21🍁

Hallo minna-san~~👋👋

Apa kabar kalian semua?~~

Cerita ku kali ini flashback nya Kiran, kuon dan kirio yang menjadi adik angkat nya Riku~~

Jadi tanpa basa-basi lagi silahkan membaca aku harap kalian suka~~
❤️❤️❤️

Peringatan banyak nya typo dan kesalahan kata!!!~~
.
.
.
.
.
.

Tok...Tok...Tok...

Seorang bersurai hitam dengan mata coklat madu sedang mengetuk pintu yang bernuansa berwarna Crimson itu berulang kali mencoba mendapat perhatian dari pemilik kamar.

" Riku-nii... Makan siang sudah siap..." Kata sosok itu memanggil pemilik kamar sambil terus mengetuk pintu.

Setelah menunggu agak lama pemilik mata coklat madu itu tidak mendengar sahutan dari sang pemilik kamar, karena penasaran ia masuk kedalam kamar itu dan syukurlah pintu nya tidak terkunci sehingga ia bisa masuk ke dalam kamar dengan mudah.

Di dalam kamar yang bernuansa ceria dengan perpaduan warna kuning dan Crimson, di atas tempat tidur terlihat sosok yang memiliki rambut Crimson sedang tidur dengan tenang.

"Kirio??... Kau sedang apa berdiri di depan kamar Riku-nii??" Tanya sosok yang tiba-tiba muncul di belakang nya membuat sang pemilik nama hampir berteriak kaget, bersyukur ia cepat-cepat menutup mulut nya kalau tidak kakak nya yang sedang tidur itu akan terbangun karena teriakan nya.

" Kuon-nii kebiasan deh muncul tiba-tiba kayak gitu!!" Kata kirio kesal sambil menatap kakak kembar nya itu kesal.

Kuon yang di tatap oleh adik kembar nya ini cuma bisa cengengesan sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal, bahkan mata birunya menatap ke arah lain berusaha untuk tidak menatap mata tajam adik kembar nya itu.

" Maaf.... Maaf.... Aku tidak akan mengulangi nya lagi jadi kumohon jangan menatap ku dengan mata haus membunuh seperti itu." Kata kuon sambil tertawa canggung.

Melihat adik nya itu menghela nafas dan mengakhiri pandangan membunuh terhadap nya membuat kuon yang melihat itu akhirnya bisa bernafas lega.

Melihat pintu kamar kakak angkat nya yang terbuka membuat kuon penasaran dan mengintip dalam kamar dan melihat Riku yang sedang tertidur lelap di atas tempat tidur.

" Sepertinya Riku-nii kecapekan, sebaik nya kita jangan membangun kan nya." Kata kuon yang di angguki kirio.

" Aku juga berpikir begitu.... Kita akan makan ber 3 saja hari ini, aku juga akan menyisakan makan siang buat Riku-nii nanti." Balas kirio sambil berusaha menutup pintu sepelan mungkin agar tidak membangunkan penghuni kamar itu.

" Sayang sekali Riku-nii tidur padahal aku mau mengajak nya main Vidio game." Gerutu kuon sambil berjalan menjauh dari kamar Riku.

" Huft..... Riku-nii pasti kelelahan jadi kau jangan mengganggu nya kuon-nii" kata kirio memperingati kakak kembar nya ini agar tidak mengganggu tidur sang kakak.

" Tidak akan...... Aku mana mungkin Setega itu, meskipun aku pembuat onar gini-gini aku masih sangat menyayangi Riku-nii." Balas kuon berjalan ke ruang makan di ikuti kirio.

" Hm?? Kok cuma kalian yang turun kemana Riku-nii??" Tanya sang pemilik manik Ruby heran di meja makan saat melihat kedua adik kembar nya turun berdua saja.

" Riku-nii sedang tidur sebaik nya kita jangan membangunkan nya.... Kasian ia terlihat kelelahan." Jawab kirio sambil duduk di samping sang kakak pertama di ikuti kuon yang duduk di samping nya.

Mendengar itu sang pemilik mata Ruby mengangguk paham dan memulai acara makan nya di ikuti ke 2 adik nya.

" Aku bersyukur orang yang mengadopsi kita adalah Riku-nii." Kata sang pemilik mata Ruby memulai percakapan setelah keheningan cukup lama.

" Tidak hanya memberikan tempat tinggal ia bahkan menyekolah kan kita.... Meskipun Riku-nii tidak meminta kita menjadi terbaik di sekolah dan mengatakan kepada kita agar menikmati masa sekolah seperti anak biasa pada umum nya tapi aku tidak bisa melakukan nya, aku ingin membuat nya bangga dan saat ia tauh kita loncat kelas dan melihat betapa bangga nya ia terhadap kita itu sudah membuat ku sangat senang." Lanjut nya sambil tersenyum lembut.

" Kiran-nii..... Kau habis kerasukan setan apa kok bicaranya panjang banget emosional lagi kata-kata nya" kata kuon yang terlihat syok dan takut pada kakak pertamanya.

Kiran yang melihat itu menjadi kesal garpu yang ia pengang langsung ia ancungkan pada adik pertamanya ini.

" Ada kata-kata terakhir?!"  Tanya Kiran dengan aura mengancam.

" Ampuni hamba tuan ku!!!! Aku tidak akan mengulanginya lagi!!!" Kata kuon bergidik ngeri dan mulai bersiap-siap kabur dari ancaman kakak pertamanya itu.

Melihat Kuon berdiri membuat Kiran ikutan berdiri dan akhir nya mereka melakukan kejar-kejaran di ruang makan sehingga membuat tempat itu ramai karena ulah 2 penghuni rumah yang tidak ada akhlak nya.

Kirio yang melihat itu hanya bisa menghela nafas dengan kelakuan 2 kakak kembar nya ini ia selalu berpikir apakah mereka benar-benar saudara kembar nya?? Kenapa sifat mereka sangat jauh berbeda dengan milik nya??, Jika wajah mereka tidak mirip dengan milik nya maka ia akan meragukan identitas mereka bahwa mereka adalah kembaran nya.

Tapi saat kirio mengingat masa lalu ia hanya bisa tersenyum lembut melihat interaksi kedua kakak nya yang terlihat lebih santai dan terbuka dari pada 1 tahun yang lalu.

" Syukurlah kita di adopsi oleh Riku-nii yang memiliki hati yang sangat baik.... Setidak nya sekarang kita tidak menderita lagi seperti 1 tahun yang lalu." Gumam kirio pelan dan mengingat kenangan 1 tahun lalu yang cuma ada penderitaan saja.

Flashback~~

Buak!!! Buak!!!

Terdengar suara pukulan yang sangat keras mengenai danging memenuhi ruangan yang berantakan dan kotor, siapapun yang mendengar nya akan merasa ngeri karena begiu keras nya suara pukulan.

" Sudah aku katakan bawa uang lebih banyak dari ini kenapa kalian membawa uang sedikit sekali hah?!!" Seorang pria setengah baya memakai pakaian berantakan terlihat sedang sangat kesal dan memukuli anak laki-laki bermata ruby di depan nya yang sudah meringkuk kesakitan di lantai.

" Ki-kiran-nii..." Panggil Anak laki-laki bermata coklat madu yang sudah menagis melihat kakak tertuanya babak belur di pukuli oleh pria itu.

" Shtt.... Kirio jangan kesana nanti kamu akan di pukul juga." Bisik pelan sang manik biru safir yang masih memeluk sang adik bahkan keadaan nya babak belur juga tidak jauh berbeda dengan kondisi sang kakak pertama.

Melihat itu membuat kirio semakin  menangis tersedu-sedu hanya untuk melindunginya agar tidak terluka kedua kakak nya ini menjadi tameng dan berusaha melindungi nya mati-matian agar tidak terkena amukan oleh pria brengsek yang masih terlihat belum puas memukuli sang kakak pertama.

" Sini kau!!! Aku akan memberi mu pelajaran juga seperti kedua kakak mu yang tidak becus itu!!" Bentak Pria tua itu yang masih terlihat marah berusaha menarik kirio dari pelukan sang kakak.

" Ayah!! Tolong jangan pukul kirio jika kau ingin melampiaskan amarah mu tolong lampiaskan kepada ku saja" teriak panik sang pemilik mata biru safir saat melihat sang ayah menarik paksa sang adik dari pelukan nya.

" Berisik kau jangan menganggu ku!!" Teriak kesal nya lalu memukul keras pipi sang manik biru safir membuat nya terhuyung sempoyongan ke belakang akibat terlalu kuat pukulan yang ia terima.

" Hiks.... Kuon-nii.." panggil kirio pelan sambil tubuh nya bergetar hebat melihat kakak nya yang kedua terus mengeluarkan darah dari hidung dan mulut nya.

Tak lama kemudian kirio merasa ada seseorang menarik tangan nya dan saat ia menoleh ia melihat kakak pertamanya Kiran sedang menarik nya dan menyembunyikan nya di tempat yang tidak bisa di jangkau oleh ayah nya.

Kirio yang mendengar caci maki dan pukulan yang ia layangkan pada kedua kakak nya hanya bisa menangis tidak bisa berbuat apa-apa.

" Kenapa aku tidak bisa berbuat apapun padahal aku ini kembaran kalian...." Kata kirio lirih saat mendengar suara pukulan yang tidak berhenti-henti.

Setelah ruangan sepi barulah kirio berani keluar dari tempat persembunyian nya dan melihat kedua kakak nya yang sudah terkapar di lantai.

" Kiran-nii.... Kuon-nii...." Panggil kirio pelan sambil menghampiri ke dua kakak nya itu yang terlihat masih sadar dan menatap nya dengan sendu.

" .... Syukurlah..... Kau tidak terluka...." Gumam kuon pelan terdengar lega saat melihat kirio yang menghampirinya tanpa terluka sedikitpun.

Mendengar itu kirio semakin menangis dan berusaha mengobati luka kedua kakak nya tapi sayang nya tidak ada satupun obat yang tersisa untuk mengobati kedua kakak nya itu.

" A-aku akan mencari obat di luar... Kumohon kalian harus bertahan!!" Kata kirio panik lalu keluar kamar dan melihat ayah nya sedang mabuk-mabukan di ruang tamu dengan hati-hati kirio keluar dan mencari apotik terdekat tapi sayang nya karena ia tidak mempunyai uang sama sekali membuat kirio tidak bisa membeli obat untuk mengobati kedua kakak nya.

Di rundung panik dan khawatir dengan kondisi ke dua kakak kembar nya dengan nekat kirio mencuri obat-obatan yang ia butuhkan dan membuatnya akhir nya di kejar oleh penjaga toko.

Dalam pelarian tanpa sengaja ia menabrak seorang laki-laki berambut Crimson dan membuat nya terjatuh sehingga membuat barang curian kirio terjatuh dan tersebar di lantai trotoar.

" Akhir nya kau tertangkap juga pencuri kecil!!" Kata penjaga toko itu geram dan menarik kasar tangan kirio yang sudah bergetar hebat karena takut.

" Tunggu!!!... Apa yang kau lakukan?!!, bukan nya perlakuan mu sudah terlalu kasar?!" Cegah sang pemilik rambut Crimson menahan sang penjaga tokoh agar ia tidak melakukan kekerasan pada kirio.

" Jangan ikut campur.... Anak ini mencuri barang dagangan ku!!" Geram sang penjaga toko menatap tajam kirio membuat nya membeku ketakutan.

" Tapi yang ia curi itu obat.... Pasti ada alasan kenapa ia mencuri obat mu jadi tolong jangan main kasar seperti ini." Bela sang Surai Crimson lagi lalu menarik kirio berusaha melindunginya.

" Mencuri tetaplah mencuri!!!" Teriak sang penjaga toko membuat sang pemilik Surai Crimson hanya bisa menghela nafas.

"Huh..... Begini saja, aku akan membayar semua barang yang ia curi jadi tolong lepaskan dia." Kata sang Surai Crimson sambil mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dan menyerahkan nya pada sang penjaga toko.

Melihat banyak nya uang yang ia sodorkan membuat penjaga toko itu dengan kasar mengambil uang dari sang pemilik Surai Crimson.

" Jangan di ulangi lagi kalau tidak aku akan memotong kedua tangan mu agar tidak mencuri lagi!!." Kata sang penjaga toko lalu pergi meninggalkan mereka sambil menghitung uang yang ia dapat.

Melihat itu membuat sang Surai Crimson menggeleng sambil mendesah pelan.

" Jadi orang dewasa kok kasar sekali pada anak kecil." Gumam sang Surai Crimson tidak suka lalu melirik kirio yang mengumpulkan obat-obatan yang tersebar dengan tubuh bergetar.

Sang Surai Crimson yang merasa kasihan langsung menepuk puncuk kepala kirio pelan dan tersenyum sangat lembut kepadanya.

Tapi di luar dugaan sang Surai Crimson kirio dengan panik berdiri dan berlari meninggalkan nya, tapi sebelum sepenuh nya pergi sang Surai Crimson sempat mengaitkan sekantung makanan yang ia bawa berisi beberapa uang ke tangan kirio.

" Aku harap ia baik-baik.... Ia terlihat sangat ketakutan." Gumam sang Surai Crimson yang terlihat sangat khawati dengan kepergian kirio tadi.

" Maaf ya Aoi-nii makan malam kita aku berikan pada orang lain."

" Tidak masalah lagi pula kita bisa membeli nya lagi nanti."

" Aku harap ia baik-baik saja.... Ia mencuri begitu banyak obat pasti orang yang ia sayangi sedang terluka sekarang..... Meskipun tidak seberapa aku bersyukur menaruh uang kembalian membeli makanan tadi di kantung jadi ia bisa menggunakan nya walaupun jumlah nya tidak seberapa."

" Jika ada kesempatan kau pasti bisa bertemu lagi dengan nya... Riku."
.
.

Kirio yang panik terus berlari sampai ke gang sepi dan gelap dengan nafas memburu ia melihat obat-obatan dan sekantung makanan di tangan nya ia tidak sengaja melihat beberapa lembar uang yang ada di dalam kantung.

" Aku seharusnya berterima kasih kepadanya..... bukan lari seperti ini." Gumam kirio pelan menyadari betapa dirinya tidak sopan kepada penyelamat nya tadi.

Mengingat kedua kakak nya yang sedang terluka parah dengan tergesa-gesa kirio pulang ke rumah yang seperti neraka itu.

sesampai nya di rumah Dengan perlahan kirio membuka pintu dan melihat ayah nya yang sudah tertidur di sofa dengan banyak nya botol alkohol di sekitar nya, mencium bau alkohol yang sangat kuat membuat kirio tauh ayah nya sudah mabuk berat dan berakhir tidur di sofa.

Dengan langkah pelan dan cepat kirio masuk kedalam kamar yang terdapat kedua kakak nya yang masih tergeletak di lantai dengan luka lebam yang menghiasi tubuh mereka.

Kirio berusaha mengobati kedua luka kakak nya selembut mungkin tapi masih terdengar rintihan samar dari kedua kakak nya.

" Kiran-nii... Kuon-nii.... Ayo makan sudah dari kemarin kalian belum makan." Kata kirio lirih sambil mengeluarkan 2 bento dan 2 botol teh dari dalam kantung plastik.

" Dari mana kau mendapatkan uang untuk membeli semua ini kirio..... Kau tidak mencurinya kan??" Tanya Kiran was-was saat melihat beberapa obat-obatan dan makanan yang di bawa kirio.

" Tadi..... Aku memang mencuri obat-obatan ini tapi saat aku hampir tertangkap Ada kakak baik hati yang menolong ku.... Ia juga yang memberikan makanan dan beberapa uang ini" jawab kirio sambil menunjukan uang yang di maksud.

" Kirio.... Aku kan sudah bilang biar kami saja yang melakukan hal keji seperti itu... Kami tidak ingin kau menjadi seperti kami." Kata kuon yang terlihat sangat marah kepada adik nya itu membuat kirio yang di marahi cuma bisa menunduk lesu.

" Bersyukur kau di selamatkan oleh orang yang baik kalau tidak kau akan terluka dan kami tidak ingin itu sampai terjadi." Kata Kiran yang menyetujui perkataan adik pertamanya itu.

" Tapi aku kembaran kalian..... dan Aku ingin membantu kalian sebisa mungkin..." Kata kirio lirih membuat Kiran dan kuon yang melihat nya luruh sungguh mereka tidak sanggu melihat adik bungsu mereka ini sedih.

" Lebih baik kita sembunyikan uang ini biar tidak di ambil oleh ayah sialan itu." Kata Kiran lagi lalu mengambil uang yang ada di tangan kirio dan menyembunyikan nya.

" Baiklah~~ ayo kita makan sekarang~~" kata kuon gembira lalu membuka tutup bento dan memperlihatkan makanan yang penuh dengan danging membuat siapapun akan meneteskan air liur saat melihat nya.

" Biar kalian saja yang makan.... Aku sama sekali tidak lapar kok" kata kirio menolak lembut saat melihat kuon menyodorkan sesendok makanan kepadanya, tapi sayang perut nya tidak dapat berbohong bunyi gemuruh dari perut nya yang terdengar cukup keras membuat nya tertunduk malu.

" Sudahlah ayo kita makan bersama saja perut mu sudah bunyi tuh." Kata Kiran kalem yang di balas cekikikan oleh kuon sedangkan kirio hanya tersenyum kecil dan menerima suapan dari kedua kakak nya itu.

Meskipun hanya 2 kotak bento yang ia terima setidak nya itu cukup mengisi perut mereka yang kosong sejak kemarin dan itu sudah membuat mereka bersyukur.

Sungguh kirio sangat beruntung bertemu orang yang sangat baik di dunia yang sangat kejam seperti neraka ini.

Setiap hari mereka di siksa oleh ayah kandung mereka, sungguh mereka berharap mempunyai keluarga yang bahagia dan harmonis tapi sayang itu cuma angan mereka.

Sudah 1 bulan berlalu tapi penyikasaan yang di lakukan oleh ayah mereka terus berlanjut bahkan lebih parah dari hari-hari sebelum nya.

Jika mereka tidak membawa uang yang cukup dari hasil mencuri maka mereka akan di siksa dengan sadis oleh ayah mereka.

Di malam hari hujan yang deras kirio menghitung dengan panik uang yang ia dapat di tangan nya.

sungguh uang di tangan nya tidak akan cukup ..... jika ia berikan semua uang itu ia hanya akan berakhir di siksa lagi apalagi ke 2 kakak nya yang masih sakit akan di siksa kembali jika ia pulang membawa hanya sedikit uang.

" A-apa yang harus aku lakukan?.... Hiks... Si-siapapun tolong aku..... Hiks... Aku sudah tidak sanggup lagi..." Kata kirio sambil menangis sejadi-jadinya.

Kirio sungguh tidak tauh harus berbuat apa lagi, ia ingin mengadu pada seseorang tapi tidak ada satupun orang di sisinya, Ia sungguh berharap ada seseorang yang menyelamatkan mereka dari penderitaan dan siksaan yang di lakukan ayah nya itu, tapi yang  bisa ia lakukan sekarang adalah menunduk dan memeluk lutut nya.

" Hm??... Kau anak kecil yang waktu itu.... Sedang apa kau hujan-hujanan seperti ini??" Kata seseorang yang muncul di depan kirio dengan payung merah nya ia taruh di atas nya membuat kirio tidak kehujanan.

Kirio yang mengenali suara orang yang ia temui 1 bulan yang lalu perlahan mengangkat wajah nya dan menatap sang Surai Crimson dengan air mata yang sudah deras mengalir.

" Apa yang terjadi?!!... Kenapa kau penuh luka seperti ini?!!" Tanya sang Surai Crimson panik saat melihat penuhnya lebam dan luka di tubuh ringkih itu.

" .... Tolong aku ... Hiks....kumohon tolong aku dan kedua kakak ku... Hiks." Kata kirio lirih membuat sang Surai Crimson membeku.

Tidak tega melihat betapa rapuh nya sang manik coklat madu pemilik Surai Crimson itu berjongkok menyamakan tinggi nya pada sosok ringkih itu tidak memperdulikan betapa kotor dan becek nya jalanan.

" .... Tentu." Balas sang Surai Crimson yang langsung memeluk tubuh kirio tidak memperdulikan baju nya menjadi basah dan kotor.

Kirio yang merasakan pelukan hangat dari pemilik Surai Crimson hanya bisa mencengkram ujung bajunya dan menangis dalam diam.

Setelah kirio tenang Hal pertama yang dilakukan  sang Surai Crimson membawa kirio ke rumah sakit agar mendapat perawatan luka secara intensif setelah itu sang Surai Crimson menayakan alamat tempat tinggal kirio.

Setelah mendapatkan alamat nya sang Surai Crimson langsung pergi setelah menitipkan kirio ke beberapa perawat yang berjaga.

Setelah kepergian 3 jam lalu sang Surai Crimson datang kembali membawa Kiran dan kuon yang dalam keadaan pingsan ke rumah sakit, setelah memberikan nya ke dokter dan suster agar di rawat lebih menyeluruh sang Surai Crimson langsung duduk kesal di bangku rumah sakit.

" Ckh.... Dia melarikan diri, sungguh dia tidak pantas menjadi seorang ayah!!!.... Dia bahkan tega menyiksa ke 3 anak kembar nya seperti ini!!" Geram sang Surai Crimson saat melihat ke adaan Kiran dan kuon yang sangat mengenaskan.

" Orang itu sungguh tidak mempunyai hati!!... Kalau kau tidak datang tepat waktu Riku aku takut ke 2 anak sudah mati." Kata orang berambut hitam dan bermata biru dengan kesal.

" Dengan sifat seperti itu pasti ia memiliki banyak catatan kriminal, aku akan mencari semua buktinya dan jika aku bertemu dengan nya atau ia kembali mengganggu ke 3 anak itu akan aku pastikan ia di hukum dengan sangat-sangat berat!!" Kata Riku kesal sambil tersenyum miring.

" Aku sangat mendukung mu Riku!!" Kata Aoi yang terdengar sangat setuju.

" Terima kasih Aoi-nii... Uhuk...uhuk...aduh... Sakit sekali dadaku..." Gumam Riku sambil menepuk dadanya yang mulai sesak.

" Lebih baik kau di periksa juga kau hampir kambuh tuh." Kata Aoi yang terlihat khawatir saat melihat wajah Riku yang mulai pucat.

Sebagai jawaban Riku mengangguk dan memeriksakan dirinya.

Setelah di rawat 2 bulan di rumah sakit akhirnya Kiran, kuon dan kirio di perbolehkan keluar dari rumah sakit.

Setelah keluar dari rumah sakit mereka berpikir akan di bawa ke panti asuhan oleh Riku Karena mereka tidak memiliki tempat tinggal lagi.

Sebenarnya Kiran, kuon dan kirio sudah sangat nyaman kepada Riku karena sifat nya yang lembut dan baik hati, juga karena faktor trauma yang mereka terima dan hanya Riku yang selalu menemani dan menenangkan mereka membuat mereka tidak bisa lepas dari Riku.

pernah di saat trauma mereka kambuh Riku lah orang pertama yang menemani mereka bahkan Riku akan menyanyi untuk mereka agar membuat mereka lebih tenang dan itu berhasil.

Suara Riku saat menyanyi sangat merdu dan lembut membuat mereka tenang saat mendengar nya dan itu membuat mereka sangat aman dan nyaman bersama dengan Riku.

Riku sudah banyak membantu mereka jadi mereka tidak ingin egois mengharapkan lebih dari Riku, itulah sebab nya mereka hanya diam saja saat melihat Riku membantu mereka mengepak barang mereka.

Setelah memasukan semua barang mereka ke bagasi mobil, Riku lansung membuka pintu mobil dan masuk ke kursi kemudi, melihat mereka masih membatu Riku memanggil dan mempersilahkan kiran, kuon dan kirio masuk kedalam mobil.

Setelah mereka bertiga masuk Riku langsung menyalakan mesin mobil dan menjalankan nya keluar dari halaman rumah sakit, di perjalanan tidak ada percakapan di antara mereka bahkan Riku tidak mengajak mereka ngobrol dan masih fokus menyetir.

Merasa suana yang canggung Riku menyalakan radio dan memutar lagu yang menurut nya bagus dan kembali mefokuskan pandangan nya ke jalanan.

" Ada apa Kok pada diem??" Tanya Riku yang tidak tahan dengan suasana canggung yang terus berlanjut itu.

" ....tidak ada apa-apa" balas kuon kalem di ikuti kirio yang tersenyum kecil sedangkan Kiran masih setia dengan diam nya dan terus menatap jalan dari luar jendela.

Melihat itu dari kaca sepion membuat Riku hanya bisa menghela nafas, jika mereka tidak ingin bicara maka Riku tidak dapat memaksa nya tapi ada 1 hal yang Riku tidak tauh mereka memikirkan satu hal yang sama yaitu mereka berharap Riku mau mengadopsi mereka tapi mereka pikir itu cuma angan-angan saja itu sebab nya mereka terdiam.

Tak lama kemudian mereka sampai di kompleks perumahan dan berhenti di depan rumah berlantai 2 dengan dinding bercat biru di padu dengan warna putih di depan gerbang terdapat papan nama ' Nanase' yang terpampang jelas.

Kiran, kuon dan kirio yang melihat rumah itu cuma bisa kebingungan karena mereka tidak di bawa ke panti asuhan.

" Kiran ... Kuon.... Kirio.... Ayo bantu aku menurunkan semua barang~~" panggil Riku sambil menurunkan satu persatu barang dari bagasi mobil.

Dengan linglung mereka membawa barang bawaan mereka dan masuk ke dalam rumah, bagian dalam rumah yang berwarna cream dan tatanan barang yang sederhana tapi rapi membuat suasana hangat tersendiri untuk Kiran, kuon dan kirio saat melihat nya.

" Kamar kalian ada di lantai 2 di pintu nya sudah tertera nama kalian jadi ambil barang kalian dan tata di kamar ya...." Kata Riku lalu melesat ke dapur dan mengambil minuman dingin di kulkas.

" Selama kalian menata barang di kamar aku akan memasak tapi maaf aku hanya bisa masak masakan barat ....apa itu tidak masalah??"  Lanjut Riku lalu mulai melipat lengan bajunya dan mengambil bahan makanan di dalam kulkas.

" Anda... Tidak membawa kami ke panti asuhan??" Tanya Kiran yang akhir nya tersadar.

" Hm??... Kenapa harus membawa kalian ke panti asuhan??" Tanya Riku heran saat mendengar pertanyaan Kiran.

" Ta-tapi kami ini...."

" Oh??... Aku lupa bilang ini kepada kalian, aku ingin mengadopsi kalian menjadi adik ku....." Kata Riku kalem sambil memotong beberapa bahan makanan dan tidak menyadari raut terkejut dari wajah Kiran, kuon dan kirio.

Melihat tidak ada respon membuat Riku menoleh ke arah pelaku dan melihat mereka masih berdiri membeku sambil menatap nya syok, membuat Riku yang melihat itu cuma bisa tertawa kecil.

" Yah.... Seperti yang kau lihat rumah ini sangat sepi dan karena aku sudah sangat dekat dengan kalian jadinya aku ingin kalian tinggal di sini bersama ku." Lanjut Riku setelah mematikan kompor lalu berjalan mendekati Kiran, kuon dan kirio yang masih berdiri membeku.

"Apa kalian mau menjadi adik ku?" Tanya Riku sambil tersenyum lembut dengan sinar matahari yang menerangi nya membuat Riku terlihat mengeluarkan aura hangat yang dapat memukau siapapun yang melihat nya.

"Ji-jika kamu tidak keberatan kami ingin menjadi adik mu Riku-nii." Gumam Kiran yang di angguki ke dua adik kembar nya.

" Tentu.... Aku akan sangat senang jika kalian menjadi adik ku..... Mulai sekarang nama kalian Nanase Kiran, Nanase Kuon dan Nanase Kirio." Balas Riku sambil mengusap sayang puncuk kepala Kiran, kuon dan kirio secara bergantian.

Flashback end~~

Mengingat itu membuat kirio tersenyum kecil, entah apa yang terjadi dengan nasib mereka jika waktu itu kirio tidak menabrak Riku, mungkin saja sampai saat ini mereka masih di siksa oleh ayah angkat nya atau kemungkinan terburuk nya mereka sudah meninggal.

" Hoam~~~ ramai sekali di bawah.... Kalian sedang apa sampai-sampai suara kalian terdengar sampai lantai 2" kata sang Surai Crimson yang berjalan menuruni tangga sambil mengucek matanya karena masih mengantuk.

".... Riku-nii??"

Mendengar suara yang ia kenal kirio langsung tersadar dari lamunan nya dan saat ia menoleh ke arah ke 2 kakak kembar nya betapa terkejut nya ia saat melihat kiran dan kuon sudah menggunakan alat-alat dapur sebagai senjata mereka.

Kuon yang memegang teplon dan Kiran yang memegang panci dan sendok sayur membuat kirio yang melihat nya suskses terdiam dengan mata coklat madu terbuka lebar menatap kedua kakak kembar nya.

"..... Apa kalian sedang main perang-perangan??" Tanya Riku pelan saat melihat kiran dan kuon memegang alat dapur sebagai senjata mereka.

" NII-SAN!!!!" Teriak kirio marah sambil menghampiri kedua kakak kembarnya.

" AKKHH!!!"

Kuon yang melihat kirio datang dengan marah langsung berteriak ketakutan dan berlari melarikan diri di ikuti Kiran yang sudah pucat di belakang nya.

" Pfft.... Hahahaha....."

Riku yang melihat adegan kejar-kejaran yang dilakukan 3 saudara kembar itu cuma bisa tertawa karena tingkah polah mereka yang sangat lucu menurut nya.

" Aku lebih suka ekspresi kalian yang sekarang dari pada eksperi kalian 1 tahun lalu." Kata Riku pelan saat melihat ekspresi bebas dan terbuka yang di tunjukan Kiran, kuon dan kirio sekarang.
.
.
.
.
.
.
Jeng~jeng~~

Bagaimana menurut kalian?~~

Aku harap kalian suka dengan cerita author yang masih pemula ini dan sampai jumpa lagi~~
( Gak tau kapan update lagi😅😅😅)

Pai~~pai~~👋👋👋

11 Oktober 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top