・ᴄ ᴏ ɴ ᴄ ᴇ ʀ ɴ ' ʙ ᴏ ᴜ ᴛ ᴍ ᴏ ɴ ᴇ ʏ

( c o n c e r n ' b o u t m o n e y , e h )

"SUDAH bulan ketiga, kalian tentu ingat untuk tetap berhemat, bukan? Jangan membeli barang-barang tidak berguna, minimalisir jajan dengan sarapan di rumah, tabung sisa uang transferan untuk biaya sewa rumah nanti. Orang tua kita hanya mampu mengirim setoran enam bulan sekali―itu pun tidak selalu tepat waktu, paham?"

Lihat, ia mulai lagi.

Sementara Wonwoo sibuk membolak-balik catatan pengeluaran bulan ini, ketiga pemuda di hadapannya menunjukkan berbagai ekspresi wajah yang kontras. Jihoon bersandar pada pintu kamar, menguap bosan dan tak henti memutar bola mata; Mingyu mengangguk-angguk lemas―entah paham atau tidak; sementara di bagian ujung, Seokmin tengah duduk di atas tumpukan koran bekas, tampak seolah khusyuk mendengarkan kendati sebenarnya pemuda itu memikirkan perkara lain.

Memang siapa remaja payah yang suka membahas masalah keuangan?

Well, Jeon Wonwoo-lah orangnya.

"Mingyu, di catatan terakhir kau menghabiskan sepuluh ribu won hanya untuk jajan. Harus berapa kali kuingatkan untuk mengurangi konsumsi itu?"

Mingyu mendengkus tak acuh.

"Dan Seokmin, astaga, sudah berapa kali aku bilang untuk tidak mencoba investasi abal-abal di internet?! Kau menghabiskan nyaris tiga puluh ribu won untuk minggu lalu. Lihat? Tidak ada hasilnya, 'kan?"

Seokmin hanya mengibas tangan, menggumamkan sesuatu entah apa tetapi Wonwoo sempat menangkap kata 'menyebalkan'. Ia kemudian menghela napas, menyipitkan mata saat kembali membaca catatannya.

Untuk yang pertama kali dalam tiga puluh menit terakhir, senyum pemuda itu terbit.

"Lee Jihoon, kau satu-satunya yang tidak menghabiskan uang di atas lima ribu won―selain aku, tentu saja." Tatapannya menghangat. "Terima kasih karena sudah mengerti."

Well, tidak buruk. Pujian Wonwoo nyatanya berhasil membuat Jihoon tersanjung―setidaknya sukses memberi rona samar pada pipinya disertai senyum kecil. Pemuda itu buru-buru membuang muka, membalas dengan nada ketus yang malah terdengar gugup, "T-terserah! Kau sudah selesai? Aku ingin mengulang catatan kimiaku."

Kemudian, kerumunan bubar. Diskusi malam itu buyar dengan keempat reaksi berbeda; Seokmin yang biasa banyak bicara kini diam seribu bahasa, Mingyu yang selalu murung, Jihoon tak acuh segera mengurung diri ke kamar.

Sementara Wonwoo masih dibendung gelisah.

"Kalau pengeluaran bulan ini terus meningkat, maka bisa-bisa tabungan kita tidak cukup untuk membayar biaya study tour bulan depan," gumamnya pada diri sendiri, terduduk gamang seraya membenarkan letak kacamata. "Tabunganku dan Jihoon masih cukup, tapi Mingyu dan Seokmin ...."

Mendengar penuturan itu, Seokmin tiba-tiba menukas, "Aku pasti akan ikut!" Pemuda itu langsung bergegas ke sisi Wonwoo, sontak membuat sahabatnya mengernyit tatkala Seokmin tiba-tiba berkata gigih, "Dengar Wonwoo, aku berjanji akan bekerja keras dan mendapat uang. Untuk membayar hutangku, juga untuk ikut study tour itu."

Wonwoo menyipitkan mata. "Kau mendapat pekerjaan paruh waktu?"

Seokmin tersenyum lebar-lebar. "Bahkan lebih baik."

"Lebih baik?" Wonwoo mengerutkan kening curiga. "Tunggu. Ini tidak berarti kau mendaftar menjadi reseller abal-abal lagi, bukan?"

"Tidak, astaga. Tentu tidak!"

"Lantas apa?"

Seokmin menampilkan cengiran lebar-lebar. "Rahasia. Yang penting, aku dapat uang. Maka semua masalah selesai, benar bukan?" []

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top