... Aku serius."
"Kapan kamu bisa serius?"
"Aku ini sedang serius sekarang, loh~"
Gojou tersenyum jenaka. Lantas menyembunyikan ponselnya dalam saku celana.
"Jadi? Kenapa tadi memanggilku?" Gojou bertanya.
[Name] menyandarkan dirinya pada meja kerja Gojou. Sang pria memutar kursinya, maju sedikit ke arah [Name], kemudian mengurungnya.
Kedua lengan-nya melingkari pinggang mungil. Menggesekkan pipinya pada perut rata milik [Name].
"Kamu ingat guru bermata hijau yang mengganggu momen kamu waktu itu?"
"Oh? Guru menyebalkan tukang kritik orang itu, ya?"
[Name] menganggukkan kepalanya.
"Um, kupikir ... Dia curiga dengan kita. Maksudku, kadang aku berpapasan dengannya di lorong kelas dan aku ingat dia tidak mengajar di gedung kelas dua melainkan gedung kelas satu."
"Lalu?"
"Dia mungkin sengaja melakukan itu untuk mengawasi pergerakan ku. Yang tahu tentang misiku di sekolah itu hanya Mori -sensei saja 'kan? Sebelumnya, tadi pagi, dia sempat memintaku untuk menemuinya entah di mana, cuman, yah, aku lupa, hehe."
Raut wajah Gojou mendatar.
"Dia hanya guru tukang kepo yang ingin mencampuri urusan kita 'kan? Tak perlu ambil pusing dengannya. Dia tidak akan bisa melakukan apa-apa." Ucapnya dengan nada angkuh. Sangat terlihat, jika Gojou merendahkan guru itu.
"[Name], fokus saja dengan misimu agar ini dapat segera selesai."
Gojou kembali memutar kursi. Kini dihadapannya ada setumpuk kertas yang ia harus baca.
[Name] menggigit bibir bawah. Ia kemudian membalikan tubuh ke arah Gojou. Melihat dengan jelas raut wajah pria itu yang nampak biasa saja.
Gojou menyepelekan hal ini. [Name] khawatir, dengan keberadaan guru itu bisa membuat sesuatu menjadi kacau. Gojou mungkin saja tidak akan menindaki hal ini, tapi meski begitu, [Name] yang harus hati-hati.
"Kamu belum mau tidur?"
"Mau. Tapi, pekerjaan menyebalkan ini menghambatku."
[Name] mengerjabkan mata. Bertanya-tanya dalam pikiran, apa pendengarannya baik-baik saja? Gojou bisa melakukan sesuatu seenaknya, bahkan untuk meninggalkan berkas-berkas ini biasa ia lakukan. Tapi, apa ini?
"Ohw ... Baiklah, kalau begitu aku tidur duluan, ya?"
Meski rasa terkejut dan bingung masih ada. [Name] tidak akan bertanya, sangat jarang terjadi saat Gojou benar-benar ingin mengurus berkas-berkas itu.
"Ha? Kau mau meninggalkanku di sini?!"
"Eh? Yaah ... Aku mengantuk, Satoru."
"Tidur di sini saja?!"
Gojou menarik lengannya. Hingga tubuh mungilnya duduk dipangkuan Gojou. Satu tangan itu melingkari pinggangnya, kemudian wajah yang terpahat sempurna milik Gojou bersembunyi di bahu kecilnya.
Tubuh [Name] menegap kaku. Ia tidak akan menduga hal ini terjadi. Kemudian secara perlahan, tubuhnya mulai rileks. Kedua bahunya tidak lagi memegang.
Kelopak matanya memberat, tak bisa lagi menahan rasa kantuk. Ia juga cukup kelelahan sebab tadi terus berjalan tidak tentu arah di sekolah saat menunggu Gojou. Tak lama kemudian, kesadarannya menurun.
"Tidur saja. Aku akan menjagamu, loh."
❄️ ˚. ୭ ˚○◦ ❄️ ◦○˚ ୧ .°❄️
Daan pake kembali emot Es.
Maafkan aku🙏
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top