CHAPTER 9
Hati saya makin kabak kabak mau tau apa yang Gill suda buat sama Shine.
"What he did?!"sekali lagi saya tanya Shine
"He.. he.."Shine nda dapat bertutur dengan lancar. Bibir dia bergetar sebab menahan sebak. Bila bila masa saja dia bulih menangis.
"He what?! Oh.. did he kiss you or more than that?!"bilang saya dengan suara yang agak keras. Kesabaran saya mula hilang dan saya harap jangan lah apa yang saya bilang tu betul betul menjadi kenyataan. Palis palis..
"Iya.. dia.. dia.. hampir mau.. isk.. isk.. isk.. rape saya.."Shine terus menangis semahu mahunya.
I'm shocked! My hand was trembling because I'm really, really angry with him!
Gillbert Tripper!!
He's fu*king coward!!!
I take it back what I have said. Now, I really want to kick his ass! Punch him in the face! How could he do that to my Hope?! And Sunshine, why she... Oh gosh.. I do not know what to say..
"What?! Why you did tell me, Sunshine? Kenapa kau mau menghadapi masalah ini sendiri saja? Shit!! Kau buat saya macam lelaki yang nda guna! Sampai kau hampir kena rape pun kau masih lagi mau berahsia dengan saya.."
"I'm sorry. I didn't mean to keep secret from you.."
"Kalau malam tu dia berjaya rape kau? Apa yang harus saya jawab dengan family kau? Saya yang akan dipersalahkan sebab saya gagal jaga kau. Do you understand?"saya bilang. Shine menganggukkan kepala sambil lap lap air mata dia.
It's very hurtful when I saw her cry. I know it must be terribly hard for her. I supposed to give her a hug. Wipe her tears. But I did not do that..
"Sometimes kan Shine, saya nda pasti samada kau betul betul cintakan saya atau tidak. Sebab saya tingu kau nda pernah ambil serius dengan hubungan kita."
"No.. that's not true.."
No idea.. I'm so confuse. It seems I do not know who she is anymore.
"Ntah lah Shine.. makin hari makin sukar saya mau faham perangai kau.. Dulu saya pernah bilang sama kau. Nda ada rahsia di antara kita. Tapi, kau tingulah siapa yang berahsia? Saya bukan saja Boyfriend kau, tetapi your Future Husband. So, kalau kau ada masalah kau sepatutnya share sama saya.."saya bilang, lemah. Saya raup muka saya berulang kali.
No doubt, I'm frustrated and at the same time I feel guilty because she was almost been raped. I failed to protect her.. However no matter what happens, she should not have kept it a secret from me. I would rather she trouble me than she is hiding something from me..
"Abin kau marah sama saya ka?"Shine tanya saya dalam sedu sedan
"Maybe. But one think I'm absolutely sure. I'm very disppointed with you. Mungkin dari awal lagi kita nda patut meneruskan hubungan ini.."saya bilang dan terus keluar dari bilik Shine dan masuk pigi bilik saya
Do I want to break up with her?
I do not know..
Probably because I was too disappointed until I say something stupid to her..
Usually saya akan say good morning dan kiss Shine. Tapi, pada keesokan harinya, saya nda ada buat begitu. Saya terus saja duduk di bangku. No smile on my face..
"Good morning.."Shine menyapa saya dengan senyuman manis meniti di bibir.
Saya diam diam saja.
Saya perasan juga Shine silik silik saya masa kami dua breakfast tapi saya buat buat nda nampak.
"Dear.."Shine panggil saya. Bergetar sikit nada suara dia. Takut laitu..
"Hmmh! Apa?"saya jawab dingin dan saya roll eyes sama dia.
"Err.. no..nothing lah.."Shine bilang, tergagap gagap sambil dia tersengih sengih.
Saya tau, Shine mau cakap tentang perkara yang semalam. To be honest. Saya masih terasa hati dengan dia dan saya nda ada mood mengulas tentang itu. It's too late. Benda suda pun terjadi. Buat apa mau didebat lagi?
Already a week goes by, our relationship is still not good.
Did she say I broke the record because I did not talk to her for a week?
No.. it was not quite right. I talk to her but only when necessary.
Actually, saya suda kasi maaf Shine. Cuma.. hati saya belum sejuk. Saya jenis urang yang jarang marah. Tapi, kalau saya suda marah. Saya akan mengambil masa yang lama untuk sejukkan hati saya. It was my bad attitude and I'm not proud of it.
Masa di ofis tu, rancak betul Shine berbual dengan si Playboy di pantri. Sebaik Jovean ternampak saya masuk pigi pantri dengan muka yang ketat. Dia terus beredar. I'm jealous? Of course.. not.
Saya limpas saja di depan Shine, seolah olah saya nda nampak dia. Masa saya mau ambil Mug, Shine bingkas bangun dari tempat duduk lalu dia tolong ambilkan saya tu Mug.
"Errr... Tea or Coffee? Which one you want?"Shine senyum menggoda sama saya.
I would not deny it. Yes, I was tempted by her smile. Although I'm still mad at her.
"It's okey. I can do it myself."saya ambil Mug dari tangan Shine tapi dia tolak lembut tangan saya
"Iss.. inda apa bah. Biar saya sajalah yang bikin.."
"Sunshine.. It's okey.."saya tekan nada suara saya dan kasi besar saya punya mata.
"Fine..."Shine bilang, perlahan. Dia bagi tu Mug sama saya, kemudian dia terus keluar dari pantri.
Saya tau hati Shine sedih sebab saya masih dingin sama dia. Tapi, sikit pun saya nda ada rasa bersalah layan dia begitu.
Sedang saya sibuk buat kerja, Thyia masuk pigi ofis saya. Dia serahkan file yang dia bawa kepada saya. Then dia memerhatikan saya semak tu file sambil bersilang tangan. Biasalah.. Bossy.
"Busy?"tanya Thyia
Saya jeling dia. Malas mau layan. Nda kan lah bah dia nda tingu meja saya penuh dengan segala file file? Silly!
"Relax, I'm joking. don't take seriously lah..."Thyia bilang sambil pukul pukul manja bahu saya.
"Thyia! your hands."tegas saya. Bikin panas!
"Sorry.. sorry.."bilang Thyia sambil tersenyum senyum.
"So? Ada apa apa lagi?"
"Ummh.. you jangan lupa.. tonight, kita pigi dinner dengan clients"Thyia bilang
Saya mengangguk perlahan. Macam sajalah saya lupa. Dei..
Malam tu, masa saya tengah bersiap mau keluar dinner dengan Klien. Shine masuk pigi bilik saya. Dia terus peluk saya dari belakang secara tiba tiba. Terkejut saya.
"Shine.. what are you doing?"saya cuba meleraikan tangan Shine yang sedang memeluk pinggang saya.
"Please.. let me hug you within 10 seconds"
"Shine.."
"Please..."she begging me while hugging me tight.
I close to my eyes and I sigh. Dada saya terasa pedih. I'd be lying if I said I wasn't. Yes.. I miss her warm body. I wanna touch her and kiss her. But egotism that has prevented me from doing so and because of my ego, I also has become a cold hearted.
Slow saja Shine kasi longgarkan tangan dia yang melingkar di pinggang saya.
"Dear pigi mana?"Shine tanya saya. Blazer saya yang kusut sedikit tu dia kemaskan.
"Pigi dinner.."
"Emm.. dinner dengan sapa?"
"Klien"
"Thyia ikut juga, kan?"
Mata saya tajam tingu Shine dan dia balas dengan pandangan yang sayu. Lepas tu saya terus keluar dari bilik tanpa menjawab pertanyaan dia.
It really pisses me off!
Curang! Mimang itu sajalah yang ada di fikiran Shine. Biasalah, dia kan suka overthinking. Ditambah lagi dengan relationship kami dua yang nda seberapa stabil. Makin kuat perasaan curiga dia sama saya. Dia takut saya tergoda dengan Thyia. Then curang!
Selesai dinner dengan klien. Saya pigi Pub. Kasi hilang sikit saya punya stress. Saya sendiri saja. Tiada Thyia ikut. So, she did not need to worry and I would not cheat on her.
"Uik.. macam kau frust saja ni? Apa hal leh? Putus cinta?"kawan saya, Dale tanya saya.
Dale, bukan saja kawan baik saya. Dia juga Owner ni Pub. Selalu juga saya singgah singgah sekejap di Pub dia. Minum segelas dua, Liquor or satu dua tin Beer. Nda bulih banyak. Shine nda suka, saya minum sampai mabuk. Pernah satu kali, saya minum sampai mabuk. So, bisuknya tu awal pagi lagi saya suda kena leter. Paling sandi. Dari pagi sampai malam Shine cuci telinga saya.
"No lah.. I'm just a little stress.."saya bilang lalu senyum hambar
"Women or work?"
"Both.."
"Ummh, kau mau liang moi?"Dale kasi naik sebelah kening dia berulang kali sambil senyum miring.
"Nevemind... I just wanna drink.."saya bilang sambil geleng kepala.
"Here.. Tonight, it's my treat.."Dale surung segelas Vodka sama saya.
"Nah.. you're not supposed to do that.."
"Heii.. Just shut up and drinks, alright?"Dale bilang, lepas tu dia terus angkat gelas dan kami dua gugu gelas. Cheers!!
Kununnya saya nda mau minum banyak.. Cukuplah ada pening pening sikit. Dari segelas jadi ke dua then ke tiga. Lepas tu saya pun nda ingat berapa gelas yang saya suda minum. Yang pasti, banyak. Saya sampai di rumah, dalam keadaan separuh sedar. Masuk saja ke dalam bilik, saya terus mengampai atas tilam sambil meracau racau.
Tengah hari baru saya bangun dari kogutan. Menyesal saya minum. Sakit betul kepala saya. Perut saya pun ada rasa nda selesa. Time itulah, baru saya sedar yang saya tidur dalam bilik Shine dan bukannya di bilik saya. Atuk! Salah bilik rupanya saya.
Blazer dan Stokin saya suda kena buka. Tinggal baju T saya saja. Wallet, Jam dan Phone saya tersusun rapi di atas almari.
Shine.. She did that..
"Did I say something bad to her, didn't I?"saya bercakap seorang diri sambil cuba mengingati kalau kalau saya ada buat perkara yang nda elok sama Shine atau ada tercakap sesuatu yang nda sepatutnya cakap. Like memaki, menghina atau apa apa sajalah. Malangnya, saya nda ada ingat apa apa. Yang saya meracau racau, itu pun saya ingat. Utak saya totally blank.
Sebelum keluar dari bilik Shine, saya cubuk cubuk dulu. Cari kelibat Shine. Saya nda mau terserempak dengan dia. Malu kunun. Bila saya suda pasti Shine nda ada di living room. Baru saya keluar dengan langkah perlahan. Macam urang yang mau mencuri.
Selepas saya selesai membersihkan diri, saya terus pigi dapur. Mau masak sesuatu yang bulih kasi hilang tu kogutan. Nasib time weekend. Kalau nda sengsara jugalah saya pigi kerja.
Sampai saya di dapur sana, Shine baru saja siap masak sup untuk saya. Tanpa cakap banyak, kami dua terus makan tengah hari dalam keadaan yang sunyi sepi. Macam ada malaikat limpas.
Selesai mengalas perut, saya terus bertapa di dalam mini ofis. Kasi siap saya punya kerja. Buat report. Shine? Maybe dia tidur or tingu tv?
Normally, time weekend kami dua keluar jalan jalan. Manada ada jalan pigi tempat lain. Tu sana Shopping mall, tempat kegemaran Shine habiskan waktu weekend dia. 'Cuci cuci mata saja bah, dear' dia bilang. Tetapi setiap kali dia keluar dari satu kedai ada saja yang dia beli. 'Anu bah.. ada sale. Minggu depan nda ada suda tu sale' Alasan yang selalu Shine bagi setiap kali dia ada beli barang. Lepas tu, dia akan merungut kalau barang yang dia beli tu di jual dengan lebih murah pada minggu berikutnya.
Entahlah.. Confuse saya dengan perangai perempuan ni.
Time saya tengah berbual dengan Klien, Shine masuk. Serius betul muka dia dan balik balik dia roll eyes 360 darjah. Saya tau, Shine menyampah mendengar perbualan saya dengan klien. Yalah. Manada topik lain kalau nda berbual pasal kerja.
"How long do you want to tortured me like this?"Shine tanya saya sebaik saja saya selesai berbual dengan Klien
Saya terus buat dunno sama dia. Fokus kunun saya semak tu file. Helaian demi helaian saya selak. Padahal satu patah perkataan pun saya nda ada baca. Tembirang saja lebih. Nasib tu file inda terbalik.
"Ya, saya tau. Saya salah sebab merahsiakan pasal Gill dari kau. I'm so sorry, okey? And can we just forget it about that?"bilang Shine
Saya masih mendiamkan diri. Kalau dia penat. Dia berhenti juga tu bercakap.. Dia pun biasa torture saya dengan cara begitu. Kali ini apa salahnya kalau saya balas. Baru fair.
"Come on lah Abin. Say something. Jangan macam budak budak!"Shine bentak saya
Okey! She got my attention...
Saya terus ampai tu file di atas meja dan saya pandang ke arah dia. Hati saya macam terpanas pula. Seriously? Shine bilang saya macam budak budak? Setahu saya, dialah yang macam budak budak.
"Kau bilang saya macam budak budak?"
"Ya!"
"Jadi, kau mau saya cakap apa?"saya tanya dia dengan suara yang lembut.
Saya nda larat bah mau terpekik terlolong. Kepala saya masih pening. Kesan tu kogutan belum hilang.
"Anything! Kau cakap saja bah kalau kau nda puas hati or.. or.. kau benci sama saya. At least saya tau kau punya isi hati. Kalau kau mau marah, bah silakan saja. Saya juga sanggup!"
Bukan main bersungguh sungguh lagi cara Shine bercakap. Tahan ka hati dia kalau saya marah dia? Suda tentulah tidak. Paling pun dia sendiri yang sakit hati and after that menangis dan menangis.
Saya renung Shine tanpa mengelipkan mata. There's one thing keeps bothering me...
"Kau suda bagitau sama Joy?"
"Belum.."
Saya suda agak!
"Why?"
"Gill kan suda nda ada di sini. So, buat apa saya mau memperbesar besarkan hal itu lagi. Biarlah kita kita saja yang tau. Dan kalau bulih, saya nda mau bercakap pasal tu lagi. Kau tau ka? Setiap kali saya sebut tentang kejadian tu. Hati saya sakit.."Shine terus menundukkan kepala
Kita kita?
Is there anything I should know?
"What do you mean 'kita kita'? Ada lagi ka yang tau selain dari saya?"
"Err... ada.."
"Who?"
"Playbui.."
Damn!!
"Jovean?"soal saya minta kepastian sambil kasi naik sebelah kening saya
"Iya.. actually, dialah urang yang pertama tau pasal kejadian itu hari.."bilang Shine perlahan
Saya terus menghela nafas berat sambil mengelangkan kepala. Sukar saya mau gambarkan bagaimana perasaan saya. Bercampur aduk.
"Jovean knew about that and I didn't even know.. Kenapa saya rasa macam kau pinggirkan saya saja ni?"
Bukan macam di pinggirkan. Saya mimang di pinggirkan. Menyedihkan! Tidak terasa air mata saya bertakung di kelopak mata.
"Inda.. inda.. saya nda ada pinggirkan kau"Shine membidas cakap saya
"Yes! You're.."
"No.. I'm not!!"
"Saya terpaksa bagitau dia sebab malam tu dia yang tolong saya. Lagipun time tu, saya nda tau mau minta tolong sama siapa siapa. So, sebab itulah saya call Jovean. Untuk"
"Jangan kau mau bilang sama saya, kejadian tu berlaku... Time kau bercakap sama saya sambil nangis nangis tu?"saya potong cakap Shine
"Ya..."
Oh.. Goddamn...
My instincts are never wrong. That's why I always have a bad feelings.
But, once again she was not be honest with me and she has decided to keep it secret from me. Again! She give the same excuses. She did not want to worry me.
I understand that she had good intentions..
However, whether she likes it or not, in every time, minutes and seconds. I've always concerned about her.
With that all my questions have already been answered.
Why is she crying?
Why she was behaving strangely?
Why she always had nightmares?
And why did she push me when I want to kisses her lips?
It's all because of him. Gillbert Tripper.. I really hate that guy.
"Who am I in your heart, Shine?"saya tanya Shine sambil kesat air mata saya yang suda gugur dari kelopak mata.
Shine terus menerpa ke arah saya. Dia peluk saya erat erat dan say sorry sambil menangis. Dia janji nda akan merahsiakan apa apa lagi dari saya. Tapi saya segera meleraikan pelukan dan sekali lagi saya tinggalkan Shine dalam keadaan dia masih menangis. Saya ambil kunci kereta dan saya drive tanpa hala tuju...
I've been disappointed so many times. But this time I'm utterly disappointed. I thought everything goes well. I thought I had a solid relationship with her. But it's actually, not.
Sepanjang setahun lebih kami dua bercouple. Saya suda berusaha sebaik mungkin. Setiap karenah dia saya cuba fahami dan semua kehendak dia saya turutkan tanpa merungut. Saya amat sayangkan dia. Sampai saya sanggup buat apa saja demi dia. Tapi. Nampaknya semua usaha saya tu macam sia sia. Saya nda minta dia balas. Saya nda minta dia hargai. Cuma saya minta dia tingu lah keikhlasan hati saya terhadap dia. Saya serius dan saya betul betul mau menjadikan dia sebahagian dari hidup saya.
Did I give up?
I ain't gonna give up.
Cuma.. saya suda sampai pada satu tahap..
Okey.. I'm done. I won't do anything. I'm tired trying to be the best I can be. Whatever happens I will take it. I trust in God.
That night, once again I get drunk and the next morning I did not go to work. Because I'm not feeling very well. My body can not accept alcohol anymore. I have to stop drinks alcohol.
More than a month has passed.. A lot's changed since then.
Relationship saya dan Shine umpama retak menanti belah. Semua usaha Shine memujuk saya. Tidak saya endahkan. Kalau dia bercakap saya kasi angin angin saja dia. Saya akan tegur dia kalau ada urusan kerja. Selebihnya kami dua buat hal masing masing. Betul lah apa yang dia bilang. Kami dua macam stranger. Berlimpas limpas saja.
When someone who you love has hidden so many thing from you. It's suck! I felt untrusted and abandoned. So, that's why I do not care about her. I do not care if I hurt her. I only care about myself.
Selama sebulan lebih tu, jadual kerja saya padat. Saya mimang sengaja kasi padat jadual kerja saya. Sampai lewat malam saya pulang kerja. Kalau time pagi, saya masih lagi lena di buai mimpi. Manakala Shine pula suda duluan pigi kerja. Even Shine duluan pigi kerja, dia nda pernah lupa dengan rutin harian dia. Buat breakfast dan sediakan pakaian yang saya mau pakai pigi kerja. How lucky I am. But I did not realize it all.
Walaubagaimanapun, saya nda pernah putus asa cari di mana Gill berada. Saya nda akan berhenti selagi saya belum bagi pengajaran dengan dia. Dulu saya pernah bilang sama Gill. Kalau dia menyakiti Shine. Saya nda akan lepaskan dia.. He kiss my friend and he almost rape my girl...
"Sebulan lebih suda berlalu.. sampai bila kita mau jadi macam ni?"Shine bilang dengan nada serius, sebaik saya sampai di rumah.
Saya terus saja limpas di depan Shine menuju ke bilik saya. Bukan niat saya ingnore dia. Saya nda ada mood mau bergaduh sama dia. Saya keletihan dan stress. Seharian saya berhadapan dengan klien yang bermacam macam karenah. Itu belum lagi karenah Thyia yang terover mengada ngada semenjak dua menjak ni.
"Cakap saja bah, Bin. Kalau kau suda bosan sama saya!"
Kaki saya serta merta berhenti melangkah. Saya terus maju ke arah Shine sedikit.
"Apa yang kau merepek ni?"saya bilang dan saya agak blur sikit
"Merepek kau bilang? Saya ada bukti bah.."Shine bilang
Saya pandang Shine dengan mata yang tajam. Bukti apa? Macam saya ada melakukan jenayah. Mimang nda ada lain. Dia mau cari pasal sama saya.
"Hiss! Nda ada masa saya layan karenah kau tu."
Saya terus saja melangkah menuju ke bilik saya. Tapi, Shine segera menghalang saya di depan pintu. Dia nda benarkan saya masuk.
Gosh! Kenapa lagi lah dengan anak manja ni?
"Ini! Ini! Bukti dia. Kalau kau mau tau, setiap hari kekasih gelap kau tu hantar gambar ni sama saya! Bah! Kau kasi jelas sama sayalah, apa maksud semua ini???"Shine bagi Phone dia sama saya dan saya terus tingu.
What the heck!!
Shit! Shit!!
Thyiaaa!!!
Saya betul betul terkejut tingu tu gambar. Tapi saya nda kasi tunjuk sebarang reaksi sama Shine. Nanti Shine ingat saya ni mengelabah sebab suda kantoi curang. So, saya tingu begitu gitu sajalah. Banyak juga tu gambar. Lebih dari sepuluh kalau nda silap saya.
Mimang jelas gambar menunjukkan saya sedang melakukan beberapa adegan romatik dengan Thyia. Termasuk Thyia cium pipi saya dan semua gambar tu ada caption yang sangat menyakitkan hati.
Ini kali Thyia mimang melampau. Dalam diam dia cuba merosakkan hubungan saya dan Shine. Memandangkan dia nda berjaya perangkap saya and now dia gunakan Shine pula untuk menjayakan niat jahat dia. Of course mission dia berjaya.
Oh goddamn!
"Nanti kau Thyia! Tunggulah nasib kau! Saya akan bagi pengajaran secukupnya sama kau!"getus saya dalam hati
"There is nothing wrong with this photo.."dalih saya sambil bagi semula tu Phone sama Shine.
Mata Shine bulat tingu saya. Dia speechless, dengar jawapan saya..
"Don't you see that?"dia kasi tunjuk sama saya semula gambar Thyia cium pipi saya.
Of course saya tingu. Jelas dan terang bah tu gambar.
"What?"bilang saya acuh tidak acuh. Padahal dalam hati, saya sedang gundah gulana.
"She kiss you!! Kau curang sama saya!!!"Shine terus teriak sama saya. It was clearly she was very angry at me.
"Shine.. jangan kau mau tuduh sembarangan. Ya. saya nampak Thyia kiss pipi saya. Tapi, itu bukan bermakna saya curang sama kau.."bilang saya lembut. Cuba meredakan kemarahan Shine. Namun, semuanya suda terlambat. BOM jangka suda meletup.
"Bah! Baguslah kalau berkiss kiss begitu nda curang. Entah entah kamurang per"
Saya terus potong cakap Shine. Saya tau Shine mau bilang saya ni pernah having se* dengan Thyia. Come on. I think that's ridiculous.
"Shine kalau gambar begini. Sapa sapa pun bulih bikin.."
Yalah.. dunia serba canggih. Tiada yang mustahil bah, kan?
Hanya dua gambar saja saya pasti tentang kesahihannya. Yang lain lain tu. Saya sendiri pun nda pasti. Entah, dari mana Thyia dapat? Dan bila masa saya buat begitu?
Gambar Thyia melentokkan kepala di bahu saya tu. Masa tu Thyia sakit kepala, kunun. Dia sandar sekejap kepala dia saja di bahu saya. Dan berkenaan dengan Thyia kiss pipi saya tu. Sebenarnya bibir Thyia hanya terkena sedikit saja di pipi saya. Sikit! Disebabkan Shine terlampau cemburu, jadi dia tingu mimang macam real lah Thyia kiss pipi saya.
Couple of days ago we went out for dinner with clients. Jovean juga ada ikut. Lepas dinner, tu klien ajak chill out di Bar. Kami kasi on sajalah. Maklumlah.. klien penting. Malam tu, Thyia mabuk dan saya nda sempat mengelak time dia kiss pipi saya. But, now I've been noticed. Semua itu adalah lakonan semata mata. Shit!
"Jadi kau mau bilang gambar ni kena edit lah? Mengaku saja bah, Bin kalau kau bercinta dengan Thyia!"
"Saya berani sumpah! Saya nda ada apa apa hubungan dengan dia. Kau ingat saya ni buduh ka mau bercinta sama dia. Kawal sikit bah perangai cemburu buta kau itu!"
"Oh.. jadi kau mau saya berhuhu haha lah tingu ni gambar?!"
Keadaan saya dan Shine sangat sangat tegang. Shine inda pandai berhenti menuduh saya suda curang. Saya masih waras dan nda pernah pun terlintas difikiran saya, curang sama dia.
Fikiran saya pun bercelaru. Obviously we need space for while. Mungkin ada baiknya kalau saya kerja di luar daerah. Not long. maybe for a month or more. Itu saja yang balik balik berlegar di fikiran saya.
"Beginilah.. Shine.. it might be better if we lived separately for while.."saya bilang
Raut muka Shine jelas menunjukkam yang dia betul betul terkejut. Shine pasti nda menyangka yang saya akan bilang begitu.
"Lived.. se..parately???"Shine pandang ke dalam anak mata saya. Dia mencari kebenaran di sebalik anak mata saya.
I know, this is the most stupid decision I ever made...
"Yes.."
"So.. Do you want to give up on me? Just like that?"
"No. I'm not give up on you."
"Jadi!! Kenapa mau tinggal berasingan? Oh.. Because you didn't love me anymore, right?!"Shine bilang dengan air mata yang deras mengalir
"I still love you and always love you.. but I think we both need space.."
"Kenapa kau nda cakap saja, yang kau mau break up sama saya. Terus terang bah, Bin. Kalau kau nda ada hati sama saya. Putuskan saja hubungan ini. Nda payah kita menyeksa diri kita lagi. Mungkin.. cakap kau itu hari ada betulnya... Mungkin.. dari awal lagi kita nda patut meneruskan lagi hubungan ini.."bilang Shine dengan nada kecewa
Saya terus terdiam. Saya nda tau mau cakap apa lagi.
"So muktamad suda keputusan kau itu?"Shine tanya saya dengan nada sedih
Saya terus mendiamkan diri. Saya risau. Semakin saya bercakap, hati Shine akan makin terluka dan saya sendiri juga mulai meragui dengan apa yang baru saja saya bilang.
"Okey.. I guess.. I know you answer.."Shine bilang, lemah? Dia terus berlalu meninggalkan saya yang sedang bergelut dengan fikiran saya sendiri masuk ke dalam bilik dia.
Saya bulih dengar dengan jelas Shine menangis dan ia sangat sangat menyeksakan hati saya. I know, this time I've gone too far.
Shit! I'm so stupid. Why did I said like that... We just need a vacation. Not live separately..
Dua hari selepas saya dan Shine berselisih faham. The day after tomorrow. She left me with a simple note and ring.
She said...
'DEAR, I'M LEAVING. DON'T LOOK AT FOR ME. TAKE CARE OF YOURSELF. DO NOT WORK TOO HARD. LATER YOU WILL GET SICK AND DON'T FORGET TO EAT SOMETHING'
Oh.. God
What I've done?
She left me..
I'm supposed to be on her side. Give her support, make her happy. But I do not do that. Because I'm selfish, too ego and too emotional. Until, I did not realize I was ignoring her and now I lost her.
Perasaan bersalah dan menyesal silih berganti mencengkam hati saya. Kalaulah.. saya tau, Shine mau pergi. Pada tengah malam dia masuk ke dalam bilik saya. Mimang saya tahan dia. Niat saya bangun awal sebab mau minta maaf dengan Shine. Hanya sia sia saja. Saya suda terlambat..
"Honey, I'm sorry.. I let you down. I'm sorry... I hurts your feelings. I'm sorry... for over a month I've been ignoring you.. I'm sorry... for what I said and for what I did was... wrong.."saya bilang
Then I cried and cried...
-To be continued-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top