CHAPTER 6

Although nearly a month has passed. She is still getting used to. When I called her 'Honey, baby, or sayang' It was clearly, she felt a bit awkward with me.

Time weekend atau time saya nda busy. Saya selalu ajak Shine pigi date sebab sepanjang kami dua bercinta belum pernah lagi kami dua keluar date as a couple. Tapi, Shine selalu saja menolak pelawaan saya.

"Nanti nanti sajalah."dabilang

Mostly we spend time in my room or her room. Macam itu sajalah cara kami dua dating. Kalau di ofis pula. I had to pretend like we don't have any relationship. Dan itu semua di atas kemahuan Shine.

To be honest, mimang saya nda setuju. Bila Shine minta relationship kami dua dirahsiakan. Sebab saya lebih suka kalau urang tau. There is nothing to hide, isn't it?

Tapi Shine still dengan pendirian dia. Kalau dia suda bilang A, maka A lah keputusan dia. Tiada siapa bulih bantah. Kedegilan dia tu kadang kadang bikin saya geram jugalah.

Does she love me?

Yes. She loves me..

But her love was not strong enough yet. She still doubt. Why? Perhaps she is afraid to get hurt.

Even though Shine ada menetapkan syarat. Saya inda bulih peluk, cium atau sentuh dia. But the truth is, she was just want to playing hard to get. Because when I was holding her hand or when I give a warm hug to her. Well she gave a good reaction.

About kiss?

Nah.. she's not ready yet. Tapi pernah juga dalam sekali dua saya curi curi kiss dia. Saya nda dapat kawal diri. Saya mau juga kiss dia. Kiss di dahi saja bah..

Day by day, week by week and 3 month and a half we have been together as lovers. So far everything goes well. Relationship saya dan Shine juga makin erat. Perasaan saya terhadap Shine, jangan cakaplah. Seluruh organ dalaman saya penuh dengan bentuk love. Kihaaa.

Cuma itulah, sejak kebelakangan ni jarang suda saya meluangkan masa dengan Shine. Too much work. Kadang kadang weekend pun terpaksa kerja. Susah saya mau cari masa untuk diluangkan dengan dia.

Thank Goodness....

Shine sangat faham macam mana rutin kerja saya yang selalu busy. Sometime she worries about me. She was worried if I would get sick. Because I don't have enough time to rest.

"Abin.. you need to rest."

That's what she always said to me

"Don't worry. I'll be alright. Thank you because you always concerned about me"I replied. Tried to calm her heart.

Several weeks have passed...

Meeting with the client today made me so exhausted. I have to dealing with client who are too picky. That's why it took hours until night. Man... I'm exhausted and I feel sleepy too.

Sebelum sampai di rumah saya singgah di kedai yang tidak jauh dari rumah. Saya tapau nasi Ayam untuk saya dan Shine.

Nasi Ayam salah satu makanan kegemaran Shine. Even hari hari dia makan tu nasi Ayam. Inda juga dia pandai muak. Lagipun kalau dalam bab makanan Shine mimang nda cerewet. Dia makan apa yang ada. Baguslah.. Senang juga saya piara dia. Kecuali ada sesetengah makanan seafood sajalah dia nda bulih makan. Dia allergic.

Sebaik saja saya tiba di rumah, saya terus ketuk pintu bilik Shine. Ketuk punya ketuk belum juga pintu bilik dia terbuka.

"Suda tidur ka? Aih awal juga."saya bermonolong sambil ketuk pintu

"Honey!"saya panggil Shine dengan nada suara yang kuat sikit. Penat suda tangan saya ketuk tu pintu.

Tidak lama kemudian pintu bilik Shine terbuka...

"Emm.. ada apa?"Shine tanya saya dengan mood baru bangun tidur sambil mengaru kepala

"Awal juga honey tidur?"tanya saya

"Saya yang awal tidur ka? Atau kau yang balik lambat?"dia tanya saya tanpa menjawab pertanyaan saya.

"Astaga. Baru pukul 8 baini.."jawab saya sambil tingu ke arah Shine yang suda baring di atas tilam

"Really? Saya ingat pukul 10 malam suda.."bilang dia agak kebingungan

"Bangunlah, dear ada tapau nasi Ayam ni.."saya tarik tangan Shine dan dengan malas malas dia bangun dari katil.

Kami dua duduk di lantai saja. Saya buka tu tapau dan terus bagi sama Shine.

"Nda sedap ka?"tanya saya sebab saya tingu sikit saja nasi yang dia makan.

"Emm.. sedap bah."

"Abis tu kenapa macam mau nda mau saja honey makan nasi tu?"

"Nda ada selera saya.."

"Huh? Honey sakit ka?"saya tanya dia sambil sentuh dahi dia

"Issh.. saya migrain saja bah.."

"Suda makan ubat?"

"Su..suda"jawab dia tersasul sasul

"Nah.. belum laitu"saya bilang sambil senyum miring

Shine terus gigit bawah bibir. Dia geram sebab kedapatan menipu.

"Honey... Jangan gigit bibir macam itu bah.. Dear inda tahan ni.."saya bilang dengan suara macam urang yang tengah kebitinan. Sengaja saya mengusik dia.

"Hiss! Legiut!"dabilang sambil jeling jeling saya.

"Walaupun dear legiut, honey suka juga dengan dear, kan?"saya terus kenyitkan mata tapi Shine makin lagi jeling jeling saya.

"Eii.. malas saya mau melayan karenah gete kau situ. Nah. Kau kasi habislah nasi saya ni.."bilang Shine sambil surung tu tapau nasi ke arah saya dan tanpa menunggu lama saya terus makan tu nasi Ayam. Cacing cacing dalam perut saya masih kelaparan.

"Lunch tadi kau ada makan ka?"Shine tanya saya. Serius betul muka dia tingu saya.

"Manada"sahut saya dengan mulut yang penuh nasi. Shine terus geleng geleng kepala.

I know. She was annoyed with me. She always said. I'm a workaholic. No, that's not true.

Mau buat macam mana juga bah. Kerja saya betul betul banyak. Nasiblah Mr Rien nda suruh saya pigi out stastion. Eh! Bukan. Saya yang nda mau pigi. Saya risau, tinggalkan Shine seorang diri. Lagi pula kalau out station tu, sampai berminggu minggu adakala sebulan. Mana saya tahan. Setengah mati saya merindui dia tu nanti.

Selepas saya selesai mandi, dengan muka yang inda pandai malu. Saya masuk pigi bilik Shine semula.

Shine perhatikan saja saya baring di sebelah dia. Biasa juga kami dua baring sama sama. Tapi kalau tidur sama sama tu? Ini yang kedua kali lah...

"Dear tidur di sini, ya? Hehe.."saya bilang lalu tersengih sengih

"What?!!"bilang dia separuh menjerit dan dia terus bangun dan saya pun ikut juga bangun.

"Shyy.. jangan bising. Nanti aunty dengar"bilang saya separuh berbisik sambil letak jari telunjuk di bibir Shine.

Matilah kalau aunty bilik sebelah dengar suara Shine.. Masa saya masuk pigi bilik Shine. Aunty tu duduk di living room. Tingu Tv.

"Jangan risau. Dear nda akan buat apa apa sama honey. Dear tau honey takut kalau kita terlanjur, kan?"saya bilang lalu saya kasi baring Shine di atas lengan saya

"I..iya.."

"Honey, selagi kita belum kahwin dear nda akan sentuh honey. Dear masih lagi bulih kawal nafsu bah.."saya bilang. Cuba mengurangkan kerisauan dia sambil jari saya pintal pintal rambut dia.

"Err.. lainlah.. kalau honey pigi goda goda saya. Mimang saya nda bulih janji tu.. Haha.."sambung saya dalam nada bergurau. Shine terus mendengus kasar. Dia kepanasan sama saya.

Saya hormat dia dan saya nda akan sesekali buat perkara yang dia tidak suka. Saya cuma mau berada dekat dan bercuddle cuddle sama dia. Itu sahaja bah. Tidak semestinya juga kalau tidur sama sama tu sebab mau make love.

There's too many ways to showed how much you love her. Love is diversified. Love is not all about sexual activity.

But if you've 'done' without marrying her and she's pregnant. So you must take responsibility. Jangan hanya mau 'Itu' tapi tidak mau bertanggungjawab. And this is I dedicate for myself and also for the guys who are out there.

I wouldn't deny it. Yes. Sometimes she can made me hard. Well you know what I'm saying, right? I'm a normal guy. So it's natural. But so far, I still can control myself.

After a lot of effort and patience. Ndakan lah saya mau merosakkannya begitu saja.

"Honey.."

"Emm?"

"I love you.."

Every day I would say to her 'I love you' I just want to her know. I've always loved her. Always...

Saya genggam tangan Shine lalu saya kucup lembut banyak kali. Kebiasaannya dia akan menolak dan ini kali dia kasi biar saja. So, I guess it is a good response from her.

Nda lama kemudian saya dengar Shine mengeluh. Macam ada sesuatu yang merunsingkan hati dia. Lepas itu Shine baring membelakangkan saya dan saya terus peluk dia dari arah belakang

"Honey, kenapa ni? Hmm?"saya tanya dia

"Nothing.."

"Honey ada sembunyikan sesuatu dari dear ka?"soal saya ingin tau

"Nda ada bah..."jawab dia dengan suara yang mendatar

"Don't think too much, okey?"saya bilang dan cium ubun ubun Shine.

Saya tau apa yang Shine risaukan. Cuma, saya nda mau lagi tanya dia itu ini. Nanti dia bilang saya ni menyiasat dia macam tu pulis. Shine masih rasa unsecure dengan hubungan kami dua. Dia risau, kalau saya curang. Terutama sekali kalau saya keluar berdua dengan Thyia... Bukan Thyia saja. Ada segelintir staff staff di ofis juga ada menaruh minat sama saya... Secara tidak langsung perkara itu selalu mempengaruhi fikiran Shine... Biasa.. overthingking dan Shine mana bulih dipisahkan. Yang tiada tiada pun bulih jadi ada...

"Honey suda tidur ka?"tanya saya sebab dia nda bergerak gerak selepas kami dua mendiamkan diri sejenak.

"Belum.."

"Oh, dear ingat honey suda tidur. Ummh.. Honey?"

"Yah?"

"Bulan depan kita pindah dari sini, ya?"saya bilang. Shine terus baring menghadap saya.

"Why?"tanya dia

"Actually, kawan dear mau pindah pigi tempat lain. So.. Dia mau kasi sewa rumah tu sama dear.."jelas saya

 A few months ago. Kawan saya mau sewakan rumah dia sama saya. Kebetulan pula lokasi rumah tu dekat dengan ofis dan oleh sebab saya ni kawan dia jadi dia bagi harga kasih sayang. It's funny! Maksudnya harga sewa rumah tu jauh lebih murah dari harga sewa rumah yang lain.

I said to him I would consider it because I have to discussed with my girlfriend. He said okey but do not be too long.

Memandangkan saya terlampau busy. Jadi, tiada masa saya mau bincangkan hal itu dengan Shine.

"So?"

"Dear mau kita pindah pigi situ. Emm.. lagipun lokasi rumah tu dekat dengan ofis. So? Macam mana honey setuju?"

Kalau dia nda setuju, nda juga saya paksa. Saya tau, Shine suka tinggal di sini. Saya pun suka. Tapi, macam ada kurang privasi sikitlah. Lagipun saya perlukan sebuah bilik untuk buat kerja saya.

"Err.. saya nda tau. Saya suka bah tinggal di sini. Tapi, kalau kau mau betul pindah pigi sana.. Saya ikut sajalah"bilang Shine

So, it means that she has agreed.

"Thank you. Honey."

Caused I'm so happy. So I kisses her lips for seconds.

"Eii.. kau ni kan."bilang Shine. Dia terus tumbuk bahu saya.

"Sorry. I lost control.."

"Iya laitu lost control. Hiss!"rungut Shine lalu baring membelakangkan saya dan saya terus peluk dia semula.

At that night I was felt so good.. Lena sampai ke pagi saya tidur. Saya bangun pun sebab Shine yang kejutkan.

"Morning..."sapa Shine dengan senyuman yang lebar. Her smile was so beautiful..

"Morning.. awal juga honey bersiap." Saya peluk Shine dari belakang sambil sniff sniff rambut dia.

"Wangi oh." Saya bilang. Macam saya mau sedut habis saja bah...

"Cepat kau bersiap. Aunty ajak kita sarapan"arah Shine

"Mmm.. macam nda mood dear mau pigi kerja. Dear mau bercuddle cuddle sama honey.."saya bilang sambil mengetatkan lagi pelukan. I'm just wanna hug her in the whole day.

"Bulih ka kau jangan mengada ngada.. Tu aunty lama suda tunggu kita"tegas dia

Rusak terus mood saya. Haish!!

"Okeylah.. okeylah.."saya bilang dengan nada separuh merajuk.

Saya kasi lerai tangan saya dari terus merangkul pinggang Shine. Sebelum keluar dari bilik, saya bagi good morning kiss di pipi dia. Now my mood feel better.

Petang tu..

Tinggal beberapa minit sebelum habis waktu kerja, Thyia masuk pigi ofis saya.

"Winkell.. can you give me a ride?"tanya Thyia lalu melabuhkan punggung duduk di kerusi

"Where's your car?"soal saya dengan dahi yang berkerut.

Bikin hairan. Kenapa pula dia mau tumpang saya? Padahal ada juga dia punya kereta.

"Did you forget? My car broke down, kan.."

Oh, right. I forgot.

Saya kasi 'ia' saja. Malas saya mau dengar dia merayu rayu sama saya. Even though it was not a good decision.

Masa tu, Shine belum tau Thyia tumpang saya sebab dia suda duluan tunggu di kereta. Setiap kali saya dan Shine balik sama sama. Dia tunggu saya di parking lot saja.

Jadi, bila saya dan Thyia sampai di Parking lot. Mata Shine terus tajam meningu saya dan saya hanya mampu tayang gigi saja sama dia.

Blur terus saya apabila Thyia duduk di sebelah saya dan Shine pula duduk di belakang. Thyia bilang yang dia nda bulih duduk di belakang sebab kalau dia duduk di belakang dia akan muntah, kunun...

Macam biasa. Tangan Thyia mimang nda pandai diam. Makin saya nda suka kena sentuh di bahagian paha. Tapi di situ jugalah dia sentuh. Tu pasal lah saya mau potong tangan dia. Saya pun nda bulih fokus drive sebab sibuk tepis tepis tangan Thyia dari terus usap paha saya.

"Thyia bulih ka kau duduk diam diam? Saya nda bulih drive ni.."saya bilang sambil saya silik Shine dari cermin depan.

Glupp! Glupp!!

The way she looked at me. Oh my goodness. It's killing me!! She is very angry. I'm dead really dead...

"Ala kenapa dengan you ni? Ummh.. you stim?"Thyia tanya saya sambil tangan dia kembali usap paha saya

Stim? Of course not! I'm just worried that someone's gonna get hurt.

"Thyia!! Stop it!!"saya terpaksa meninggikan suara.

Kemarahan saya betul betul memuncak sebab tangan Thyia hampir hampir lagi sentuh 'My private parts' Nasib saya sempat tepis oh. Kalau tidak?? Goddamn it!! Saya kena cabul suda tu...

"Fine.. fine.. tak perlulah you nak tengking I macam tu.."bilang dia lalu menjarakkan diri sedikit

"Sapa suruh kau babal."saya bilang

Saya inda kisah kalau dia tersinggung. Sapa suruh dia nda pandai faham faham bahasa. Why? Why? Dia nda habis habis mau menggoda saya? She already has two men in her life. Isn't that enough for her?

"Sejak akhir akhir ni you selalu dingin dengan I. Padahal dulu, you selalu layan I mesra. Hati I sedih..."bilang Thyia dengan nada sayu yang sengaja di buat buat. Hih!! Mengada ngada.

"Sejak bila pula saya layan kau dingin? Mimang begini juga kan cara saya layan kau."

Layanan saya terhadap Thyia. Sama saja macam staff staff yang lain. Sedikitpun tiada berbeza. Termasuk juga Shine. Lagipun, saya mimang nda berani terlebih mesra dengan dia. Saya nda mau Mr Rien menaruh syak wasangka sama saya.

Mr Rien nampak saja macam nda kisah, humble bila bercakap. Namun begitu, kalau Thyia ikut saya pigi jumpa klien. Dia selalu bilang sama saya 'Don't crossed the line with my secretary' Isn't it obvious? He warned me.

"I tau.. semua urang tak suka dengan I dan you pun sama macam durang. Tak suka I"Thyia terus berpura pura menangis. Biasalah, dia kan pelakon terbaik.

"I'm sorry kalau saya buat kau tersinggung. Tapi saya mau kasitau satu perkara sama kau. Saya paling nda suka kau raba raba saya sebab saya tingu macam kau cuba menggoda saya."tegas saya dalam nada lembut.

Nanti makin mengada ngada pula dia kalau saya bercakap kasar dan saya tiada masa mau memujuk dia. Ada hati yang sedang menunggu untuk di pujuk.

"Tak ada salahnya kalau I goda you, kan? I single and I rasa you pun single."bilang Thyia

"Sorry. I already have someone special in my life."saya pandang ke arah Shine dan dia senyum sinis. I hope it can relieve her heart.

"Owh.. it's that true?"Thyia seakan akan nda percaya.

"Of course!"

Tu.. sana.. yang duduk di belakang saya punya sumandak. The one and only one...

Thyia macam tertarik mau tau lebih lanjut siapakah si Someone itu? Nope. Saya tidak akan bagitau sama dia dan saya nda kisah kalau dia bilang saya ni menipu dia.

"Terserah"itu saja saya bilang sama Thyia.

10-15 minit suda berlalu selepas saya hantar Thyia pigi rumahnya. Tapi Shine masih dalam mode silent.. Yes, something is not right...

"Honey?"

"Apa!"sahut Shine dingin.

Okey.. mimang jelas dia marah.

"Sorry..."bilang saya perlahan. Shine diam diam saja sambil mata dia fokus tingu depan.

"Honey.. marah sama dear ka?"soal saya dalam nada takut takut.

"Nda lah"Shine terus memalingkan muka ke siring cermin.

Saya terus parking kereta di siring jalan. Then saya mengubah posisi badan saya supaya menghadap dia.

"Pandang dear bah.."saya paut muka Shine supaya meningu saya.

Bagus lagi bah dia pandang muka saya yang handsome ni daripada dia pandang kawasan perumahan...

"Sorry.. pasal Thyia tu arr... Dear tau honey marah.."saya genggam erat tangan Shine lalu saya kucup.

"No lah.."

"Honey, risau kalau dear tergoda dengan Thyia, kan?"

"Nda."

"Mmmh.. honey jeles eaa.."usik saya

"Nda! Nda! Nda!!!"

Tiba tiba Shine mengamuk. Dia menjerit sama saya dan dia terus pukul pukul dada saya sambil menangis nangis. Saya kasi biar saja. Shine lepaskan kemarahan dia.

"Puas suda?"saya tanya sambil peluk Shine, lepas dia berhenti pukul dada saya. Fuh... Syukurlah saya masih hidup...

"Luahkan saja sama dear kalau honey nda puas hati.."bilang saya lagi

"Ya. Mimang saya jeles. Saya sakit hati. Saya takut kalau suatu ha..hari.. isk.. isk.. kau tergoda sama dia.."luah Shine di selangi dengan tangisan...

"Honey, ni kan. Suka betul overthingking."

"Tapi.. tapi.. dia suka sama kau.."

Lepas itu makin kuat lagi dia menangis. Andu bah...

"Shyy.. shyy.. honey.. don't cry.. don't cry."pujuk saya sambil usap belakang Shine

From the way she reacted how can she be so jealous and crying just because a small thing. So, I've no doubt. She loves me with all her heart and she was afraid to losing me...

Bila Shine suda tenang. Saya terus leraikan pelukan. Air mata yang mengalir di pipi Shine, saya kesat. Gara gara terlampau menangis, mata Shine sembab. Hidung dia kemerah merahan. Sedih saya.

"Honey.."Shine pandang saya dengan mata yang berkaca. Saya genggam tangan dia dan saya terus letak pigi dada. Betul betul di arah jantung saya.

"Setiap degupan jantung saya adalah milik honey saturang saja. My heart, my soul and everything. Semua milik honey. So, honey jangan fikir yang bukan bukan. Sikit pun saya nda terpikat sama si giuk."bilang saya

Saya harap sangat dia percayakan saya. Inda payah banyak. Sikit pun jadilah...

"Tapi.. macam mana kalau dia berusaha goda kau?"

"Honey, nda percaya sama dear ka?"

Dia nda menyahut. Saya tau. Shine takut kalau saya macam Gill. Senang kena goda. Perkara itu seolah olah menghantui dia...

But, I'm not Gill. Between me and him, we are very different...

"Kalau dear mau, lama suda dear terpikat dengan dia dan saya nda akan ambil risiko tunggu honey.."

Susah saya mau tau apa yang sedang bermain di fikiran Shine sebab dia masih mendiamkan diri.

"Shine.. Kita suda lama berkenalan ndakan lah kau nda kenal macam mana perangai saya. Kau pernah dengar ka saya kasi main anak urang?"

Dia mengelengkan perlahan...

"So? Masih lagi kau ragu sama saya?"

Sekali lagi.. Shine mengelengkan kepala.

Luckily lah rajuk dan cemburu Shine nda berpanjangan. Selepas dari kejadian tu. Saya lebih berhati hati dan menjaga pergaulan saya sama Thyia. Saya mimang nda dapat mengelak juga. Most of the time, Thyia selalu ikut saya, jumpa klien...

A few weeks later..

After busy working for a months. I really need some rest. Saya dan Shine sama sama ambil cuti selama seminggu dan kami dua balik pigi kampung..

"Honey.. dear rasa bagus kalau family kita tau pasal hubungan kita ni.."saya bilang

"Nanti nanti saja bah. Saya belum sedia mau declare hubungan kita..."

"Tapi, sampai bila kita mau merahsiakannya? Lambat laun kita harus juga bagitau"

Shine terus mendiamkan diri.

"Honey?"

Still diam. Nda ada tanda yang Shine akan menyahut...

"Hope"

"Whattt..?"bilang dia dengan nada sedikit merajuk sambil tingu saya.

"Kita kasitau sama durang arr.. Lagipun kita kan mau stay together. Jadi dear harus juga minta kebenaran sama durang."terang saya sambil usap lembut pipi Shine

"Fine.."jawab dia lemah

Kebetulan masa tu family saya dan family Shine ada buat BBQ di rumah Shine. Nah.. perfect time laitu kalau saya bagitau pasal hubungan kami dua.

Even though saya suda biasa dengan family Shine. Nervous tu tetap ada. Lebih lebih lagi masa tu Grace juga ada balik kampung. Shine pun sama macam saya. Nervous.

Mulanya saya risau. Yalah, manalah tau durang nda merestui hubungan saya dan Shine. Selepas saya selesai bagitau tentang hubungan saya dan Shine. Sebab saya tingu, durang semua memberikan pelbagai reaksi. Terkejut, gembira, dan biasa biasa saja.

Suda semestinya, mami sayalah urang paling gembira sekali. Lama suda dia mengimpikan Shine jadi sebahagian ahli family kami. Dadi saya? Biasa biasa saja reaksi dia. Macam urang yang nda ada perasaan.

Joy pula, balik balik dia bilang 'kamurang menipu bah, kan? Saya tidak percayalah'

Yeah.. he was shocked and a little confused. So that's why he said like that.

Her dad?

He was very clam and her dad he's kind of a bit quiet, actually. But, I'm sure he gave his blessing to our relationship..

Grace sama juga macam durang. Dia merestui. Tetapi. Tidaklah semudah ABC. Dia bagi dulu nasihat yang pedas lagi menyengat. And then, baru dia restu.. Hampir hampir, Shine menangis. Biasa.. hati tisu plus anak manja. Pantang kena tegur sikit.

For me? What she said is not a bad thing. She gives a lot of good advice. It's just a little bit harsh. Siapa yang berhati tisu. Mimang makan hati dengar apa yang dia cakap.

Family saya dan shine, sepakat suruh  kami dua bertunang. Durang cakap, lebih bagus kalau ada ikatan.. Tapi, awal awal lagi Shine suda menolak. Shine bilang, dia belum bersedia mau bertunang. Dia masih dalam proses menyesuaikan diri. Itu, mimang betul. Shine baru saja mulai membiasakan diri dan saya tidak mau terlampau memaksa dia. Nanti dia rimas sama saya.

So.. I had to wait until she is totally ready for the next step in our relationship. And it would takes a little patience.. But uh, deep down inside, mimang saya mau sangat, kalau kami dua ada ikatan.

Praise the Lord...

Semuanya berjalan seperti yang suda di rancang. Hubungan saya dan Shine mendapat restu dari kedua dua family. Shine juga di beri kebenaran tinggal bersama sama saya. Went that well, did it?

Malamnya tu, dadi sambung lagi bagi kaunseling sama saya. Mami pula lebih banyak mengambil pendekatan menyampuk bila perlu.

"Kamu betul betul serius ka dengan anak si Soul tu?"

"Iya.. serius, di."saya bilang

"Baguslah... kalau begitu. Uncle Soul kau tu, dadi suda anggap dia macam Abang. Dadi harap, Abin jangan kasi malu nama keluarga dan jangan kasi main anak urang.."

"Ya.. Saya tau bah, di."saya bilang sambil angguk angguk kepala.

Kalau saya betul betul mau kasi main Shine, saya nda akan berani bagitau sama durang pasal hubungan saya dan Shine. Dan saya nda akan korbankan masa saya menunggu Shine dengan begitu lama.

Bulih tahan banyak jugalah yang dadi saya bilang, lepas tu. Saya angguk angguk kepala saja.

'Kalau bergaduh tu, jangan lama lama. Salah seorang harus mengalah. Saling bertolak ansur. Minta maaf biarpun nda salah. Dan paling penting. Jangan sesekali naik tangan' begitulah diantara nasihat nasihat dadi.

"Abin suda 'itu' sama dia ka?"mami menyampuk. Saya terus menelan air liur.. 'Suda itu' lagi tu... Adeiii.. mami.

"Be..belum mi."sahut saya tergagap gagap.

Saya gugup sebab ada 10 mata meningu saya tanpa berkelip. Macam saya ada buat satu kesalahan yang besar. Adik adik saya semuanya suda cukup umur. Jadi durang faham sangat dengan apa yang mami maksudkan.

"Betul, mi.. Sumpah.."saya bilang sambil angkat tangan.

"Syukurlah."bilang mami sambil mengurut dada. Tanda lega.

"Mi.. macam saya hormat mami, macam itu jugalah saya hormat dia. Mami janganlah risau, ya..."saya bilang

Kemudian, saya terus cepat cepat alih topik. Nanti lain lain lagi soalan yang mami soal.. Masa tu, mami saya ada bercerita pasal Denica. Ceritanya.. tidak seberapa eloklah di dengar telinga saya dan saya nda mau judge hidup Denica. Sebab itu adalah pilihan dia...

"You're lying, aren't you?"Earl tanya saya sebaik saja dadi dan mami saya masuk pigi bilik durang.

"About what?"

"You haven't touch her?"

"Yes it is.."jawab saya

"Ceh!!! Tahan juga kau arr.."Earl ejek saya

Saya bingkas bangun dari tempat duduk. Tiada mood saya mau layan Earl. Nanti makin menjadi jadi dia mengejek saya.

"Oii.. Bin, pigi mana kau? Saya belum habis cakap lagi ni.."bilang Earl separuh berbisik

Saya nda paduli. Saya terus naik pigi bilik saya. Sampai dalam bilik saya terus merebahkan badan di atas tilam sambil terkenangkan Shine...

I miss her so badly and I can't wait to see her in few days.

Hopefully this week went so quick...

-To be continued-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top