☪︎⋆✧ Chapter 13 : ❝Hug.❞

🌺 Chapter 13 : Hug
💮
🍷Bab 13.
|| Hug ||
[ Pelukan ]
.
🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Bel kembali berbunyi. Kali ini menandakan semua orang harus pulang. [Name] membereskan buku serta pulpennya, kemudian memasukkannya ke dalam tas.

Sang wanita bertopang dagu. Ia akan tinggal sebentar sampai semua penghuni kelas benar-benar kosong. Tuan kutukan di pojok kelas sepertinya ingin melakukan sesuatu. Sebab ia bergerak, mulai turun dari bingkai jendela.

[Name] meningkatkan kewaspadaan. Meski mata tidak melihat ke pojok, ia tetap fokus, merasakan aura roh kutukan itu.

“Hei! Jangan ke sana!!”

Suara salah satu penghuni kelas ini membuat [Name] menoleh. Ia segera berdiri dari duduknya, manik hitam menatap satu siswi yang berjalan ke arah jendela, ia seakan dihipnotis, bersamaan dengan itu, tuan kutukan membuka lebar mulutnya.

[Name] segera berlari mendekat, berhenti tepat di samping siswi itu lalu menarik satu tangannya ke belakang. Seketika siswi itu kembali sadar, kedua netra coklat menatap bingung pada [Name].

“Kamu baik-baik saja?” [Name] bertanya. Seraya memegang kedua bahu sang siswi lalu menuntunnya keluar kelas.

“Iya, aku tidak apa-apa. Tapi ... Kenapa tiba-tiba aku ada di dalam kelas mu?”

Dari kelas lain, ya? Batin sang wanita.

[Name] melebarkan senyuman. Ia tidak menjawab pertanyaan gadis itu.

“Sebaiknya kamu pulang.” [Name] berucap ketika sampai di depan pintu ruang kelasnya. Siswi itu mengangguk, lalu berlari menjauh.

Setelah ia hilang dari pandangan, [Name] melirik ke arah pojok ruangan. Nampak sang tuan kutukan yang sudah menutup mulutnya, lalu perlahan mundur dan duduk di bingkai jendela.

Helaan nafas [Name] keluarkan. Ia masuk ke dalam kelasnya, duduk di kursinya. Kembali ke niat awal, menunggu semua orang keluar dari kelas ini.

Satu per satu mereka keluar. Tidak ada yang bertanya ini dan itu pada [Name]. Semua orang tidak heran, justru malah bersyukur karena ia berani menyelamatkan siswi itu.

Di mata orang-orang, jika mendekat ke jendela  itu maka akan langsung menghilang tiba-tiba. Ada satu korban sebenarnya, cukup membuat anak-anak takut dan penasaran. Seharusnya, kelas ini tidak bisa ditempati, tapi, para guru tidak bisa bertindak ke sana. Makanya mereka memanggil penyihir, memilih memusnahkan kutukan itu sebelum ada korban lagi.

“Menungguku, nona manis?”

Netra hitam yang awalnya memandang luar jendela mengalihkan pandangan ke arah pintu. Nampak Gojou yang bersidekap, menyender pada pintu. Senyuman terukir di wajah tampannya.

[Name] memberikan senyum. Lalu berdiri, berlari kecil menghampiri Gojou yang kini membuka lebar kedua tangannya, menunggu sebuah pelukan hangat.

Ia mendapatkannya. [Name] melingkarkan kedua tangannya pada leher Gojou. Kakinya tidak menapak lantai lagi, ia terangkat. Sementara sang pria sendiri, kedua lengan kekarnya membungkus punggung mungil wanitanya. Kepala Surai salju bertengger pada bahu [Name], semakin menenggelamkannya pada leher wanitanya, menghirup aroma manisnya.

Manik [Name] lalu mendapati sosok guru--orang yang menegurnya siang tadi-- berjalan ke arah mereka. Fokus guru itu ke arah ponsel.

[Name] langsung melepas pelukan. Sedikit menjaga jarak dari Gojou. Sehingga pria itu mengeluarkan protes.

“Kenapa kau--?!”

“Satoru, guru tadi berjalan ke sini.” Suara [Name] berbisik.

Gojou menoleh. Alisnya menukik kesal saat mendapati guru itu sudah menatap ke arahnya dengan pandangan bertanya.

“Oh? Kau lagi?” Tanya wanita bermanik hijau gelap.

Gojou mengalihkan pandangan ke arah [Name]. Nampak wanitanya yang kini berjalan melewatinya, keluar dari kelas, seraya menarik lengannya.

“Halo, sensei.” Sapa [Name] sopan. Dibalas anggukan oleh gurunya.

Ia segera menarik Gojou pergi menjauh.

“Kenapa wanita itu ada di sini?” tanya Gojou. Nadanya terdengar kesal, masih tidak terima diganggu tadi.

“Dia 'kan guru. Jelas ada di sini, meski setahuku dia guru gedung sebelah, sih.” Ada yang aneh. Lanjut [Name] membatin.

“Cih! Dia menganggu. Bagusnya kulenyapkan saja, ya?”

“Satoru, jangan lakukan itu.”

Mereka mengobrol, tapi berbisik. Guru itu kembali menatap interaksi mereka lagi.

“[Name], ya ...? Lalu, Gojou Satoru? Mereka bersaudara ... Tapi tidak ada kemiripan sama sekali.”

Guru itu berargumen sendiri. Sebungkus permen ia buka, lalu memakannya. Kemudian membalikkan badan dan melangkah.

🌺˚. ୭ ˚○◦ 🌺 ◦○˚ ୧ .°🌺

Mikey fanfiction udah publish!! Yeayy!!

🌺┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈ 🌺

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top