☪︎⋆✧❛A Gift for You.❜
🍁┈ ๑❝ A Gift for You ❞๑┈ 🍁
[ Sebuah hadiah untukmu ]
.
🍁˚. ୭ ˚○◦ 🍁 ◦○˚ ୧ .°🍁
Sebulan kembali terlewat. Misi [Name] sudah selesai dengan keberhasilan--meski ada beberapa hal diluar rencana yang terjadi.
Kini ia berada di ruang santai rumahnya. Sedang mengotak-atik isi ponselnya--mencari nama Mikasa di kontaknya.
Gojou sendiri sedang ada di lantai bawah-bagian dapur. Entah apa yang dilakukan pria itu di bawah sana. Mungkin menyiapkan minuman dengan balok gula yang banyak.
[Name] tersenyum lebar ketika kontak Mikasa ia temukan. Lalu segera menghubunginya.
Suara dengan nada datar terdengar tak lama kemudian. [Name] menyapa dengan ceria, menanyakan kabarnya dan hal lainnya.
"Ne, umm ... Aku butuh bantuanmu lagi ...."
[Name] meminta tolong pada Mikasa untuk membelikannya sesuatu di apotek. Sebenarnya ia bisa sendiri, hanya saja Gojou akan menanyakan banyak hal jika ia yang pergi.
"Hum, bye-bye, Mikasa!!"
"Kau telponan dengan Mikasa lagi?!"
Gojou tiba-tiba datang. Mengagetkannya dengan teriakan dari arah belakang. [Name] memutar tubuh, mendapati Gojou yang cemberut, tangan pria itu memegang dua minuman hangat yang tentunya manis.
"Iya, hehe~"
Gojou mengerutkan kening. Ia mengulurkan satu tangan, memberikan minuman hangat itu pada [Name]. Dan diterima senang hati oleh wanitanya.
[Name] melirik ke arah jam dinding.
"Ah! Gak lama lagi makan siang. Aku turun masak dulu, ya?"
Gojou menoleh. Menaikkan sebelah alis.
"Kau juga makan?"
Wanitanya tersenyum canggung. Kemudian menggelengkan kepalanya kikuk.
"Tidak ... Aku tidak nafsu."
"Kalau begitu gak usah masak, dong!!" Ia membalas dengan nada cukup kasar. Gojou tahu, belakangan ini [Name] sering tidak makan makanan dirumah, makanan diluar pun ia tidak minta. Ia hanya makan beberapa buahan, dan minum susu --yang tidak Gojou tahu itu susu apa.
"Ya kalau gitu kan berarti kamu gak makan."
"Nyenyenye."
Helaan nafas dapat Gojou dengar. Ia melirik, raut wajahnya masih keras.
"Kau ini lagi diet atau apa, huh? Badanmu sudah kurus, mau tambah kurus lagi?"
[Name] menggeleng.
"Begini, Satoru, aku hanya--!"
Ucapannya terhenti ketika Gojou secara tiba-tiba mengangkat tubuh mungilnya seperti karung.
"Kenapa tiba-tiba-? Turunkan aku!" [Name] memukul--tidak keras-- punggung Gojou.
"Woah~ kenapa kau tiba-tiba jadi kasar begini? Kesambet petir, ya?" Gojou membalas dengan nada mengejek. Ia sadar, emosi [Name] berubah-ubah belakangan ini.
"Satoru!!"
Gojou menyentuh dagunya.
"Kau memang sudah kesambet petir, deh. Jangan-jangan karena bocah bernama Halilintar itu, ya, hmm ...?"
Sang pria menendang pintu kamar, masuk ke dalam ruang ganti milik [Name]. Membuka lemari, mengambil mantel dan sepatu kets. Begitu juga yang ia ambil saat sampai di kamar ganti miliknya sendiri.
"Kamu mau membawaku kemana, Satoru?!"
"Aku tidak suka kau kasar begini, tau!!"
"Kalau begitu turunkan aku ...."
"... Gak denger?!"
[Name] meringis. Lalu menghembuskan nafas, kepalanya tiba-tiba pusing dengan posisi digendong seperti ini.
Wanita itu baru diturunkan saat sudah sampai di depan rumah. Angin yang cukup dingin menyapu kulitnya, ini awal musim gugur.
"Nih, pake mantelmu."
Gojou memberikan mantel panjang selutut yang cukup tebal berwarna peach. Pilihan yang cocok untuk dress hitam lengan panjang yang wanitanya kenakan. Dan sepatu kets putih.
"Kamu mau menarikku kemana?" [Name] bertanya, seraya memakai mantelnya.
"Tempat makan."
"Nama tempatnya?"
Gojou tidak menjawab. Lantas kembali menggendong [Name] dipundaknya. Wanita itu memberontak sedikit, saat tidak mendapat respon apapun dari Gojou, ia menyerah.
[Name] dapat melihat jalanan yang mereka lewati. Jalan setapak, warna daun yang mulai mengering memanjakan matanya, serta suara gesekan dedaunan karena tiupan angin lembut.
"Satoru ...."
"Apa?"
"Turunkan aku, ya?"
[Name] akhirnya bisa mengendalikan emosinya karena suasana.
"Tidak mau."
Ia menghela nafas.
"Aku tidak percaya kamu melakukan ini pada wanita hamil."
"Gak denger-- eeh?!"
"Oh! Kalian berdua!!"
Sebuah suara menyapa. Itu Getou, ia berjalan menghampiri [Name] dan Gojou.
[Name] turun dengan sendirinya dari pundak Gojou saat pria itu mereganggkan pegangannya. Memberikan senyuman pada Getou yang telah sampai di depan mereka.
"Kalian mau kemana?" Pria itu bertanya.
"Satoru mengajakku keluar untuk makan."
Getou mengernyit.
"Jalan kaki?" Ia memasukkan setengah batang rokok ke dalam mulutnya. Kemudian mendapatkan anggukan dari [Name].
Netra hitamnya menatap Gojou.
"Kenapa tidak bawa mobil, huh? Kau ingin [Name] kecapean karena jalan? Itu bisa memengaruhi kandungannya." Ucapnya pada Gojou.
"HAA?!" Suara Gojou keras. [Name] bahkan menutup kedua telinganya.
"Apanya yang 'ha,' Satoru?" Getou menyalakan korek api. Menyalakan ujung rokoknya.
Gojou menatap [Name]. Memberikannya tatapan yang sulit.
"Ada ... Apa ...?" Wanita itu memiringkan kepalanya.
Dia kembali diangkat. Gojou pergi tanpa pamitan pada Getou. Menghilang begitu saja setelah teleportasi.
"Kebiasaan."
.
.
"Kau belum mengatakan soal ini padaku. Lalu? Kenapa Suguru bisa tau?!"
"Aku mengetesnya saat di rumah kak Suguru waktu itu. Dan ... Lupa mengatakan ini padamu."
Gojou diam. Duduk di samping [Name]. Mereka berdua kini berada di dalam kamar yang gelap, lampu belum mereka nyalakan. Itu tidak penting sekarang.
[Name] merasa tidak nyaman dengan suasana berat seperti ini.
"Kamu marah?" Tanyanya.
Ia menunggu jawaban Gojou yang masih bungkam.
"Satoru--!"
"Sedikit, sih."
[Name] dapat mendengar suara kekehan yang keluar dari mulut pria ini. Itu sedikit menyakitinya. Maksudnya, ia merasa Gojou kecewa dengan bagian dimana dirinya lupa memberi tahu hal sepenting ini pada Gojou. Lalu, bereaksi dengan tawa kecil yang terdengar menyakitkan bagi [Name].
"Maaf ... Aku benar-benar lupa. Maksudku ... Bahkan aku pikir kamu sudah tahu hal ini. Jadi--!"
Bibirnya dibungkam. Gojou menciumnya cukup agresif. [Name] jadi kewalahan, nafasnya menipis, ia memukul dada Gojou, mendorongnya, memintanya untuk menyudahi ciuman ini.
"Haa ...."
[Name] menutup bibirnya menggunakan lengan kanan. Menatap Gojou bertanya.
"Aku tidak ingin mendengar alasanmu, [Name]. Kau memang pelupa, ya? Cukup. Aku sudah senang sekarang."
Wanita itu membeku sesaat. Setelah tahu apa maksud dari perkataan Gojou. Ia tersenyum kecil.
[Name] perlahan mendekat. Melingkarkan tangannya --dengan malu-malu-- ke pinggang Gojou. Memeluknya tidak erat.
Gojou menyentuh belakang kepala [Name]. Sedikit mendorongnya semakin tenggelam ke dada bidangnya. Bibir dan hidungnya bertemu dengan puncak kepala [Name]. Senyuman ia singgungkan.
Tak lama suara kekehan Gojou keluarkan.
"Jadii?? Boleh aku melanjutkan ciuman tadiii?!"
"Jangan! Tidak boleh! Kamu bisa menyakiti mereka, loh."
"HAAA?!!"
.
.
.
.
.
"Mereka kembar."
" ... Yah, aku memang sehebat itu, sih, [Name]."
.
.
.
.
.
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
Makasihhhh udah ngikutin dari awal sampai akhir semuanya!! Terutama kalian yang udah baca buku GS ku dari awal sampe ke buku baru!!
And Grandma? Are you here? Your grandsons is still in the wombಥ‿ಥ
Kita ketemu lagi diii
{ Sincerity Love And Love Story (up-nya agak lama)}
BELUM END!! 😭😭😭
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top