CHAPTER 17
A couple months later..
Our life getting more busy. My schedule is too dense. I gotta go to work almost every weekend. And at the sama time we busy preparing for our wedding. Our big day just around the corner. But there are still many things we should do.
"Kalau ada yang cari saya. Kau cakap saja, saya keluar sekejap"saya bilang sama secretary saya, Carlene. Sebaik dia masuk ke dalam ofis saya.
Today, I have to accompany my love, go looking for the perfect wedding gowns.
"But, sir"
"Yes. Any problem?"
"Yes sir, right now. Eh, I mean, in half an hour you have a meeting with clients"
"What?! Why didn't you tell me earlier?"
I was a bit panicked.
"I..I did, si..ir.. I..I tell you in this mor..ning. Don't you rem...member?"tergagap gagap Carlene menjawab saya.
Oh Shit!
Indeed she has informed me.
What is wrong with me?
Normally I never forgot.
"Right, I've just remembered"saya bilang lemah
Saya diam seketika. I'm thinking about her. Shine, she's been too long waiting for me there. Balik balik juga dia mesej saya. Bertanya bila saya akan sampai? 'Can you wait a second?' Begitulah saya balas mesej Shine. Banyaklah saya punya second.
"Was there anything else, sir?"pertanyaan Carlene segera mematikan lamunan saya.
"Oh.. no.. nothing... you can come out now"
Carlene angguk kepala dan keluar dari ofis saya.
Lepas Carlene keluar. Tanpa berlengah saya terus menghubungi Shine. Baru saja dua kali berbunyi, Shine sambut suda tu Phone..
"Dear... where are you?"-Shine
"Masih di Ofis, sayang"-Abin
"Aik? Bukan dear sepatutnya on the way, pigi sini ka?"-Shine
Saya menghela nafas berat.
Hati saya resah dan fikiran saya tiba tiba buntu.
Macam manalah saya mau bagitau sama Shine tanpa bikin dia mengamuk arr?
"Errr... actually... bab..baby.."
Belum pun habis saya bercakap, Shine terus mengencang sama saya.
"Jangan kau mau berbaby baby sama saya!!!"-Shine
I'm certain she already knows it. I'm done!
"Sorry.. Dear terlupa.. hari ni dear ada meeting."-Abin
"Oh gosh.. Abin, sepatutnya kau kasitau sama saya awal awal bah kalau kau sibuk.. Kau tau ka? Punyalah lama saya tunggu kau di sini. 4 jam Abin, 4 jam! Bukan 40 minit!"-Shine
"Yah. I know and I'm so sorry about that"-Abin
Saya dengar Shine mendengus kasar. Perasaan saya terus jadi serba salah. Saya terpaksa lagi membatalkan janji saya sama Shine gara gara tu meeting.
"Kita pigi next week lah, ya? Bulih bah, kan?"-Abin
"Dear sendiri sajalah yang pigi. Busan suda saya dengar janji terang bulan dear tu. Next week after next week tapi still juga dear belum ada masa."
After that, Shine terus kasi off tu Phone. Saya dail semula... Hampa. Shine nda jawab tu Phone. Lebih 6 kali saya misscall. Still juga nda kena jawab. Shine merajuk sama saya suda. Apatah lagi empat kali suda saya mungkir janji. Well, it's obvious I'm just good at making promises. So it makes sense if she was angry and sulking at me.
Saya selesai meeting, saya terus bergegas balik pigi rumah saya dan Shine. Baru saja beberapa minggu saya pindah pigi situ. Everything was ready in renovation. Tapi belum lengkap dengan furnishings. Nantilah, kasi lengkap. After we got married. No need to rush.
Pukul 8 malam saya sampai di rumah.
Pada mulanya saya mau minta maaf. Namun, bila saya tingu mood Shine happy semacam saja time dia sambut kepulangan saya. So, saya pun batalkanlah niat saya. Obviously it is a bad idea if I want to talk about it, after she was in a good mood. But, deep down. I feels kinda weird, you know?
"Dear suda makan?"lembut betul suara Shine menanya saya.
Segala penat dan stress saya. Hilang begitu saja. Well, she's my happy pills.
"Not yet.."saya bilang sambil kasi longgar Necktie saya.
"Bah, jom lah makan. Saya suda sediakan makan malam untuk dear"Shine tarik tangan saya lepas saya selesai buka tu Necktie dan tanggalkan Kot saya.
Sampai di dapur...
Saya tingu ada Tomyam sup suda siap terhidang atas meja. It looks pretty delicious. Perut saya pun terus berbunyi. Apatah lagi time lunch saya cuma sempat alas perut, makan tu Bun Sosej sama Kopi O saja.
"Honey nda makan sekali?"saya tanya Shine sebab dia kaut tu nasi satu piring saja
"I'm on diet"
"Diet? Since when?"saya kerut dahi tingu Shine.
Hairan saya. Tiba tiba pula Shine mau berdiet. Sedangkan selama ni mimang dia nda suka kalau yang namanya 'Diet'
"Sekarang. Nanti nda muat saya pakai tu wedding gowns.."Shine bilang lembut. But at the same time Shine menyindir saya dengan cara halus.
"Ish.. Nda payahlah diet. Nanti honey sakit.."
As ever, I'm concerned about her. After all, she does not need to torture herself. Because her body is perfect enough.
"Don't worry.. I'll be fine. Bah.. dear makanlah"Shine tingu saya lalu tersenyum lebar.
Saya hanya mampu geleng geleng kepala saja. Malas saya mau berdebat. Maybe, Shine mau kasi kurus badan dia macam lidi. Cantik ka begitu? Eh.. entahlah.. Perempuan sama perempuan saja faham.
"Huk!huk!huk!!"saya terbatuk dan nasi saya tersembur sikit. Sejurus saja saya menyuap sesuap nasi.
Woohaa!!
It's very spicy!!!
Entah, berapa biji cili api yang Shine letak? Sama sekali nda taste tu tomyam. Macam saya makan sup cili api saja bei.
"Why dear? Nda sedap leh?"Shine tingu saya sambil senyum sinis.
"Pe..pedas... ssstt.. Do you want to kill me or what?"saya bilang lalu meneguk segelas air.
"No lah dear... hehe.."Shine terus tergelak kecil
"Apa motif honey buat begini?"saya bilang geram
"Pembalasan si pitung. Well, you know exactly what I mean."terus Shine jeling jeling saya.
Yeah. I know!
I have got a lesson for keep breaking my promise.
I should have realized it from the beginning why she's not angry with me. Damn! She tricked me!
"Yeah, yeah, I know, but I'm working and I'm not doing it intentionally."
"Tapi lain kali jangan pandai berjanji. Sebab dear suda mungkir janji dan suda bikin saya tertunggu tunggu selama 4 jam. So, that's your punishment."
Saya jeling saja Shine.
What childish behavior!
"Dear mesti kasi habis, okey? Ahh... Lagipun dear, selalu cakap nda bagus membazirkan makanan. So, please enjoy your dinner, Mr Winkell.. hihi.."Shine berbisik di telinga saya then kiss pipi saya beberapa kali.
Selepas itu, Shine terus kasi tinggal saya sendiri di dapur sambil berketawa ketawa macam tu puntianak. It's okey. This time I will let her win. But only this time!
"Damn! You're driving me nuts, honey!!"saya teriak dan makin kuat lagi Shine ketawakan saya.
Disebabkan saya betul betul kelaparan. Saya makan saja tu tomyam. Of course malam tu, kenyang betul saya makan. Kekenyang sebab banyak minum air. Perut saya punyalah panas. Macam terbakar. Mulut saya, kebas or kuyak? Dunno, susah saya mau bezakan. Even tomyam tu pedas, namun agak sedap. Mungkin lebih sedap kalau tahap kepedasannya sedang sedang saja.
Pada tengah malam tu, sukar saya mau melelapkan mata. Perut saya tiba tiba meragam gara gara tu tomyam. Banyak kali suda saya keluar masuk dari toilet. Sebab itulah saya kurang mengemari makanan pedas. Saya bulih juga makan makanan pedas. Tapi perut saya, nda dapat terima.
"Dear.. what's wrong? Why you didn't sleep?"tiba tiba Shine bangun dan tanya saya dengan suara serak serak
"I can't sleep.. Bah.. honey tidurlah arr"saya berbisik sambil kasi baring Shine di atas lengan saya lalu saya tepuk tepuk lembut bahu dia
Memandangkan saya nda bulih tidur dan saya nda mau bikin Shine terjaga. Selepas saya pastikan Shine betul betul suda tidur nyenyak. Saya pigi bawah. Tingu movie.
Sedang saya leka layan tu movie. Tiba tiba Shine duduk di sebelah saya dalam keadaan separuh mamai sambil dia mengaru kepala. Terus saya paut badan Shine pelan pelan. Baring sebelah saya. Masa tu saya tengah baring di Couch. Muat juga bah tu Couch untuk kami dua urang
"Why you didn't sleep?"saya tanya sambil puyai puyai rambut Shine.
"Sama juga macam dear. Can't sleep"Shine bilang lalu kasi miring badan dia menghadap saya dan kemudian tangan dia mengusap pelan perut saya
"Does it hurt a lot?"Shine tanya saya dan tangan dia masih lagi mengusap perut saya.
"Ndalah.."saya berdalih
Because I did not want to make her worries.
"Dear.. don't lie to me. Saya dengar, dear balik balik masuk toilet.."
"Err.. ya. But don't worry. Right now I'm just feeling a little uncomfortable"
And the truth is, my stomach still hurts.
"I'm sorry dear. It was my fault..."Shine bilang dengan nada kesal dan terus saya dengar dia singut singut.
Hmmm... sabar sajalah.
"Hei.. hei.. honey... don't cry and it's not you fault bah."saya pujuk Shine sambil mengusap bahu dia
"Yes, it is. Gara gara saya mau balas dendam, saya terlupa. Dear nda bulih makan pedas. I'm so sorry dear. I felt guilty..."Shine benamkan muka dia pigi dada saya lalu singut singut.
"It's okey.. it's okey.. don't blame yourself. Just.. just forget it about that, alright?"saya peluk Shine dan kucup forehead dia over and over again.
"Dear mau saya letak minyak angin?"
"No thanks... Come on, let's get some sleep, hmmh.."saya cuba bangun namun Shine tahan badan saya.
"Kita tidur sini sajalah. Saya mau tingu movie."
Saya bilang 'bah' saja sambil mendakap erat badan Shine. Warm warm. Damn! I hope time passes quickly! I'm getting suffer!
Then kami dua sama sama tingu tu Movie. Tapi last last movie yang tingu kami dua. Saya pun nda sedar bila masa saya tertidur. Shine mimang suda duluan tidur dari saya. Shine tingu tu movie. Nda sampai 5 minit.
Two weeks later...
Baru saya dapat tunaikan apa yang saya suda janjikan sama Shine. Temankan Shine fitting wedding gowns. Time Shine cuba tu wedding gowns. Tiba tiba Shine tukar fikiran dan dia nda benarkan saya tingu. 'Surprise' dabilang. Even though I feel a little unfair because she had seen me wear a Wedding suit. But at the end of the day. I have to say, 'Bah yalah' Padahal hati saya masa tu mimang kabak kabak mau tingu macam mana Shine di sebalik tu wedding gowns.
Keesokkan harinya pula kami dua pigi Photo shoot untuk Pre wedding. Thank God. Semuanya berjalan dengan lancar. Penat. Sebab bukan senang bah mau act natural kalau nda pro. But it was once in a lifetime isn't it?
"Shine.."
"Mmh.."sahut Shine sambil pandang saya
Time tu saya dan Shine dinner di sebuah restaurant. Although we are quite busy preparing for our wedding. But we spend some time together before we got married.
"Less than three weeks, we'll get married, right?"saya bilang dengan nada excited
"Ya.. right."Shine bilang acuh tidak acuh
It seems like she does not feel excited like me.
"Kenapa dear tingu macam honey nda excited saja ni?"
"Dear, don't get me wrong. Yes. I do excited. But I'm just a bit tired."Shine pandang saya lalu melemparkan senyuman manis sama saya.
Indeed. Saya nda menafikannya. Shine mimang agak keletihan and maybe a bit stress. Apatah lagi, date big day kami semakin hampir. Lagipun mostly, Shine yang menguruskan urusan perkahwinan kami. Saya nda dapat ikut serta sebab jadual kerja saya terlampau padat. Serba salah juga saya rasa. Kami dua awal awal suda plan mau buat sama sama tu persiapan perkahwinan. Mujurlah Grace dan Denica ada membantu dia.
3 hari sebelum our big day. Joy and the geng termasuk saya punya kawan juga laitu. Bawa saya hang out di Pub sana pekan. Saya kasi on. Suda semestinya saya bagitau sama Shine dulu. Shine nda juga kisah saya pigi having fun or do whatever I really want to do. But. Pandai pandai kawal diri. Don't gete gete and legiut.
That night, bulih dikatakan itulah kali pertama saya mabuk yang paling teruk sekali. Berabis durang kasi minum saya. Joy, laitu durang punya kepala. Alasan durang, time wedding saya nanti, saya nda bulih minum. Sebab durang tau saya sibuk berhoney moon or turun ke ladang. Dei! Kuning saja fikiran durang.
Bisuk paginya tu,
Sedar saja saya dari kogutan. Terus saya rasa ada urang peluk saya. Sekalinya... saya tingu urang yang peluk saya tu abang kesayangan Shine, Jojoy. Haish! Hampir hampir lagi saya kena serangan jantung sebab terlampau panik. Saya ingat tu Chick yang peluk saya. Yalah. Who knows?
Dan baru saya perasan, rupa rupanya saya dan Joy sedang baring di ruang tamu rumah durang. Ama.. This is not good.
"Jojoy.. Bangun.."
Saya tolak badan Joy. Kununnya saya mau cabut lari. Sementara saya belum nampak kelibat urang di dalam tu rumah. Because I know, I'm in trouble. Mesti saya kena nagging sama Shine nanti. Tapi makin lagi Joy peluk saya. Susah saya mau bangun. Macam tu bantal peluk Joy peluk saya. Adei! Minta puji juga bah ni urang.
"Hmmm..."tu saja Joy bilang bila saya tolak tolak dia.
"Haaa... bangun pun..."
Terkejut saya dengar suara Shine di atas kepala saya dan saya terus spontan tolak badan Joy. Dei! Sikit pun Joy nda terjaga lepas saya tolak dia.
"Sa..sayang.. Awww... My head. Damn it!"saya picit picit kepala saya. Sakit betul kepala saya.
"Eeii.. Kau kan. Did you remember what I've said? Don't drink too much alcohol."
Shine berdiri di depan saya sambil bercekak pinggang. I'm a dead man now. Bukan main garang lagi muka Shine meningu saya. Macam dia mau telan saya hidup hidup.
"I'm sorry.. Bukan dear sengaja bah"saya bilang sambil tersengih sengih. Terus Shine roll eyes sama saya. Atuk!
"Err.. last night did I do.. Errr.. well, you know?"saya tanya
Yalah, manalah tau, kan? Saya ada buat sesuatu yang memalukan.
"Yes. Last night, you did something nasty"
Saya pandang Shine dengan pandangan 'You just making up aren't you?'
"Dear... I know what you're thinking. I'm not making this up, okey?"Shine bilang serius
"Bagus bagus bah, Shine"saya bilang geram
Macam saya dapat rasa Shine mau kasi prank sama saya saja.
"Astaga.. saya serius laini. Dear nda ingat ka, last night dear menangis nangis depan dadi macam urang yang baru saja kematian bini. Dear berjanji sama dadi yang dear akan jaga saya bagus. Itulah.. inilah... Eii.. banyak lagi bah yang dear cakap. Malas saya mau cerita. Bikin malu saja kau punya perangai."
"Ada leh saya buat begitu?"saya mengumam sambil fikiran saya cuba recall semula kejadian semalam
Fikir punya fikir. Nah.. Sama sekali saya nda ingat apa apa. Utak saya macam selalu. Totally blank sebaik saja saya bangun dari kogutan. Perkara yang last saya ingat. Lepas Joy paksa saya minum beberapa gelas Liqour. Saya terus passed out.
"Kau buhung sama saya bah, kan?"saya tanya Shine. Saya masih lagi nda percayakan cerita Shine.
Shine kasi goyang goyang jari telunjuk dia. It means 'I'm not lying' Saya tingu, muka dia juga serius. So, mimang betullah saya ada buat begitu.
Saya pun terus tutup muka saya pakai tangan. Astaga... Bulih bulihnya saya menangis depan bapa mertua saya. Buduh! Memalukan! Macam saya mau kasi masuk kepala saya ke dalam baju. I can't believe I did that and it was the worst thing and the most embarrassing I've ever done. Ama.. Macam manalah saya mau berhadapan dengan bakal father-in-law saya, huh?
"Hahaha!!!! Omg... you're so funny... hahahaaa!!"tiba tiba Shine ketawa berdekah dekah
Saya diam diam saja sambil menahan perasaan malu. Mesti bida betul saya punya gaya. Sampaikan Shine sakan ketawakan saya. Joy punya pasal laini. Durang kasi minum saya macam mau bunuh saya. Uggh!! Mau saja saya bangun dan pigi cekik cekik leher Joy yang sedang tidur lena.
"Actually, dear.."
"What?"saya bilang, mendatar.
Nda ada mood saya.
"Manada bah dear buat begitu... haha.."Shine bilang dengan ketawa yang masih bersisa.
"Shine!"saya terus menjegilkan mata.
"Sorry.. I'm just kidding and it was for fun."Shine terus senyum tayang gigi.
Urgh! Gergitan saya.
Nda sangka pula saya bulih percaya bulat bulat dengan apa yang Shine cakap.
Setelah Shine puas ketawakan saya. Maka dia pun terus startlah membebel. Bla bla bla. Saya diam membisu saja. Kalau saya menyahut, makin panjang dia punya bebelan.
"Bah, get up now, wash your face and breakfast"Shine bilang ringkas dan dia terus menuju ke dapur.
Saya pun macam kerbau yang di cucuk hidung. Terus mengekori Shine dari arah belakang.
Sampai saya di dapur sana. Grace, William dan anak durang, baby Cylea berada di dapur. Saya terus greet durang. Time tu, Grace sedang sibuk mengoreng mee. Manakala William pula, menggendong baby Cylea yang sedang merengek rengek. William bilang, baby Cylea nda mau kena gendong sebab baby Cylea mau pigi mansau sana kabinet dapur dan kasi keluar semua barang barang yang ada di dalam sana. Adidih. Nakal juga. Tapi cumil. Lepas saya berborak sekejap sama Grace dan William. Baru saya masuk pigi tandas. Cuci muka dan sebagainya.
Keluar saja saya dari tandas, tinggal Shine saturang saja di dapur. Tapi baru saja saya mau menghela nafas lega, tiba tiba muncul pula kelibat Joy dan terus dia pandang saya dengan pandangan mengejek.
"Punyalah bida gaya kau semalam. Nda ada lagi muka handsome yang kau banggakan tu saya tingu. Hikhik.."Joy bilang sambil ketawa ketawa dan terus duduk di bangku.
Shit.
"Diam kau. Ta* tasu!"saya bilang dan saya pun turut melabuhkan punggung duduk di bangku
"K*tai kau! Ketulahan kau tu nanti panggil saya ni ta* tasu. Saya ni, kau punya ipar oh
Malang nasib saya sebab dapat ipar yang suka bikin panas.
"Kenapa kau nda hantar saya pulang pigi rumah semalam? Kau tau ka? Gara gara kau laini. Awal awal pagi lagi adik kesayangan kau nagging sama saya."
"Macam mana saya mau hantar kau pulang pigi rumah. Kalau saya pun mabuk. Itulah.. sapa suruh kau semalam terlampau tamaha, minum macam nda ingat dunia"Joy sindir saya
Kalau tadi adik, and now giliran si abang pula yang bikin saya gergitan.
"What the f*ck! Kamurang yang berabis kasi kena saya. And now kau bila saya tamaha? Fine. Someday kalau kau kahwin sama sumandak kau si anak pak penghulu. Saya kasi minum kau racun rumpai. Biar kau kempunan nda bersanding"
"Cubalah.. sa"
"Hei.. hei.. both of you. Enough okey.. Breakfast dulu. Nanti karanglah kamurang bertikam lidah."
Tiba tiba Shine menyampuk dan terus menyelit di tengah tengah saya dan Joy sambil dia letak 2 piring kosong. Lepas tu Shine kaut tu mee di kedua dua piring.
"Eat that"arah Shine dengan nada tegas
Saya sama Joy serentak ambil tu garfu dan terus makan mee macam yang Shine arahkan.
The night before our big day. Saya dan dadi berbual di Beranda. Dan itulah kali pertama saya berbual mesra sama dadi. Selama ni bukan juga nda pernah berbual. Pernah. Cuma nda semesra itu. Maklumlah, dadi saya ni kan strict. Dadi hanya bercakap hal yang penting penting saja dengan kami. Dadi banyak bagi nasihat sama saya. Dadi cakap hidup berumahtangga dan menjadi ketua keluarga bukanlah satu tugas yang mudah. That's why it requires a lot of patience. He said again, married life is not necessarily always happy. Sometimes it's there ups and downs. So, if someday we got a problem, we should deal with it together. Ya. I would deny it. Married life is not easy. Hopefully and finger cross we can make it work.
Lama juga saya berbual dengan dadi. Lepas dadi saya masuk pigi bilik. Then baru saya masuk saya dan saya terus merebahkan badan atas tilam. Saya cuba melelapkan mata. But I can't. Perhaps because I was too nervous and at the same time I was too excited. Hanya tinggal beberapa jam lagi saya sama Shine akan disatukan menjadi husband and wife.
Suddenly...
Hati saya terdetik mau mengutus surat sama Shine. Well, obviously cara saya agak old school. But I just want to express what is in my heart on a piece of paper.
To my lovely wife :
Sunshine Hope
I can not believe I ever thought I'll marry you. My childhood friend. My enemy. My soul mate and My one only one the person that I love.
We do not know what will happen in our lives in the future. But I hoped that we can go through. Regardless of any obstacles that we will face. Whatever you want to or whatever you ask for. I will trying to fulfill your wishes as long as you are not asking for the moon or stars.
I promise to respect and honor you as your own person. Always in all ways. I promise to give you the best of myself. I will trying to share with you my time, my attention. Bring joy, strenght to your life. No matter what happens or could be happen. I will always be your faithful patner and equal in all things. I will laugh with you and I will lift you up when you are down. I know I've said it many times and I will keep saying over and over again. I love you in good times or bad and I want to grow along with you, Sunshine.
Sincerely :
Your naughty husband, Ealvin Winkell E.
Saya bagi tu surat sama adik saya yang bongsu, Edric
"Ed, kau bagi sama Shine bisuk aah"saya bilang
"Bah.."tu saja sahut Edric
My brother, he was a very quiet and introverted. Tapi kalau dia suda bercakap. Bulih bengkak juga hati. Sama macam dadi.
Next morning,
Finally...
The time has come..
Today is our big day. I'm getting married. Just in a hour.
Semasa saya tengah bersiap. Phone saya berbunyi. Shine yang menghubungi saya. Sebaik saya angkat tu Phone, terus saya dengar Shine singut singut di hujung talian.
"I guess, you've read it?"-Abin
"Yes, I did. Abin.. you always surprise me and I don't know what to say"-Shine
"So, don't say anything."-Abin
"But, I've to say because I was afraid I would forget."-Shine
Shine terus mendiamkan diri. Hampir seminit dia nda bercakap apa apa. Saya kasi biar saja dia take her time.
"Abin, are you still there?"-Shine
"Yes. I'm still here, darling. Always."-Abin
"Dear, I'm just want to say. I'm eternally grateful that the Lord for blessing me. You're my loyal companion. Accept you to be my partner was the best decision I ever made. Dear, I'm not an easy kind of person, I always made you headache, annoy you, tortured you to do crazy things. So I hope you can be patient with me. I can't make any promises like you did. But I'll try my best to be your wife. Encourage your dream and love you undcontionally. Hand in hand. Through life's ups and downs. Together and forever."-Shine
I feel so overwhelmed..
It means a lot to me.
Selesai saja saya bercakap dengan Shine. Terus saya dengar ada suara menguluk saya dari arah belakang. Siapa lagi kalau bukan adik saya, Earl dan Hackie. Saya ignore saja durang dua. Buang masa melayan durang dua. Mimang ngam laitu durang dua bergeng. Sama sama 3/4.
A few hours later...
I was standing at the in front of the church. I was nervous and my hands is sweating because at any moment she will go into the church.
"Relax, dude... just take a breath."Hackie bilang sambil tepuk tepuk bahu saya. By the way, Hackie was my best man.
Saya terus menarik nafas dalam dalam dan saya hembus pelan pelan. Berulang ulang saya buat, sampailah perasaan nervous saya berkurangan.
A couple minutes later...
She finally arrived at the church. Soon afterward, I saw her walk down the aisle with her father. Oh God... She was so beautiful in her wedding gowns. She was blown my mind. I feel like I'm falling in love with her again.
Suddenly, I could not hold back my tears and with tears rolling down my cheeks, I looked at her. As soon she stood in front of me. I can see clearly behind the Veil she smiled brightly at me.
Time dadi Shine menyerahkan tangan Shine kepada saya. Jelas kelihatan kelopak mata dadi Shine bergenang air mata. I understands how he feels. Every parent in this world will have the same feelings as he.
"You look so gorgeous"saya berbisik di telinga Shine
Shine diam saja sambil genggam tangan saya kuat kuat. Saya bulih rasa, Shine pun nervous macam saya.
Di hadapan Paderi dan lebih dari 500 urang tetamu yang hadir. Saya dan Shine melafazkan ikrar perkahwinan. Then we exchanged rings and after that the priest, finally pronounced that we as husband and wife.
Finally Shine sah menjadi milik saya Dan suda semestinya hari itu adalah hari paling gembira buat kami berdua. I hope that time is moving slowly. Because I want to enjoy every moment of it with little longer.
Selesai acara di gereja. Terus sambung pula acara di rumah Shine. Wedding reception. Overall, wedding ceremony saya dan Shine sangat meriah. Tetamu yang hadir lebih ramai dari time kami bertunang. Ini kali bestie Shine, Denica ada datang sebab dia jadi bridesmaid Shine. Jovean and si secret admire Shine pun juga ada datang.
Semasa family saya dan family Shine. Bagi ucapan. Suasana agak menjadi agak muram seketika. Lebih lebih lagi apabila tiba giliran dadi Shine bagi ucapan.
He said...
"Di antara ketiga anak dadi. Kamulah yang paling dadi risaukan. Tapi, sekarang dadi bulih menarik nafas lega dan seandainya bisuk atau lusa dadi pergi tinggalkan kamurang. Dadi bulih pergi dengan tenang. Dadi tau Abin bulih jaga kamu dan dadi juga tau Abin sayangkan kamu lebih dari dadi sayangkan kamu."
Dadi Shine berhenti bercakap sekejap sebab dia menahan sebak..
Time tu air mata Shine mimang macam air terjun suda. Malah, Joy dan Grace juga turut menyeka air mata. Saya pun turut sama sedih.
"Biarpun mami nda ada bersama dengan kita pada hari ini. Dadi pasti mami merestui hubungan kamurang dan mungkin juga mami sekarang sedang tingu kebahagian kamurang dari atas sana. Pesan dadi sama Abin, Dadi harap Abin bulih bersabar dengan karenah Shine. Ini salah dadi juga sebab terlampau kasi manja dia. Haha.. Kalau Shine buat silap, kamu tegurlah mana yang patut. Seandainya bisuk, lusa kamu nda mau suda sama Shine. Kamu kasi pulanglah dia bagus bagus sama saya. Untuk anak kesayangan dadi. Shine, dadi harap kamu bulih ubah sikit perangai keras kepala kamu dan dengar apa yang laki kamu cakap. Jangan bikin laki kamu rimas. Suda jadi bini urang nda bulih suda manja manja. Dadi akan selalu mendoakan hidup kamu berdua bahagia sampai ke akhir hayat. Walaupun kamu suda bergelar bini urang. But you always be my daddy girl."dadi Shine mengakhiri ucapannya sambil mengesat air mata.
"Smile, today our happy day bah. Jangan nangis arrr.. Nah.. tingu, lutur suda mikap honey. Uurhhh... sumarat dear tingu macam hantu kak Limah..."saya bergurau sama Shine sebab menangis saja dia punya kerja.
Terus Shine cubit perut saya. Geram dia kena panggil hantu kak Limah.
Saya tau Shine mimang rindukan dia punya mami. Saya pun bulih merasai macam mana kerinduan Shine terhadap mendiang mami dia. Lebih lebih pada hari itu. Certainly she wants to share her happiness with her mother. Namun, Tuhan lebih sayangkan dia dan siapalah kita mau menidakkan takdir tuhan. So, bersyukurlah kepada siapa yang masih mempunyai kedua dua urang tua. Okey, enough talk about the saddest thing.
Selepas semuanya selesai bagi ucapan. Hackie naik ke atas stage. Uih.. not bad juga suara tu kusai Poland. Saya nda expect pula Hackie bulih menyanyi.. Saya juga turut menyanyi. Shine laitu paksa paksa saya menyanyi. Sebenarnya saya nda biasa menyanyi depan urang ramai. Segan saya. Tapi memandangkan malam tu malam yang sangat special buat kami berdua. So, saya nyanyilah.
Saya menyanyikan lagu This Is I Promise You By Nsync. Of course lagu tu saya tujukan untuk wife saya.
Sambil saya menyanyi sambil saya bertentangan mata dengan Shine yang turut menyanyi. Even Shine just sekadar humming. But it was such a beautiful moment that I will never forget. Hanya kami berdua saja yang dapat merasai macam mana perasaan kami dua time tu.
Wedding ceremony tu berakhir sampailah ke tengah malam. Namun tetamu masih banyak. Mostly yang masih minum minum. Joy, Hackie awal awal lagi suda mengampai. Padan muka durang.
Selepas tetamu berkurangan. Barulah saya naik ke bilik. Shine mimang lama suda duluan masuk ke bilik. 'Penat'dabilang.
"Masih banyak tetamu di bawah?"Shine tanya saya sebaik saya masuk ke dalam bilik.
Saya menghampir Shine dan saya terus merangkul erat pinggang dia. Seharian saya nda ada bergapus sama Shine sebab sama sama sibuk melayan tetamu.
"Kurang suda. Tinggal yang kaki logop"saya shiff sniff bau perfume Shine
Her smell, always killing me!
Bikin bitin saja bei.
"Are you drunk?"
"Adalah sikit.. hehe.."
Mana nda bulih nda minum. Sebab saya melayan tetamu. Nda juga saya mabuk. Cuma ada pening pening sikit. Tapi kalau saya nda mengawal diri. Mimang saya mabuk lagi.
Then saya bagi kucupan hangat di bahu Shine dan bahu dia terus ternaik.
"Eii.. dear.. don't do that bah!"
Saya ketawa ketawa saja.
Shine mimang sensitif kalau kena sentuh di situ
"I want to my reward"saya berbisik di telinga Shine dengan suara husky
"Err... re..ward? What reward?"
Eleh...pura pura lagi Shine nda faham.
"Tonight kan first night kita.. so"
"Errr, dear pigilah mandi."Shine tiba tiba potong cakap saya sambil kasi lerai tangan saya yang merangkul erat pinggangnya.
"Kita mandi sama sama"
"Du..dulanlah kau mandi"Shine ambil tu tuala yang suda dia kasi sedia di atas almari lalu dia bagi sama saya.
"Marilah..."saya terus spontan tunjuk muka legiut sama Shine
"Dear..."Shine kasi besar mata dia dan pipi dia terus kemerah merahan.
Tanpa berlengah, saya terus masuk ke bilik mandi. Selesai saya mandi, Shine lagi yang mandi. Saya tingu, lengkap barang barang yang dia bawa pigi sana bilik air. Dei.. Maybe Shine takut saya pigi terkam dia time dia tengah pakai pakaian.
Sementara tunggu Shine selesai mandi. Saya limpang dulu di atas katil. Tunggu punya tunggu, last last saya terlelap. Atuk. Punya lama Shine mandi. Mengkali Shine cuci tu toilet.
Bila saya sedar, Shine suda pun berbaring di sebelah saya dan serta merta anak mata kami dua bertemu. Kami dua diam seketika sambil saling merenung mata antara satu sama lain. Filled with love.
"I alomst lost her once and I still remember my stupid mistakes I've ever done. But now we've been married and she's my wife. Thank you God because she's the best gift you've ever given."
"De..ar.. why are looking at me like that?"Shine bilang dengan nada sedikit gemuruh
"Salah ka dear renung muka my wife?"saya usap pipi Shine lembut sambil tingu dia dengan mata yang stim stim. Well...
"My wife?"
"Yah, right now you're my wife or Mrs Winkell. Can you believe that?"
"I supposed I do"
"Today I feel very happy. Impian dear untuk menjadikan honey sebagai suri hati dear suda tercapai. Thank you sayang... because you let me into your heart"saya bilang ikhlas
"Welcome, and I also wanna say thank you. Because of you, I fall in love with you even more"Shine bilang sambil jari jemari dia menyentuh seluruh muka saya dan berakhir di jaw line saya
Then, pelan pelan saya kasi rapat muka saya sama muka Shine. Saya kucup, dahi, hidung dan kedua belah pipi dia. Lastly her lips. We kiss passionately and gets me kinda hard. Well it was our first night man. But then, I could feel her body was a bit shaking. Immediately I stopped kissing her lips and I looked at her eyes.
"Are you nervous?"
"I'm.. I'm scared..."
"Don't be scared.. I promise I'll do it slowly and gently.."saya cuba menyakinkan Shine sambil saya pandang ke dalam mata dia.
I can hear that she took a deep breath and I also can hear her heart pounding. I know, she must be scared. Well, if she not ready yet. I would not force her to 'do it' that. But of course saya 'gantung'
"If you're not ready.. We can"Shine terus tutup mulut saya sambil tingu saya dan dia geleng kepala.
Saya kucup tapak tangan Shine berulang kali sambil sengaja saya buat bunyi bitin dan dia terus tergelak kecil.
"Feeling better?"
Shine angguk kepala dan senyum janggal
Fortunately after that she managed to overcome her fears. Finally. We do it that. All I can say. It was such a beautiful night, warm, erotic and romantic. Full with love and taking up too much energy. I'm sure, if we do that before we getting married. The atmosphere will not be the same. Honestly, it was not in vain I been waited so long for this moment. Because it was worth it. It was worth to kept for the right time.
-To be continued-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top