CHAPTER 10

"Honey.. please tell me where are you? I'm worry about you."

"I'm sorry because I ignoring you."

"I love you and I didn't have any affair with Thiya. Trust me.."

"If you've read and hear my message, please call me back as soon as possible"

Saya nda tau, entah keberapa kali saya menghantar mesej yang sama seperti itu. Dan entah keberapa kali saya menghubungi Shine dalam tempoh sejam.

I don't know where she is?

Where did she go?

And I'm outta what to do...

Shine sengaja kasi off dia punya Phone. Dia nda mau bercakap sama saya dan dia nda mau saya cari dia.

Pada hari yang sama Shine tinggalkan saya. Mr Rien telah bagitau saya. Shine suda bagi notis berhenti kerja selama 24 jam. I'm not surprised because I was expecting it.

"Mr Winkell.. Shine betul betul suda resign ka?"Jovean tanya saya time saya berlimpas dengan dia luar ofis

"Ummh.."itu saja saya sahut dan saya terus berlalu pergi

"Oh... patutlah..."

Langkah kaki saya terus terhenti dan saya menoleh ke arah Jovean. I was wondering why he said like that?

"Jov?"

"Yup?"

"Why did you say like that?"saya tanya Jovean dengan raut muka 'corious'

"Yang.. mana?"Jovean tanya saya sambil garu garu kepala

"Yang kau cakap 'patutlah'. Why?"

"Oh.. anu, kemarin. Saya sama Shine lepak sana KFC. Dia say sorry dan say thank you dengan saya... Rupanya Shine berhenti kerja bah pula.. Err... nanti Mr, tolong cakap sama Shine. Saya pun mau minta maaf juga. Yalah. Saya kan selalu kacau dia..."Jovean bilang dengan nada sedih. Of course dia sedih bestfriend dia suda berhenti.

Saya angguk kepala dan terus berlalu tinggalkan Jovean. Masuk ke dalam ofis saya dengan raut muka yang sugul.

Macam mana saya mau kasitau Shine. Kalau saya sendiri pun nda dapat menghubungi dia. Shine mimang suda plan dengan rapi yang mau pergi dari sini tanpa pengetahuan semua urang. Termasuk saya. Gosh...

Khabar mengenai Shine berhenti kerja tersebar dengan begitu cepat diseluruh ofis. Almaklumlah.. berita panas. Semua staff staff suda mengetahuinya. Kecuali Thyia saja yang masih belum tau. Thyia masa tu sedang bercuti selama 2 minggu. Dengar cerita, dia melancong ke Jeju do or Jeju? Something like that. Saya pun nda berapa pasti sangat. That's why lah saya belum dapat buat apa apa sama dia. Damn! Bila staff staff tanya? Saya bilang 'no komen' saja

Two day after she left me and after for many times I call her. Finally she answer the Phone. I'm happy I can talk to her. But my excitement was only for moment...

"Where are you?"-Abin

"Somewhere.."-Shine

"Kenapa honey tinggalkan dear macam tu saja?"-Abin

"Bukan ini ka yang kau mau? Jadi kenapa sekarang kau cari saya? Pigilah berkepit sama si giuk.."-Shine

"Saya bilang tinggal berasingan saja dan bukannya suruh honey berhenti kerja..."-Abin

"Buat apa saya terus kerja di situ? Oh! Supaya saya bulih tingu kemesraan kamu dua ka?"-Shine

"Honey.. I swear to God. I didn't cheat on you. Trust me.."-Shine

"Ntahlah, Bin. Maybe you're right, maybe we should live saparately for while. So, I'll do as you wish.. and"

Belum habis Shine bercakap, saya terus potong. Saya nda mau dengar dia ungkit ungkit perkara itu lagi.

"No.. no.. don't say like that.. I'm so sorry, honey sebab bilang begitu. Please tell me where are you, now? I'm worry about you.."-Abin

"Don't worry. I'm safe.."-Shine

"Honey balik kampung ka?"-Abin

"No.. and I'm not gonna tell you, where I'm now. Tapi, lepas ni mungkin kau nda akan dapat menghubungi saya atau jumpa saya dalam tempoh yang lama.."-Shine

Panjang betul Shine sebut perkataan 'lama'

"What do you mean?? I..I did get..get it?"-Abin

She did not answer my question. But she said something that I will never forget. And what she said was came from her heart.

"Dear.. I'm so sorry.. dari awal kita bercinta. Saya sedar, saya banyak menyusahkan dear. Yes! My biggest mistake ialah nda berterus terang dengan dear dari awal lagi. Tapi, itu bukan bermakna saya pinggirkan dear. No! You always be my priority and you the only man that I love with all my heart.."-Shine

"Stop it! I don't want to hear.."-Abin

"No! You have to hear it.."-Shine

"Jangan cakap macam bah. Just... just tell me where are you? And kita bincang elok elok. Okey, sayang?"-Abin

Saya nda dapat menahan sebak dan saya terus menangis. Dari cara Shine bercakap tu. Saya tau, saya nda akan berjumpa dengan dia. Bukan dalam tempoh yang lama. Tapi, Shine mimang nda mau berjumpa dengan saya. Because she mad at me. She doesn't want to trust me any more and maybe she hates me too...

"Dear, sepanjang kita bercinta saya sangat bahagia. Dear, seorang yang sangat memahami. You're always on my side. No matter in good and bad times.. Only this time you not stay by my side. But I won't blame you. Sebab semua masalah ini berpunca dari saya.."-Shine

That's not true. It was my fault not her.

Sebenarnya, saya nda berapa ingat apa yang Shine cakap. Saya asyik menangis. Saya nda menyahut bila Shine panggil. Saya nda sanggup mau dengar apa apa lagi dari dia. I felt very guilty.

"Mr Ealvin Winkell!!"-Shine

"Wh..at?"-Abin

"Thank you.."-Shine

"For what?"-Abin

"For what you have done. I really appreciate it. Thank you for remainding me what butterflies feel like. Sebab dear saya bulih rasa macam mana di cintai dan mencintai. I learned a lot from you. And thank you because you never take a avantage on me.."-Shine

"Honey.. please comeback.. don't leave me. I know, cause of my ego, saya suda melukakan hati, honey. I'm sorry to let you down. Can you give me a chance to fixed all my mistakes that I've done?"-Abin

"It's too late! Too many thing you do, so that makes me hurt. Espescially.. bila Thyia? Yeah. You know what I mean, kan? I'm really tired.. I'm tired of all this.."-Shine

When she says that she's 'tired' It means she has given up with our relationship and she was truly heartbroken...

"I swear, saya nda ada apa apa hubungan dengan Thyia. Percayalah.."-Abin

"I trust you. Tapi..."-Shine

"Tapi, apa?"-Abin

"Penjelasan kau kurang menyakinkan saya. And I think"

Sekali lagi saya pintas cakap Shine. She can go any where she wants but I don't want to broke up with her...

"No! No! No! Don't you dare kasi putus hubungan kita. Saya nda akan lepaskan kamu, Shine"-Abin

"Tapi saya suda buat keputusan"-Shine

I really get to know her. If she has mada a decision. There is no turning back and nobody can stop her. Nobody!

"Honey.. jangan buat dear macam ni bah... I..I can't live without you..."-Abin

"Yes. You can. I know you can live without me. But just because I let you go, it doesn't mean I wanted to"-Shine

"So, comeback to me.. biar saya tebus semua kesalahan saya dengan honey. Saya akan buktikan yang saya nda ada apa apa hubungan dengan Thyia"-Abin

"I'm so sorry... I have to go now. See you when I see you..."-Shine

Tanpa memperdulikan rayuan saya. Shine terus hang up that Phone. Bila saya call semula. It's too late. Nombor Shine nda dapat dihubungi. She did not want to hear my explanation.

On that day, I don't know how many times I cried. I really feel lost. And that's really hurts me.. It's like there are millions of knife slicing my heart.

After that, saya memberanikan diri menghubungi Grace. Saya nda menghubungi Joy. Sebab saya tau. Joy nda akan cakap apa apa sama saya. Firasat saya juga kuat mengatakan Joy partner in crime Shine. Time saya bercakap dengan Grace, of course Grace marah saya dengan perencah secukup rasa. Saya terima dan tadah saja telinga. Saya layak kena marah. Kalau saya berada di tempat Grace dan Joy. Maybe, I will do the same thing...

Seperti yang saya suda jangka. Grace jaga nda mau kasitau saya di mana Shine berada. Dia cuma cakap, Shine pergi ke suatu tempat untuk tenangkan fikiran dan buat sementara waktu Shine nda mau diganggu. Saya tanya Grace...

Adakah Shine still di Sabah?

Her answer was 'No'

"Nanti, kakak kasitau. Bila kamu bulih jumpa dia.. Buat masa ni kamu dua kasi tenanglah diri masing masing. Kamu anggap saja ni sebagai hukuman diatas kebuduhan kamu sendiri.."-Grace

Saya bilang 'Bah' saja. Mimang saya buduh. Yes, she was right. This is my punishment. Sempat lagi Grace mengomel yang dia akan terberanak awal gara gara masalah saya dan Shine.

Hanya masa saja yang dapat menentukan. Bila saya bulih jumpa Shine. Maybe in a month or a year and probably more than that. As long as I can meet with her. Yes, I'm willing to wait. And even if she was at the end of the world. I'm also willing to go there...

One month since she left me. My life totally miserable. Makan dan tidur saya nda teratur. Saya menyibukkan diri dengan kerja, kerja dan kerja. Begitu sajalah cara saya mengalihkan perhatian supaya nda terlampau teringatkan Shine. Hidup saya betul betul terasa kosong. Terutamanya, bila saya berada di rumah. Setiap sudut rumah. Saya selalu terbayang kehadiran Shine. Kalau saya pigi dapur, saya terbayang Shine sedang sediakan hidangan or kemas dapur. Di Living room pula, saya terbayang dia sedang berbaring di sofa sambil tingu Tv. But sometimes Tv yang tingu dia. And of course in her Bedroom. Di situlah kebanyakkannya kami dua menghabiskan masa. Bercerita segala macam angan angan Mat Jenin. Adakala sampai bergaduh sebab nda mau kalah.

How is she?

Is she good or not?

Did she miss me too?

Or did she happy?

Soalan yang selalu bermain difikiran saya. Setiap kali saya terkenangkan Shine. Perasaan rindu tu, susah saya mau gambarkan macam mana. Yang pasti berpisah dengan Shine telah mengajar saya apa itu erti 'Appreciated'

Saya masih nda tau, Shine ada di mana. Saya cuba cuba kurik rahsia dari Joy. Malangnya, belum apa apa lagi saya suda kantoi. Joy nda mau bagitau saya apa apa pun tentang Shine. Surely he wants to protect his sister...

Family saya suda tau tentang perselisihan faham saya dan Shine. Mulanya saya nda mau bagitau durang. Tapi, mami saya balik balik mau bercakap sama Shine. Rindu, dabilang. Saya nda ada pilihan lain dan saya terpaksa kasitau durang. Apalagi, teruk saya kena marah. Dadi marah saya, kaw kaw. Tembus sampai ke tulang sum sum. Faham sajalah macam mana garangnya dadi saya. Mami saya yang nda pernah marah pun turut memarahi saya juga. They get frustrated with me and blame me. Also a bit sad.

Not just them but everyone was blaming me and angry with what I have done to her... Like I said, I accept and will not be denied. I've got a lesson on my attitude of being overly ego and my stupidity.

Thyia?

Yes. That's for sure! Dia happy. Bila dia tau Shine suda resign. Sengaja dia tanya saya. Kenapa Shine tiba tiba resign? Saya bilang, nda lama lagi kami mau kahwin. Sebab itulah saya suruh Shine berhenti. Saya mau Shine fokus dengan wedding kami dua. Saya nda kisah berbohong or menambah dosa kering dengan dia. Apa yang penting, saya nda mau dia tau saya dan Shine tengah krisis sampai Shine menghilangkan diri.

About that pictures? Of course, I would not let her get away with it. Yup. I gave her a little lesson. She deserved it. Because of that damn stupid pictures. My relationship has been destroyed.

Flashback to a month ago...

"That night? You kiss me, you pay someone to take a picture and then you send that picture to Sunshine. Everything you've planned it, right?"

Saya fokus pada gambar yang saya ingat saja. Saya nda mau mengulas gambar yang saya nda ingat. Buang karan saja.

"You cakap apa ni? I tak fahamlah?"

"Don't pretend like you don't know what I mean... Just once... Thyia. Be honest with me.."

"I didn't do anything, I..."

"I've seen pictures that you send to her. All of them!"saya potong cakap Thyia. Mata saya tajam meningu dia.

Thyia terdiam sejenak.

What now?

Does she still want to deny it?

"Just tell me, why did you do all that?! Why??"saya meninggikan suara sedikit.

"WHY? It's simple! I nak hubungan you berdua putus!"Thyia terus mengencang sama saya

"Then, what?!"

"You and me, will be together.. I'm sure you won't regret it.. I don't need you love me back. I just need you be with me. That's it.."

She's psychotic!

"You're insane, Thyia.."saya menggelengkan kepala. Lama lama saya yang jadi insane.

"No.. I did that because of love."

"Love?"saya terus kerut dahi.

"Yes! Love! I love you. I love you than anyone I ever met."Thyia bilang dengan yakin

"You're totally wrong! That's not love"

"I know.. what is love. You don't need to tell me."

"No! You don't!"saya membidas cakap Thyia dan dia roll eyes sama saya.

Eii.. Geram saya. Macam saya mau cungkil saja tu biji mata. Cinta jenis apakah yang merosakkan hubungan urang?

"It's clearly, because of lust and you know it!"

Sekali lagi Thyia termati kata. Dia diam.

"I'll tell you what, Kau hantarlah sebanyak mana gambar yang kau mau dan kau buatlah apa yang kau suka. Yang pasti, rancangan jahat kau untuk merosakkan hubungan saya dengan Sunshine nda akan berjaya. Because I wouldn't let it happen. And once again I want to remind you. I don't have any feelings for you. Got it?"

Thyia terus senyuman mengijik sambil bagi pandang sinis sama saya. That's kinda freaky...

"Maybe right now you don't have any feelings with me. But who know, esok lusa you jatuh cinta dengan I. You know what? You ni tak ada bezanya dengan mana mana lelaki yang I pernah kenal. They'll say the same as you said. But at the end of the day. They had fallen in love. So, Mr Ealvin Winkell, you jangan bercakap terlalu yakin yang you tak akan jatuh cinta dengan I... Oh well, people nowadays. Curang dengan pasangan dah menjadi trend."bilang Thyia panjang lebar dalam nada menyindir

Saya tahan tahan saja kemarahan saya bila Thyia kasi sama saya dengan lelaki lelaki yang pernah dia kenal. Tiada guna saya berdebat dengan urang yang ada masalah mental.

Benar. Mimang banyak lelaki yang suda berumahtangga curang dengan pasangan durang. Contohnya nda payah jauh saya tingu. Cousin saya, kawan saya dan beberapa urang kenalan terdekat saya. Telah curang dengan pasangan durang. Sometimes kedua pasangan tu sama sama curang. Tapi, saya bukan spesies lelaki seperti itu.

"You can say whatever you want. I don't care. All I know. I love Sunshine and no one can change my feelings. You have to remember, your secret's no longer safe, Thyia"

"Go on... you can tell him. Because you don't have any proof and I wasn't scared anymore."Thyia bilang, angkuh

"Indeed... I don't have any proof. Yet. But I'm gonna find. Just give me some time.."

Memandangkan Thyia mencabar saya. Maka, sejak dari hari tu saya betul betul berusaha cari bukti tentang skandal atau apa apa saja kelemahan Thyia. Kalau saya suda terdesak sangat. Saya akan bikin bukti palsu. Yang penting matlamat saya untuk memberi pengajaran dengan Thyia tercapai.

Kalau diikut rasa sakit hati. Lama suda muka Thyia tu, saya tampiling or mulut dia, saya kuyak kuyak. But my parents told me. Always respect all women. Yes I did. I still respect her. Although she do something worst to someone that I love...

Probably I was lucky... Seminggu kemudian. Saya dapat satu maklumat yang sangat menarik tentang Thyia. Dengan life stail Thyia yang sosial. Nda susah jumpa dia punya kelemahan. Bilang tu uranglah. Tapi, bulih tahan lumayan jugalah duit saya hilang gara gara mau dapatkan tu maklumat. But, it's okey... Because it really worth it.

Saya nda menunggu lama. Saya terus saja bagi dengan Thyia. Dia yang mau sangat. So, saya tunaikanlah.

Reaksi Thyia?

Semestinya dia sangat terkejut. Pucat terus muka dia. Macam urang yang nampak hantu. Perasaan saya sangat sangat puas. My mission is complate.

What is that?

It's a picture.

Pictures, that will make her mouth shut up for a while or forever. I do not want to talk too much detail about that pictures. Because it's personal and too embarrassing. I only can say, that pictures from her past.

"Whe..re did...did you get.. get this pictures?"bilang Thyia tergagap gagap sebab dia masih dalam mood terkejut

" It's nice, isn't it?"saya pandang Thyia sambil senyum miring

"No! Please tell me, where did you get it?"bilang Thyia dengan nada terdesak. Mata dia mula berair.

"It doesn't matter. I just want to you listen carefully to every word I say... If you still disturb my life or ruin my relationship. In each day. In every single hour.. I'll send this pictures to Mr Rien. I'm sure, he's gonna love it.."saya bilang sambil pandang tepat ke dalam anak mata Thyia. 'Don't think you can mess with me!' Begitulah maksud pandangan saya.

"Please.. Don't do that.."bilang Thyia lemah sambil geleng kepala

"Why not? Oh, come on.. Bukan kau cakap, kau tidak kisah dan kau tidak takut?"saya ulang semula apa yang dia pernah cakap.

"I'm begging you... He will kill me if he saw that.."rayu Thyia

Like I care?

Yang kena bunuh dia dan bukannya saya.

"Well, that's not my problem."saya bilang acuh tidak acuh sambil angkat bahu.

"I janji I tak akan ganggu hidup you dengan Sunshine lagi.. trust me.."

"No. I don't trust you anymore. Did you forget? You promise me. But then, you did it again and again and again. I've had enough with all that."

"I swear.. This time I won't lie and I'll keep my word.."

Saya terus tersengih..

It's like a 'Deja vu'

Masa Thyia pijak kaki Shine dulu. Dia pun pernah berjanji dan bersumpah. However? She broke that promise and she fool me too.

"It wasn't easy, Thyia. Once you've liar you will always liar."saya bilang

Thyia terus merayu rayu sambil menangis nangis sama saya. Macam macam Thyia cakap. Dia berjanji, bersumpah nda akan ganggu hidup saya dan Shine lagi. Saya kasi biar saja Thyia bercakap. Bla bla bla... Lepas saya bosan dengar rayuan Thyia. Saya tinggalkan dia begitu saja. Saya sengaja bikin dia terseksa.

Niat saya hanya mau menakut nakutkan dia saja. Inda juga saya sampai hati biar dia kena bunuh Mr Rien. Tetapi, kalau dia masih lagi menganggu ketenteraman hidup saya. Well, I will think on it.

Flashback end...

Since then, Thyia terus diam menikus. If we talk we just talked about work. Lega sikit jugalah hati saya. Namun begitu saya masih memerhatikan tingkah laku dia. Well, who knows? Itu hanya lakonan saja.

Hari saya berlalu seperti biasa. Still busy. Sometimes pigi out station. Saya yang minta Mr Rien tugaskan saya pigi out station. Saya mau cari sedikit ketenangan. Berkemungkinan besar saya akan beralih arah. Kerja di tempat lain. Saya juga suda mulai silik silik jawatan kosong di beberapa buah Syarikat. Di Sabah, Semenanjung serta di luar negara. Harap haraplah permohonan saya di terima.

One day tu.. saya pigi out station ke KK. Bulih dikatakan KK ialah rumah kedua saya. Setiap minggu, saya pigi sana. Tidak sangka pula masa tu saya terserempak dengan Denica di kedai 7eleven.

"Ab...bin.."Denica bilang. Mata dia bulat tingu saya. Kami dua sama sama terkejut.

"Uik.. Den... saya nda sangka bulih jumpa kau disini oh.."saya bilang, ramah. Penampilan Denica agak lain sikit, saya tingu.

"Oh... Ya.. saya pun.. begitu juga.."Denica bilang dengan nada awkward.

"Kau apa khabar?"

"Okey jugalah.. kau?"Denica tanya saya sambil tutup perut dia pakai handbag.

"Sihat. Like always"

Saya ajak Denica duduk di kedai kopi. Berborak borak kosong dan bertanya khabar masing masing. Denica juga tanya khabar Shine. Denica rindukan Shine. Saya pun. Denica bilang, dia mau jumpa Shine sebab dia mau minta maaf di atas semua perbuatan yang pernah dia buat sama Shine. Tetapi, dia malu dan risau dengan penerimaan Shine.

Lepas apa yang Denica buat sama Shine. Saya yakin, Shine masih bencikan Denica. Sejauh mana kebencian dia terhadap Denica? I'm not sure about that. Lagipun Shine ni, kalau dia suda benci sama seseorang tu. Dia akan benci urang tu sampai bila bila. Sebab itulah dia nda suka mencari gaduh. Kecuali dengan saya saja Shine suka cari gaduh. Susah dia punya hati kalau nda bergaduh sama saya.

Time saya bercerita dengan Denica tu... Mata saya balik balik terarah sama perut Denica yang agak menonjol. Is she pregnant? Is she married?

"I'm pregnant..."bilang Denica selamba. Mungkin dia perasan saya balik balik silik perut dia

"Owh.. Congratulations."saya bilang. Ikhlas. Namun pada masa sama saya serba salah. Buduh ni mata. Kenapa juga mau meningu ke situ.

"Den, whats wrong? Kau ada masalah ka?"saya tanya Denica sebab muka dia tiba tiba bertukar muram.

Denica hanya senyum pahit sama saya sambil melepaskan satu keluhan. Macam ada beban berat yang dia tanggung. Lama Denica nda bersuara. Saya nda pun diam diam sajalah. Saya mimang nda berani mau tanya dia lebih lebih macam saya tanya Shine. Sebab Denica ni jenis yang cepat sensitif. Inda bulih silap cakap sikit, mesti dia tersinggung.

Setelah agak lama saya dan Denica diam meyepi. After that barulah Denica meluahkan semua masalah dia dengan saya. Masalah dia sama macam masalah yang sering kali saya dengar. Si boyfriend hanya pandai kasi pregnant girlfriend durang dan then nda mau bertanggungjawab. Begitulah yang terjadi dengan Denica. Family Denica juga inda mau menerima dia sebab dia suda mengasi malu nama keluarga. Dia di halau keluar dari rumah. Kiranya macam dia suda kena buang dari keluarga laitu. Kesian..

Khabar Denica yang saya dengar sebelum ini, ndalah teruk betul. Apa yang saya dengar, kehidupan Denica sangat sosial lepas keluar dari kampung. Banyak suda urang nampak dia keluar masuk Pub dengan lain lain lelaki. Saya nda sangka pula hidup dia seteruk itu.

"Mungkin ini adalah balasan dari Tuhan. Di atas semua perbuatan saya sama Shine "Denica bilang sayu sambil lap lap air mata dia. Ada penyesalan disebalik nada suara dia.

Saya nda mau cakap apa apa dan saya nda mau judge dia. Apa yang saya bulih buat ialah bagi dia kata kata semangat dan tolong yang saya mampu. In my personal opinion. Her family, they should not do that to her because she really need their support.

Denica turut meminta saya merahsiakan apa yang berlaku sama dia dari pengetahuan Shine. Dia nda mau Shine tersalah anggap yang dia sengaja meraih simpati. Saya kasi 'ia' saja

"Dimana kau tinggal sekarang?"saya tanya

"Di *** sana saya menyewa"dabilang

"Uih.. bahaya bah kau tinggal disitu."

"Mau buat macam mana? Saya nda mampu sewa tempat lain. Duit saya yang ada ni hanya cukup untuk tampung hidup saya dalam masa 2 bulan saja. Sewa rumah tu pun lama suda saya nda bayar."

Sudalah family dia halau dia. Saudara saudara dia pun inda mau bantu dia. Malah durang pandang hina lagi dia. Durang gelar Denica, perempuan murahan. Gosh.. Perlukah durang treat dia begitu? Kalau nda mau bantu. At least jangan menghina dia.

Saya suruh Denica tinggal di rumah aunty saya. Nda sampai hati saya tingu dia tinggal di tempat yang begitu. Lebih lebih lagi due dia mau bersalin hampir tiba.

Mulanya Denica menolak. Dia nda mau menyusahkan sesiapa dan dia segan dengan aunty saya. Pujuk punya pujuk. Akhirnya Denica bersetuju. Itupun terpaksa.

Aunty saya menerima kedatangan Denica dengan hati yang terbuka. Apapun sejarah hitam Denica. Aunty saya nda ambil paduli tentang itu semua. Aunty saya cakap, jangan menilai seseorang itu dari kisah hitam dia. Tapi, nilailah siapa dia sekarang. My aunt, she's a very kind. Suka tolong urang tanpa mengira latar belakang.

Dua minggu kemudian, Denica selamat melahirkan baby Boy secara normal dan baby dia sihat. Syukurlah. Denica kasi nama anak dia Cypruz or baby Cruz. Muka baby Cruz ikut muka dia punya dadi. 100 peratus macam muka urang putih. Family Denica tau yang Denica suda bersalin. Saya yang kasitau. Namun tiada durang pigi melawat dia.. Nampaknya hati durang masih keras dan enggan memaafkan Denica.

Denica ada mengatakan hasrat dia sama saya. Selepas habis pantang dia mau cari tempat tinggal. Dia nda mau terlalu menyusahkan aunty saya. Jadi dia suruh saya carikan dia rumah sewa. Pada awalnya saya mimang nda setuju. Aunty saya pun sama juga begitu. Bukan apa bah, aunty saya sayang betul dengan anak Denica. Tapi, Denica tetap berkeras. Dia janji akan melawat aunty saya seminggu sekali. Last last saya dan aunty saya ikut saja permintaan dia.

Mujurlah saya ada jumpa rumah sewa yang murah. Namun, rumah tu terletak di tingkat paling atas dan biliknya paling hujung. Denica cakap dia nda kisah. Asalkan ada tempat berteduh. Saya tolong dia bayarkan tu deposit sewa rumah. Termasuk dengan sewa bulanan selama 5 bulan
Saya rahsiakannya dari Denica. Saya bilang sama Denica, owner rumah tu kawan saya dan owner tu akan minta sewa lepas 5 bulan dia tinggal di situ. Mimang kentaralah alasan saya tu meragukan Denica. Tapi saya suruh dia jangan fikirkan sangat. Nasib jugalah Denica terperdaya dengan cakap saya. Sikit sikitlah.

Day after day has passed, almost three months I did not hear anything from her.

Until, one day..

Someone and told me where she is...

I'm shocked! I never expected she would go that far. Alone alone lagi. She's an incredibly brave. I'm so happy and I want to see her as soon as  possible...

-To be continued-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top