CHAPTER 11
A couple weeks later...
I'm here.. Warsaw, Poland. It's my first time here. Negara yang sangat asing bagi saya. Suasana yang berbeza dengan Sabah. Dari segi Culture, Bahasa and especially temperature. Yeah, it get's pretty cold. Tembus sampai ke tulang. Sebab time tu, musim winter.
Of course the main reasons why I am here is that I want to see my Hope. I want to make up for all my mistakes. Clearly it was not an easy task. Hopefully I can make it.
Hei..."Hackie melambaikan tangan ke arah saya sebaik saja dia ternampak kelibat saya di luar balai ketibaan Warsaw Frederic Chopin Internationl Airport.
Hackie was a 'Someone' that I said was before. He had contacted me via email. He told me where she is and he knows all what happened between me and his cousin. At first, he was blaming me for what I have done. But at the end of the day, he helped me.
"How you doing man?"Hackie menyapa saya dengan penuh ramah.
"Good and a bit tired"saya bilang. Then we shake hands and hugged briefly.
Hubungan saya dengan Hackie hanya begitu gitu saja. But since Hackie ni jenis yang mesra alam. Kili kili. So sekejap saja kami dua rapat. Macam yang suda lama berkenal. Plus he's hot! Bayangkanlah Sabahan mix Europe. Nasiblah dia Cousin Shine. Kalau tidak, maybe tergugat juga saya.
"How's she doing?"saya tanya Hackie.
Time tu kami dua dalam perjalanan menuju ke kediaman parents Hackie. Agak jauh dari Warsaw. It takes a few hours to get there.
"Not so good"
"What's wrong with her?"saya tanya dengan perasaan ingin tahu.
"A few weeks ago. She's fainted and after that she got fever. Hope mengigau. She calls your name all the time. But don't worry she's fine, right now"
She what? Fainted?
Saya terkejut...
"Did something happen to her?"
"Err... nothing. Probably at the time she was tired so that's why she fainted"Hackie bilang
Saya angguk kepala. Even saya agak ragu dengar jawapan Hackie. Tapi saya nda mau tanya dia apa apa lagi. Yang penting Shine sihat.
"I'm sorry because I didn't tell you before"Hackie bilang lagi
"Nah, it's okey..."
Bila Hackie bagitau saya yang kami dua hampir sampai. Jantung saya pun semakin berdegup kencang. Since dari Sabah lagi saya excited mau jumpa Shine. Tapi pada masa yang sama, saya risau dengan reaksi Shine. Shocked? Yes, that's for sure. Angry? There is a possibility.
Parents Hackie, uncle Mark dan aunty Klara menyambut kedatangan saya dengan penuh warm. Pada mulanya nervous jugalah perasaan saya. Yalah, saya kurang familiar sama durang. Lebih lebih lagi uncle Mark bukan calang calang urang. But, he was a nice man actually. Uncle Mark suda mengetahui tentang hubungan saya dan Shine. Dadi Shine yang bagitau. He gave his blessing. That's why he prefer call me 'My son in law' than my name. Segan terus saya. Kalaulah uncle Mark tau saya dan Shine tengah krisis besar. Mengkali terus kena kick saya dari rumah.
"Maybe she's sleeping"ujar uncle Mark
Mungkin dia notice mata saya meliar cari kelibat Shine. Apa tidak, hampir 1 jam saya berada di situ. Tapi belum juga Shine memunculkan diri.
"Owh..."saya bilang sambil tersengih sengih. Bikin malu.
"Hope tau Abin datang sini?"uncle Mark tanya saya
"Err.."
"She doesn't knew, dad"Hackie terus menyampuk. Menyelamatkan saya dari struggle mencari jawapan.
"So this is a surprise?"
"Yes, something like that"Hackie bilang lagi. Uncle Mark angguk kepala saja.
Selepas berborak borak sekejap dengan uncle Mark. Hackie bawa saya pigi Patio. Dia suruh saya tunggu di situ. After that dia masuk semula ke dalam. Dia pigi panggil Shine.
Sementara tunggu Shine. Saya kasi hilang sikit saya punya debaran jantung yang seakan mau melompat keluar. Dengan meninjau keluasan private property milik parents Hackie. Luas dan dikelilingi gunung ganang serta tasik. Unfortunately tu gunung nda seberapa nampak sebab kena lindung kabus. Kalau tiada kabus. Saya pasti pemandangannya lebih cantik dari gambar yang pernah Shine kasi tunjuk sama saya dulu. Shine selalu bilang, tempat uncle dia sangat sesuai kalau mau release tension. Yes, what she said was true. This place relaxed and peaceful environment surrounded by nature. Perhaps this is one reason why she loves continental Europe. Me? Uh, yeah. Suka jugalah.
Sedang saya leka menghayati pemandangan. Tiba tiba...
"Hei, Abin. Your darling is here"Hackie bilang sambil tolak Shine pigi sebelah saya dan saya menoleh ke arah Shine. Mata kami dua terus bertemu.
After almost 3 months I did not see her and now she was standing next to me. God... I really really miss her. Tetapi... pandangan mata Shine, inda macam selalu. No more sparkle. Something has changed. Raut muka dia ketat. I know it is a bad sign and I knew she would not make it easy for me.
Selepas Hackie masuk, the situation was quite tense and a bit awkward. Shine berdiri di sebelah saya. Namun pandangan dia terarah ke tempat lain sambil berpeluk tubuh. Saya tau, Shine mimang nda menyenangi kedatangan saya. Yalah, saya kan tetamu nda di undang. So, saya hanya mampu merenung dia siring saja. Hati saya jangan cakaplah.. mimang meronta ronta mau peluk, cium dia puas puas.
"How are you?"saya bilang, perlahan setelah kami dua agak lama diam menyepi.
"Fine"Shine bilang, acuh tidak acuh.
Tapi, syukurlah. At least dia menyahut.
"Are you happy here?"
"Of course"
"Honey inda rindukan Sabah?"
"Rindu jugalah. Macam mana kau tau saya ada di sini?"Shine tanya saya, namun dia masih nda mau tingu saya.
"Saya tau sendiri"saya bilang perlahan
Saya suda janji dengan Hackie yang saya nda akan kasitau sama Shine kalau dia tanya. Tapi, malang bagi Joy sebab Shine tuduh Joy yang kasitau saya. Tidak dinafikan, Joy mimang ada terlibat tapi Mastermind yang sebenarnya adalah Hackie. I feel sorry for him. Pandai pandailah dia menjawab kalau adik kesayangannya tanya.
"Honey..."
Shine buat dunno saja sama saya. Inda dia menyahut atau menoleh..
"I miss you so much"saya bilang sambil mau peluk dia.
Tetapi, Shine segera tolak badan saya dan terus menghindar dari saya. Jelas dia nda menyukai perbuatan saya itu.
"Please keep your behavior"Shine bilang, tegas
"Sorry.."saya bilang, hati saya tiba tiba sedih. Now I feels how she feel. It hurts!
"Don't you miss me?"saya bilang lagi
"Why should I miss you? Saya suda move on"
"It's that fast?"saya pandang ke dalam mata Shine. Cuba mencari kesahihan samada dia bercakap benar.
But nothing...
"Ya, kenapa? Terkejut? Saya pun mau hidup bahagia macam kau bah"Shine bilang dalam nada menyindir. Mata dia tajam tingu saya. It looks like she hates me.
"Honey.."
"Stop calling me honey! Saya bukan honey kau lagi!"Shine tiba tiba mengamuk sama saya.
"Saya tau, honey masih marah pasal yang itu hari"
"I'm not mad at you. I'm hurts! There's the difference"
"I'm sorry"hanya itu sajalah yang saya mampu cakap.
What else could I say? Semua masalah berpunca dari saya sendiri. Saya nda layak mempertahankan diri.
"Hanya disebabkan satu kesalahan yang bukan saya sengajakan. Kau layan saya dengan dingin. Selama sebulan lebih, kau ignore saya. Kau buat saya macam urang buduh. Hari hari saya pujuk hati kau. Tapi, apa yang saya dapat? Nothing!"
"Ya, saya sedar tentang itu, saya menyesal sebab membiarkan ego menguasai saya"
"Kau bukan saja ego! Tapi kau selfish!"
Saya terdiam. Lidah saya kelu...
She was right. I'm selfish, ego and whatever she says or whatever she do, I will take it.
"Di saat saya perlukan kau, di saat saya terkial kial menghadapi trauma. Kau bulih pula pigi berpeluk dan bercium sama urang yang paling saya benci. Kau tau ka, masa itu saya perlukan sokongan kau. Tapi sikit pun kau nda kisah tentang saya. Malahan kau mau tinggal berasingan. Mau space kunun" Shine bilang dengan nada sedih sambil menahan sebak. It must be terribly hard for her because she had to talk about it again.
Tiada apa lagi yang saya mampu cakap. Selain dari say 'Sorry' over and over again. Saya kasitau sama Shine yang saya nda apa apa hubungan Thyia. Begitu juga kejadian Thyia kiss pipi saya itu hanyalah lakonan Thyia dan bukan macam yang dia fikir. Tapi, Shine still anggap saya ada hubungan dengan Thyia. Penjelasan saya tu macam sia sia saja. Malah dia semakin salah sangka sama saya. Lepas dia ternampak gambar saya dengan Thyia.
"Liar! Mimang sah kau ada hubungan dengan dia. Beberapa minggu yang lalu saya nampak lagi gambar kamu dua. So? Apa lagi alasan yang kau cipta kali ini?"
"Dimana lagi kau nampak ni?"saya tanya dan mimang betul saya nda tau menahu pasal tu gambar. Bosan saya. Inda habis habis bergaduh gara gara gambar yang Thyia hantar.
"Adalah"
"Don't tell me kau stalk facebook saya?"
"I did not!"Shine bilang lalu melarikan pandangan mata dia pigi tempat lain. She's lying. Shine stalk facebook saya. Why?
"Yes, you're"
"Suka hati kaulah. Nda ada masa saya ni mau stalk facebook kau"Shine bilang dan lepas tu dia terus kasi tinggal saya di Patio begitu saja.
Tanpa membuang masa saya terus log in facebook. Saya mau tingu gambar apa yang Shine bilang. Sebenarnya saya pun nda ingat bila kali terakhir saya buka tu facebook. Tiada masa saya mau melayan tu facebook. Busy memanjang.
Rupa rupanya Thyia ada upload gambar time kami attend dinner di salah sebuah Hotel. Sempena menyambut anniversary Syarikat. Pada hujung bulan lalu. Saya nda pasti apa motif Thyia letak caption 'Wonderful tonight' Sedangkan nda apa apa yang berlaku. Gambar tu pun inda juga keterlaluan sangat. Thyia paut lengan saya. Cuma jarak kami dua mimang dekat. So, no wonderlah Shine percaya saya dan Thyia masih ada hubungan. Faham faham sajalah perangai Shine kalau suda berfikir. Selalu saja melangkaui batasan.
Saya tau Shine semakin nda puas hati sama saya. Bila uncle Mark mempelawa saya tinggal di rumah durang. Mulanya mimang saya menolak. Segan saya. But he insisted. Mau nda mau, saya terpaksa menerima pelawaan uncle Mark. Macam inda bagus juga saya rasa kalau menolak. Munung Shine pun terus panjang 1 km bila uncle Mark mengarahkan dia kemas tu guest room.
"Honey bercakap sama sapa tu?"saya tanya Shine dan dia terus terkejut. Bila dia tingu saya sedang berdiri di belakang dia sambil bercekak pinggang.
Time saya masuk ke guest room. Saya dengar Shine membebel seorang diri. Apa yang dia bebelkan? Saya pun nda pasti. Kurang jelas.
"Minggir!"Shine terus tolak saya yang menghalang dia punya laluan. Dia nda jawab pertanyaan saya.
Saya tolong Shine pasang tu cadar tilam. Sebab macam dia struggle pasang tu cadar tilam saturang saja. Time Shine mau keluar dari bilik, cepat cepat saya pegang pergelangan tangan dia.
"Lepas!"Shine bilang dengan nada kencang. Mata dia tajam sampai menusuk kalbu tingu saya. Dei punyalah garang tapi cute.
"We need to talk"saya bilang
"Mau cakap apa lagi?"
"About us"
"Nda ada apa lagi yang mau diperkatakan. Hubungan kita suda over. You know O.V.E.R"
"Saya nda pernah kasi putus hubungan kita. So sejak bila kita putus?"saya bilang dengan nada serius dan muka saya juga serius tingu dia.
I know I've made a big mistakes. But to let her go? No way! She's mine forever.
"On the day you ignoring me and on the day you say you want to lived separately. Sejak itulah kita putus"
"Sebab itulah kita perlu berbincang. Banyak perkara yang belum selesai diantara kita"
"Abin.. it's 12 am. Kau inda mau tidur ka?"Shine bilang. Saya tau itu cuma alasan dia saja.
"Sampai bila kau mau mengelak dari saya?"
"Hei, listen. If you want to talk about this. Not here and not today. You get that?"Shine bilang, tegas
Saya kasi dekat muka saya dengan muka Shine. Mata Shine terus terkebil kebil bila jarak muka saya kurang dari seinci dari muka Shine. Saya bulih rasa kehangatan nafas dia kena muka saya. Then saya renung anak mata Shine dalam dalam. Saya sengaja bikin begitu. Dan, ya. Shine mula rasa nda keruan dengan renungan saya yang Superduper menggoda.
"Fine... but I want you to remember one thing. You can avoid me but you can not escape from me. How far you go I'll deffinitely find you"saya bilang perlahan dengan nada manly. Trip trip romantik kunun.
Shine terkedu.. Nampaknya Shine yang garang macam tu ibu singa suda bertukar jadi anak kucing manja dan comel...
"You know why?"
"I..ya w..hy?"Shine bilang tergagap gagap
"Because you still love me and my heart still there"saya terus letak jari telunjuk saya pigi arah dada Shine.
"Stop talking nonsense"
"Mengaku saja bah, kalau honey masih cintakan dear.."
"After you break my heart into a million pieces, it's not gonna be the same again. Saya bukan Sunshine or Hope yang pernah kau kenal. You change, I change and people can change. So, I don't love you anymore!"Shine bilang lalu tolak badan saya kuat kuat dan saya terus termundur ke belakang
"Honey, honey, begini ka kau bilang suda berubah? Kalau menipu pun honey masih fail?"saya sindir Shine. Sengaja saya pancing kemarahan dia.
"Saya tidak menipu!"
"Prove it to me"saya cabar Shine sebab saya tau dia paling pantang kena cabar.
"Okey! Bah apa yang ka"
"Kiss me"saya pintas cakap Shine
"This is bullshit!!"
"Why? Are you scare tembelang kau pecah?"
"No! I'm not!"
"So prove it to me. Kalau betul honey nda cintakan saya. Kiss me right here and right now"saya bilang sambil bagi Shine pandangan yang sinis.
Shine terus maju ke depan saya sambil gigit gigit bawah bibir dia. Aww so seksi!! Kalau Shine suda buat gaya begitu. Mimang dia tengah marah. Game on..
"Stop bitting your lips!"saya bilang. Makin geram pula saya tingu Shine buat begitu.
"Abin, come here"Shine bilang dengan nada ala ala manja sambil kasi gerak jari telunjuk dia supaya saya tunduk sedikit. Dia kan pindik or kitut.
Saya maju ke depan sikit dan tunduk. Ikut macam yang dia arahkan. Then Shine suruh saya tutup mata. Saya pun tutuplah mata saya sambil kasi muncung saya punya mulut. I'm ready kena kiss kunun. Because I thought she would kiss me. But...
"Argggh!!!"saya berteriak dan saya terus terduduk. Menahan kesakitan.
She had kicked my two precious diamonds. That's hurt!! Tuhan saja yang tau macam mana sakitnya itu. Senak pun ada.
"Hon.. arggh.. hon.. ey. Tha..t's hurt.. I want to yo..u kiss my lips not kic..king my..my.. urggh.. Oh God, honey"saya bilang tersekat sekat. Sakit sangat sangat.
Tapi, Sebaliknya pula bagi Shine. Bukan main seronok lagi dia tingu saya menahan kesakitan.
"I'm sorry Mr Winkell. I would ever ever kiss your lips. Because your lips are too many germs. Giuk germs! Besides ini juga pengajaran yang harus kau terima sebab kau suda menyakitkan hati saya!"Shine bilang, geram.
Astaga...
Her imagination is so outrageous. Bila masa pula mulut saya ada kuman Thyia? Bercium dengan Thyia pun saya nda pernah.
"How could you do this to me. What if I'm barren"
"Err.. itu bukan urusan saya. Kalau ikutkan hati mau saja saya sula kau punya kesayangan."dabilang
No problem! Mengkali bagus lagi kalau nda ada. Mau marah pun nda bulih. Salah saya juga sebab saya yang cari nahas. Damn! Saya nda kisah juga bah kalau dia mau tendang saya. But not 'there' okey!!!
"Honey kejam!"
"Dear marah saya ka?"Shine bilang sambil buat muka kesian. Shine kasi weak saya punya hati.
"Of course not!(Ya) I love you so much"
"That's good lah. Lepas ni jangan lagi kau suruh saya buat perkara yang saya nda suka?"selesai bercakap Shine terus saja keluar.
Salah leh saya minta kiss? Bukan juga saya suruh dia half naked. Bah! Inda apa.. Ini kali saya kalah. But we have not finished yet!
A week has passed..
Although she had forgiven me, but she still did not want to give me a chance to make up for all my mistakes. As usual she likes to play hard to get with me.
Layanan dia terhadap saya. Okey jugalah. Tiada dia layan saya dingin or ignore saya. Tetapi setiap kali dia bercakap. Mesti dia akan bagi ayat ayat sarcasm. Shine sengaja buat begitu. Dia mau balas dendam sebab saya suda kecewakan dia. But it's okey. Apapun hukuman dia. Saya sanggup terima. Tipulah kalau saya bilang nda terasa dengan apa yang dia bilang. Of course. Saya terasa. Sakit baitu. Ayat dia tu macam sembilu. Menusuk di kalbu. Lepas itu dia suruh saya give up, nda payah buang waktu pujuk dia sebab kami nda akan bersama semula. Dia akan belajar lupakan saya dan dia suruh saya balik pangkuan Thyia. Macam macam lagilah yang dia cakap. Namun itu inda mematahkan semangat saya. Semakin dia tolak saya. Semakin saya gigih mau dapatkan dia semula.
"Why are you sitting here alone?"saya tanya Shine dari arah belakang. Time tu dia duduk di Patio.
"Saja ja.."
Saya terus melabuhkan punggung. Duduk disebelah Shine. Spontan saja tangan saya paut kepala dia pigi bahu saya. Nda sangka pula Shine memberikan respond yang baik. Lepas tu, saya belai belai rambut dia. Again Shine kasi biar saja saya buat begitu. Hati saya pun macam berbunga bunga sikit.
"Shine..."saya panggil dia, saya masih lagi belai rambut dia.
"Emmh..."sahut Shine. Lembut saja nada suara dia. Nda ada dingin macam selalu.
"Can we start over again?"luah saya
Shine terus pandang saya dan kami dua saling berbalas pandangan. Saya harap Shine faham dengan maksud pandangan mata saya yang penuh berharap.
Tanpa sedar jarak muka saya semakin dekat dengan muka Shine. Then, bibir saya suda pun menyentuh bibir Shine. Saya kucup bibir dia perlahan lahan dan penuh gently. Beberapa detik kemudian, Shine turut membalas ciuman saya.
Hati kecil saya terus berbisik...
"Thank God... Finally I made it..."
Maybe she did not mad at me again and maybe this times I had chance.
Kunun...
After that...
Tiba tiba Shine tolak saya dan saya terus tersentak... Punya siuk saya suck tu lips dia. Gantung terus saya. Haish!
Did I crossed the line again?
"Honey, what happened?"saya tanya Shine dengan raut muka yang bingung. Lebih lebih lagi Shine time tu sedang tutup mulut dia dengan tangan.
"I'm so sorry. This is wrong! I supposed not to do that!"Shine terus menjarakkan diri dari saya.
"It's nothing wrong with this. I knew you still love me"
Shine terus mengelengkan kepala.
"Honey masih cintakan dear kan?"saya pegang kedua belah bahu Shine sambil pandang dia.
"Ti..dak"
"You're lying! If you don't love me. Why did you kiss me back?"
"That was a mistakes!"
"What are you kidding me?"
Seriously? Mistakes? How can that be a mistakes.
"Just.. just forget it about that kiss?"Shine bingkas bangun. Mau masuk ke dalam.
"How can I forget it?!"nada suara saya sedikit kencang. Hati saya panas sikit. Why she always makes the situation more complicated.
Shine nda jadi meneruskan langkah. Namun dia diam membisu saja.
"Bulih ka honey jangan lagi hidup dalam penafian? If you love me, just say it and we start from the beginning"
Shine still diam. Ini yang saya malas. Kalau dia suda jadi babou.
"We can, right?"saya usap lembut pipi Shine
"I'm not sure if I can"Shine bilang, lemah
"Honey, I promise... I won't hurt you again. And give me a chance to fixed all my mistakes"
"Abin.. don't force me"Shine bilang dan lepas tu dia terus berlalu. Meninggalkan saya dalam keadaan terpinga pinga.
Damn!
Lepas Shine masuk, saya duduk termanggu sorang sorang di Patio sambil terkenangkan banyak perkara.
I thought I was successful. But it was not. I know she enjoyed my kisses. But she denied. Why? Because she was ego. Like me.
Sometimes loving can be hurt. Sometimes it was not. I would denied, it was a very difficult.
Perangai stubborn Shine mimang selalu menguji ketahanan dan kesabaran hati saya. Suda bermacam macam cara saya cuba supaya dia mau get back sama saya. Segala ayat ayat power pun habis saya keluarkan. Kalau saya ada kuasa macam tu katun boboiboy pun saya akan guna. Hati Shine mimang keras dari batu. Lebih tebal dari tembok. Sukar saya mau kasi lebur dan sukar saya mau yakinkan dia.
God, what should I do?
"She is sturbborn, right?"suara Hackie mengejutkan saya dari terus termanggu di Patio
"Yes, seems so"saya menoleh lalu senyum hambar. Mesti Hackie suda nampak or mendengar segala galanya.
"Wanna go out? Maybe we can drink some beers."
Saya angguk kepala saja dan kami dua terus saja pigi Restaurant and Bar. Borak borak sambil minum beer. Bulihlah kasi warm warm sikit tu badan. Suhu di luar sana hampir mencecah paras beku. Rindu pula saya dengan sinaran matahari.
"What are you gonna do now?"Hackie tanya saya
"I don't know... maybe I should give her a space for while. Because she told me, don't force her."luah saya sambil picit picit dahi. Buntu.
"Are you give up already?"
"Hell no! Saya nda akan datang sejauh ini kalau mau give up. Lagipun kalau saya nda berjaya berbaik sama Shine. My dad mau kahwinkan saya dengan anak kawan dia"
"Hahaha!!"Hackie terus ketawakan saya. Lucu leh?
"It's not funny okey"
Mimang nda lucu. Dadi ada bagi warning sama saya. Kalau saya nda berjaya pulihkan hubungan saya dan Shine. Dadi mau kahwinkan saya dengan anak kawan dia yang tinggal di kampung sebelah. As usual saya nda bulih membantah. Namun bukan bermakna saya setuju. I know they are do that for my own good. But I'm not interested in an arranged marriage.
"Alright.. alright.. I'm sorry.. hihi"Hackie bilang dengan ketawa yang masih bersisa. Eh.. bikin panas ni kusai!
"Ummh, I got a plan"Hackie bilang lagi
"What plan?"saya tanya Hackie. Dahi saya berkerut tingu dia.
Hackie terus kasitau saya apa dia punya plan. Obviously for me it sounds very ridiculous.
"No, Kie. That is a bad idea."saya bilang, membantah sekeras kerasnya plan Hackie.
"That's not true.. you said you wanna give her space."
"I know.. but it does mean I want to leave her just like that..."
"So, do you have a better plan?"
Mimang saya nda ada apa apa plan. Utak saya totally blank. Kalau saya nda ada cara lain. Mengkali saya pugai dia tu nanti... Inda bah.
"Entah. Tapi saya yakin plan kau nda akan berjaya. I know very well who she is."
"But at least we should trying, right? I know Hope still love you. However she didn't want to admit it. Because she was ego and stubborn. And maybe we should give her a little bit lesson"Hackie bilang, cuba menyakinkan saya sambil senyum jahat. Adei..
Saya diam sejenak... Berfikir samada saya patut bersetuju ikut idea gila Hackie atau tidak?
"So?"Hackie tingu saya
"You know what? Your plan is like a gamble. If lah if your plan did"
"Hey.. believe me.. my plan will succeed one hundred percent."Hackie potong cakap saya
Saya pun terus termakan sama kata kata Hackie yang yakin tahap dewa.
Jadi pada malam itu juga Hackie terus kasi jalan dia punya plan. Balik saja dari Bar, Hackie hantar saya pigi Apartmentnya sebab dia nda mau saya berubah fikiran. Hackie bilang, serahkan saja kesemuanya sama dia. Ya. Mimang saya sedang menyerahkan nasib saya ke dalam tangan Hackie. Kalau rancangan dia gagal? I'm finished.
Did his plan will succeed?
The answer is no!
It's exactly as I said.
Damn!
Shine nda ada kejar saya mahupun cari saya. Macam yang Hackie suda plan. Malah Shine nda mau berjumpa sama saya. Hackie cakap, pada awalnya plan dia berjalan lancar. Kunun. Namun, lepas Shine tingu saya punya Luggage nda ada. Dia terus batalkan niat dia tu dan dia sangka saya betul betul give up lalu kasi tinggal dia begitu saja. Puas suda Hackie pujuk Shine supaya pigi kejar or cari saya. Tapi Shine tetap nda mau.
"I told you, man!"saya bilang dengan nada kencang. Apabila Hackie selesai menceritakan semuanya sama saya.
"I'm sorry. I'm supposed to hear what you've to say. I never thought that she will be so stubborn"bilang Hackie, riak muka dia tampak serba salah.
Baru dia tau ka macam mana perangai sturbborn dia punya cousin?
Saya hanya mampu melepaskan satu keluhan yang berat sambil kasi sandar kepala saya di Couch. Fikiran dan hati saya berkecamuk. Semua usaha saya selama seminggu jadi sia sia. Mimang niat saya mau bagi space sama Shine. Tapi bukan kasi tinggal dia macam itu saja...
-To be continued-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top