0.01

Park Ji Hyo, Sekretaris Presdir Jeon Jungkook.

Kedua bibirnya sontak membentang, tatkala beberapa lampiran pekerjaan atas nama dirinya yang dikirim keberbagai perusahaan yang ada di Seoul, kini membuahkan hasil.

Bagaimana tidak?

Menjadi seorang sekretaris adalah impiannya sejak kecil, lalu sempat berhenti sejak ayahnya meninggal beberapa tahun lalu. Namun, ia kembali bangkit hingga saat ini, gelar itu telah diraihnya. Bahkan, perusahaan tempatnya bekerja adalah sebuah perusahaan terkenal yang dua bulan lalu menghiasi majalah sebagai perusahaan terbesar posisi ketiga di Asia.

Anggap saja ini adalah keberuntungan sekaligus takdirnya. Ia sangat menghargai hal itu.

Bayangkan saja. Bekerja di perusahaan yang memiliki gedung dengan kapasitas memadai disertai interior yang membuat mata terkagum-kagum, mana ada yang menolak?

Park Jihyo? Tentu saja tidak.

"Nona Park, anda berada satu ruangan dengan Sekretaris Wakil Presdir, Manajer Pemasaran, Manajer keamanan dan Manajer Personalia. Akan tetapi, anda juga memiliki tempat yang memang telah disediakan untuk Skretaris di depan ruangan Presdir." Gadis bermanik mata cokelat dengan ukuran yang sedikit besar, memberikan senyuman pada seorang wanita yang memberikan penjelasan padanya. Tidak lama, gadis itu menundukkan kepala berulang kali dan melenggang permisi setelah ia telah mengetahui ruangan dan mejanya.

Gadis ini, Park Jihyo membiarkan matanya mengakses setiap inci ruangan luas berlatar putih yang diisi 5 meja dan 5 kursi yang diberikan pembatas. Tidak lama, sentuhan tangan membuyarkan apa yang dikaguminya menjadi khayalan.

"Apa kau sekretaris baru Presdir? Perkenalkan, aku Han Yoomi, Manajer Pemasaran dan eh---selamat datang di Jeon Corp. Semoga kau bisa betah dan terus menjadi bagian dari kami." Jihyo mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, saat mendengar gadis itu menyapanya dengan sopan ditemani dengan ukiran senyuman.

Han Yoomi adalah gadis berusia 27 tahun yang menjabat sebagai Manajer Personalia sejak usianya 20 tahun. Jadi, Jeon Corp sudah menyatu dengan jiwa dan raganya selama 7 tahun lamanya.

"Apa kau sudah bertemu dengan Presdir?" tanya Yoomi membuat Jihyo cepat-cepat menggeleng.

Mendadak Yoomi mendengus kesal. "Oke, Baik. Aku baru ingat. Ini adalah setahun meninggalnya Nyonya Jeon---istrinya, ia ada di Busan untuk memperingatinya dan untuk itu, kau bisa bersantai untuk hari ini. Akan tetapi, besok, Presdir sudah berada di Seoul dan pekerjaanmu akan menumpuk.," jelasnya.

Jihyo mengangguk, karena memahaminya. Memang ia pernah mendengar dari pembicaraan para gadis bahwa, Presdir Jeon Corp adalah pria yang baru saja menginjak usia 28 tahun sekaligus seorang duda ditinggal mati oleh istrinya dengan anak perempuan berusia 5 tahun. Sangat miris! Cerita kehidupan yang begitu menyentuh, tetapi kehidupannya lebih menyentuh dari yang lain.

Yeah, itu memang benar.

"Eh, Manajer Han--"

Yoomi menempelkan jari telunjuknya di kedua bibir tebal Jihyo. "Yoomi, panggil aku Yoomi." Jihyo mengangguk setelahnya.

"Hmm ... baik. Yoomi, bisakah aku pergi kesuatu tempat setelah jam makan siang?" tanya Jihyo agak ragu.

Detik itu juga, Yoomi tertawa terbahak-bahak seakan perkataan Jihyo seperti sebuah lelucon. Namun, berubah menjadi datar. "Posisimu lebih tinggi dariku, jadi kenapa kau meminta izin kepadaku? Lakukan saja! Seperti perkataanku beberapa menit lalu, kau bisa bersantai untuk hari ini, tetapi besok, kupastikan tugasmu akan sangat menumpuk." Yoomi menjelaskan kembali.

Setelah mendengarnya, sepercik abu-abu memutar di kepalanya. Jujur, Jihyo belum pernah melihat dan bertemu muka dengan atasannya itu, tetapi kenapa mendadak ia tidak enak setelah mendengar perkataan Yoomi? Apa atasannya memiliki sifat angkuh dan suka memerintah sesukanya seperti yang ia baca pada novel-novel milik rekannya?

Ayolah, jangan mempersulit dirimu untuk memikirkan itu! Bukankah jika kita sebagai pekerja baru, tugas menumpuk membuat kita akan terbiasa dengan semua itu? Jihyo sangat yakin dengan hal itu.

***

Seperti yang Jihyo katakan kepada Yoomi, saat jam makan siang berlangsung ia telah meninggalkan lokasi Jeon Corp untuk mengunjungi suatu tempat.

Panti Asuhan Moonlight

Rumah sederhana yang menjadi pelariannya setelah ayah dan ibunya pergi ke alam sana untuk selamanya. Baik, tetesan air mata itu perlahan mencuat membasahi pipinya. Semua kenangan lama nan penuh sesak, kini berputar memenuhi isi kepalanya sesaat menginjakkan kaki di tempat ini.

Ya, Jihyo sempat berhenti bersekolah sejak ayahnya meninggal, karena kecelakaan beberapa tahun lalu membuatnya menjadi anak yatim piatu dengan berbekalkan rumah sederhana yang ia sewa, karena rumah megahnya terdahulu telah di sita oleh pihak Bank.

Jangan bertanya soal sanak keluarga! Bagi Jihyo, semuanya telah pergi meninggalkannya. Maka dari sanalah, Jihyo bertekad setelah menyadari segalanya untuk mengubah nasib. Kuliah sembari bekerja paruh untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang sekretaris perusahaan terkenal atau seorang pengusaha, dan ya, ia telah menggapai opsi pertama.

"Kak Jihyo, apa itu kakak?" Seorang anak perempuan membuyarkan lamunan Jihyo. Buru-buru Jihyo menghapus bulir air matanya dan menoleh ke arah anak itu. Wajah polos yang memeluk boneka beruang, sungguh! Orang tua mana yang tega membuang anak polos dan lugu itu.

"Hai Mia, mana Bunda?" tanya Jihyo pada anak bernama Mia itu. Bunda adalah sebutan bagi wanita perkasa pemilik panti asuhan tersebut.

"Bunda sedang keluar, aku tidak tahu bunda ke mana," ucap Mia kelewat polos membuat Jihyo sangat gemas. "Apa Kakak punya cokelat? Biasanya kak Jihyo selalu membawakannya untukku dan teman-teman yang lain."

Jihyo tersenyum lalu memperlihatkan dua paper bag yang digenggamnya. "Tada! Karena aku diterima kerja, jadi aku membelikanmu dan yang lainnya permen sekaligus cokelat. Hm ... dan untuk itu, ayo kita masuk ke dalam, cuaca sepertinya tidak mendukung," pintanya yang menuntun Mia masuk ke dalam panti. Bahkan Jihyo juga mengajak anak-anak panti yang sedang bermain untuk menyudahinya dan masuk ke dalam panti.

Inilah hari-harinya jika ia memang sedang kosong. Memberikan kebahagiaan pada malaikat-malaikat kecil yang tidak tahu apa-apa mengenai dunia yang begitu kejam.

***

"Aku sudah membaca proposal Sekretarisku. Dia lulusan Seoul University di bidang Bisnis dan manajemen dengan nilai yang terlampau sempurna. Tapi bagiku itu bukanlah apa-apa, karena aku membutuhkan sekretaris yang mengandalkan skill dan keterampilannya." Suara alto pria itu membuat lawan bicaranya menghela napas.

"Baik, Tuan. Semoga anda menikmati waktu anda--" Bip.

Pria ini mematikan lalu membuang asal ponselnya. Terlihat ia memijit pelipisnya yang terasa pening berpikir dan menghembuskan napas setelahnya. Pandangannya menatap jalanan aspal di depan seakan itu lebih sempurna daripada yang lain.

"Dad, kapan kita sampai? Moni pusing dengan posisi seperti ini." Suara itu mengalihkan pria yang tadinya sibuk dengan pemikirannya. Terdengar helaan napas setelah pria ini melihat raut ketidaknyamanan pada anaknya.

"Berhenti!" instruksi pria tersebut.

"Tetapi Tuan Jeon---baik." Sang supir memberhentikan laju mobil. Pria itu memperbaiki letak setelan jasnya sebelum membuka pintu mobil untuk pindah ke job belakang. Setelah itu, pria tersebut memperbaiki posisi senyaman mungkin agar anaknya bisa tertidur. Ia memeluknya dengan penuh kasih sayang.

"Bagaimana, Princess? Apa masih pusing lagi?" tanyanya dan anak perempuan yang sekiranya berusia 5 tahun ini pun menggeleng yang kemudian memejamkan mata. Pria itupun mengelus rambut panjang sebahu anaknya hingga terlelap.

Lantas menatap sang supir melalui kaca spion. "Jangan terlalu cepat! Aku bisa saja memecatmu jika terjadi apa-apa dengan putriku. Paham?"

"Iya, Tuan."

Mobil pun melaju ditemani aura dingin yang dikeluarkan oleh pria tersebut. Presiden Direktur Jeon Corp, Jeon Jung Kook---pria  berusia 28 tahun yang ditinggal mati oleh sang istri setahun lalu, karena tragedi kecelakaan yang membuatnya sangat terpukul. Dari raut wajahnya yang tampan bak pangeran dari dimensi lain, membuat banyak para gadis dan wanita tidak percaya bahwa ia adalah seorang single parents.

Ya, Jeon Mo Ni atau Monica Hatheway adalah malaikat kesayangannya yang paling ia sayangi di dunia ini---melebihi dirinya sendiri. Saking sayangnya, seseorang yang menoreh luka sekecil debu akan berhadapan langsung dengannya, dengan ayah Moni, Jeon Jung Kook.

👑CASTING👑

Park Ji Hyo

Jeon Jung Kook

Jeon Mo Ni / Monica Hatheway


***

Inspirasi : Love Me Like You Do - Ellie Goulding.

Halo, mungkin banyak orang yang terheran-heran, karena Cerita Hidden Side yang udah tamat, kini sisa part satu, wkwk. Maafkan, ya! Akan tetapi, bakalan aku publish secara berkala, kok. Jadi, tenang aja👌

Oh, iya! Cerita Hidden Side aku ikutkan event GMG Hunting Writers 2021. Doakan aku, ya, manteman❤

Regards,
Jnurpriyanti18

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top