・ᴇ x + ʙ ᴏ ʏ ғ ɪ ᴇ = ɴ ɪ ɢ ʜ ᴛ ᴍ ᴀ ʀ ᴇ




↫↬

( e x + b o y f i e = n i g h t m a r e )

"PERINGKAT satu dipegang oleh Jihoon. Lagi. Astaga, psikopat gila itu memang cinta belajar, ya."

Sebenarnya kalau boleh mengaku, Yeo Hyera sudah mendengar gosip serupa membeludak dalam ruang kelasnya pagi tadiーpasal Lee Jihoon, pemuda dingin dari kelas A yang sangat kompetitif, mengenai Jihoon dengan peringkat serta prestasinya yang fantastis, pula tentang persaingan kasat mata antara Jihoon dan Jisoo (perkara nilai, tentu saja), yang sayangnya kini diungguli oleh Jihoon.

Sudah menjadi rahasia umum apabila dua pemuda kompeten itu saling mengejar ketertinggalan nilai dan berlomba-lomba untuk menyabet peringkat satu.

Toh sebenarnya, persaingan ketat itu sudah bermula dari dua tahun lalu.

Hyera tanpa sadar tersenyum tipis. Dua tahun lalu, dua tahun lalu. Seolah merapalkan demikian dalam hati dapat membawa kembali sekelebat kenangan yang sudah dikubur dalam-dalam. Seolah dengan mengingat kebersamaan serta suka-duka mereka dua tahun silam, gadis itu dapat merasa dadanya menghangat.

Namun, bukankah manusia itu makhluk dinamis?

Kejadian demi kejadian terlewat, masa demi masa terlewati, pengalaman sesukar atau semanis apapun pada akhirnya hanya terjebak dalam kotak memori.

"Hei, Yeo Hyera."

Bukankah pada akhrinya, kita semua berubah?

"Yeo Hyera!"

Terkejut sebab diteriaki, gadis itu lantas mengerjap. Menoleh dan mendapati wajah lawan bicaranya mengerutkan kening heran, Hyera buru-buru berkata, "Apa aku melewatkan sesuatu?"

Hyejin mendengkus. "Kau ini kenapa? Aku sedang membicarakan hasil ujian saat kau mendadak termenung tidak jelas begitu. Apa ada yang sedang kau pikirkan?"

"Tidak ada." Hyera menenggak sodanya santai, berusaha menetralkan wajah kendati ia sendiri masih terkejut. Memikirkan masa lalu memang sukses menggelitik otak hingga membuat rasa fokusnya hilang.

Hyejin hanya memutar bola mata, sadar bahwa ini bukan sekali dua kali Hyera hilang fokus mendadak. Namun ekspresi wajahnya berubah seketika. Tepat tatkala ia melihat koridor lantai satu yang dipenuhi kerumunan siswa. "Hei, hei, lihat! Ada Hansol dan Jisoo di lantai satu! Ayo!" Gadis itu berubah heboh mendadak, buru-buru menarik tangan Hyera menuju loteng.

Loteng sedang ramai-ramainya saat itu. Didesak demikian malah membuat Hyera tidak dapat menyeimbangkan tubuh. Tatkala Hyejin menuruni anak tangga dengan semangat, gadis itu tak sadar pergerakannya yang cepat malah membuat Hyera tak dapat memerhatikan langkah hingga tersandung.

Yeo Hyera sudah memejamkan mata, siap dengan segala rasa sakit kalau-kalau tubuhnya menghantam lantai.

Namun alih-alih menemukan tubuh tergeletak mengenaskan di lantai, gadis itu malah merasa seolah tengah terbaring di atas sesuatu yang empuk.

Atau justru, seseorang.

Sebab saat membuka mata dan berbalik, Hyera terkejut setengah mati saat matanya bertatapan langsung dengan wajah seorang pemuda; tubuhnya menindih tubuh pemuda itu, dan kini mereka menjadi tontonan leluasa para siswa yang berlalu-lalang.

Masalahnya, pemuda ini bukanlah Jisoo, kekasihnya.

Melainkan, Lee Jihoon.

Lee Jihoon, pemuda yang berusaha ia hindari setengah mati.

"Astaga!" Hyejin memekik tertahan.

"Wah, jatuh ditindih Yeo Hyera? Aku iri."

"Baru kali ini melihat Jihoon dekat dengan gadis. Bisa-bisa Jisoo kebakaran jenggot melihat kekasihnya menindih lelaki lain. Haha."

Cibiran salah satu siswa itu sukses menendang kesadarannya lagi. Hyera buru-buru bangkit, hendak membantu Jihoon untuk berdiri sekaligus mengucapkan terima kasih, kala tiba-tiba kerumunan siswa dari bawah terbelah dan menampilkan presensi seseorang.

Sungguh demi apapun, untuk pertama kalinya Hyera berharap kekasihnya pergi.

Sial, terkutuklah hari ini!

Sebab tepat di hadapannya, Hong Jisoo berdiri, menatap Hyera dan Jihoon bergantian, kemudian mengukir seulas senyum miring. Nadanya bahkan terdengar luar biasa ramahーyang Hyera yakin hanya kepura-puraan belakaーtatkala berkata, "Wah, ada Jihoon rupanya. Kebetulan sekali, aku baru mau mengajak kekasihku makan siang. Kau tidak keberatan untuk ikut bersama kami, 'kan?"

Well, selamat datang dalam mimpi buruk sesungguhnya. []

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top