・ʙ ᴇ ᴍ ʏ ʟ ᴀ ᴅ ʏ

✠✠✠




b e m y l a d y

BEBERAPA objek dalam alam semesta ditakdirkan untuk dimiliki oleh seluruh insan; dapat dipegang dan dirasa tiap individu tanpa peduli status, dapat dinikmati dan dikecap semua orang tanpa memandang hak pilih. Sebab Tuhan ingin umat-Nya berbagi, sebab tentu, kita tak dapat egois dan menganggap diri paling baik.

Namun teori itu tak pernah bersahabat baik oleh seorang Chwe Hansol. Pemuda itu tahu sinar matahari bukan miliknya sendiri, ia jelas mengerti oksigen yang ia hirup bertahun-tahun sama dengan oksigen milik orang lain. Tetapi jelas dalam hak kepemilikan, Hansol punya rasa keegoisan yang tinggi.

Apa yang menjadi milikku tidak boleh sembarang disentuh orang.

Tidak boleh. Atau Hansol akan murka, dan itu sama sekali bukan hal bagus.

Karena itu tatkala ujian selesai dan waktu istirahat tiba, tatkala pemuda itu melangkah santai seraya mengedarkan pandang untuk mencari keberadaan pembantunyawell, tidak salah menyebutnya demikian, kan? Toh gadis lugu itu mau-mau saja asal dibayar―matanya malah menemukan pemandangan tak wajar yang membuat hati geram luar biasa.

Lagi-lagi Cecunguk itu.

Tangannya terkepal tanpa sadar, bibirnya menyatu begitu erat hingga rahangnya mengeras. Kim Mingyu tidak kapok juga ternyata.

Dari pertama Hansol menemukan karir bermodel, sejak awal Hansol digilai gadis-gadis sebab kepopulerannya melejit, dari pertama Hansol menaruh rasa iri pada pemuda sederhana yang tiba-tiba mengambil kepopulerannya di sekolah;

Ini jelas bukan kali pertama seorang Kim Mingyu merampas miliknya lagi.

Maka, saat melihat Areum yang membawa beberapa tumpuk buku tengah mengobrol bersama Mingyu di pojok kantin, Hansol lantas mempercepat langkah menuju ke arah mereka.

"Kau datang," Areum sempat basa-basi menyapanya, melirik datar sebelum melanjutkan, "Aku baru akan membawakan buku-buku ini ke―"

Namun kalimat itu tak pernah selesai. Sebab Hansol sudah keburu menarik lengan gadis itu dengan kasar, membuat buku-buku itu jatuh berhamburan ke lantai. Areum jelas terkejut, tetapi pemuda di sampingnya keburu menarik tubuh mungilnya dalam dekapan erat dan berkata keras-keras, "Akhir-akhir ini gosip sangat payah. Kalau kalian mau mencari kebenaran di antara sejuta rumor berbeda, maka biar kuberitahu kebenarannya."

Hansol menjeda, membangkitkan seringainya, membiarkan detik berlabuh sementara cengkramannya pada bahu Areum semakin kuat. "Gadis pembantu di sampingku ini juga telah menjadi kekasihku."

Areum memelotot penuh. Baru hendak melayangkan protes dan rutukan, tapi semua kalimat mendadak tertelan saat Hansol berbisik lirih pada telinganya, "Kau tidak lupa perjanjian kita, bukan? Masih ingin uang itu atau tidak?"

Mingyu ternganga; tercengang dan terkejut luar biasa.

Sementara di sudut berbeda, Minghao yang melihat aksi nekad kawannya itu lantas menghampiri Seokmin dan Seungkwan. "Hei, ingat yang kukatakan padamu? Hansol menyukai artikel-artikel di web itu. Kalau bisa, buatlah judul yang panas dan ambil gambar sebanyak-banyaknya. Tentu ini akan sangat menguntungkan."

Seungkwan memotret, Seokmin lantas mengetik di laptopnya.

Lihat? Nyatanya kehidupan masa SMA selalu berjalan di luar dugaan. []

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top