Twins

Aku masih mengamati sudut pandang Si Gadis Boneka, kakakku. Mencari tahu tentang 'Nona Versi Laki-Laki' yang jika kuperhatikan tampak selalu membawa sebuah buku biru.

Dia mengajak kakak ke sebuah tempat serba putih. Katanya tempat itu merupakan tempat dia pertama kali terbangun, sendirian, dan ia tak bisa mengingat apapun. Kami cukup mirip dalam beberapa hal ternyata. Selain masalah ingatan tentu saja. Aku masih ingat semuanya. Ah...satu lagi. Tempatku serba hitam dan nyaris tak ada penerangan selain layar-layar transparan ini.

Dia bilang namanya Kosong. Nama yang sangat cocok untuknya menurutku.

Kalau diperhatikan lagi dia sama magicless seperti Nona. Dia sendiri mengakui hal itu. Beda dengan kakak ataupun perempuan rantai itu. Dia hanya bisa berpindah tempat dengan buku birunya itu.

"Terima kasih sudah membantuku membayangkan dunia yang seperti apa yang akan kubuat disini" katanya kalem.

"Dan sepertinya ku juga sudah memutuskan tujuan hidupku. Aku akan menjelajah setiap halaman buku ini"

Kakak tampak setuju dengan keinginannya itu. Bahkan kakak menawari bantuan lagi dengan memberikan rekomendasi dunia mana yang bagus untuk dikunjungi. Sekaligus mengajaknya pergi bersama-sama. Sepertinya mereka tampak begitu menikmati perjalanannya.

"Ah...aku harus pergi" kata kakak beberapa waktu kemudian. Meninggalkan Si Kosong.

Yaah...sayang sekali. Padahal aku masih penasaran dengan keberadaan Nona versi laki-laki ini.

Ngomong-ngomong rasanya juga sedikit aneh. Kenapa aku tak bisa melihat dari matanya? Apa dia memang tak ada hubungannya denganku atau Nona?

"Ba-bagaimana bisa—"

Baru saja aku memikirkan hal itu, aku dikagetkan dengan suara tinggi yang terdengar begitu terkejut. Ah itu suara perempuan rantai.

Apa terjadi sesuatu?

"Bagaimana bisa ada pecahan yang lain disini?!" Seru wanita itu kaget menatap sesuatu.

Ah...dia menemukan Si Kosong.

Aku bisa melihat ekspresi Si Kosong dari sudut pandang perempuan rantai itu tampak sama kagetnya.

"Pecahan? Apa maksudmu?"

"Terlebih lagi....kenapa kau tampak seperti aku?" tanya Si Kosong masih dengan wajah terkejut.

Aku terdiam. Mencoba memahami maksud laki-laki itu. Kemudian mencoba melihat lewat mata laki-laki itu.

Dari pantulan matanya aku bisa melihat sosok yang ia lihat itu....

Lagi-lagi mirip sekali dengan Nona.

Hanya saja dia berambut pendek dan bermata merah. Juga dengan poni menutupi sebelah matanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top