Season 2 | Bab 7

Selesai?
.
.
.
Enjoy

Eva menatap makhluk di depannya aneh. Vampir itu baru habis melemparnya masuk kedalam gua. Tapi setelahnya langsung terduduk sedih menatapnya.

"Ada apa denganmu? Tadi terlihat beringas sekali. Sekarang malah jauh seperti bayi yang mau menangis." Heran Eva menatapnya. Yang ditatap hanya menggumam nama Eva lalu menunduk.

Eva mengkerutkan alisnya. Perilaku vampir ini sama sekali beda jauh dengan vampir yang dahulu dia eksekusi. Eva jadi tidak tega melihatnya. Makhluk ini hanya terlihat terlalu baik dimatanya.

"Hei." Panggil Eva membuat sang vanpir kembali menatapnya. "Tidak tertarik memakanku?"

Tidak ada jawaban dari makhluk itu. Ada kemungkinan dia adalah eksperimen gagal karena tidak bisa bicara. Malah hanya menyebutkan nama Eva. Apa mungkin Eva mengenalnya? Atau makhluk itu yang mengenal Eva?

Eva menggeleng lalu berjalan disekitar dinding gua. Mencari celah kecil yang hanya muat dimasuki Eva kalau-kalau vampir itu ingin memakannya.

Meski Eva tidak mungkin mati, tapi tetap saja dia merasa sakit. Dia mendapat celah kecil yang hanya muat untuk ukuran perempuan dewasa. Eva memasukinya dan mendapatkan anak-anak yang diculik tengah bersembunyi sembari memeluk lutut mereka. Lengkap ada lima anak.

"Kalian?" Lirihan Eva terdengar membuat mereka berbalik menatap. "Eva!" Mereka semua berseru mendekati Eva dan memeluknya.

Yah, semua anak-anak di wilayah Edmund memang mengenal Eva. Karena Eva memang sering mengajak mereka main setiap hari liburnya.

"Kenapa kalian bisa disini?" Tanya Eva, ingin mendengar penjelasan. "Aku dibawa makhluk itu, lalu aku melihat ada celah disini. Jadi aku masuk kesini. Tapi besoknya makhluk itu membawa Roan." Jawab anak dari Mr. Piggy yang rupanya ialah korban pertama

"Iya! Lalu aku mendengar suara yang memanggil namaku, jadi aku mengikutinya dan bertemu dengan Lun, dan bersembunyi disini. Setelahnya makhluk itu membawa Ella kesini." Lanjut Roan, anak dari Mr. Racoon.

"Lalu aku ikut bersembunyi dengan mereka. Dan makhluk itu membawa kembar Brean dan Berry. Dan kami semua bersembunyi disini!" Lanjut Ella, anak Mr. Bull.

"Dan makhluk itu menculik Eva." Lanjut Brean. "Dan Eva menemukan kami disini!" Balas Berry, kembar Brean. Mereka anak-anak Mr. Beavers.

Eva mengangguk pelan. "Kalian makan apa selama ini?" Tanyanya lagi. "Makhkuk itu membawakan kami buah-buahan setiap pagi."

Aneh. Untuk apa makhluk itu menculik anak-anak dan membawakan mereka buah setiap pagi? Eva tidak mengerti sama sekali.

"Kalian disini dulu. Jangan ada yang keluar sebelum ku panggil." Katanya diangguki yang lainnya.

Eva keluar dari celah itu, lalu mencari makhluk yang membawanya kesini.

Eva menatap makhluk yang masuk membawa buah-buahan padanya. "Kenapa kau seperti ini?" Tanya Eva heran mengambil buah-buah itu. Ada berry, apel, anggur, pisang, dan sebagainya.

"E...va." hanya itu yang didapat Eva. Vampir itu nampaknya tidak bisa mengatakan yang lain selain namanya.

Eva menggigit kecil apel ditangannya. Dirasa ada tepukan halus dikepala. Membuat Eva mengingat satu orang. Ratu ke tiga, Amber.

Dahulu, Raja Frank III memiliki istri yang begitu baik dan cantik. Itulah Ratu Amber. Amber gemar sekali mengusap kepala Eva sembari menggumamkan namanya.

Suatu hari Amber diculik oleh bawahan Jadis. Setelah itulah Eva bisa menemukan keberadaan makhluk ini. Tapi tetap saja, Ratu Amber tidak pernah ditemukan dimanapun. Hingga Raja mengumumkan kematian Ratu Amber.

Mungkinkah makhluk dihadapannya ini ialah Ratu Amber yang menghilang? Mungkin saja, mengingat makhluk ini memiliki kebiasaan yang sama dengan Ratu Amber.

Eva memeluk makhluk itu. Kalau memang makhluk ini adalah Ratu Amber, maka tidak akan ada masalah kan?

***

Edmund berhasil membujuk pegasus. Rupanya yang mengenalinya tadi ialah Tetua mereka. Namanya Silver.

Silver menjelaskan bahwa dia hadir pada hari pengangkatan Raja dan Ratu. Karena itulah dia bisa mengenali Edmund.

Awalnya Edmund ditolak karena dia tidak membawa siapapun sebagai pengawal. Akhirnya disetujui jika Edmund mau membawa dua Pegasus, untuk pengawalan kata mereka.

Disinilah Edmund, menyusup masuk ke dalam gua bersama dua pegasus dibelakangnya. Gua ini cukup besar dan gelap. Mereka berjalan pelan sekali sampai mendapati makhluk yang tadi membelakangi mereka.

Mata Edmund melebar saat melihat Eva berdiri diujung tembok menatap makhluk itu ketakutan.

"Edmund!" Seru sang gadis saat menangkqp siluet Edmund yang bersembunyi. "Dasar bodoh." Gumam Edmund karena dikira tempat persembunyiannya ketahuan.

Edmund dengan sigap mengeluarkan pedangnya dan mengayunkannya menebas salah satu sayap milik vampir itu. Suara teriakannya menggema. Darahnya menetes banyak keluar dari punggungnya.

Sang vampir menoleh dengan cepat dan mengayunkan tangannya ingin menangkap Edmund. Tapi dengan gesit Edmund melompat menghindari tangkapannya.

"Hentikan Ed! Dia ratu! Ratu Amber!" Teriakan Eva tidak dihiraukannya.

Edmund memang tidak sekuat Peter. Meski begitu, dia menduduki posisi yang terkuat kedua karena kecepatannya. Karena itu, Edmund berusaha dengan cepat menebas kepala makhluk itu.

Eva menatapnya nanar, makhluk yang di kiranya Ratu Amber itu kini tergeletak tak berdaya. Dengan cepat dirinya menghampirinya.

Edmund menatap Eva dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak. Dia tidak tahu menahu ada hubungan apa Eva dengan makhluk ini. Tapi yang paling membuatnya bingung, kenapa Eva menangisinya?

***

Edmund duduk di bawah pohon mendengarkan Eva bercerita. Sebelumnya mereka sudah menyuruh para Pegasus untuk membawa anak-anak yang diculik kembali ke rumah mereka masing-masing.

Sementara Eva dan Edmund akan istirahat sebentar di dekat gua itu. Karena itulah, Edmund dengan tenang mendengarkan cerita Eva hingga selesai.

Eva menceritakan kisah Ratu Amber yang baik hati. Ratu itu sangat menyayangi anak-anak dan tiba-tiba menghilang entah kemana.

Saat itu Eva yang dipilih Raja Frank III untuk mencari Ratu Amber. Dan dia dibawa ke tempat eksperimen milik Jadis di dalam gua di utara sana.

Eva di beri perintah untuk membunuh semua makhluk itu. Namun tidak ditemukannya ratu Amber dimanapun. Padahal Eva sudah menggunakan seluruh sihir pencarian yang dia miliki. Tapi tetap saja dia tidak bisa menemukannya. Karena itulah Raja Frank III menyerah mencarinya.

Dan akhirnya Eva menemukan kembali Ratu Amber walau dalam wujud yang berbeda karena pernah dijadikan eksperimen oleh Jadis.

Edmund kembali memasang ekspresi yang tidak bisa dibaca. Eva hanya menunjukkan wajah begitu lelah. Dirinya telah selesai bercerita. Menunggu tanggapan dari lelaki disebelahnya.

"Aku tidak akan minta maaf." Kalimat pertama Edmund lontarkan. Diberi tatapan tak percaya oleh Eva.

"Aku tidak yakin aku benar. Tapi juga tidak yakin aku salah. Maksudku, makhluk itu pasti sudah menderita beratus-ratus tahun. Tidak ada yang mengenalinya. Kemanapun dia pergi, dia akan dikira sebagai monster. Mendengar dari ceritamu, jika dia memang Ratu Amber yang kau kenal, dia pasti tidak mau hidup seperti itu.

Tidak ada yang mau hidup seperti monster. Mungkin saja dia sudah melakukan banyak cara untuk mati. Apa kau tidak lihat luka di tubuhnya? Menurutku itu bukan luka dari serangan musuh. Tapi dia melukai dirinya sendiri." Jelas Edmund.

Eva melebarkan matanya. Memang dia bisa mendapati luka lecet yang cukup banyak di tubuh vampir tadi. Tapi bisa dipastikan itu bukan luka dari pedang musuh.

Yang paling parah bekas luka tusuk yang agak lubang di perutnya. Mungkin saja vampir itu sudah melakukan banyak hal untuk menyakiti diri sendiri.

Eva menghela napas lalu mengangguk mengiyakan. Edmund kini kembi menatapnya. "Kenapa tadi kau terlihat ketakutan?"

Eva menunduk. "Makhluk tadi tiba-tiba ingin menyerangku. Mungkin dia sudah mulai kelaparan?" Dirinya mengangkat bahu tak tahu.

Edmund menghela nafas lelah. "Sudahlah. Hari ini ayo istirahat disekitar sini. Aku lelah sekali tidak tidur semalaman." Diberi anggukan kecil dari Eva. Mereka lelah sekali hari ini.

.
.
.

The End~

Candaaaa~ masih To Be Continue kok. Buah Toffee aja belum ketemu. Masa udah ending aja. Wkwk

Kyknya endingnya masih jauh deh. Mungkin sisa 5-6 episode lagi. Nggak tau juga sih, gak yakin. Bisa jadi lebih, bisa jadi kurang.

Chapter depan mau aku masukin kisah romansa dikit antara Eva dan Edmund. Tapi gak janji hehew

And, Makasih udah mau baca.

See you next time~

TBC~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top