Let's Cook
Hmm? Kau sedang apa Nona?
Dari sini aku hanya bisa melihat tulisan dan sebuah gambar besar di atasnya yang tampak seperti gambar makanan. Terlihat seperti biskuit warna warni dengan krim ditengahnya.
Sebentar. Tulisannya itu...resep Macaron. Sepertinya kue manis. Terlihat dari bahan yang tertera ada gula dan selai.
Ah, aku jadi ingat. Ekspresimu agak sedikit cerah kalau sudah memakan kue manis. Meskipun ekspresimu tak banyak berubah.
Ngomong-ngomong kenapa kau membuka buku resep? Kau ingin membuatnyakah?
Sepertinya dugaanku benar. Kau mulai membawa buku itu ke dapur. Dan tampak mencari-cari alat dapur serta membuka kulkas. Menyusun bahan yang tertulis ke meja dapur.
Kalau tak salah bahannya itu...
Tepung almond
Gula halus
Putih telur
Selai stroberi
Krim mentega
Pewarna makanan
"Oke" katamu tampak sungguh-sungguh.
Ah, ku penasaran hasilnya akan seperti apa. Ku sangat berharap hasilnya bisa dimakan sih. Walau ku takkan bisa memakannya.
Hei...hei, Nona. Itu tepungnya kebanyakan....Ah, harusnya kau memasukkan putih telur. Bukan kuningnya... Weleh, pewarnanya kebanyakan. Adonannya jadi kayak darah beku.
Aku jadi tak yakin ini akan berhasil Nona.
Kau akhirnya mulai membentuk adonannya. Dan seperti saat membuat adonan, hasilnya pun kacau. Boro-boro berbentuk lingkaran, Nona malah membuatnya jadi aneh.
Aku hanya bisa menepuk jidatku. Menggeleng-geleng keheranan melihat pekerjaanmu. Kau masih tetap ceroboh super seperti biasa.
Sekarang waktunya memasukkannya ke oven. Baiklah, saatnya memang-- wait!
"SUHUNYA KEGEDEAN NONAAA!!" reflek ku teriak ketika dia mengatur suhu panggangannya menjadi yang paling besar.
Duarr!!
Alhasil membuat oven meledak dengan suara menggelegar. Untung kau sempat menghindar sehingga kau tak kena luka bakar. Ku ingat dulu kau sampai berakhir menjadi mumi karena luka bakar hanya karena memanaskan makanan ke microwave.
Ya sudahlah, walau dapurnya tak selamat tapi kau baik-baik saja kan, Nona?
"Ada apa Sayang?! Astaga!!"
Aku bisa mendengar suara bass yang tengah berlari terngopoh-ngopoh kearahmu. Sosok tinggi besar Si Raja Bayangan spontan memelukmu khawatir.
"Kau masak lagi? Kau tak apa-apa kan? Ada yang luka?" tanyanya sangat panik. Sepanik diriku sekarang.
"Hum..." katamu datar. Kamu menunjukkan tanganmu kepadanya. Ah, kau lecet-lecet.
"Astaga..." Si Raja Bayangan dengan cepat menggendongmu bagai boneka kaca. Sangat hati-hati, namun sigap membawamu ke kamar. Lalu dengan cepat mengobatimu.
Huff....syukurlah.
"Sudah kubilang kalau ingin buat sesuatu , kau harus ajak aku" katanya dengan tangan terulur. Sepertinya hendak mengelus rambutmu.
"Umh... Aku ingin membuat sesuatu untukmu dengan usahaku sendiri" akumu begitu lugu. Kurasa kau tengah menunduk. Karena ku bisa melihat kau menggenggam tanganmu merasa bersalah.
Kurasa Si Raja Bayangan sekarang kembali memelukmu masih khawatir. Sekaligus tampak terharu.
"Tapi jangan membuatku khawatir...duh" katanya melepaskan pelukannya. "Sekarang kau istirahat ya. Kalau sudah baikan nanti kita bikin sama-sama" katanya kembali mengulurkan tangannya mengusap kepalamu.
Kurasa kau tampak tak puas dengan pilihan yang ada. Karena dari sini aku bisa melihat bayanganmu dari cermin tampak murung walau ekspresimu masih tak begitu ketara.
Ah, sabar Nona. Jangan patah semangat. Suatu hari nanti kau pasti bisa membuat macaron yang enak untuknya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top