Bagian 7 END

Semua berjalan dengan begitu cepat hingga Ella bahkan tidak sadar apa saja yang sudah terjadi. Setelah pembicaraan mereka hari itu, Pangeran Anders langsung membuatkan surat perjanjian hari itu juga dan mereka menandatanganinya.

Setelahnya, Ella memperkenalkan dirinya sebagai Ella Brington dan semuanya seperti kedipan mata, tanpa sadar kini ia sudah berada di depan altar pernikahaan dengan Pangeran Anders yang berdiri di sampingnya.

Rasanya baru kemarin Ella melihat wajah terkejut ibu tirinya dan bagaimana jeritan putus asa Drizzela. Oh, serta tatapan iri Anatashia yang baru sekali itu ia lihat ketika Pangeran Anders mendatangi kediaman mereka dan mengabari kalau ia akan menikahi Ella.

"Rupanya kau memang punya berlapis keberuntungan," ujar Lady Rose. Ella tersenyum dan memeluknya, membuat wanita dengan alis menukik tajam itu gelagapan—ini pertama kalinya mereka berpelukan.

"Aku tidak akan melupakan kalian. Aku masih punya tanggung jawab di keluarga ini," bisik Ella di tengah pelukannya. "Sekarang kalian tidak perlu memikirkan soal keuangan."

Lady Rose berdehem dan menepuk-nepuk canggung punggung Ella, "Jaga sikapmu nanti dan rajin-rajinlah berdandan!"

Jika mengingat pesan itu, Ella jadi ingin menangis. Padahal ia tidak sesayang itu pada ibu tirinya, tapi tanpa disadari ternyata kehadiran ketiga orang itu, memberikan banyak warna dalam hidupnya.

Sekarang, ia harus hidup dengan keluarga baru.

Mata dengan iris biru itu memandang sekitar, semua orang tersenyum bahagia dan bertepuk tangan, bahkan ratu menangis haru di kursi paling depan altar.

Baru saja ia dan Pangeran Anders mengucapkan sumpah setia dan resmi menjadi suami-istri. Yah, walau sebenarnya hanya sebatas perjanjian.

Pangeran Anders menoleh ke arahnya dan tersenyum. Ia mengulurkan tangan dan menuntun Ella menuju balkon dan sorakan terdengar dari bawah. Semua orang menghadiri pernikahan mereka dan memberikan selamat. Kecuali ibu dan saudara tirinya—tentu saja. Mereka sedang menatap Ella dengan penuh keirian di belakang sana.

Saat sedang memikirkan banyak hal, Pangeran Anders menarik Ella ke dalam rengkuhan dan menciumnya. Benar-benar menciumnya di bibir. Hampir saja Ella refleks mendorongnya, untung saja lelaki itu berbisik untuk tetap tenang.

"Gila!" gerutu Ella di tengah ciuman mereka. Ia hanya bisa pasrah, membiarkan ciuman pertamanya diambil oleh orang yang tidak dicintainya dan ditonton oleh orang banyak. Sial!

Pangeran Anders melepas ciumannya dan tersenyum mengejek ke arahnya. "Manis," ujarnya dan mengelap bibir Ella yang lembab dengan ibu jarinya. Ia kembali melihat pada seluruh rakyat dan melambai, disambut dengan sorakan yang semakin meriah dari bawah sana.

"Kau melakukannya dengan baik," puji Pangeran Anders setelah mereka memasuki kamar pengantin.

Ella berbalik dan memukulkan buket bunga kecil yang sedari tadi ia genggam ke tubuh lelaki yang sudah berstatus sebagai suaminya itu. "Kenapa kau menciumku?" geramnya. "Menyebalkan! Kembalikan ciuman pertamaku!"

"Itu juga ciuman pertamaku, berarti kau juga harus mengembalikannya!"

Ella sudah membuka mulut untuk kembali protes tapi ia memilih diam. Ini tidak akan ada habisnya, Pangeran Anders adalah tipe yang suka berdebat. Ella hanya harus memperbanyak sabar dan bertahan hingga penobatan raja yang baru diadakan.


***Hide and Seek***

"Tidak kusangka kalau kita akan bertemu di situasi seperti ini," ujar Grand Duke Erkan. Ia baru saja berkunjung setelah seminggu acara pernikahan diadakan.

Ella tersenyum getir. "Senang bertemu dengan Anda."

Grand Duke Erkan melirik ke sekeliling dan senyuman di wajahnya berganti menjadi tatapan tajam. "Kenapa kau menikah dengan Pangeran Anders?"

"Karena ... kami saling mencintai?"

"Ella, dengarkan ini baik-baik. Jika kerajaan tahu siapa kau sebenarnya, habislah sudah."

"Aku tahu. Maka dari itu, kuharap Anda tutup mulut atau target baruku adalah Anda!"

Grand Duke Erkan terkekeh. "Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini. Tapi situasinya jauh lebih buruk dari itu."

"Apa maksudnya?"

"Kau tahu siapa yang mengirim pembunuh ke rumahmu malam itu? Itu adalah suruhan Raja Ferdik."

Sontak Ella berdiri. "Anda bercanda pada saya, kan?!"

"Aku serius." Grand Duke Erkan menyerahkan sebuah gulungan perkamen pada Ella. "Itu adalah bukti yang kukumpulkan sejak kejadian itu. Tuan Albert yang memintanya."

Ella meraih dan membacanya. Semua lengkap, bukti-bukti kalau kerajaan sudah lama menargetkan keberadaan mereka, serta raja yang berhasil menemukan kediaman Brington dan mengirim orang untuk melenyapkan keluarga itu. Akan tetapi, Tuan Albert berhasil mengirim balasan sehingga pihak kerajaan menghentikan perburuan mereka. Gencatan sejata dilakukan.

Namun, pada akhirnya mereka berhasil membunuh Tuan Albert dan menjadikan semua itu seolah kecelakaan. Untung saja mereka sudah membentuk keluarga baru bersama Lady Rose. Sehingga, semua dianggap berakhir.

Ella meremas perkamen di tangannya dan bergegas mencari keberadaan Pangeran Anders, lalu melemparkan semua bukti itu padanya. "Katakan maksudmu sebenarnya!"

"Apa maksudmu? Dan apa ini?" Pangeran Anders membaca isi perkamennya dan sukses mengernyit. Hanya butuh beberapa menit baginya untuk memahami situasi, lalu menarik Ella untuk masuk ke kamar.

"Jadi, kau adalah keturuan Keluarga Brington itu?" tanyanya, mencoba meyakinkan diri. Ia memang tahu kalau Ella bernama Brington tapi ia tidak tahu kalau mereka adalah Brington yang sama.

"Apa kau sedang menjebakku?" tuduh Ella.

"Tidak," jawab lelaki itu dengan santai dan melempar perkamennya ke atas ranjang. "Semua itu perbuatan raja, bukan aku."

"Apa bedanya?"

"Tentu saja beda. Aku bukan ayahku!" tatapan Pangeran Anders berubah tajam dan senyuman menghilang dari bibirnya. "Setelah mengetahui semua itu, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku sudah berjanji untuk membalaskan dendam keluargaku."

Pangeran Anders mendekat dan menatapnya semakin intens. "Bagus!"

"Hah?"

Lelaki tampan itu mendekat dan memojokkan Ella di antara dirinya dan ranjang. "Aku akan membantumu," bisiknya.

"Kenapa? Kau sedang mempermainkanku?" Ella mencoba mendorong, tapi seperti yang sudah-sudah, ia selalu kalah tenaga.

Pangeran Anders menyeringai dan kembali berbisik, "Kita punya target yang sama walau alasannya berbeda."

"Apa ya--"

"Mari kita buat perjanjian lanjutan!" potong Pangeran Anders dan mengambil jarak. "Mari kita bunuh Raja Ferdik bersama!"

"Kenapa kau ingin membunuh ayahmu sendiri?"

"Karena aku tidak menyukainya. Sudah terbayang bagaimana dia akan mengaturku saat telah naik takhta nanti. Manipulatif dan pengekang. Semua sudah terlihat dari bagaimana dia mendidikku selama ini. Aku sangat membencinya."

Ella hanya diam, mencoba menangkap kebohongan dari ucapan itu, walau sepertinya Pangeran Anders serius dengan perkataannya. "Apakah ini tujuanmu menikahiku? Menggunakanku sebagai alat untuk membunuh?"

"Tidak sepenuhnya benar," ujar Pangeran Anders seraya memberikan perkamen yang berisi perjanjian lanjutan mereka. "Aku menikahimu karena aku bisa membunuh dua tiga burung hanya dengan satu peluru."

Melihat Ella yang hanya berdiri dengan kening mengerut, ia melanjutkannya, "Untuk naik takhta, aku harus menikah. Dengan menikahimu, aku tidak perlu bersusah payah menyembunyikan semua rencanaku. Dan bonusnya, aku mendapat partner seorang profesional."

Ella sampai tidak bisa berkata-kata. Pangeran yang tampan dan menawan serta terkenal sebagai putra mahkota yang baik hati itu rupanya orang yang teramat licik.

"Tapi," Pangeran Anders kembali mendekati Ella. "Alasan terbesar yang membuatku mati-matian untuk mendapatkanmu adalah karena aku menyukaimu dari pandangan pertama. Ketika kau turun dari tangga dengan gaun biru yang sewarna dengan matamu yang bagai permata."

"Mengerikan, " ujar Ella, antara takjub dan takut. "Kau benar-benar di luar dugaan."

"Bukannya kita mirip?"

"Sedikit."

Pangeran Anders tersenyum dengan sangat manis, lalu menandatangani surat perjanjian lanjutan mereka. Ella menghela napas dan ikut menyetujuinya. Setidaknya tidak ada ruginya. Ini bahkan mungkin jauh lebih baik.

"Ella, orang bijak pernah berkata, Jodohmu adalah cerminan dirimu."

TAMAT

Iya, tamat eheheh
sengaja hanya sampai di sini, karna akhirnya tentu sudah bisa dibayangkan.
Duo maut ini akan menggulingkan kerajaan bersama wkwkwkkw

Serenade33
Jum'at, 26 Agustus 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top