・ᴄ ᴏ ɴ ғ ᴇ s s ɪ ᴏ ɴ

HANYA tinggal empat belas hari sebelum acara musim panas dimulai.

Itu berarti, hanya tinggal empat belas hari untuk para anggota OSIS mempersiapkan festival, hanya sisa empat belas hari bagi para siswa untuk mempersiapkan penampilan sekaligus unjuk bakat terbaik demi mempromosikan sekolah. Itu berarti pula, hanya tinggal empat belas hari sebelum semester dinyatakan selesai dan liburan musim panas dimulai.

Siang yang terik, hari-hari yang sibuk, bising aktivitas bercampur tawa para siswa menyatu di udara.

Dalam jangka empat belas hari tersebut, tidak ada satupun dari jajaran anggota OSIS yang dapat duduk bersantai sembari menggoyangkan kaki atau bermain ponsel dalam kelas. Waktu mereka terlampau berharga untuk dihabiskan dengan kegiatan tak berdasar demikian, setiap detik yang terlewat dan setiap jarum yang yang berdenting sangat diperhitungkan. Jae Won, ketua OSIS SMA tahun ini saja sudah uring-uringan selama tiga bulan terakhir. Ia menggunakan koneksi sang ayah demi bisa mendapat sponsor kegiatan musim panas, ia rela berhari-hari pulang larut malam demi mengecek kinerja anggotanya. Reputasinya sebagai ketua OSIS periode 2019-2020 bergantung pada acara ini. Maka tidak boleh ada kegagalan sedikitpun. Titik.

Kendati tak dapat dipungkiri, tahun ini ialah tahun tersulit untuk menyelenggarakan acara di tengah-tengah gosip sekolah yang merekah panas.

"Jadwal tayang klub tari Starclub akan diganti dengan klub Tiger dari Soonyoung. Aku sudah mengkonfirmasi ini pada seksi acara sekaligus pihak yang terlibat. Lee Chan masih dirawat inap di rumah sakit, ia terluka cukup parah sehingga tidak bisa tampil."

Min Hyujin, gadis mungil yang dikenal sebagai wakil ketua osis perfeksionis itu kini tengah membacakan beberapa informasi terbaru pada Jae Won. Sementara lawan bicaranya hanya diam dan mengangguk tak acuh, kedua mata masih terpaku menatap layar laptop.

"Kau serius sudah membicarakan itu pada tim Lee Chan? Aku tidak mau ada desas-desus bahwa tim OSIS tidak adil atau pilih kasih terhadap grup tertentu. Toh kecelakaan kemarin terjadi di luar dugaan."

Hyujin mengangguk, membuat rambutnya yang dikuncir kuda ikut bergerak memantul-mantul. "Untuk urusan itu kau tidak usah cemas. Tim Lee Chan sendiri yang mengundurkan diri. Mereka tidak mau tampil di saat ketuanya sakit begini. Seksi acara bisa menjamin semua aman."

Jae Won kembali mengangguk, tanpa sadar menghela napas lega. Ada banyak hal yang terjadi selama beberapa minggu terakhir, banyak masalah dan isu yang muncul ke permukaan dan menghantam reputasi sekolah―pada akhirnya berdampak pada kinerja dan nama baik organisasi OSIS. "Baguslah kalau begitu, berarti semua rangkaian acara sudah selesai, ya. Kita hanya tinggal fokus mengecek dekorasi, keamanan, dan promosi. Ah ya, bagaimana dengan Seung Ji? Semenjak kejadian sponsor aku jadi ragu dengan kemampuan gadis itu."

"Tidak usah terburu-buru menyimpulkan," kata Hyujin, menghela napas. "Cobalah untuk percaya pada anggotamu. Seungji melakukan yang terbaik untuk seksi dekorasi. Ia mengumpulkan seluruh karya siswa dari kelas 10, lalu memajangnya di koridor."

"Dan kau pikir itu cukup?"

Hyujin mendesah. "Jae Won, dengar―"

Jae Won langsung menegakkan tubuh dan berdiri, menutup layar laptopnya tanpa mendengar penjelasan sekretarisnya lebih lanjut. "Aku rasa aku harus mengecek sendiri sekarang."

Pemuda itu kemudian melangkah keluar ruangan OSIS, seketika membuat Hyujin memutar bola mata tapi tak lama langsung mengekori pemuda itu bagai sekretaris yang setia. Ia masih membawa beberapa lembar catatannya kala melangkah menuruni tangga. Saat sampai di koridor lantai dua, Jae Won tercenung. Langkahnya terhenti, irisnya menyipit melihat semua yang ada di sana: pojok koridor yang dekat dengan perpustakaan menjadi warna-warni. Temboknya penuh dengan hiasan baru, banyak puisi yang telah dilaminating tertempel dengan begitu rapi.

Sesaat, pemuda itu menelan saliva.

Apa benar Seungji mengerjakan semua ini sendiri?

Namun pertanyaannya terjawab kala ia menoleh, mendapati tiga siswa tengah sibuk memasang beberapa dekorasi ruangan―tepat di pojok dekat gudang. Padahal daerah itu sepi dan tampak kumuh sebelumnya. Kini, Jae Won nyaris tidak dapat berkedip melihat Seung Ji, Yoon Jeonghan, dan Jeon Wonwoo bekerja sama menempel beberapa pigura puisi lettering hanguk yang cantik.

Padahal kedua pemuda itu bukan anggota anak OSIS, tapi mereka juga bekerja keras demi dekorasi sekolah.

"Apa kubilang," gumam Hyujin, tersenyum penuh kemenangan. "Seungji dan kedua pemuda itu bekerja keras sejak tiga minggu lalu. Aku juga tidak mengerti apa yang membuat Wonwoo dan pemuda berambut keriting itu mau membantunya. Tapi yang jelas, itu meringankan sedikit beban OSIS. Kau harus berterima kasih pada mereka."

Jae Won tidak menyahut, hanya mendengkus samar tapi kedua bibirnya mengukir senyum tipis. Selama ini, ia melihat Kim Seungji sebagai gadis canggung yang hobinya menyendiri di perpustakaan dan membaca. Saat rapat berlangsung pun, Seungji barangkali merupakan anggota yang paling sedikit memberikan kontribusi ide dan pikiran. Selalu setuju dengan keputusan orang, tidak pernah menyampaikan keluhan saat diberi pekerjaan berat tapi juga tidak pernah meminta bantuan saat ia sendiri kesusahan. 

Terlalu diam pada akhirnya hanya akan menyusahkan diri sendiri. Begitu pula yang terjadi pada Kim Seungji.

"Kau mau sekalian berkeliling?"

Hyujin mengangguk, jadi keduanya melangkah mengitari sekolah sembari melihat sudah sejauh mana persiapan tiap siswa untuk festival musim panas. Ruangan kelas yang ramai digunakan sebagai tempat berlatih, aula yang digunakan untuk berlatih drama―ada Kim Mingyu, Choi Seungcheol, dan Lee Seokmin yang sedang membantu mengangkat berbagai perlengkapan drama. Ada Han Areum juga di sana, rupanya―duduk menyendiri di pojok kursi penonton. Pemandangan langka, kalau Jae Won boleh katakan, mengingat akhir-akhir ini gadis itu sering memilih melewatkan kegiatan sekolah di luar jam pelajaran.

Beralih ke ruang tari lantai satu, Jae Won tak dapat menahan senyumnya untuk tidak terulas lebar melihat tim Soonyoung bekerja keras. Terlepas dari penampilannya yang nyentrik―surai blonde, headband merah terang, kaos putih oversize juga celana jogger kuning neon―Kwon Soonyoung itu akan bertransformasi menjadi guru yang serius, teliti, dan perfeksionis bila kau sudah menemuinya dalam studio tari.

Berkeliling seperti ini bukanlah tugasnya, tapi Jae Won hanya ingin melihat pemandangan terakhir tentang kerja keras teman-temannya. Sebagai ketua, sering kali hal ini yang ia lewatkan: menghargai tiap tetes keringat anggota OSIS.

OSIS itu tak hanya sebatas organisasi, kau tahu?

Melihat ekspresi terkejut Jae Won setelah keluar aula, Hyujin tertawa tipis. "Kalau kau terkejut hanya dengan melihat Areum di aula, maka kau akan menganga saat melihat Jihoon mendaftarkan diri sebagai sukarelawan dalam sie konsumsi."

Ucapan gadis itu terbukti benar kala detik selanjutnya Jae Won membelalak, refleks menoleh dengan kedua rahang terbuka lebar-lebar. "Kau yang benar?!"

Hyujin mengangkat bahu. "Chani memberikan data siswa yang mendaftar sebagai sukarela untuk kegiatan musim panas nanti. Ada Jihoon dan Seungkwan―kau ingat? Pemuda yang dulu berniat menjadi anggota OSIS namun gagal dan malah memanfaatkan web untuk mendapat sensasi."

"Ya, aku ingat. Tidak mengejutkan bila Seungkwan mendaftar. Tapi, Jihoon ..." Jae Won menjeda skeptis. "Jihoon si Piranha imut itu, 'kan? Yang sering juara kelas?"

"Benar."

"Wah." Jae Won mendesah, tertawa tak percaya. "Ini tidak masuk akal ... Serius, setelah trip di Pulau Jeju, semua orang menjadi aneh. Mereka kerasukan ruh atau bagaimana."

"Sejelek itukah dia di matamu?"

Gelak tawa kemudian saling bersahutan di udara. Seraya melangkah menyusuri koridor lantai 2, Hyujin dan Jae Won masih mengobrol diselingi canda kala tiba-tiba dari tangga lantai dua, seseorang menyerukan nama mereka dengan lantang. Keduanya berhenti. Siswa tersebut berlari tergesa, nyaris tersandung bak sampah di tengah jalan.

Jae Won mengernyit. Ia kenal siswa ini: salah satu anggota OSIS yang bertanggung jawab di seksi keamanan. Seharusnya ia pergi ke ruang kepala sekolah untuk menyerahkan laporan tentang undangan dan ijin festival. Namun ... apa yang terjadi sekarang?

Setengah terengah, siswa itu berkata, "Ini gawat. Hansol, Jisoo, dan Minghao akan dikeluarkan dari sekolah."

Jae Won mengernyit. Apa?

"Han Areum ... dia sudah melaporkan semuanya pada kepala sekolah." []

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top