CHAPTER 12

After one week since I left her. There's nothing weird going on whatsoever. She still was not looking for me or called me.

"Take your time. Don't worry my mom and dad wasn't at home"Hackie bilang separuh berbisik. Saya angguk kepala saja.

Time tu saya berada di rumah parents Hackie. Saya sangat sangat rindukan Shine dan risau sama keadaan dia. Hackie cakap Shine selalu berkurung di dalam bilik. So, diatas bantuan Hackie saya pigi jumpa Shine secara senyap senyap. Sebab saya belum bulih jumpa dia. Because she really needed a space.. Kalau mood Shine suda okey or tenang. Then baru saya muncul dihadapan dia.

Slowly saya melabuhkan punggung duduk di siring katil. Saya renung muka Shine. Nyenyak betul Shine tidur. Mulut dia terbuka sikit. It's so funny. I could feel her warm breath.

Almost two and a half hours I was in her room. So, it's time I got to out. Before that, slowly I kiss her cheeks and her forehead. 

Suddenly her body was moving. Immediately I seized up. I was freaking out! Her eyes were open. She woke up. Glup!! I hold my breath because my face are too close to her face. We looked at each other. Then she'd smile at me. Gosh, I miss that smile. It's been long time I did not see her smile like that. Damn! Why she smiled at inappropriate times. After she smiles, she closed her eyes slowly.

Fuh... Thank God..

I think, maybe she thought it was just a dream. That's why she back to sleep. Saya alihkan muka saya dan saya menghela nafas secara perlahan. Is certainly the situation will get worse. If she knew that I was there.

Saya kasi bagus bagus dulu tu Comforter supaya Shine nda kesejukan. Lepas itu baru saya keluar dari bilik Shine.

Selama parents Hackie nda ada di situ, kalau nda silap saya. 4, 5 kalilah saya datang menjenguk Shine dalam tempoh 2 minggu. Pada waktu yang sama. In the middle of the night. Dan nda pernah sekalipun Shine menyedari akan kehadiran saya. Tapi malangnya masuk minggu ketiga, saya deman. Seminggu saya nda bangun dan nda menjamah apa apa makanan. It's terrible. I have a fever and and at the same time I miss her so badly.

"Err, Kie?"saya panggil Hackie yang duduk disebelah saya

"Yup?"sahut Hackie tapi dia nda tingu saya sebab mata dia terstuck sama scene kissing kissing and touching touching dalam tu Tv. Dei, punyalah bantaton ni kusai oh.

"I wanna see her"

"Okey... nanti saya tunggu kamu di tempat biasa"Hackie bilang. Tempat biasa maksud Hackie tu adalah di belakang rumah durang.

"No, no, no, that's not what I mean."

Hackie terus menoleh dan menukar posisi kedudukkan dia menghadap saya.

"You mean, you want to appear infront her?"

Saya mengangguk perlahan..

Saya rasa suda tiba masanya saya muncul di depan Shine. Sampai bila juga saya mau tapuk tapuk jumpa dia dan masalah kami dua pun nda akan selesai. Lagipula saya harus balik pigi Sabah. Saya suda dapat tawaran berkerja dari sebuah Syarikat di KK. Sebelum saya pigi Poland, mimang saya suda resign. There are many reasons why I resigned. Some of them is Thyia.

"Are you sure?"Hackie tanya saya

"Ya. Sure"

"But you haven't fully recovered yet?"

"Don't worry, I'm fine... Can you do me a favor?"

"Of course.. what's that?"

Saya kasitau sama Hackie, apa saya punya plan. Just a simple plan. Saya mau muncul di depan Shine dengan penuh bergaya. Ala ala macam hero tamil. Inda bah. Saya mau berjumpa Shine secara mengejut. Hackie angguk angguk kepala saja dengar plan saya dan dia akan bagitau saya kalau dia suda berjaya pujuk Shine.

Next morning,

Awal pagi Hackie datang pigi Apartmentnya dan dia cakap plan berjalan dengan lancar. Hackie suda aturkan tempat di mana saya berjumpa dengan Shine. In a restaurant and bar owned by his good friend. Yeah, it sounds really intense.

Saya bagi dengan Hackie Dress yang saya beli untuk Shine. Last weeks, time saya jalan jalan di bandar Warsaw. Saya ternampak tu Dress dan tiba tiba saya terimagine Shine pakai tu Dress. Like always, saya akan terus beli kalau hati saya suda berkenan. I hope she loved it and I can't wait to see her.

Lebih kurang 30 minit saya sampai di restaurant. Tidak lama kemudian Hackie dan Shine juga sampai. Saya duduk di pisuk pisuk tu restaurant. As soon as I see her.. What?? My jawline dropped. I was amazed. That Dress. Ugh.. It was perfectly! Exactly as I had imagined. Yeah, she's so goddamn beautiful, she could kill me...

Saya kasi biar saja dulu Shine having fun sama Hackie. Yes, I can see clearly that she was very happy. When she laugh or she smile. I also laugh and smile. Nasib nda ada sesiapa yang tingu saya senyum atau ketawa. Kalau nda mimang urang akan fikir saya ni gila. Selesai saja Hackie dan Shine menikmati hidangan makan malam. Dia terus kasi tinggal Shine sendirian di meja lalu menuju ke arah saya.

"I'm sorry I could not stay here any longer. because I need to go"Hackie bilang

"Where you goin'?"

"I have a emergency case. Please bring Hope back to my Apartment, okey?"Hackie bilang

Saya angguk kepala.. Saya faham juga macam mana kerja Hackie.

"I wish you good luck, buddy"Hackie bilang sambil kami dua berhug.

Saya tarik nafas dalam dalam dan saya hembus secara perlahan lahan. Berulang ulang saya buat begitu. Tiba tiba pula saya nervous. Bimbang pun ada sebab plan saya selalu saja gagal. Harap harap ini kali plan saya berhasil.

Setelah saya yakin yang saya betul betul bersedia. Baru saya naik ke atas stage. Mau menyanyi kunun. Suara saya nda juga sedap macam artis yang professional dan inda juga buruk macam suara katak bawah tempurung. Bulihlah bikin hibur hibur hati saya dan Shine time weekend. Shine nda pandai menyanyi. Dia tone deaf. Upps..

Shine nda perasaan kehadiran saya di atas stage. Sebab dia sedang leka meningu pigi luar restaurant sambil minum tu Cocktail. Lebih dari 3 gelas Cocktail dia kasi habis. Bukan 2 gelas macam yang dia bilang. Dia mau menembirang laitu.

Saya kasi clear dulu saya punya tekak dan saya tarik nafas dalam dalam sekali lagi. After that baru saya start menyanyi. Saya nyanyi lagu Time machine by Jason Chen. Lirik tu lagu ada kena mengena dengan saya. That's why I choose to sing that song. Saya menyanyi membelakangkan Shine. Why? Because I want her to hear the meaning behind the lyrics of the song without knowing who sings it. Yeah. She could feel it and she could recognize my voice. But she was not sure because she did not see me yet.

Sampai saja pada lirik lagu yang terakhir. Saya terus pusing depan. Of course time tu Shine terus nampak saya dengan jelas dan dia terautomatik berdiri tegak. Macam tu tiang bendera. Mata dia bulat. She was shocked. Saya pun macam inda bulih fokus suda menyanyi. Saya takut Shine melarikan diri.

Habis saja saya menyanyi saya terus turun dari stage dalam keadaan kelam kabut. Manada saya turun dari stage dengan langkah slow motion. Adei. Kentara Shine time tu nda waras. Sebaik saja saya berdiri di depan Shine. Air mata Shine terus gugur dari kelopak mata. Saya tau, tangisan Shine tu banyak maksud. Dia gembira sebab dapat berjumpa dengan saya. Namun pada masa sama dia rasa macam di kasi buduh.

"Don't cry"saya bilang perlahan sambil kesat air mata Shine. Namun air mata Shine semakin deras mengalir. It's really breaks my heart.

"Shine, I wish I had a time machine. I wish I could turn back to our happy moment. Remember we used to talk about the future. We always had a lot of laughs. You crying caused of a little thing and after you crying you'll laugh. Those precious memories that I yearn to forget. You remember that?"saya bilang. Saya pegang kedua belah pipi Shine lalu saya usap lembut.

Nasiblah Shine nda memberontak. Tapi macam mau mau jugalah. Saya kasi dekat muka saya dengan muka Shine. Dahi dan hidung kami dua saling bersentuhan. Saya pandang Shine dengan mata yang berkaca. Of course saya menangis bila tingu urang yang saya sayang menangis.

"I'm so sorry if I too push you to accept me back. I really don't want to lose you. But then I realized, the more I push you. You'll be annoyed and hate me. However, no matter what happens. You always be my Sunshine, my Hope and my Honey Bunny. Only you can make my heart beating fast. And don't you feel our hearts still connected"saya bilang seikhlas ikhlas hati saya sambil saya genggam tangan Shine lalu saya letak ngam ngam dibahagian jantung saya.

I wanted her to feel how fast my heart was beating. I was truly and deeply love her. So it is very possible I cheat with her.

Namun baru saja hati saya mau bersorak sorak kegembiraan yang kununnya plan saya suda berjaya. Dengan tidak semena mena Shine tolak saya lalu saya termundur ke belakang. Lepas tu Shine terus kasi tinggal saya macam itu saja. I've failed again! Damn!!

"Honey.. don't go!!"saya berteriak sambil kejar Shine dari belakang.

Tapi Shine nda mengendahkan saya. Punyalah laju. Sekejap saja dia suda sampai di luar restautant. Terkapus kapus saya mengejar.

"Sunshine Hope Soul! Don't go like a coward!"

Terus Shine berhenti. Serta merta Shine pusing badan dia dan dia tingu saya dengan mata yang tajam. She seemed pretty angry. Uh.. Shit! I'm in big trouble because I call her a 'coward'

"Selepas kau tinggalkan saya macam itu saja. What I'm supposed to feel? Should I laugh of laud? HAHA!! Should I shout from the rooftops either? And now you said I was coward?"Shine bilang sambil menahan amarah

Saya terus menundukkan kepala dengan raut muka yang sugul. I feel very guilty. Because of me, she has been through so much a difficult time.

"Kalau niat kau muncul semula sebab mau pastikan saya hidup menderita. Well! Congratulations. You did it! Yes, I'm hurt and yes I'm suffer. Just as what you want"Shine bilang lagi

Shine salah faham suda sama saya. Dia ingat saya mau balas dendam. No! That's not true.

"Honey, you've misunderstood. Saya nda pernah tinggalkan ho"belum habis saya bercakap. Shine terus berteriak sama saya. Kemarahan yang dia tahan tahan akhirnya meletus.

"Liar! Liar! You're such a liar!!!"saya terus tarik Shine ke dalam pelukan saya. Cuba mententeramkan kemarahan dia.

'Dup! Dup! Dup!'

Punyalah sakit....

Berabis Shine pukul dada saya. Macam dia mau kasi hancur saya punya tulang tulang dan isi isi dada. Saya kasi biar saja Shine melepaskan kemarahan dia. Saya tahan tahan suara saya dari terkeluar. Mengaduh kesakitan. Harap haraplah inda ada side effect sama jantung saya. Makin lama pukulan Shine semakin lemah. Sampailah dia betul betul nda larat baru dia berhenti pukul dada saya.

"After you leave me, why did you come back? Why do you never stop to torture me. Are you happy when you seeing me suffer?"Shine tanya saya dengan bertubi tubi soalan sambil menangis teresak esak. Saya peluk Shine dengan lebih erat.

"Honey, I'm sorry so sorry"saya bilang sambil cium ubun ubun Shine berulang kali.

Setelah emosi Shine betul betul tenang. Baru saya perlahan lahan melonggarkan pelukan. Then saya pegang kedua dua bahu Shine sambil pandang tepat ke dalam anak matanya.

"I want to you, listen carefully to every single word I say.."lembut saja suara saya. Tapi muka saya serius. Because I want to stop all this.

"First! I'm not lying. Saya nda pernah sekalipun tinggalkan, honey. Saya selalu berada dekat dengan honey. Twice! I'm sorry for leaving you. I feel very guilty. But it's doesn't mean I give up on you. I go because I want to give you space. That's it. And you told me don't force you. Remember?"

"In..gat..."Shine jawab dengan suara yang serak sambil angguk angguk kepala

"And Thrid... Leaving you wasn't not my plan. Actually your cousin who has planned all this.."

She was speechless...

I'm sure she did not anticipate that her cousin would get involved.. Saya nda ada pilihan dan saya terpaksa mention nama Hackie.

"After so long I hide feelings with you. Do you think I would give up so easily? Nda, Shine. Saya akan mengabadikan seumur hidup saya untuk tawan hati kamu semula. Sebab saya tau, honey masih cintakan saya. Even honey suka berdolak dalih. Tapi, honey tetap nda bulih menipu saya"

Shine masih diam membisu. Raut muka Shine jelas menunjukkan yang dia sedang kebinggungan. Sukar dia mau menghadam apa yang saya cakap.

"Come, we go inside. It's getting cold here"saya bilang lalu tarik tangan Shine. Sebab saya tingu bibir Shine shaking. Dia kesejukan. Me either.

"I'm dizzy. I want to go home"Shine bilang tapi saya nda seberapa dengar. Slow betul suara dia.

"Are you what?"

"I want to go home!"

"Oh! Okey. Honey, tunggu sini. Dear pigi ambil kereta."saya bilang

Tanpa menunggu lama, saya terus berjalan tergesa gesa menuju ke kereta yang saya sewa. Berparking jauh sikit dari kawasan restaurant.

Sepanjang dalam perjalanan balik tu, Shine diam diam saja sambil dia tutup mata. Mimang begitulah gaya Shine kalau mau mengelak dari bercakap sama saya.

Setibanya kami dua di parking lot Apartment Hackie. Shine terus protes sama saya. Dia inda mau turun dari kereta. Shine mau saya hantarkan dia balik pigi sana rumah dia punya uncle.

"Fine. Honey mau jalan sendiri ka atau mau saya dukung? So, you choose which one you want?"saya ugut Shine. Saya nda ada cara lain suda

Shine nda memperdulikan saya. Dia jeling jeling saya dan nda mau turun dari kereta. Saya terus mengeluh panjang... I do not know what to say. I have lost my mind. She's very ego and stubbornness!

Saya terus keluar dari kereta dan saya berjalan menuju ke sebelah lalu saya buka tu pintu penumpang. Saya buka tu seatbelts Shine. Then saya terus saja gendong Shine sebab dia kan nda mau jalan sendiri. Saya tutup pintu kereta menggunakan kaki dan jalan menuju pigi Lift. Nasiblah Shine ni ringan macam tu satu kampit beras. Kalau tidak, mengkali pucat muka saya menggendong dia.

"Abin! Kasi turun saya bah!"Shine bilang sambil meronta ronta.

Do I care!!

"No! Honey yang paksa saya buat begini"saya bilang. Tegas.

Muka saya jangan cakaplah. Mimang ketat. Saya suda letih mau melayan karenah dia. Shine yang minum tapi saya pula yang rasa pening.

"Abin... put me down, please... I'm feeling uncomfortable. I promise I'll behave.."tiba tiba pula suara Shine bertukar menjadi manja.

Saya berhenti melangkah. Saya kasi kecil besar kecil besar saya punya mata. Tingu dia. Shine terus trip trip kiut meningu saya dan saya pun macam urang yang suda kena pukau. Pelan pelan saya kasi turun Shine. Hiss!!

"Bah.. marilah"saya menghulurkan tangan sama Shine

"Du..duluanlah kau. Sa..saya ikut dari belakang"Shine bilang tergagap gagap.

Hmmh!! Like always Shine still fail kalau bab bab menipu.

"Jom! Jangan honey mau mengada ngada situ. Dear tau honey mau melarikan diri"saya terus tarik tangan Shine secara paksa dan kami dua lalu berjalan menuju ke lift.

Sampai di dalam Apartment Hackie. Shine terus berdiri di tepi tingkap. Saya masuk sekejap pigi bilik. Makan ubat. Kepala saya semakin pening. Lepas tu baru saya keluar semula dan saya berdiri disebelah Shine yang sedang fokus tingu pemandangan cahaya lampu yang menerangi Ibu kota Poland. Shine hanya melirikkan mata sekejap, tingu saya. Namun nda ada tanda tanda yang dia mau bercakap sama saya.

Apparently, I had no other choice...

Tanpa berfikir panjang, saya terus melutut di depan Shine. Yes. At that time, I was too desperate. Seumur hidup saya. Belum pernah saya merasa begitu terdesak. Saya nda ada cara lain lagi. Saya betul betul nda mau hubungan kami dua menjadi semakin rumit dan menyeksa diantara satu sama lain. Tapi kalau still juga saya nda berjaya pujuk Shine. Mimang saya akan menghilangkan diri buat selama lamanya. I mean. Pigi membawa diri ke tempat yang jauh.

"Wh..at are you doing?"Shine tanya saya sambil tingu saya blur blur.

"Shine, I am a desperate man."

"Uih.. bangunlah"Shine pegang ke dua tangan saya. Dia mau kasi bangun saya. Tapi saya nda mau bangun sebab saya masih belum selesai. Saya tarik tangan Shine dan dia terus duduk terjelepuk di depan saya.

"Sunshine..."saya panggil dengan nada yang lemah.

"Apa?"

"Could you be my special best friend once again?"saya bilang sambil pandang Shine sayu.

Shine diam diam sambil renung muka saya lama lama. Berfikir? Mengkalilah. Malas suda saya mau menyelami apa yang ada dalam fikiran dia.

"Shine... You didn't answer my question"saya bilang dengan nada yang sangat sangat terdesak.

Shine masih diam menyepi.

Namun, perlahan lahan Shine bangun dan sebaik Shine berdiri, dia terus peluk tubuh. Saya perhatikan saja gaya Shine dengan mata yang terkebil kebil.

"Honestly, there's a parts of me. That's always have feeling for you. Even though, I try not to miss you. I try to let you go and I try not to love you. But in the end, you've always in my mind"

Bila Shine cakap begitu. Saya tau yang Shine suda pun menerima saya semula. Cuma dia masih mau bermain tarik tali sama saya.

"It does mean you accept me back?"

"Not yet! How about your secret lover?"mata Shine tajam tingu saya

Saya tau siapa yang Shine maksudkan. It's Thyia.

"My secret lover, only you honey"

"Thyia?"

Nah kan betul. Benci saya! Inda habis habis Shine sebut nama Thyia.

"Never mention her name again"saya bilang. Tegas.

"I just want to make sure"

"Kalau saya cintakan dia, saya nda akan merayu honey. Macam seorang pengemis. Sebab dear terlalu cintakan honey, dear sanggup buat perkara buduh. Sebab..."

Belum habis saya bercakap. Shine terus mencelah.

"Okey! Okey! Let's cut the crap. Fine I'll accept you."

"Rea..lly?"saya tanya Shine. Saya berpura pura macam saya nda percaya dengan apa yang baru saya dengar.

"Yes! Now, stand up"

Saya segera bangkit dengan senyuman terukir di bibir. Yes. Mission accomplished. Thank you God. Tanpa menunggu lama saya maju ke depan Shine. Mau peluk dia.

"TETAPI!"Shine bilang lalu mundur setapak ke belakang. Mengelak dari kena peluk.

Of course!!!

Mesti ada TETAPI!!!

Down terus mood saya mendengar permintaan Shine. Permintaan yang sangat inda masuk akal. Oh God. Why she did not stop to torturing me?

Adakah patut Shine suruh saya berlari keliling tu bangunan Apartment. Dalam keadaan half naked lagi tu!! Punyalah banyak salji di luar sana. Suhu pun mencecah paras beku. Tapi Shine cakap 'It just pieces of cake' Seriously? Saya pun inda tau dari mana dia dapat idea gila begitu. Terjangkit kali perangai kili kili Hackie sama Shine.

"It's freezing out there"saya bilang lalu terduduk di Couch. Licak lutut saya oh. Saya mengeluh berulang kali sambil mengusap dagu.

Hati saya gundah gulana. Dalam fikiran saya nda ada lain yang saya fikir. Kompom saya jadi tu bongkah ais. Sedangkan baju yang saya pakai lebih dari tiga lapis. Still juga saya sejuk. Damn! Kenapalah saya bilang sama Shine yang saya sanggup buat apa apa saja. And now I get the consequence.

"Inda apalah kalau kau nda sanggup, nda juga saya paksa"Shine bilang sambil buat buat sedih.

Cih! Tapuji betul bah tu sumandak!

"Oo..key, demi honey. I'll do it. But you have to remember. Whether you like it or not. After this you've to married me!"saya bilang tegas dan saya betul betul maksudkannya. Sampai Sabah mimang saya terus masuk meminang.

Saya bangun dari tempat duduk dengan semangat yang berkobar kobar. Saya mula tanggalkan butang Coat dan butang baju kemeja satu persatu. Punyalah sejuk! Belum habis baju saya buka. Tapi saya suda mula kesejukkan. Tu heater pun macam nda panas saya rasa.

Seriously?

Did I have to do this?

This is crazy!

Berulang ulang saya bilang begitu dalam hati.

"Here... let me help with that"Shine maju setapak ke arah saya

"Hon...ey.."saya bilang dengan nada yang kendur sambil renung muka Shine. Saya inda sangka Shine butangkan baju saya semula.

"Kau fikir saya jahat sangat ka? Biarkan kau berlari dalam keadaan sejuk begini"Shine bilang.

Yes, she was. She's bad like a  stepmother and cruel like a beautiful witch.

"It's okey. I can do it. Asalkan honey sudi terima dear semula"saya bilang, nekad.

"I don't need you do stupid thing. Just because you want to prove it to me. And I don't want to be responsible if something bad happens to you. Silap silap kau bulih ke..na hipo...ter..mia"percakapan Shine agak terganggu sebab mata dia fokus tingu buah rantai yang saya pakai.

Since Shine nda lagi pakai tu cincin. Saya pun malas juga pakai. So, saya letak kedua dua cincin tu dalam rantai saya.

Perlahan lahan Shine kasi keluar tu rantai dari dalam baju saya. Shine belek belek tu cincin dan usap huruf nama kami dua yang terukir pada tu cincin. I think, she was reminded of many things...

"You, want to wear?"saya tanya Shine lantas menghentikan jari dia dari terus mengusap tu cincin.

Shine mengeleng kepala. Lalu dia cepat cepat kasi alih tangan dia. Tapi saya segera tahan tangan Shine. Sebelah tangan saya usap dagu Shine dan saya kucup.

"Why did we become like this?"Shine bilang dengan nada sedikit kesal

"Because of ego. Selfish and less of communicate"

Shine terus menghela nafas berat sambil duduk di Couch dan saya turut duduk di sebelah Shine lalu saya peluk Shine erat erat.

"It's all my fault"

No. That's not true. It was our fault.

"Honey, don't blame yourself. You and me make a same mistakes. Let's forget it what has happened in the past. Okey?"

Shine mengangguk lemah...

Yes, it's time to we move foward. Forget about what has happened and learn form mistakes.

"Abin..."Shine merengek manja.

"Hmmm.."saya pandang Shine sambil puyai puyai rambut dia.

"Promise me, you won't ignore me again, you won't broke my heart, you won't"

Immediately I kissed her lips, I do not want to hear anything. I kisses her lower and upper lips. She did not kissed me back but she does not stop me either. I kiss her as much as I want. Because her lips tastes so good. Aumsss..

Setelah saya puas kiss lips Shine, saya pandang dia. Muka saya tidak berganjak walaupun seinci. Time saya bercakap bibir saya masih sentuh bibir Shine. I really like doing it that way!

"Your lips taste so good and you make me hard"saya pandang Shine dengan pandangan yang lust. Shine tersipu sipu malu dan dia kasi benam muka dia pigi dada saya. Yedeh!

"I promise, I won't let you down. Cinta dear terhadap honey nda pernah berubah dari dulu, kini dan selama lamanya."saya kucup forehead Shine over and over again.

Our conversation that night ended almost 3 am. Of course we talk about many serious things. I have told everything to her. And I also told her frankly that I do not like it if she's hiding something from me again. When I mention Thyia name. Her anger was nearly blow up. She is really really did not like I mentioned that name. Fortunately I can managed her anger. I promise with her. Thyia or giuk or whatever her name. She will not disturb the relationship the two of us again. that's all I can say. Indeed, there is something serious has happened to her.

But I do not talk about that. Because I know there is someone it might be get jealous. After all, she was already told in Hidden Hearts season I.

Time Shine mau masuk pigi bilik Hackie, saya pegang pergelangan tangan dia dan saya peluk dia sekali lagi.

"You're beautiful like always. It's fit on you"lepas tu saya leraikan pelukan dan saya pegang Dress Shine.

Shine masih nda faham..

"I'm glad when Hackie said, you like it this Dress so much"

"Did you buying this Dress?"Shine kerut dahi tingu saya.

Saya angguk kepala dan terus senyum...

Shine sekali lagi terkedu.

"Are you surprised?"

"A lot! I.. I never thought you will, I thought Hac..kie"

"Okey. Okey. Don't talk about this anymore"saya mencelah sebab Shine macam susah dia kasi habis apa yang dia mau cakap. Lucu.

Selepas saya say good night, saya pun terus beredar. Tetapi, time saya mau buka tu pintu. Tiba tiba Shine panggil saya.

"Bin.."

"Yes, honey"

Saya menoleh ke belakang dan saya tingu Shine suda duduk menyandar.

"Thank you..."Shine bilang slow tapi cukup jelas di cuping telinga saya

"For what?"

"Everything..."

"So? Can I get my reward?"saya bilang dalam nada bergurau sambil mengukir senyuman manis

"Someday.."

"Okey. I'll be waiting..."lepas bilang begitu saya terus keluar dan masuk ke bilik saya lalu merebahkan badan di atas tilam.

Saya menghela nafas...

I never thought it would be more difficult than I expected.. Shine, she was really pushed me beyond my limits.

But I'm so grateful...

In the end of the day, we were has been be together again. I hope this is would be the last time we split up. I promise to myself. No matter what happens I will stay by her side until the end. And I promise I will fixed to myself. No need to be perfect. Because I can't. But just enough be the person that she can be proud of...

Tidak lama kemudian saya bangun dan masuk semula ke bilik Hackie. Mata saya nda mau tidur. Saya  baring disebelah Shine yang suda pun tertidur nyenyak. Dia kepenatan laitu. Dengan penuh berhati hati saya masuk ke dalam tu Comforter. Then saya angkat kepala Shine dan kasi baring dia di atas lengan saya. Lama suda saya nda buat begitu.

Baru saja saya mau kiss bibir Shine. Tiba tiba Shine pukul hidung saya. Puk!! Auch! That's hurts... Tapi dia nda bangun. Mengkali Shine masih teringat masa dia pukul saya dan terus terbawa ke dalam mimpi. So, saya peluk Shine sambil puyai puyai dia punya rambut saja. Sampaikan nda sedar yang saya tertidur.

Apabila saya bangun pada keesokkan harinya. Saya perasan Shine nda ada suda baring disebelah saya. Tanpa berlengah saya terus bangun dari katil. Macam tu lipas kudung. Mau pigi cari Shine. Manatau dia kasi tinggal saya lagi macam itu hari. Fobia saya kalau kena tinggal sekali lagi.

Keluar saja saya dari bilik. Saya ada nampak Hackie duduk di Living room sana. Hackie senyum senyum sama saya sebaik dia tingu saya. Lepas tu Hackie tunjuk pigi arah dapur. Macam dia dapat mengagak yang saya sedang cari Shine. Saya terus pigi dapur dan time tu Shine sedang sibuk prepare breakfast merangkap lunch. Lega terus hati saya.

"Kenapa honey nda kejutkan dear?"saya bilang sambil merangkul pinggang Shine dari arah belakang

"Abin.. kau nda tingu ka Hackie ada di sana"Shine siku siku perut saya. Awal awal pagi lagi saya suda kena marah. Tapi saya nda paduli. Saya peluk saja Shine. Yeah, right. Macam belangkas.

Keesokkan harinya,

Pada sebelah malam. Saya bawa Shine pigi romantic dinner. Macam yang saya suda janjikan. At that night. We were so happy like other couples. We talk and laugh so much. Thank you, God.

Semasa saya dan Shine keluar dari restaurant. Mata saya terpandang satu susuk tubuh yang sangat sangat saya kenal.

Finally, I found you!

-To be continued-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top