CHAPTER 4

She's a strong girl. She wouldn't show that if she in pain. But I know she was in pain and it's breaks my heart.

"I'm sorry, Shine. I had to do this.."

Tanpa pengetahuan Shine, saya telah pigi berjumpa dengan Thyia pada malam itu juga. After what Thyia did to her. I certainly would not let her get away just like that.

"What a surprise! Tak pernah you call I malam malam begini?"-Thyia

Kalau nda gara gara mau buat perhitungan dengan dia. Saya pun inda ingin juga bah mau call call dia.

"Sorry.. If I disturb you.."-Abin

Sedaya upaya saya bikin nada suara saya lemah lembut. Saya nda mau Thyia curiga. Kalau di ikut dari kemarahaan saya, mimang saya terus sembur kata kata kesat..

"It's okey.. So? Ada apa you call I ni?"-Thyia

"Emm.. Can we meet?"-Abin

"Are you kiding me?"-Thiya

"No.. Actually I'm a bit bored.. Maybe we can drink some coffee or beers.."-Abin

"Sure.. I pun agak boring. Umh.. I know where a good place to get rid of bored.."

"Cool.."-Abin

"But.. you have to pick up of me.."-Thyia

Haish! Minta puji. Mau juga minta jemput. Suda lah saya nda tau di mana dia punya rumah.

"Give me your address.."-Abin

Nda lama kemudian Thyia share lokasi rumah dia. Saya turun pigi bawah. Start enjin kereta dan terus drive menuju ke rumah Thyia.

15 minute later...

Akhirnya sampai juga saya di kediaman Thyia.. I mean, rumah Mr Rien. Nice and big

Saya sent mesej sama Thiya, saya suda menunggu di luar rumah dia.

'I'm coming' balas Thyia

Dalam beberapa minit kemudian. Thyia keluar dari rumah. Gila! Bukan main seksi lagi tu pakaian yang dia pakai. Macam inda cukup kain. Kalau dia membongkokkan badan sedikit mimang habis nampak lah yang 'Itu'

Thyia masuk ke dalam kereta saya lalu melemparkan senyum manis sama saya..Yah.. senyum lah selagi bulih. Because after this you will regret!!

Dan seperti yang suda saya agak. Thyia mau bawa saya pigi Bar. But I have my own plans. Masa mau sampai di tempat tu. Saya terus menukar arah dan drive keluar dari kawasan bandar.

"Where are we going?"soal Thyia

"Sorry.. I changed my mind"saya bilang

"Then? You nak bawa I pigi mana ni?"

Saya kasi biar saja pertanyaan Thyia, nda di jawab. Saya drive kereta dengan lebih laju. Trip trip jadi Dominic Toretto. Waktu hampir tengah malam, jadi kenderaan agak kurang. So? Game on..

Lagipun, kelemahan Thyia ialah nda suka naik kereta laju. Tapi yang sebenarnya nda juga laju betul. Sampai bulih membahayakan nyawa. Maybe around 100-110 KM. Saya pun masih mau hidup bah.

"Eerr.. can you drive slow sikit.."bilang Thyia dan dia mula ketakutan.

Saya ingore saja dia. Buat buat nda dengar.

"Hei!!! Are you crazy or what?!"tiba tiba Thyia tengking saya.

She was angry..

Good! Mimang itu niat saya.

"Winkell! Stop the car now!!!!"jerit Thyia

Saya terus break secara mengejut macam yang Thyia arahkan. Nasib Thyia pakai seat belts. Kalau nda, mimang melekat di sana cermin dia punya muka.

"What's wrong with you, huh? If you wanna die, please die alone. Jangan nak bawa I!"bentak Thyia sambil roll eyes sama saya

"Why? Are you scared?"sindir saya sambil senyum miring

"Yes!!"

"You know why am I doing like this?!"saya mula meninggikan suara.

Perasaan marah saya makin meluap luap, apabila teringat kaki Shine bengkak dan kebiru biruan. Gara gara dia pijak.

"Mana lah I tau! You ni kenapa tiba tiba nak marah I?"

"Macam mana saya tidak marah!! Kalau kau pijak kaki Sunshine sampai bengkak!!!!"tengking saya

Huk! Huk! Adui.. sakit tekak saya..

"Excuse me?! Bila masa pula I pijak kaki dia?"dalih Thyia

Oh my goodness!!

Bulih tahan juga tu Heel. Pandai berjalan sendiri dan pigi pijak kaki Shine.

"Nda payah kau mau berdolak dalih! Mimang kau yang pijak kaki dia!"saya bilang

"Hei! You jangan nak tuduh tuduh I tanpa sebarang bukti."Thyia terus menunding jari ke muka saya

"Kau lupa di Ofis tu ada banyak CCTV?"saya bilang, mata saya tajam tingu Thyia dan lain lain terus riak muka dia lepas saya sebut CCTV.

"Kalau you ajak I keluar malam malam macam ni, setakat nak menuduh I dengan hal yang tak masuk akal. I think, better you hantar I balik. And for you information. I tak ada masalah dengan Sunshine.."bilang Thyia, cuba alih topik

"Kau ingat saya nda tau ka? Dari awal Sunshine masuk kerja. Kau mimang suda benci sama dia. And for you informatin, too... Saya tau, yang kau selalu menghasut staff staff di ofis supaya pulaukan dia. Itu kau bilang nda ada masalah?"bilang saya sinis

Thyia terus terdiam.

But I'm not done yet with her!

"I want you to apologize to her. TOMORROW. Kalau tidak. Kau tau lah apa akibatnya..."bilang saya dengan nada berbaur ugutan

"Do you think I'm afraid of you?"Thyia bilang angkuh.

"Jangan cabar saya, Thyia. I know your secret..."

"What secret? I don't have any secret..."

Thyia bilang dia tidak takut. Tapi, nada suara dia kentara menunjukkan yang dia gentar dengan ugutan saya.

"Skandal nombor 2 kau."saya bilang, straight to the point

Thyia terus terkedu. Mata dia terkebil kebil tingu saya. Suda semestinya dia terkejut dan nda menjangka yang saya mengetahui dia ada skandal lain.

Actually.. beberapa bulan yang lalu saya ternampak Thyia keluar dari hotel dengan seorang lelaki sambil berpegang pegangan tangan. Kebetulan pula saya kenal siapa tu lelaki? Dan sebab itu saya yakin lelaki tu skandal Thyia yang nombor 2.

He's one of my old friend. He's married. He has a beautiful wife and they kids are very cute.. He was Legiut like Mr Rien. Never enough with a women.

Thyia masih mendiamkan diri. Macam dia sedang memikirkan sesuatu...

"Kenapa diam? Owh.. do you want me to mention his name to Mr Rien? Ummh.. But? What's his name oh? Alex? Alexter? Nope! Oh right, Alexso.."

"Okey! Okey! I mengaku I terpijak kaki Sunshine... and.. and.. I.. akan minta maaf dengan Sunshine. To..mor..row.."Thyia potong cakap saya, tergagap gagap

"Terpijak atau mimang kau sengaja pijak?"soal saya tidak puas hati.

"I.. terpijak. I swear!"

Terang terang suda menipu. Lepas tu, berani lagi dia bersumpah. Termakan sumpah sendiri baru dia tau! But it's okey.. Let's end it all here. Saya pun penat suda mau terjerit jerit. Sakit tekak saya.

"Fine.. Kalau saya tau kau cuba sakitkan Sunshine. Saya nda akan teragak agak kasi bocor kau punya rahsia..."saya memberikan amaran sama Thyia.

"Okey.. I'm begging you.. Jangan bocorkan rahsia I pada Mr Rien..."rayu dia

"We will see about that.."saya bilang.

Then saya terus drive semula kereta balik pigi rumah Thyia.

Masalah kali ini suda selesai. Tapi saya pasti. Akan ada lagi masalah yang lebih buruk bakal berlaku. Saya kenal dengan perangai Thyia. Dia pandai memutar belitkan keadaan. She will denied, and denied as long she can. And she's the good actress too.

"Err.. Are you mad at me?"Thyia tanya saya

"If I say yes? What are you gonna do huh?"

"I'm so sorry.."bilang dia perlahan.

Hampir hampir saya nda dengar suara Thyia. Mau pok kesian laitu.

"Don't say sorry with me. You have to say sorry with Sunshine.."

"Can I ask you something?"

"What?"

"Did you two have a special relationship?"

Jangan harap saya mau kasitau. In your dream sajalah, Thyia.

"You don't need to know.."

"Why?"soal dia.

Haish.. banyak tanya pula.

"Because I don't like to share my personal life with others"bilang saya serius

Thiya mengangguk. Lepas tu dia diam saja sehinggalah kami dua sampai di rumahnya.

"Suda lewat malam ni. Pigilah masuk."saya bilang sebaik saya memberhentikan kereta di luar pagar rumah dia.

"Err.. Winkell.. umm.. can"

"Is there anything else?"saya potong cakap dia. Bila lah bah mau habis kalau asyik 'Umm.. err..'

"Can we forget about it?"pinta dia

"About what?"tanya saya sambil kerut dahi.

"About the guy.. Actually it's not like you think.. I can explain to you"

"Look.. Thyia. I don't care. Itu hal peribadi kau. And you don't need to explain to me."

"I tak nak you pandang serong dengan I. After all between me and that guy. We're over.."

Dia suda over ka? Belum over ka? Bukan juga ada kena mengena dengan hidup saya. Kalau nda sebab dia banyak sangat berdolak dalih. Saya pun nda ingin mau ugut dia dengan hal peribadi begitu.

But honestly.. I can not imagine.. She had an affair with two men. How could she did that?

Selepas Thyia keluar dari kereta. Saya terus memecut kereta dengan laju. Mata saya mulai layu. Saya mengantuk plus penat. Penat bikin tu drama dengan Thyia.

Keesokan paginya..

Start dari rumah, sampailah di ofis. Balik balik Shine warning saya. Dia bilang 'Jaga kau arr.. kalau kau buat macam macam sama si Giuk.'

Sejak pertama kali Shine jumpa Thyia. Shine suka betul panggil Thyia tu Giuk. Does she look like a GIUK? Entahlah...

'Iya bah. Emm.. ok. Jangan kau risau' Begitu saja saya sahut. Saya harap Shine nda curigalah dengar jawapan saya tu. Kalau Shine tau saya pigi jumpa Thyia. Kompom dia mengamuk sama saya.

I love her so much. And I'm willing to do anything for her. Kegembiraan dia adalah kebahagian saya dan kesedihan dia adalah kelemahan saya. Aih.. Ngam kaitu arr?

Saya hanya memerhatikan dari jarak jauh saja. Thyia minta maaf dengan Shine.. Saya tau, Thyia tidaklah seikhlas mana pun mau minta maaf. Namun, demi kelangsungan hidup dia. So, dia terpaksa.

"Do you see that?"bilang Thiya, lepas dia selesai minta maaf dengan Shine dia terus menuju ke arah saya.

"Of course. I'm not blind."sahut saya sambil jeling dia

"So? Can you keep my secret?"

"No worries"

Lepas tu, saya terus berlalu. Tinggalkan dia.

As usuall. I have a busy day. Janji mau lunch sama Shine terpaksa saya batalkan. Petang baru saya masuk ofis.

Sebelum balik rumah. Saya ajak Shine makan di luar. Tapi, Shine menolak. Dia bilang, buring suda makan di kedai. Jadi kami dua plan masak di rumah saja. Selepas beli apa yang patut. Kami dua terus balik dan mula prepare tu bahan bahan untuk hidangan makan malam. Simple saja. Bujangan stail. We're good in teamwork. So, saya masak lauk, Shine pula masak nasi.

"Sorry.. Saya nda dapat temankan kau masa lunch tadi. Sibuk betul saya hari ni."saya bilang sambil potong bawang

"Oh, nda apa apa laitu. Lagipun saya lunch sama Jovean tadi"

"Jovean???"soal saya. Mata saya terus tajam meningu Shine

"Emmh.. emm.."Shine angguk kepala.

"Hati hati kau Shine.. dia tu playboy.."saya beri peringatan sama Shine sambil fokus potong tu bawang

"Ya. Saya tau juga bah. Emm.. Bin. Kau mau tau ka?"

"Apa?"

"Jovean fikir kita dua ni bercinta lagi tu. Haha!!"dabilang sambil ketawa ketawa

Kenapa juga dia ketawa?

Ada yang lucu leh?

Haish!! Macam panas pula hati saya. Tiba tiba bawang yang saya potong tu pun bertukar macam muka Jovean. Dess!! Terlampau juga saya punya imagination...

"So?"tanya saya acuh tidak acuh.

Dengan penuh excited, Shine terus kasi cerita sama saya. Perbualan dia dengan Jovean.

Kami dua ni, rapat macam adik beradik dan saya suda ada sumandak. Kunun. Shine bilang lagi, Jovean suka sama dia dan mau bawa dia bercouple.

Seriously?

Just like that?

Kalau dia suka betul betul nda apa juga. Kebanyakannya tu perempuan, dia kasi main saja bah.

Time Shine bercerita tu, saya layan dia begitu gitu saja. Entahlah, tiba tiba saya badmood. Selera saya pun macam terbantut. Padahal perut saya punyalah lapar. Selesai makan tu, saya terus tinggalkan Shine seorang diri di dapur.

I'm sorry, Shine..

I know, I should not do that. But I'm just a human being.. Sometimes I could not control my emotions. At that time. Yes.. I admit, I'm jealous and sad...

Okey, let's forget the silly things!

When she got her first salary. Saya nampak kegembiraan terpancar di wajah Shine. It's like she won the lottery.. Shine belanja saya, sebagai membalas budi sebab saya banyak kali suda tolong dia. In fact she did not have to do that. Because I did not ask for that. But she insisted. Remember? She's my weakness and I can not refuse.

"Which one do you like?"Shine tanya sambil kasi tunjuk beberapa jenis color dan pattern Necktie sama saya

Masa tu, kami dua jalan jalan di sebuah Shopping mall. Biasalah... Perempuan. kalau pigi Shopping mall manada tujuan lain, kalau nda Shopping. Masuk satu kedai ke satu kedai. Membelek sehelai pakaian mau setengah jam. Last last nda juga jadi di beli.

Nah.. begitulah Shine punya gaya.. Sampai mengantuk saya tunggu dia. Pilih tu barang yang dia mau beli. Kalau saya nda temankan dia. Nanti munung dia tu panjang 1 km. Anak manja mimang begitu bah kan? Apa saja yang dia bilang mesti di turuti. Sayang punya pasal. So, saya layan sajalah karenah dia.

"Jangan kau mau bilang, yang kau mau belikan untuk saya?"soal saya

Shine terus senyum menampakkan gigi sambil kelip kelip dia punya mata. Trip trip kiut.

"Shine.. put it down back."tegas saya.

Shine geleng kepala.

I know she's stubborn. But I have to stop her to spend more money. Just because of me.

"No.. I'm not gonna let that happen."saya ambil tu Necktie dari tangan Shine

"Can lah bah. emm.."Shine merengek manja sambil pandang mata saya.

Damn!!

I'm trapped in her eyes. Pandangan mata Shine tu.. Macam mata si Pussycat. Watak dalam katun Shrek.

"Shine.. ca..cann..not.."bilang saya tersekat sekat sebab jari Shine mula merayap rayap di dada saya dan tangan dia satu lagi ambil tu Necktie dari tangan saya.

"Only this time.. please.."rayu Shine sambil gigit gigit bibir.

Once again I can not refuse. I sigh and I nodded.

Eeii.. jajal betul bah Shine.. dia menggoda saya oh..

"Damm.. Look what you did to me. I couldn't say no to you."saya hanya mampu merungut di dalam hati

Saya perhatikan saja Shine pilih pilih tu Necktie. I could see that it made her happy.. Well, as long as she's happy. I'm happy too.

Sedang saya keasyikan tingu Shine pilih tu Necktie, tiba tiba Shine pandang ke arah saya. Terkejut saya.

"Saya pilih warna yang ini, ya?"Shine senyum sama saya sambil tunjuk Necktie berwarna Navy Blue. Which is the favorite color both of us.

I smile at her and I nodded again.

Lately...

My work schedule very busy. Saya lebih banyak buat kerja di luar, berbanding di ofis. Sometimes midnight baru saya pulang. Shine pula terpaksa balik sendirian.

Selepas beberapa minggu saya sibuk buat kerja di luar. Kebetulan masa itu kerja saya awal siap. Saya terus balik ofis. Mau jemput Shine. Kesian saya tingu dia hari hari balik naik bas. Malangnya, saya nda ada nampak kelibat Shine. Saya call Phone dia. Voice mail. Phone dia off. Saya terus pigi bus stop. Mungkin dia sedang tunggu bas. Sama juga, tiada saya nampak Shine tunggu bas di situ.

Biarpun saya tau, adalah sangat mustahil dia suda sampai di rumah. Tapi saya terus saja pulang. Just in case. Dia pulang awal. Sampai di rumah. Saya terus pigi bilik Shine. And the door was still locked. It means she's not come home yet.

Oh God, where did she go? I'm really worried about her. Shine nda pernah pigi mana mana seorang diri dan tanpa bagitau saya.

Kerisauan saya makin bertambah, apabila keadaan semakin gelap. Even suda pukul 8. Namun, kelibat Shine belum juga muncul muncul. Jenuh saya berjalan mundar mandir di luar rumah. Penampilan saya pun macam urang nda siuman. Serabut.

Setelah puas mundar mandir, saya buat keputusan pigi cari Shine. Sekali lagi. Bulih di katakan seluruh kawasan yang selalu kami dua pigi. Habis suda saya cari. But I did not see her yet. Saya call Phone dia and still voice mail. Fikiran saya buntu. Di mana lagi saya mau cari dia?

Saya give up dan saya terus balik pigi rumah. Saya harap harap Shine suda pulang. But again. She hasn't come home..

"Where are you, Shine?"saya bilang ulang ulang dalam hati sambil raup muka.

Saya seorang yang sentiasa berfikiran positif. Tetapi disebabkan terlampau risaukan Shine. Macam macam perkara buruk suda saya fikir dan saya takut kalau perkara yang saya fikirkan itu pula benar benar berlaku. Saya yang bawa dia pigi sini. Saya suda janji dengan familly dia yang saya akan jaga dia bagus bagus.

What should I say to her family?

If something bad happens to her?

Lebih kurang pukul 10 malam. Sebuah kereta berhenti di depan rumah. Kereta tu, saya kenal sangat sangat. Jovean! Punyalah panas hati saya. Setengah mati saya risau sama dia. Habis tempat saya cari. Rupa rupanya dia ikut tu playboy. Lepas tu, sempat lagi durang dua berketawa ketawa di sana. Then, Shine lambai lambai si playboy sebelum masuk ke dalam rumah. Dei! Dei!

"Nanti kau, Shine..."getus saya dalam hati sambil berpeluk tubuh


"Hai.."Shine bilang sambil senyum senyum.


Saya buat dunno saja.

Saya terus ikut Shine dari belakang. Time, Shine mau buka tu pintu, saya rampas kunci dari tangan dia. Macam lambat betul pergerakan Shine buka tu pintu. Terbuka saja tu pintu. Saya tarik dia masuk ke dalam bilik.

And then.. I could not control my anger..

"Shine! Lain kali kalau kau mau pigi mana mana kau patut kasitau saya bah!!"saya terus tengking Shine

"Kenapa juga kau ni tiba tiba marah saya hah?"Shine bilang. Dia pun macam mau memanas sama saya.

"Macam mana saya nda marah? Habis saja waktu kerja, kau hilang entah ke mana. Kau ni pigi mana juga?!"soal saya dengan nada kencang

"Saya keluar dengan Jovean saja bah.."Shine jawab mendatar

"Oh.. sebab itulah kau nda mau kasitau sama saya? Shine, kalau kau nda bulih call, kasitau kau mau pigi mana mana. Kau hantar saja bah mesej. Supaya saya nda risau sama kau."saya bilang

"Okey.. I'm sorry. Saya salah sebab saya nda kasitau sama kau. Tapi, saya bukan sengaja bah. Tu phone saya habis cas. Dan.."

Shine terus berhenti bercakap sebab saya tiba tiba peluk dia.. I do not care what she wants to say. I just want to hug her.

"Shine... puas suda saya cari kau tadi. Semua tempat saya pigi cari. Tapi, saya nda ada nampak kau.. Saya call,  phone kau off.. Saya takut, Shine..."luah saya sambil menahan sebak.

"Kau tau ka? Macam macam suda saya fikirkan. Saya takut kalau ada perkara buruk terjadi sama kau. Saya juga takut kehilangan kau... So, please, Shine... jangan buat macam tu lagi.."sambung saya lagi

Suddenly I could not hold my tears. Yes. I cried in silence.

"Abin? Kenapa kau?"soal Shine kehairanan sambil cuba melereikan pelukan.

I think, she knows I'm crying.

Saya mengelengkan kepala. Saya peluk Shine dengan lebih erat. Like I don't want to let her go. Shine peluk saya dan dia sayang sayang belakang saya.. Saya cuba kawal air mata saya supaya nda mengalir deras. Namun, makin saya tahan makin deras pula mengalir. Entahlah, sejak akhir akhir ni macam saya jadi lelaki sensitif?

My heart is... extremely hurt. I love her but could not tell her. And that's why I'm afraid of losing her or something bad happened to her.

"Shine.. Hati saya sakit.."itu saja yang mampu terluah dari mulut saya.

"Kenapa"Shine tanya tapi saya nda jawab

Saya terus meleraikan pelukan dan Shine pandang mata saya. Dia mencari jawapan di sebalik anak mata saya. But... she can't find the answer.. We're different. I know everything about her. But she didn't know much about me.

"Abin.. kasitau sama saya bah.."

"Maybe someday you will know.."

"Ada kena mengena dengan si H? Kamurang begaduh?"bertubi tubi soalan Shine.

Of course! This is because of Hope. She always made me a headache..

"Buat masa ni lebih baik kalau kita nda bercakap hal itu. Cukup sajalah kau tau hati saya tengah sakit.."

"Oh.. okey. If you want to share something. I'm walling to listen.."Shine tepuk lembut bahu saya dan saya senyum hambar saja sama dia.

I will. But not now. Someday. Until I'm totally ready. I need strength and courage before I tell her.

"Shine.. kau tadi pigi mana?"saya tanya Shine sambil saya pintal pintal hujung rambut dia. Masa tu saya baring di atas tilam. Shine pula duduk di lantai.

"Saya pigi rumah Jovean.."

Oh what?!

"Shine..."saya bilang sambil ketap bibir. Geram saya.

Bulih bulihnya dia  pigi rumah Jovean. Padahal berapa kali suda saya bilang jangan terlampau rapat dengan Jovean.


Shine terus tenung muka saya lama lama dan cara dia tenung saya tu? Like she wanna eat me...

"Shine kenapa kau tingu saya begitu? Macam kau mau makan saya saja"saya bilang. Lantas mengejutkan dia dari terus merenung saya.

"Oh... hehehe.."Shine ketawa dan cara dia ketawa tu juga agak awkward.

Eh.. pelik ni anak?

"Ada dia buat apa apa sama kau ka? Eeii.. kau ni kan, berani betul ikut si playboy tu.."bilang saya geram

"Manada dia buat macam macam. Mami dia mau jumpa saya.."

"Kenapa juga mami dia mau jumpa kau ? Bukan juga kamu dua tu bercinta. Hiss! Macam melebih lebih suda si playboy tu"saya bilang dengan nada nda puas hati.

"Dia kan mau kahwin sama saya, sebab itulah Jovean bawa saya pigi rumah dia. Jumpa bakal mama mentua.."Shine bilang sambil senyum mengejek

Sudalah hati saya kepanasan dengar Jovean. Lepas itu, macam sengaja lagi Shine kasi tambah kepanasan hati saya.. Macam macam dia bilang. Jovean tu hensome lah, durang dua tu sepadan lah.. Gergitan saya. Macam saya cium saja bibir dia yang bibiran tu.

Pada keesokkan harinya.

Ya, mimang tepat macam yang Jovean cakap sama Shine. Saya bawa Jovean kerja di luar. Of course, saya mau buat pembalasan si pitung...

"Mr.. saya mau minta maaf sebab saya bawa Shine. Ya, saya tau Mr banyak kali suda warning saya. Tapi, mami saya bah... Dia betul betul mau jumpa Shine.."terang Jovean

Ekk! Macam tau tau pula dia yang saya mau balas dendam.

"It's okey. Saya nda kisah juga kau mau bawa dia pigi mana mana or berkawan dengan dia. Cuma... saya nda mau kalau kau berkawan sama Shine hanya sebab kau mau pok silap. Saya tau, Jov. Kau suka kasi main perempuan.."bilang saya, tegas.

Saya nda ada hak mau larang Jovean berkawan sama Shine dan Shine juga bebas berkawan dengan sesiapa saja. Tapi, sebagai kawan Shine. Saya wajar bagi sedikit peringatan sama dia.

"Saya berani sumpah. Saya ikhlas berkawan sama Shine. Saya mengaku, saya gila perempuan. Tapi, saya nda berani mau pok silap dengan dia. Sebab..."Jovean terus berhenti bercakap.

"Sebab apa?"

"Sebab saya tau, Shine tu sumandak Mr.."bilang Jovean penuh yakin

Hairan... di mana lagi Jovaen dapat tu cerita. Hari tu bukan main lagi dia ajak Shine bercouple bagai. Dia mau kelentong saya kali ni?

"Macam mana kau tau dia tu sumandak saya?"

"Saya tau dari cara Mr.. pandang dan layan dia..."

"Bah.. baguslah kalau kau tau, Sunshine tu sumandak saya. Jadi lepas ni kalau kau inda mau kerja di luar daerah, selama 3 bulan.. Tolong jaga sikit kelakuan kau. Dan jangan kau mau bawa dia pigi tempat yang bukan bukan... Faham!"

"Fah..am.. Faham.."Bilang Jovean sambil angguk kepala

"Dan seperkara lagi.. Pastikan hal ini hanya kita dua saja yang tahu.. Kalau saya tau hal ini tersebar di ofis. Mungkin kau adalah urang yang pertama saya kerjakan masuk ICU.."ugut saya. Trip trip jadi samseng.

"Don't worry. I'll not do that and you can trust me."

Did I trust him? We will see..

"Bagus.. Emm.. nah.."saya terus serah tu file sama Jovean

"Apa ni?"Jovean tanya

"Read."

Jovean terus buat macam yang saya suruh. Selesai baca tu file. Jovean tingu saya. Blur blur.

"Kau tolong wakilkan saya jumpa klien di hotel X. Saya banyak kerja di ofis."arah saya

"Tapi.. tapi.. Mr.. it.itu.."

"Yes? There's a problem?"

"Oh.. Nothing.."jawab dia perlahan sambil tersengih

Saya terus tersenyum di dalam hati.. puas hati saya!

Lepas tu, saya terus balik pigi ofis. Kebetulan pula masa tu masa lunch. So, saya dan Shine lunch sama sama.

Time tu, saya perasan Shine banyak mendiamkan diri. Kalau saya tanya, macam mau nda mau saja dia menyahut.

I know. there's something wrong with her..

-To be continued-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top