June - Day 8

Takahiro mati kutu (lagi)

Spesies manusia yang di hadapannya juga gak kalah menunjukkan ekspresi membatu.

Rasanya Takahiro pengen gebuk manja sang takdir nackal.

"Kenawhy kamu suka sekali menyiksa dakuh???"

MHS Project © Sinhres
Haikyuu © Furudate Haruichi
Cerita ini © KelinciAjaib
Slice of life, Friendship, Romance, Humor (bit)

Mari kita cerahkan ingatan akan dua-tiga minggu kemarin.

Pasca adegan kejar-kejaran ala sinetron azab, Takahiro dapat azab beneran.

Tooru yang speechless melihat temannya mendadak sial, membatin. Aduh, segitu ampuhnya doa darinya pada yang kuasa?

Belum selesai itu acara awkward di depan kantin, Takahiro yang berniat bantuin cewek yang ia tabrak barusan malah kena tampol pake nampan sayur.

Khalayak tahan napas.

Takahiro malah udah nggak bernapas sejak jatuh tadi.

"Me--"

Si cewek nampol sekali lagi. Kali ini pipi satunya.

"MESUM!!!"

Kemudian si cewek langsung lari sambil nangis tersedu-sedu.

Takahiro sujud. Pipinya panas banget, efek dari gamparan nampan sayur stainless-steel. Batinnya bermonolog alay.

"Mungkin, inilah rasanya... Rasa malu luar biasa..."

(p.s. bacanya jangan sambil nyanyi, tolong)

Issei satu-satunya yang menangkap gelagat aneh dari temannya segera menyuruhnya bangkit dan membawanya ke tempat aman.

Ruang klub, lebih tepatnya.

=00=

Takahiro masih diam ketika sohib-sohib senasibnya semenjak kelas satu mengelilinginya di ruang klub.

Tooru banjir keringat. Aduh, misuhannya ke yang kuasa ajib amat. Ini Takahiro jangan-jangan arwahnya udah melayang?

"Makki? Sadar Makki!"

Nggak guna, Tooru. Visualisasi Takahiro sekarang sudah memutih.

Hajime yang lama-lama eneg, mulai siap-siap meledak lagi kayak gunung Vesuvius.

Ditamparnya Takahiro sampai yang punya muka akhirnya ngegas.

"SAKIT WOY!"

"Akhirnya sadar juga. Gemes banget pengen nampar mukamu yang mendadak bloon."

Takahiro nggak papa. Cuma retak dikit kok hatinya.

"Lagian kau aneh, wajar kalau cewek tadi marah. Kau tau tadi kalian ambigu banget posisinya?"

Issei nepuk-nepuk bahu sohibnya, ngasi air minum segala. Takahiro terharu nih.

"Tapi ya Makki, pas kamu jatuh tadi--"

"--gimana rasanya?"

Sekarang botol air pindah ke mukanya Tooru. Hajime juga ikut nyumbang sikutan maut ke perut.

"Aku salah nanya!?"

Tooru teriak, tidak terima. Baru saja Hajime hendak ceramah, visual Takahiro yang memalingkan wajah ditambah semburat merah menjadi tontonan ketiga anak bolos kelas ini.

Takahiro mengusap rambut cokelat pendeknya.

"Y-yah..."

"--lumayan, enak?"

Detik selanjutnya Takahiro sembah sujud di depan Hajime yang ceramah kayak emak-emak.

=00=

Kembali ke hari ini. Tanggal delapan, bulan enam.

Yang Takahiro hitung sebagai hari sialnya yang kedua.

Baru saja ia hendak meletakkan lap pel di gudang kebersihan, sekarang ia malah terkunci di sana.

Sudah kekunci di ruangan sempit itu sebuah kesialan. Ditambah kekuncinya bersama cewek yang waktu itu ia tabrak di khalayak ramai.
Intinya, petaka.

Takahiro, ingatkan dirimu jika ingin mengembalikan pel, pintu gudangnya jangan ditutup. Nanti dikunci sama pramubakti.

Tapi telat. Takdir udah ketawa sambil bilang LOL. Emang kampret.

Si cewek yang asalnya udah kaget ketemu lagi sama Takahiro mencoba berdiri jauh-jauh darinya.

Tapi ingat, sekarang mereka sedang berada di gudang kebersihan, yang aslinya cuma berukuran dua kali dua. Plus barang-barang semacam sapu dan pel yang udah nangkring di pojokan.

Jadi, yah...

Nggak bisa ke mana-mana.

Takahiro narik napas, terus hembusin biar tenang. Kalau dia menunjukkan sikap baik dan ramah, pasti si cewek mau ngerti soal yang kemarin itu cuma salah paham.

Dan, kalau mereka kerja sama, mungkin aja mereka bisa keluar dari sana.

Sip. Takahiro senyum simpul.

"Yo..."

Sayangnya di salah artikan sebagai senyum menyeringai ala penjahat kelamin.

"GAUSAH DEKET-DEKET!! ATAU AKU TERIAK BIAR KAMU DI BUI!!"

"Eh kalem dong!"

"Diem kamu mesum!! Kamu pikir kamu bisa seenaknya melecehkan cewek di sini??"

"Aku nggak maksud gitu--"

"BAPAK AKU POLISI"

"Maaf, ampunilah hamba..."

Takahiro sujud.

Susah nih. Tipenya kayak anjing pudel kena gen mutan wolvrine. Cantik-cantik galak.

Si cewek masih melototin Takahiro dengan tangan dilipat. Kakinya masang kuda-kuda. Siap banget nyepak Takahiro kalau salah langkah.

Sabar, sabar. Takahiro ngelus dadanya.

"Gini, gini... Sebelumnya aku mau minta maaf..."

Si cewek makin marah. Dia tahu apa yang mau Takahiro bahas di sini. Dan itu bikin dia malu sekaligus marah.

"Waktu itu, itu salah paham. Sumpah, aku nggak maksud tind--bikin kamu jatuh kayak gitu..."

Takahiro udah berdiri lagi. Si cewek yang tingginya cuma sedadanya makin memperkuat kuda-kuda.

"Maaf kalau udah bikin kamu malu... Pokoknya aku minta maaf banget!"

Takahiro menundukkan kepalanya. Niatnya asli lurus. Mau minta maaf.

Tapi kalau dari sudut pandang si cewek--dan gudang, badan Takahiro yang membusur berasa mengungkung si cewek di antara sapu dan pel.

Kabedon ft. Broom and mop

Uh-oh.

Takahiro menghela napas. Salah langkah lagi, ya?

Tapi si cewek diam saja. Malahan menunduk, dengan err... Telinga merah?

Dia mengangguk pelan. Terbata-bata menyusun kalimat.

"N-nggak, papa..."

"Tapi, kamu janji, jangan sampai muncul lagi di hadapanku setelah ini." Lanjutnya.

Takahiro mengangguk. Ya udahlah, gapapa. Sedikit menghindar demi keamanan. Takahiro nggak mau masih muda sudah di BUI.

"Iya, aku janji."

Si cewek menaikkan wajahnya, menatap wajah Takahiro yang kini tersenyum simpul.

Takahiro terkesiap, tapi cepat-cepat ia berdiri tegak dan memandang sekelilingnya.

"Sekarang, kamu mau bantu aku? Kita harus keluar dari sini."

Si cewek mengangguk. Takahiro menanyakan perihal ponselnya, siapa tahu bisa minta bantuan. Si cewek segera menelepon temannya.

Sambil menunggu dengan nada sambung tut panjang, si cewek tiba-tiba berbicara lagi.

"Inoue."

Takahiro mendadak kehilangan koneksi neuronnya. "Hah?"

"Aku, Inoue."

Si cewek--Inoue, menunjuk dirinya sendiri. Takahiro manggut-manggut.
Gantian menyebut nama.

"Hanamaki."

"Pft--cantik amat namanya?"

"Heii!!"

Inoue terkikik kecil. "Bagus kok! Hanamaki!"

Setelah itu Takahiro tidak ingat apa-apa. Apa temannya Inoue datang menyelamatkan mereka?

Yang Takahiro ingat, ketika cewek itu menyebut namanya, yang ada hanyalah visual dirinya bertabur bunga dan gula-gula. Dan jangan lupa degub jantung seasoy senam zumba.

Intinya, Zing!

Bersambung...

Zing : (aku ambil dari Hotel Transylvania) ungkapan para monster ketika mengalami 'cinta pada pandangan pertama'

EA

Wuih panjang, aku tyda nyangka. Gapapalah ya, anggep aja bonus!


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top