・s ᴛ ᴜ ᴅ ʏ ᴛ ᴏ ᴜ ʀ

( s t u d y t o u r )

ALAM selalu tahu cara membagikan sukacita di tengah himpunan siswa bertubuh jangkung berbalut hoodie warna pastel serta bawahan jeans warna gelap. Angin meniupkan senandung ceria, bunga musim semi yang tampak pada tiap sudut taman seolah tersipu-sipu saat menyambut kedatangan siswa.

Setidaknya, itu yang Seungcheol pikirkan.

Berlebihan? Well, sepertinya tidak. Ia pernah membaca majas demikian dalam salah satu novel dari perpustakaan Jun kemarin lusa―entah isi bukunya apa, saat Seungcheol bertanya pada si pemilik, pemuda itu hanya mengendikkan bahu dan menatap tak acuh. Tapi kalimat dalam buku itu indah, pemilihan kata demi kata seolah berhasil merasuk dalam jiwa pembaca.

Seungcheol jadi penasaran, bagaimana bila kalimat tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata. Lagipula, hei! Hari ini adalah hari spesial, oke?

Study tour pertama di Pulau Jeju.

Dan tur pertama pula bersama Jun dan Dino sebagai sahabatnya.

Ah, bukankah itu sempurna?

"Kim Mingyu bodoh! Sudah dibilang, dress code hari pertama untuk kelas kita adalah hoodie toska. Kenapa malah pakai kemeja warna norak begitu?"

Celetukkan mendadak dari Soonyoung tersebut lantas melecutkan gelak tawa siswa memenuhi lapangan sekolah. Seungcheol tak dapat menahan diri untuk tidak ikut terbahak, mencengkram handle kopernya erat-erat seraya memalingkan wajah menatap Si 'Bintang' di tengah lapangan. Oh, astaga. Kim Mingyu memang pemuda abnormal dengan kepercayaan diri setinggi tiang listrik.

Bayangkan saja, saat semua siswa angkatan 11―dari kelas Si Pintar Jihoon sampai kelas Si Bobrok Hansol―sepakat memakai hoodie pastel cerah yang dibeli atas dasar kesepakatan kelas, pemuda jangkung yang kebanggaannya followers Instagram itu malah datang berbalut kemeja kuning cerah, jeans abu-abu selutut dan kacamata bulat hitam dengan bingkai emas yang mendadak mengingatkan Seungcheol akan kostum Hawaii di kartun televisi.

"Hoodie-ku tertinggal di mesin cuci." Mingyu mendengkus santai, menyibak surai dengan jari sebelum melanjutkan, "Lagipula, aturan resminya adalah mengenakan baju bebas, bukan?"

Soonyoung mendecakkan lidah tak habis pikir. "Terserah."

"Bagaimana?" Mingyu tersenyum miring, masih dengan seulas senyum bangga melanjutkan, "Apa aku sudah terlihat tampan seperti aktor? Wah, bagaimana bila banyak gadis Jeju yang tertarik padaku? Itu menyenangkan, tapi juga akan merepotkan. Bagaimana bilaー"

"Alih-alih tampan, kau malah lebih tampak seperti turis tersesat," tukas Soonyoung yang dihadiahi tawa dari gadis-gadis. "Kau sama sekali tidak punya selera fashion, huh."

Di samping Mingyu, Wonwoo sudah menunduk menahan malu saat sahabatnya malah beradu debat dengan Soonyoung. Seungcheol menoleh untuk mencari Seokmin dan Jihoon. Keempat pemuda itu selalu datang dan pulang sekolah bersama sejak tahun pertama SMA (lagi-lagi mengingatkan Seungcheol akan kartun Teletubies yang mengisi masa kecilnya dulu). Namun hatinya kembali mendidih kala melihat Seokmin malah bercakap akrab dengan Minghao dan Seungkwan di pojok lapangan.

Si Konyol itu sudah punya teman baru, rupanya. Seungcheol tanpa sadar mengeraskan rahang. Masih terasa tidak adil bagaimana pemuda kekanak-kanakkan seperti Seokmin bisa menggait teman baru begitu cepat.

Ah, benar juga. Kalau dilihat-lihat, dari pagi ia belum melihat tanda-tanda kehadiran Hansol. Hanya Minghao dan Jisoo, itu pun keduanya berangkat sekolah dengan mobil pribadi alih-alih bersama.

Seungcheol kembali menoleh ke sisi berbeda. Air mukanya lantas berubah. Rahangnya yang tadi mengeras kini nyaris ternganga kala melihat Jihoon tengah asyik membaca buku fisika dengan headset menyumpal telinga.

Diam-diam Seungcheol meringis.

Memang antisosial, ya mau diapakan?

Memang tidak ada yang beres dari empat sekawan itu kecuali Wonwooーwell, meski ia terkenal maniak novel dan kartun Disney.

"Pst, Jun dan aku membawa beberapa snack dan minuman. Kalau lapar nanti, tidak usah sungkan-sungkan minta kami, ya."

Ucapan Lee Chan seketika membuyarkan lamunannya. Seungcheol mengangguk dan tersenyum, menggumamkan terima kasih yang dibalas tepukan singkat di bahu. Peduli setan dengan kelompok elit Hansol, Si Eksentrik Mingyu, atau Si Galak Jihoon. Agaknya benar, masing-masing pribadi sudah diciptakan dengan keunikannya sendiri.

Kau tak dapat terus-terusan menyenangkan hati semua orang dengan memaksa diri menjadi seperti mereka. Sebab Seungcheol sudah pernah mencoba. Dan tak pernah berakhir menyenangkan.

Tak lama, terdengar suara toak dari depan lapangan. Ketua kelas mulai memimpin masing-masing anggotanya untuk membentuk barisan. Tuan Lim, guru olahraga sekaligus ketua acara penyelenggaraan tur studi kali ini, sudah siap menyambut kehadiran para siswa dengan secercah senyum lebar. "Selamat pagi, semuanya! Hoho, saya melihat wajah-wajah cerah memenuhi lapangan SMA pagi ini. Apa kalian siap untuk tur studi pertama kita ke Pulau Jeju?"

Seluruh siswa lantas menjawab dengan kompak. Tuan Lim kembali tersenyum, membenarkan letak kacamatanya sebelum membaca beberapa pengumuman, "Untuk pergi ke Jeju, pihak sekolah sudah menyewa empat bus sesuai dengan jumlah siswa dan guru yang akan pergi. Nama-nama pembagian bus sudah tertera di papan pengumuman di dekat gerbang. Nanti kalian bisa lihat sebelum masuk ke busnya."

Setelah perkenalan dan basa-basi singkat tersebut, para siswaーmasih dengan barisan lurusーmulai melihat daftar nama pembagian bus di mading gerbang. Alangkah senangnya Seungcheol saat tahu ia berada satu bus dengan dua sejolinya, Junhui dan Lee Chan.

Namun bukan hanya itu.

Memasuki bus, Seungcheol baru dihadapkan pada kejutan sesungguhnya kala melihat Jeon Wonwoo duduk dengan seorang gadis; Lee Jihoon duduk sendiri di kursi depan; Mingyu di kursi tengah; Soonyoung yang duduk dengan pemuda aneh berkacamata; Hong Jisoo dan kekasihnya mengambil tempat paling belakang.

Dan bagai sengatan mimpi buruk, pada bus yang sama pula terdapat Seokmin, Minghao, dan Seungkwan duduk di satu bangku dan terkekeh bersama entah membicarakan apa.

Seungcheol menarik napas dalam-dalam.

Baiklah.

Ini akan menjadi perjalanan tur paling berkesan selama tujuh belas tahun hidupnya. []

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top