0.03
Hello, ketemu lagi dengan aing yang retjeh
Jihyo cantik bat dah, kek gue masa :*)
Minggir! Bos bangsat mau lewat☻
***
"Tunda semua pertemuan dengan klien untuk hari. Aku harus menghadiri lomba cerdas cermat putriku yang mewakili sekolahnya dan buat agenda baru untukku dan kirim melalui surel ! Aku akan menunggunya."
Itulah kalimat yang Jihyo ingat saat atasannya dengan entengnya menunda-nunda sesuatu dan menyuruhnya tanpa berpikir panjang, dan gara-gara itu ia akan pulang larut malam. Apa katanya, tadi? Lomba cerdas cermat putrinya? Ouh, tidak pernah Jihyo bayangkan. Bahkan ia sedikit menyayangkan anak perempuan yang lahir dikeluarga Jeon, mendapatkan ayah menyebalkan seperti atasannya itu.
"Hm ... kasihan sekali anak perempuan itu." Jihyo bergumam sembari menatap dengan fokus layar monitor tablet, komputer dan beberapa proposal secara bergantian. "Pertemuan dengan klien dari China." Ia menyipitkan kedua mata bulatnya, lalu menuntun jari-jemari lentiknya untuk bermain di atas papan tombol komputer.
Tidak lama, sebotol susu pisang pun, tiba-tiba saja berada tepat di samping tablet kerjanya. Ia yang tadinya sangat fokus, kini teralihkan untuk melihat siapa yang repot-repot memberikannya susu pisang itu, padahal ia tidak membutuhkannya.
"Manajer Cha?" Jihyo sedikit terkejut. Kenapa Cha Min Ho bisa berada di ruangannya ini? Oh, Jihyo meralatkan otaknya. Ruangan luas ini ternyata diisi oleh dirinya, Manajer Personalia, Manajer Pemasaran, Sekretaris Wakil Presdir, dan Manajer keamanan. Saling berbagi memang sangat baik untuk interaksi pembahasan masa depan perusahaan. Seketika, Jihyo mengedarkan pandangannya, di mana yang lain? Kenapa hanya dia dan Minho di tempat seluas ini?
"Aku hanya khawatir dengan keadaanmu. Kau melewatkan jam makan siang untuk mengerjakan semua ini. Terlebih lagi yang kulihat, Presdir beberapa menit yang lalu meninggalkan perusahaan karena urusan keluarga," jelasnya. Jihyo menampilkan senyum tulus.
"Kau pria yang baik. Terima kasih, karena sudah mengkhwatirkanku, tetapi jujur, semua ini harus kuselesaikan hari ini juga. Jadi, tidak masalah jika aku melewatkan jam makan siang. Lagipula aku masih kenyang."
Minho mengangguk lalu memberikan dua jempolnya. "You are the wonder women," ucapnya tertawa pelan. "Aku izin pergi dulu, ada urusan yang harus kukerjakan bersama dengan Sekretaris Han dan jangan lupa untuk meminum susu pisangnya."
Minho pun meninggalkan Jihyo sendirian di tempat ini setelah berujar. Hanya anggukan disertai senyuman yang bisa Jihyo berikan kepada Minho. Kepergian Minho ternyata tidak membuatnya sendiri di ruangan ini, sebab Yoomi datang dengan tumpukan mapnya. Jangan lupakan wajah kesal yang terpatri di sana.
Suara gaduh pun terdengar saat Yoomi menaruh dengan kasar beberapa map itu di atas meja. Serasa melampiaskan seluruh kekesalannya pada meja yang tidak tahu kesalahannya. "Lihat saja nanti! Dia pikir di siapa, hah? Dia benar-benar membuatku ingin mencekik gadis yang tidak tahu diuntung itu! Pria bedebah!" umpatnya. Helaan napas kasar langsung terasa di pendengaran Jihyo yang bahkan mejanya sedikit berjauhan dari meja Yoomi.
"Ada apa Manajer---eh Yoomi? Apa ada masalah?" tanya Jihyo. Bukannya memperbaiki suasana malah membuat Yoomi seperti kepanasan.
"Semua pria itu sama, kau harus tahu itu! Dia benar-benar menganggapku bukan siapa-siapa saat bersama dengan karyawan yang mengenakan riasan tebal seperti badut. Seandainya aku--"
"Siapa yang kau maksud?" selanya.
"Siapa lagi, Hwang Yun Ho sialan!" ucapnya kelewat enteng. Namun, Yoomi seperti kelepasan saat memberitahunya. Terlihat dari mata Yoomi yang langsung membulat disertai kedua tangannya yang menutup mulutnya yang berbentuk huruf o.
"Tidak, itu, maksudku---eh, baiklah! Aku harus mengatakan apa, ya? Aku hanya ...." Ia menggigiti bibirnya setelah mendapat tatapan aneh dari Jihyo yang bahkan tidak mengerti maksudnya. "Lupakan saja dan jangan pernah mengungkit ini. Kami tidak memiliki hubungan apa-apa! Hanya sebatas rekan kerja."
Ouh, hubungan yang ditutupi. Kali ini Jihyo paham dan hanya tersenyum sembari melanjutkan aktivitasnya.
"Baik. Lagipula aku bukan tipikal apa yang kau maksud. Pekerjaanku begitu banyak sehingga mengurusi apa yang dilakukan orang lain tidak sempat," ujarnya lalu mengingat suatu hal. "Yoomi, apa yang kau katakan memang sangat benar. Kemarin aku sangat bersantai, tetapi hari aku bernapas pun Presdir seakan tidak menyukainya dan memberikanku setumpuk pekerjaan."
Yoomi pun sontak mendekat ke arah Jihyo sembari mengambil kursi untuk duduk di samping Jihyo yang sedang sibuk. "Tentu, itu bukan hal yang biasa lagi sejak Jeon Corp berdiri. Sekretaris awal yang di pegang oleh mendiang istri Presdir pun merasakannya," cerita Yoomi yang membuat lincahnya jemari Jihyo menekan papan tombol terhenti setelah mendengar kata mendiang istri atasannya yang ternyata mantan sekretaris.
Tampak salah satu alisnya terangkat dan hendak mengeluarkan pertanyaan. "Ouh jadi, mendiang istri presdir adalah Sekretaris pertama? Terus bagaimana keluh kesahnya selama menjadi seorang sekretaris? Apa kau tahu? Bukankah kau sudah bekerja di sini sejak Presdir yang mengambil alih?"
Sebelum menjawabnya, Yoomi memberikan tatapan menyelidik. "Kenapa kau ingin tahu? Oh, pertanyaan yang tidak sangat bagus, tetapi aku akan menjawabnya satu persatu jadi dengarkan aku!" katanya. Jihyo mengabaikan sejenak pekerjaannya hanya untuk mendengar Yoomi bercerita---lebih tepatnya berdongeng ria.
"Nama sekretaris pertama adalah Kaylie Hatheway. Lulusan terbaik sekolah Harvard. Mendiang Kaylie blasteran Inggris-Korea. Namun, setelah lulus dari Harvard ia lebih memilih melamar pekerjaan menjadi seorang Sekretaris di Jeon Corp yang memang pada saat itu telah mencapai keemasannya. Presdir berkepribadian sama---dingin, cuek dan semena-mena, tetapi jatuh kepelukan gadis blasteran seperti Kaylie. Singkat cerita, mereka saling menyukai satu sama lain dan memutuskan untuk menikah."
"Lalu, Kaylie berhenti bekerja pada saat itu dan yang mengambil alih sebagai sekretaris adalah Hwang Yun Ho dan hanya bertahan selama tiga tahun, karena Yunho diangkat menjadi wakil presdir lalu Kim Hu Go yang mengantikannya dan yang terakhir kau, karena Hugo harus berpindah tugas ke Jepang setelah ia menikah dan menetap di negara sakura sana. Hanya itu yang kutahu, ada lagi?"
Yoomi membuat Jihyo tersentak, karena lamunannya. "Apa ada lagi pertanyaanmu tentang Presdir kita, Jeon Jung Kook terhormat?" tanyanya. "Tenang saja, kau tidak usah terkejut, karena aku memanggil namanya tanpa embel-embel, karena yeah, kami sedikit akrab. Teman seperjuangan selama masa sekolah menengah pertama hingga perkuliahan," gumamnya.
"Aku ada satu pertanyaan! Kenapa Nona Hatheway bisa meninggal dunia?"
Pertanyaan itu sedikit sensitif untuk Yoomi tapi ia harus mengatakannya. Buat apa di rasahasiakan?
"Kalau aku tidak salah ingat, Kaylie meninggal karena kecelakaan. Hanya itu yang kutahu, karena ini sangat sensitif dan kuperingatkan kau! Nangan pernah membahas Kaylie Hatheway di hadapan Jungkook, karena kau akan celaka di saat yang bersamaan." Peringatan itu membuat Jihyo merinding.
Celaka?
Yang benar saja?
***
Pria berlensa mata hitam legam ini menatap lekat sebuah piala penghargaan--Lomba Cerdas Cermat tingkat belia. Senyum sumriah begitu jelas membentang disudut bibirnya.
"Dad tidak menyangka! Kau memang luar biasa. Terbuat dari apa otakmu, Princess Moni?" kekehnya sembari menatap putrinya yang sedang sibuk menjilati ice cream rasa cokelatnya.
"Pertanyaanya sangat gampang dan selalu terulang-ulang saat aku membaca buku yang ada di perpustakaan miniku. Bahkan materi lombanya aku sangat sukai," serunya. Terlihat wajah putih susunya di sekitar mulutnya yang kotor karena cairan ice cream itu. Jungkook mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan membersihkan wajah putrinya.
"Dad heran dengan otakmu. Princess Moni memang luar biasa." Jungkook berujar sembari menatap heran putrinya setelah membersihkan wajah itu.
"Terima kasih, Dad. Moni akan terus belajar! Moni ingin menjadi seorang ilmuwan! Seperti yang difilm," seru Moni membuat Jungkook terseyum tipi. Lantas tidak lama, Moni langsung terdiam menatap langit.
"Dad, apa Mom bahagia di sana seorang diri?" tanyanya polos. Jungkook menoleh ke arah putrinya, lalu menatap langit yang cerah.
"Sepertinya, Princess. Apalagi Princess kesayangannya sedang berbahagia, karena membuat prestasi pertamanya. Dad percaya, Mom akan sangat bangga kepadamu," ucapnya lirih.
Moni pun memeluk Jungkook dengan penuh kasih sayang. "Moni sangat menyayangi Dad. Dad adalah Dad terbaik di dunia ini. Dad bahkan lebih memilih melihat perlombaan Moni daripada menyelesaikan pekerjaan Dad yang pastinya menumpuk."
"Tidak masalah jika Princess Jeon yang satu ini bahagia. Itu bisa diatur dan bagaimana jika kita ke rumah Kakek dan Nenek?"
Moni merengangkan pelukannya lalu berdiri disertai sorakannya. "Aku sangat menginginkannya. Apa Uncle Yeonjun juga ada? Apa Uncle sudah menyelesaikan proyeknya di Barcelona?" tanya Moni antusias membuat Jungkook sedikit meringis.
Uncle Yeonjun? Paman Yeonjun?
Kenapa Moni memanggil Jeon Yeon Jun dengan sebutan uncle padahal Yeonjun masih berusia 20 tahun. Seandainya adiknya itu ada, sudah dipastikan akan ada peran kecil-kecilan antara Moni dan Yeonjun dikarenakan Yeonjun yang sangat risih dan bahkan tidak suka dengan panggilan itu yang katanya tidak sesuai dengan gayanya. Abaikan saja.
"Sepertinya tidak. Proyek untuk kuliahnya membutuhkan waktu lama. Kau bisa melakukan skype dengannya nanti dan menunjukkan pialamu itu. Buat dia iri, bagaimana?" Moni berpikir sejenak kemudian mengangguk dan menarik jemari kokoh ayahnya untuk meninggalkan tempat ini--menuju kediaman kakek dan neneknya.
"Ayolah, tidak usah menarik Dad seperti itu--"
"Tapi kita harus cepat pergi, Dad! Aku juga tidak sabar ingin membuat Uncle Yeonjun iri kepadaku."
Jungkook hanya menggeleng pelan mendengar ocehan putrinya.
Lihat, dia seperti dirimu!
***
TBC.
Mungkin moment Junghyo belum ada. Mohon pengertiannya, ini masih awalan dan bahkan masih part 2. Aku gak mungkin langsung masukin scene yang gak masuk diakalkan jadi nikmati saja terlebih dahulu.
Tokoh-tokohnya sebagian aku ambil di Hidden Side sebelumnya dengan visual yang sama namun karakter yang berbeda. Aku harap kalian bisa nyaman.
Untuk yang penasaran siapa sih mendiang istri Jungkook yang bikin pria dingin jadi klepek-klepek? ni dia!
Aku sengaja pake ini karena sedikit mirip sama Moni.
Sampai jumpa di next part☻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top