0.42
Jihyo sangat bahagia, setelah mendengar kabar kehamilannya. Walau, luka itu masih saja berputar di kepalanya. Akan tetapi, ia tidak bisa terjebak seperti ini dan membebani pikirannya yang bisa berdampak buruk dengan janinnya yang masih sangat rentan. Oleh karena itu, Jihyo telah memutuskan akan meninggalkan Seoul, entah sampai kapan dan bertolak ke Busan untuk merenungkan beberapa hal.
Jihyo sudah mengaturnya, dibantu dengan Mylan yang awalnya tidak rela jika ia pergi. Namun, mendengar alasan dirinya yang sangat ingin pergi dan memang memiliki sanak saudara di sana, membuat Mylan akhirnya menyetujui. Bahkan, mengurus keperluannya seperti tiket kereta yang akan berangkat tiga hari kemudian.
"Terima kasih, karena kau sudah membantuku, Mylan. Kak Myonsoo juga sangat baik. Aku tidak tahu harus membalas kebaikan kalian seperti apa," ucap Jihyo dengan lirih, sembari menatap tiket yang baru saja diberikan oleh Mylan.
Mylan hanya tersenyum tipis, diselingi hembusan napas yang menyatu dengan angin. "Kau seperti berbicara dengan siapa saja. Kita teman'kan?"
Jihyo mengangguk dengan mata berkaca. Mylan sangat baik, melebihi apapun. Sungguh, Jihyo bahkan sangat tahu bagaimana Mylan yang memiliki perasaan kepadanya. Akan tetapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena hatinya hanya untuk Jungkook---seseorang yang terus menaruh luka kepadanya.
Jihyo memejamkan mata, jika terus mengingat malam itu. Ia sangat menyakini, suaminya itu pasti sangat bahagia dengan kehadiran sosok yang selama ini dirindukannya. Ia hanya tersenyum lirih, lantas menghembuskan napas kasar.
"Aku akan pergi, tetapi jangan katakan kepada siapapun. Hanya kau, Kak Myonsoo dan Yoomi yang tahu. Jangan sampai Jungkook tahu di mana aku akan pergi. Kau harus berjanji kepadaku, Mylan!" ucap Jihyo yang kini menatap Mylan dengan tatapan berharap.
Sebenarnya, tanpa Jihyo mengutarakan hal itu, mana mau ia mengatakannya kepada pria bajingan seperti Jungkook. Alhasil, tanpa berpikir panjang, ia langsung mengangguk mantap. "Aku berjanji kepadamu!"
***
"Maaf Sir, saya belum menemukan keberadaan dari istri anda. Tidak ada yang bisa diharapkan saat ponselnya saja berada di sini dan beberapa rekannya, tidak ada yang tahu. Entah, mereka mengetahuinya, tetapi enggan untuk mengatakannya," kata seseorang yang menjadi suruhan Jungkook. Itu Min Daek Hyun---suruhan kepercayaan Jungkook.
Mendengar kabar itu, membuat Jungkook langsung meremas kertas yang dipegangnya sangat kuat---melampiaskan kekesalannya yang membuncah. Setiap saat, ia tidak bisa tenang. Sekalipun Kaylie ada disisinya, serasa jiwanya tidak berada bersamanya.
Ia gelisah, sangat takut jika Jihyo berada dalam masalah buruk lagi, setelah ia memberikan luka dengan masalah ini. Sungguh, ia tidak tahu harus berbuat apa saat kedua sisi membuatnya tidak berdaya.
"Kau bisa pergi!" Hanya itu yang Jungkook katakan. Lantas, memutar kursi kekuasaannya untuk membelakangi meja sembari memejamkan mata. Akan tetapi, ia harus membuka matanya saat ponselnya berdering. Itu sebuah pesan dari Yeonjun.
[Yeonjun]
Kak, Moni sudah kembali. Moni ada di ruang tamu bersama denganku, Jiah dan Kakak ipar Kaylie. Kemarilah!
Bagai disambar petir di siang bolong, Jungkook merasakan dirinya tersetrum . Bahkan, berdampak dengan ponselnya yang langsung terjatuh di atas lantai.
Saat ini, ia berada di Mansion, membawa semua pekerjaan di Kantor ke Mansionnya. Akan tetapi, ia melupakan suatu hal di mana Moni pasti sangat terkejut melihat presensi ibunya yang telah tiada. Jungkook sangat yakin hal itu. Sehingga, ia kini berlari menuju ruang tamu dan menemui semua orang yang berada di sana.
Benar saja! Jungkook dapat melihat Moni yang mendelik kepada Kaylie---tidak percaya dan merasa bingung dengan keadaan disekitarnya. Apalagi, saat Moni tidak membalas uluran pelukan penuh cinta dari Kaylie.
"Baby, ini Mom! Apa kau tidak merindukan Mom?" ujar Kaylie dengan tangis yang berderai.
"Mom? Tetapi … Mom sudah meninggal," ucap Moni dengan polos. Dari sana, Jungkook mendekat dan disadari oleh banyak orang yang berada ditempat ini.
"Moni---"
"Dad, kenapa dia seperti Mom? Mom sudah meninggal. Moni hanya memiliki Mom Jihyo setelah Mom meninggal. Katakan jika dia itu berbohong!" ucap Moni yang memangkas perkataan Jungkook.
Sekilat, membuat semua orang tertegun mendengar keluwesan Moni dalam bertutur kata. Kaylie, wanita itu sangat terkejut mendengar putrinya sendiri tidak mempercayai dirinya dan bahkan, putrinya memanggil seseorang dengan sebuatan 'Mom Jihyo'.
"Jung, katakan kepadaku! Siapa itu Jihyo? Kenapa, kenapa putriku memanggilnya dengan sebutan Mom?" tanya Kaylie yang sangat bingung. Demi apapun itu, ia tidak tahu hal yang terjadi setelah dirinya dinyatakan meninggal saat ledakan kecelakaan mobil itu. Memang, Kaylie merasakan hal aneh pada suaminya dan keluarga ini. Serasa, ada yang menjanggal. Terlebih, saat mereka terlihat sedih saat ia yang kembali. Sungguh, Kaylie tidak paham dan membutuh penjelasan.
"Mom Jihyo adalah Momku. Dia memberikan kebahagiaan saat Mom yang telah melahirkanku, tiada. Mom Jihyo, istri Dadku saat ini, tetapi---tetapi di mana Mom Jihyo?" ucap Moni sembari celingukan.
Yeonjun dan Jiah yang ada di sana, lebih memilih diam, tidak akan ikut campur. Hanya akan menjadi pengamat dan berujar jika diperlukan. Jungkook yang mendengar Moni menjawab pertanyaan Kaylie, membuat darahnya langsung berdesir. Ia bingung. Terlebih, tatapan Kaylie yang menuntut jawaban dari dirinya.
"Jung, aku ingin mendengar semuanya dari mulutmu!" ucap Kaylie dengan suara menuntut yang terdengar bergetar dan terisak.
Jungkook tidak tahan dengan kondisi yang mendesaknya. Ia menghela napas, mencoba menenangkan dirinya dulu sebelum menjawab.
Sekarang, terlihat Jungkook yang mensejajarkan diri dengan Moni. "Baby, wanita ini adalah Mommu. Mom yang selalu kita rindukan. Mom masih hidup."
"Mom?" Moni mengulangnya. Lantas, menatap Kaylie yang terisak. Jungkook mengangguk. Alhasil, membuat Moni langsung mendekat ke arah Kaylie memberikan sebuah pelukan.
Untuk sementara waktu, Kaylie melupakan soal wanita yang dibicarakan oleh Moni. Ia hanya ingin memeluk dan menghujami kerinduan yang menyeruak pada anak semata wayangnya itu. Kerinduan yang terus melebar dan menyayat hatinya. Melihat interaksi itu, membuat Jungkook merasa bersalah dengan menyembunyikan semua kebenaran.
"Mom merindukan Moni, sangat rindu," isak Kaylie dalam pelukan itu.
"Moni juga, hampir setiap saat," balas Moni.
"Moni, bisakah Moni bersama Uncle Yeonjun dan Aunty Jiah? Dad ingin berbicara dengan Mom," pintanya saat pelukan antara Moni dan Kaylie meregang.
Moni mengangguk, dan langsung menghampiri Yeonjun dan Jiah. Melalui bahasa isyarat, pasangan suami istri itu dapat memahaminya dan langsung meninggalkan Jungkook dan Kaylie ditempat ini---hanya berdua saja.
"Jung, katakan yang sebenarnya!"
Kaylie langsung berujar saat hanya menyisahkan mereka berdua saja. Jungkook sontak mendekat ke arah Kaylie dengan rasa bersalahnya.
"Maafkan aku, Kaylie … maafkan aku …."
Dengan terisak, Kaylie menaikkan sebelah alisnya. "Maaf? Apa kau membuat kesalahan?"
Jungkook mengangguk. "Pertanyaan di dalam pikiran dan hatimu saat mendengar putri kita itu memang benar. Jihyo, wanita yang kau temui yang kuperkenalkan sebagai sekretaris, adalah istriku."
Deg!
Kebenaran itu, membuat Kaylie merasakan tusukan tombak yang menembus tubuhnya. Rasa sakit yang menjalar, sangat terasa dalam dirinya. Terutama dalam hatinya. Namun, ia hanya bisa menjabarkannya melalui setiap tetesan air mata yang membasahi lembah pipinya.
"Kaylie, saat kau meninggalkanku dengan Moni, dialah yang datang untuk membuat hari-hariku kembali bersinar. Jihyo, datang mengubah segalanya. Termasuk, memberikan kasih sayang kepada Moni yang telah lama hilang. Setelah kecelakaan itu terjadi, dan kau dinyatakan tewas terbakar," jelas Jungkook dengan mata berkaca-kaca.
Kaylie memejamkan mata. Lantas, terduduk dengan lemas di lantai. Disertai dengan isakannya. "Aku masih hidup, Jung," isaknya.
Jungkook langsung mendekat ke arah Kaylie, mencoba untuk menenangkan wanita itu. Sangat takut, jika akan berdampak buruk dengan kesehatannya.
"Kaylie---"
"Apa kau sangat mencintainya, Jung? Apa hatimu sepenuhnya milik wanita itu?"
Jungkook terdiam. Tidak tahu ingin memberi balasan.
"Jung, katakan!"
"Aku tidak tahu, Kaylie. Aku, aku bingung dengan perasaanku sendiri. Bahkan, aku bingung dengan takdir yang berjalan seperti ini. Aku … aku tidak tahu, Kaylie!" ucapnya. Membuat Kaylie yang terisak menghela napas dengan frustasi.
Ia sangat terluka, mengingat ia mencoba sembuh untuk bisa kembali dengan keluarganya. Namun, Kaylie mulai tidak yakin dengan perasaan Jungkook kepadanya. Ia dapat melihat dengan jelas dikedua bola mata itu. Terlebih, saat Jungkook malah bingung dengan perasaannya.
Kaylie terus terisak, sembari menatap Jungkook yang tadinya menatap kelain arah, memberikan fokus kepadanya. Ia mendekatkan wajahnya pada Jungkook, berniat memastikan satu hal saat kedua bibirnya kini menyatu dengan bibir Jungkook, walau hanya menempel saja.
Keduanya saling memejamkan mata, tetapi Jungkook malah membayangkan ia sedang bersama Jihyo, walau kenyataannya adalah Kaylie.
"Jihyo …."
Kaylie tertegun mendengarnya. Dengan perlahan, memberi jarak pada posisi mereka dan menatap Jungkook dengan pandangan penuh arti---masih sesenggukan. Sementara Jungkook, tentu merasa sangat bersalah saat menyebut nama Jihyo disela ia melakukannya dengan Kaylie.
"Kaylie, aku …."
"Hatimu hanya untuknya, Jung. Bukan untukku lagi."
Jungkook menggeleng.
"Jangan membohongi dirimu, Jung. Kau melakukannya demi kesehatanku'kan? Aku mengingat malam itu, kau membuatnya sangat terluka. Seharusnya, kau berterus terang saja kepadaku. Aku memang mencintaimu, tetapi aku tentu harus memahami alur takdir di mana kabar mengenai diriku yang telah tiada, memberi akhir seperti ini. Apa yang terjadi, bukanlah kesalahanmu."
"Kaylie …."
Kaylie menahan tangisnya yang ingin kembali menyeruak. Ia mengangguk mantap dengan ukiran senyum. "Secepatnya, ceraikan aku, Jung. Bahagialah dengan wanita itu. Aku tidak bisa memaksakan perasaanmu kepadaku lagi, dan … katakanlah pada wanita itu apa yang sebenarnya terjadi. Dia pasti akan memahamimu."
Tbc.
Makasih karena terus nungguin hingga lumutan😍luv u💜
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top