・ᴍ ɪ ᴅ ɴ ɪ ɢ ʜ ᴛ ー ᴇ s ᴄ ᴀ ᴘ ᴇ
⇣⇣⇣
⇓
⇓
⇓
( m i d n i g h t e s c a p e )
MENURUT filosofi Tionghoa Yin dan Yang, ada keselarasan yang dapat dicapai dalam tiap komponen alam. Dalam filosofi serupa, tertulis bahwa dua unsur utama yang bersifat kontras, tetap dapat saling berpadu dan melengkapi satu sama lain. Pada lain cerita, ada pula yang menafsirkan Yin dan Yang sebagai wanita dan pria; dua pribadi bertolakbelakang yang kemudian menyatu sebagai satu bagian utuh. Namun tak peduli berapa banyak makna yang masih bergulir dalam benak tiap insan, Han Areum percaya satu pesan tersirat yang masih ia genggam sampai sekarang;
Bahwa tak peduli seberapa jauh dirinya menapak, atau seberapa lama jemarinya menggenggam, hidup memang akan selalu penuh oleh kejutan dua sisi. Pasti.
Bila hanya memandang satu sisiーbila ia hanya memandang dari satu sudut pandang dan langsung menghakimi tanpa jedaーmaka bisa jadi detik berikutnya seluruh spekulasinya retak dan hancur; luruh bersama seribu satu cara unik dimana kehidupan berhasil menjungkirbalikkan pikirannya dalam satu waktu.
Sama halnya yang terjadi pada dirinya dan Chwe Hansolーpemuda berengsek itu.
Oh, baiklah. Perumpamaan yang absurd. Namun mengulas apa yang telah dilaluinya selama dua hari terakhir, Han Areum tak dapat menyembunyikan seulas senyum untuk tak merekah sempurna di bibir. Ia bahkan tak dapat menahan diri untuk menyimpulkan, 'Barangkali, Hansol memang tidak seburuk itu.'
Dua hari terakhir telah menjadi dua hari terbaik dalam hidupnya selama SMA. Walau ia sempat mendapat masalah sebab mengikuti tur sekolah mendadak tanpa pemberitahuanーtetapi lagi-lagi, berterima kasih pada Chwe Hansol, putra direktur sekolah, seluruh guru dan siswa akhirnya enggan mengungkit lebih dalamーtetapi Areum benar-benar menikmati dua hari pertamanya menjalani studi tur di pulau Jeju. Vila yang bersih. Udara sejuk. Keindahan alam yang memikat. Kemudian, berbagai topik pelajaran baru yang menarik.
Inilah kenikmatan masa SMA yang sesungguhnya.
Barangkali filosfi Yin dan Yang memang benar, bahwa ada setitik kebaikan dalam diri Hansol yang kelam; bahwa ada setitik kebaikan, bahkan dalam pribadi yang tampak bengis sekalipun.
Kini, selesai menapaki anak tangga dan hendak menuju kamarーsetengah mengibas surai dengan handuk setengah basahーbetapa terkejutnya sang gadis kala tanpa diduga-duga, sosok yang sedari tadi mampir di pikirannya kini berdiri tepat di hadapannya.
Areum memekik tertahan. "Apa yang kau lakukan, Idiot?!" desisnya panik. Menoleh ke belakang dan memastikan seluruh penghuni kamar vila di lantai bawah telah masuk ke kamar masing-masing, Areum buru-buru menarik tangan Hansol menuruni anak tangga dan pergi ke belakang pendopo. Hanya itu tempat yang sepi saat seluruh guru dan siswa berkemas dan bersiap tidur.
"Kau gila?!" Areum berkata kesal. "Bagaimana bila ada yang melihatmu di vila wanita malam-malam, hah?!"
Hansol hanya mengendikkan bahu tak acuh. Pemuda itu kini mengenakan hoodie abu-abu, dibalut jaket kulit dan bawahan jeans robek-robek di lutut.
Sedari tur hari pertama dan perdebatan di mobil, Han Areum memang tidak mendapat kesempatan untuk mengobrol langsung dengan Hansol. Ia berniat untuk mengurangi gunjingan dan gosip dari para siswaーmengingat sejak hari pertama ia datang, gadis-gadis memasang tatapan dingin dan membisikkan beberapa makian di hadapannya langsung. Namun ia tak peduli. Ia datang hanya untuk menikmati tur studi di pulau jejuーmeski harus sendiri.
"Kau tidak menyambutku, huh? Minimal, katakan 'halo' atau basa-basi manis seperti, 'bagaimana kabarmu?'" Hansol berdecak sinis. "Ingat, aku yang membawamu kemari."
Areum mendengkus. Seharusnya ia tahu, darah arogan Chwe Hansol tak akan pernah melakukan kebaikan tanpa pamrih. "Ingat juga bahwa aku tidak meminta." Gadis itu melipat tangan, berdeham sebentar sebelum melanjutkan, "Tapi, well, terima kasih. Aku juga tidak akan dapat mengikuti tur studi kalau tidak karenamu."
Seringai Hansol bangkit perlahan. "Kau menyukainya, huh? Trip konyol ini?"
"Kau selalu menganggap seluruh hal yang berkaitan dengan sekolah adalah sebuah kekonyolan, bukan?" Gadis itu hanya tersenyum getir. Lucu sekali bagaimana gadis miskin sepertinya benar-benar mengharapkan sokongan sekolah untuk kegiatan di luar seperti ini, sementara siswa bergelimang harta seperti Hansol hanya dirundung jenuh.
Areum menghela napas. Setengah memalingkan wajah pada langit malam, melihat kerlip bintang dengan purnama yang menggantung di angkasa, ia melanjutkan, "Trip ini menyenangkan, kau tahu? Barangkali ini akan menjadi pengalaman SMA berharga yang akan kukenang sampai tua."
"Kau yakin dengan hal itu?" Hansol menaikkan satu alis. Irisnya tampak menyelidik, tapi kedua sudut bibirnya mengembang penuh.
"Tentu saja." Areum memiringkan kepala, menatap lawan bicara curiga. "Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Untuk apa pergi ke vila wanita malam-malam?"
Pemuda itu tak langsung menjawab. Ia melangkah maju perlahan, mengikis jarak kendati irisnya terus tertuju pada netra si gadis.
"A-apa yang kau lakukan?" Areum melangkah mundur.
"Kau tahu, ada satu hal lebih baik yang bisa membuat kunjungan ke Pulau Jeju ini menjadi kunjungan paling menyenangkann yang tak akan pernah kaulupakan."
"Hansol, aku tidak ingin bercanda sekarang. Apa yangー"
"Apa aku terlihat seperti bercanda sekarang?"
Bagai tersambar petir, tatapan Hansol kini berubah sedingin es. Sorot matanya menggelap. Dagunya terangkat angkuh, bahkan siluet hitam akibat efek lampu di belakangnya membuat Areum berkerut. Jangan takut, jangan takut. Si gadis berusaha meyakinkan diri sendiri. Hansol tidak sepenuhnya orang jahat. Ia yang membuatku dapat pergi ke tur sekolah hari ini.
"Akan kutunjukkan padamu. Tempat indah yang akan menjadi pelengkap kenangan selama di Jeju." Selanjutnya, tanpa diduga-duga, Hansol lantas berbalik dan melangkah begitu saja, meninggalkan Areum bergeming di tempat. Di dalamnya ia sudah meyakinkan rencana sempurna terbayang dalam kepala; rencana indah yang membuat Areumーdan seluruh gadis lainーpaham, bahwa Chwe Hansol-lah yang berkuasa.
Ia akan menjadi sang dominan.
Namun tanpa keduanya sadari, sepasang mata telah melihat kejadian serupa.
Tanpa Hansol sadari, 'rahasia'-nya telah runtuhーbahkan sebelum hal tersebut benar-benar dimulai. []
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top