・ᴀ ᴛ ᴏ ᴜ ɢ ʜ ʟ ɪ ғ ᴇ

⇟⇟⇟




( a t o u g h l i f e )

SELEPAS tersingkapnya rahasia mencengangkan itu, tak banyak hal yang berubah.

Tidak, jangan pikirkan akan ada drama atau perkelahian singkat. Kendati sudah jelas tertangkap basah menyiapkan contekan, alih-alih membungkuk dan meminta maaf, Wen Junhui malah kabur begitu saja. Seungcheol bingung harus menggali kebenaran bagaimana lagi.

Tidak mungkin, bukan?

Oh, di Seoul barangkali mungkin. Aktivitas ilegal demi nilai dan pangkat yang lebih tinggi toh bukan hal epik. Walau memang, itu sangatーsangatーmemalukan. Jun adalah salah satu dari pemegang peringat umum sejak kelas 10; salah satu dari otak encer yang dikagumi banyak gadis juga disegani para murid. Kalau tidak salah, pesaingnya hanya Jisoo dan Jihoon. Sisanya, selalu berada di bawah, tak mampu menyaingi.

Namun kalau rahasia Jun terbongkar ...

... maka bisa-bisa, hancurlah reputasi si Otak Encer itu.

Di samping teka-teki tersebut, ujian hari ini berjalan sempurna, kendati Seungcheol hanya dapat menjawab lima dari total tiga puluh pertanyaan. Sisanya menimbang-nimbang, berharap pada keberuntungan agar berpihak pada dirinya.

Belajar itu bukan hal menyenangkan, kau tahu? Choi Seungcheol saja tak pernah paham, mengapa kelas A selalu punya energi untuk membaca buku dan mengerjakan latihan soal secara rutin. Saat bel istirahat berbunyi dan pemuda itu menyusuri lorong untuk memperhatikan bagaimana si peringkat satu, Lee Jihoon, masih tampak serius mengutak-atik soal dalam buku Fisikaーsial, sebab itu malah mengingatkan Seungcheol akan ujian fisika lusa.

Kemudian bangku Hong Jisooーsalah satu pemuda fancy yang entah mengapa juga memiliki otak fancyーtengah dikerubungi banyak siswi yang tak sabar ingin menanyakan cara penyelesaian soal. Terakhir, mata Seungcheol mengarah pada Wonwoo. Yah, walau tidak menduduki peringkat sepuluh besar, pemuda yang satu itu punya ketertarikan yang kuat terhadap novel tebal. Nilainya juga tidak pernah anjlok atau turun drastis, selalu menduduki peringkat lima belas besar secara umum.

Rasanya sedikit tidak adil, bukan?

Kelas A bagai nirwana dengan isi siswa-siswi yang sempurna.

Baru tungkainya menapaki kantin sekolah, seluruh lamunannya lantas bubar, pikirannya seolah tersumbat, matanya membelalak menatap pemandangan yang terpapar:

Chwe HansolーSi Biang Onar, Sang Pangeran Sekolah, Lelaki Tampan Juga Kayaーlagi-lagi membuat ulah.

Kali ini tidak sendiri. Kali ini Seungcheol yakin penglihatannya tidak salah kala melihat pemuda es yang bahkan dirumorkan gay itu tengah merangkul seorang gadis.

Anehnya, gadis itu bukan seperti Yeo Hyera atau gadis cheerleaders yang suka pakaian ketat dan hobi menghabiskan uang di club. Entah harus ternganga atau justru kagum luar biasa, Seungcheol bahkan tanpa sadar ikut menahan napas tatkala melihat bahwa Hansol merangkul seorang Areum.

Benar, Han Areumーgadis yang menduduki peringkat satu di kelasnya itu.

Merasa dada meluap oleh kuriositas, Seungcheol tak dapat menahan diri untuk tidak melangkah lebih dekat.

"Akhir-akhir ini gosip sangat payah. Kalau kalian mau mencari kebenaran di antara sejuta rumor berbeda, maka biar kuberitahu kebenarannya." Hansol menyeringai, mengeratkan cengkraman sementara di sampingnya Areum memelotot penuh. "Gadis pembantu di sampingku ini juga telah menjadi kekasihku."

YANG BENAR?!

Seolah fakta mengejutkan tersebut belum cukup untuk membuat tercengang, saat Seungcheol melirik sudut kantin, matanya malah mendapati Seokminーiya, benar; Lee Seokmin yang pernah bertengkar dengan Wonwoo hanya karena sepiring pancakeーtengah duduk satu meja bersama Seungkwan dan Minghao.

Catat itu;

Satu meja.

SATU MEJA?!

DENGAN SI KEREN MINGHAO?!

Bagaimana bisa ...?

Mereka tampak berbincang begitu akrab. Seungkwan sesekali memotret kebersamaan Hansol dan Areum dari bangku paling belakang, Seokmin sibuk mengetikkan sesuatu pada laptopnya, sementara Minghao tak henti memukul pelan pundak pemuda itu seolah hendak memberi semangat.

Seungcheol ternganga, merasa miris pada diri sendiri.

Otak pas-pasan, pergaulan yang sama sekali tidak keren, juga tidak laku di kalangan para gadis.

Apa aku saja yang ditakdirkan bernasib sial seperti ini ...? []

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top