(G)One [Kise x Reader]

[Kise Ryouta x Reader]

DISCLAIMER TADATOSHI FUJIMAKI

Karakter lelaki hanya milik Tadatoshi Fujimaki. Dan alur cerita, sepenuhnya milik saya.

Warning! Typo, OOC, gaje, dan hal absurd lainnya banyak bertebaran di cerita ini!

.

.

.

"(Yourname)-cchi! Lihat-ssu! Bajuku bagus kan?"

"(Yourname)-cchi!Bagaimana menurutmu sesi yang tadi-ssu? Keren kan?"

"(Yourname)-cchi! Ayo kita makan siang-ssu! Aku sudah meminta manager memesan ramen dan takoyaki untuk kita!"

"(Yourname)-cchi ..."

"Ryouta-kun, bisakah kau mengecilkan sedikit volume suaramu itu?" ujarmu dengan wajah cemberut. Pemuda pirang di depanmu pun tersenyum canggung. Dielusnya kepala belakang seraya mengatakan, "maaf-ssu. Hanya saja aku terlalu senang karena kau mau menemani pemotretanku kali ini-ssu."

Kau hanya mengangguk dan tersenyum kecil kepadanya. Lagipula, ini memang keputusanmu sendiri untuk menemaninya menjalani profesi sampingannya itu. Jadi, kau seharusnya sadar dengan konsekuensinya.

"Tak apa, Ryouta-kun. Aku hanya tidak terbiasa dengan suasana lokasinya. Sehingga hal itu membuatku merasa kurang nyaman," ucapmu lembut. Kise mengangguk senang.

"Kalau begitu, ayo kita keluar, (Yourname)-cchi!" ajak pemuda pirang itu. Kau pun menyambut uluran tangannya dengan senang. Lantas segera mengikuti jejak pacarmu yang bertingkah childish itu.

*****

Kise Ryouta dan (Surname) (Yourname) adalah sepasang kekasih yang berasal dari sekolah yang sama, SMA Kaijo. Pemain basket yang merangkap sebagai model terkenal itu jatuh cinta pada (Yourname) yang notabene dingin kepadanya. Bagi Kise, (Yourname) adalah gadis yang berbeda di antara teman sekolahnya yang rata-rata adalah fans pemuda blonde itu.

Setelah menerima pernyataan cinta pemain dengan posisi small forward itu, tentu tidak mudah bagi (Yourname) untuk beradaptasi dengan status sang pacar yang merupakan model tersohor. Bahkan, tak jarang ia menerima pem-bully-an dari fans fanatik Kise. Hingga semua itu terlewati dalam hubungan mereka yang nyaris setahun.

Kini, mereka berdua sedang berada di luar. Jalan-jalan sebentar sebelum makanan yang dipesan oleh sang manager datang. Pemandangan musim gugur yang indah menyelimuti mereka. Seperti suasana romantis dalam serial dorama yang diputar setiap bulan.

"(Yourname)-cchi, apa kau menyukai musim gugur-ssu?" tanya Kise di samping (Yourname).

"Tentu saja, Ryouta-kun. Musim gugur itu saat di mana udara begitu sejuk. Membuatku betah untuk jalan-jalan seperti ini," jawab (Yourname). Kise pun mengangguk kecil.

"Kau sendiri bagaimana?" lanjut (Yourname).

"Ah, aku sih biasa saja-ssu. Seperti yang (Yourname)-cchi katakan, udaranya begitu sejuk. Namun, di satu sisi aku juga merasa risih melihat daun-daun yang berguguran ini-ssu." Kise menadahkan tangannya. Menyambut sebuah daun sewarna senja yang mendarat dibawa angin.

"Mengapa bisa begitu?"

"Entahlah-ssu. Mungkin karena mereka terpisah dari pohon yang sudah menjaga mereka sekian lama-ssu." Tatapan Kise terlihat begitu sendu ketika menelisik daun itu.

"Ryouta-kun..."

"Ya-ssu?"

"Sejak kapan kau melankolis begini? Ayolah. Ini bukan Ryouta-kun yang kukenal," ujar (Yourname) tak suka melihat sikapnya itu. Seketika itu juga Kise memasang senyum lebar.

"Tehee~ Aku terbawa suasana-ssu," ucapnya. (Yourname) pun menggeleng kecil seraya meninju bahunya pelan.

"Eh, sebentar." Kise segera merogoh sakunya begitu dering sebuah benda terdengar. (Yourname) hanya diam melihat Kise yang menerima panggilan dan memilih untuk menunggu hingga selesai.

"Ada apa, Ryouta-kun?" tanya (Yourname) penasaran.

"Ayo kita kembali-ssu! Manager bilang, ramen dan takoyaki-nya sudah datang!"

Sekali lagi, (Yourname) pun berusaha untuk menyeimbangkan langkah begitu Kise segera menariknya dengan penuh semangat. Sementara daun-daun yang berguguran seolah menghujani setiap derap yang mereka buat.

*****

"Maaf, (Yourname)-cchi. Aku tidak bisa kali ini-ssu. Jadwal latihan basket dan pemotretan begitu padat-ssu," ujar Kise di seberang sana.

Kau hanya mengembuskan napas kesal. Belakangan ini, komunikasimu dengan Kise sedikit terganggu. Mengingat adanya sebuah turnamen basket yang akan diadakan. Juga ditambah dari pekerjaannya sebagai model. Membuat kalian harus menjalani hubungan jarak jauh hingga saat ini.

"Ya sudahlah," dengusmu di depan ponselmu yang menyala.

"Eh? (Yourname)-cchi marah ya?" Sedikit ragu bercampur sesal begitu terasa di dalam ucapan Kise yang menanggapi (Yourname).

"Aku tidak marah kok."

"Tapi suaramu terdengar kesal-ssu."

"Itu hanya perasaanmu saja, Ryouta-kun."

"Kalau begitu, bersiaplah (Yourname)-cchi. Aku akan menjemputmu. Nanti, aku akan minta manager mengatur ulang jadwalku-ssu."

"Tidak perlu! Jalani saja pemotretanmu itu, Tuan Model!"

Klik.

Kau segera memutus sambungan walau kau mendengar samar suara Kise. Entah ia mengucap apa, tapi kau tidak peduli. Biarkan saja ia dengan urusannya yang lebih penting itu! Batinmu kesal.

Sebenarnya kau merasa tidak tega memarahi Kise seperti itu. Namun, kau juga membutuhkan perhatian darinya. Sementara di satu sisi, berbagai hal datang untuk memberikan jarak yang dalam di antara kalian berdua.

Apalagi kalian jarang bertemu. Di sekolah, kalian hanya bisa bertemu di waktu istirahat dan sepulang sekolah mengingat kalian yang berbeda kelas. Terlebih jika lelaki itu harus menghadiri latihan basket. Membuatmu berulang kali menelan pil pahit begitu mendapati kelasnya yang sudah tak berpenghuni.

Apakah salah jika aku hanya meminta sedikit waktunya untuk bertemu? Dua hari lagi adalah anniversary kami yang pertama. Padahal aku ingin mengingatkannya akan hal itu.

Kau melirik ponselmu yang tak kunjung menyala. Padahal aslinya, kau mengharapkan lelaki itu meneleponmu balik. Rekaman ketika kalian berbicara tadi terngiang sebentar sebelum akhirnya kau mengembuskan napas. Menyadari ada sesuatu yang salah.

"Mungkin aku terlalu kasar memarahinya ya?" ucapmu. Sedikit bimbang, akhirnya kau mengambil ponsel itu. Kembali menekan nomor Kise dengan perasaan was-was.

Sedikit harapan muncul begitu melihat nada sambungan yang muncul di layar ponselmu. Yang kemudian menjadi semangat ketika Kise menerimanya.

"(Yourname)-cchi?" sahut Kise samar.

"Ryouta—"

Pip.

Kau menatap tak percaya pada ponselmu yang layarnya mendadak hitam. Kemudian mengembuskan napas begitu menyadari bahwa ternyata baterainya habis. "Shimatta ... mengapa terjadi di saat seperti ini?!" rutukmu kesal.

Akhirnya, kau pun pergi untuk mengisikannya daya. Lalu meninggalkan kamarmu menuju beranda guna menikmati angin musim gugur yang kau sukai itu. Tentunya setelah membalut tubuhmu dengan baju yang lebih panjang.

Namun anehnya, belum lima menit kau ada di tempat terbuka itu, badanmu tiba-tiba menggigil sendiri. Kau pun menatap langit yang menguning pucat. Seolah sedih karena beberapa hari lagi ia akan menjadi musim dingin.

Akhirnya, kau memutuskan untuk masuk dan menonton tv. Lagi-lagi kau dibuat jenuh karena tidak ada acara yang menarik. Hanya ada sebuah dorama yang tiba-tiba di-pause karena sebuah breaking news. Membuatmu segera mematikan tv, lalu masuk ke kamar.

"Mengapa tidak ada kabar dari Ryouta-kun ya?" ucapmu sedih begitu melihat tidak adanya pemberitahuan dari lelakimu ketika kau menyalakan ponsel. Dengan akhir kau yang segera membanting diri ke tempat tidur. Sekarang ini, kau benar-benar berharap dapat bertemu dengan Kise walaupun di dalam mimpi.

*****

"Baiklah. Aku tahu aku salah. Tapi ia juga tidak seharusnya seperti ini kan?!" (Yourname) berdecak kesal. Ini adalah hari anniversary mereka yang pertama. Dan Kise malah menghilang semenjak dua hari lalu.

Seharusnya mereka sekarang tengah berdua merayakannya. Entah dengan cara makan berdua di kafe langganan mereka atau mungkin berjalan santai menghabiskan detik-detik sebelum musim gugur berakhir. Namun, semua itu hanyalah ekspetasi mengingat Kise yang sama sekali tidak menghubunginya sampai matahari ingin kembali ke peraduannya.

"Mungkin berendam di air hangat bisa membuatku sedikit rileks," gumam (Yourname). Ia lemparkan ponselnya ke atas kasur sebelum dirinya menghilang di balik pintu kamar mandi.

Selang beberapa belas menit kemudian...

Ting tong.

(Yourname) terkesiap mendengar suara bel itu. Ia hendak mengabaikannya begitu mengingat kalau hanya ia yang berada di rumah. Sementara belnya terus berbunyi meminta perhatian. Mau tak mau, terpaksa gadis itu yang menemui sang tamu.

"... Ryouta ...-kun??" Suara (Yourname) tercekat begitu melihat sosok tinggi bersurai pirang yang tersenyum lebar kepadanya. Di tangannya terdapat setangkai bunga matahari berukuran besar. Bunga kesukaan mereka berdua semenjak satu tahun lalu.

"Hai, (Yourname)-cchi. Bagaimana kabarmu-ssu?" ujarnya ramah. Membuat (Yourname) sedikit gugup. Untung aku sudah mandi tadi. Batinnya.

"Kabarku baik, Ryouta-kun. Kau sendiri bagaimana?" (Yourname) berusaha untuk memasang wajah datar. Seolah menunjukkan bahwa ia masih kesal atas semua kejadian ini.

"Sedikit ... sakit, mungkin?" ucap Kise. (Yourname) membelalakkan mata. Sebelum akhirnya merenggut kesal begitu mendapati cengiran khas lelaki itu. Ia merasa dipermainkan.

"Oleh karena itu, kau sekali-kali harus mengambil istirahat dari jadwalmu yang menumpuk itu, Aho!"

"Aku sudah melakukannya-ssu. Makanya aku bisa menemui (Yourname)-cchi sekarang."

Keduanya terdiam. Sebelum akhirnya Kise memberikan bunga matahari itu pada (Yourname). "Sebagai permintaan maafku-ssu," ucapnya pelan. Setelah mengembuskan napas beberapa kali, (Yourname) pun mau menerimanya.

"Aku maafkan kali ini. Lain kali kau jangan mengulanginya, ya?" (Yourname) tersenyum manis pada Kise. Membuat lelaki itu terlihat lebih cerah dari sebelumnya.

"Kalau begitu, ikut aku-ssu!"

"Eeh?! R-ryouta-kun?!"

Keduanya pun berjalan cepat dengan Kise yang memimpin seperti biasa. Kali ini, bahagia seolah melengkapi mereka. Terbukti dengan tawa keduanya yang pecah sepanjang jalan. Seolah mereka tidak pernah mempunyai masalah. Hingga akhirnya, mereka berhenti di sebuah persimpangan jalan.

"Kita mau ke mana, Ryouta-kun?"

"Nanti (Yourname)-cchi akan tahu. Tapi, kau harus menutup matamu terlebih dahulu-ssu," ujarnya seraya beralih ke belakang (Yourname) yang langsung memekik kaget begitu Kise menutup kedua matanya.

"Tenanglah, (Yourname)-cchi. Tempatnya tidak begitu jauh kok," lanjutnya seraya menuntun gadis itu dari belakang. Mereka pun melangkah pelan sampai (Yourname) bisa merasakan pergerakan mereka terhenti.

"Apakah kita sudah sampai?" tanya (Yourname) bingung. Terlebih begitu Kise seolah tidak menyahut tanyanya. "Ryouta-kun?"

"Nee ... (Yourname)-cchi." Sebuah bisikan kecil menguar dari belakang (Yourname).

"Ya?"

"Apakah (Yourname)-cchi bahagia bersamaku?" Suara Kise terdengar samar. Dahi (Yourname) berkerut. Lalu menjawab bahwa itu adalah pasti.

"Yokatta-ssu. Padahal aku sering membuat (Yourname)-cchi kesal-ssu. Tapi ternyata kau tidak mempermasalahkannya."

"Ryouta-kun, apa yang kau bicarakan? Kita adalah sepasang kekasih. Sudah sewajarnya jika hal itu terjadi. Tapi yang pasti, aku tetap mencintaimu." Tangan (Yourname) bergerak ke atas. Menyentuh tangan Kise yang masih bertengger di wajahnya.

"Ryouta-kun, setelah ini kita harus pulang ya? Kau harus beristirahat. Sepertinya kau masuk angin," ujar (Yourname) khawatir karena tangan Kise yang ia rasakan begitu dingin.

"Tentu-ssu. Sehabis ini aku akan pulang dan beristirahat dengan tenang. (Yourname)-cchi tidak perlu khawatir lagi denganku-ssu."

"Iya iya. Yang penting kau sehat."

"Ngomong-ngomong ..." Kise sengaja menjeda ucapannya. Membuat (Yourname) tak sabaran.

"Happy anniversary, (Yourname)-cchi. Aishiteru."

Bisikan itu mengalun begitu lembutnya, menyampaikan segenap perasaan Kise yang membuat (Yourname) tersenyum lebar. "Aishiteru mo, Ryouta-kun."

Di saat itulah, pandangan (Yourname) mendadak terang. Sekaligus membuatnya bingung akan suasana yang membuatnya seketika merinding. Berbagai pepohonan lebat menaungi ratusan nisan yang tak terbaca namanya.

"M-mengapa k-kita di pemakaman ..." (Yourname) segera berbalik. Seketika itu juga, bunga matahari yang berada di genggamannya jatuh ke atas sebuah pusara dengan nisan bernama yang membuatnya seketika menjadi sesak.

"... Ryouta-kun?" Aliran bergaram segera menghujani pusara itu. Meminta penjelasan atas semua hal yang terjadi kurang dari sejam terakhir itu. Tak kuat, (Yourname) pun jatuh terduduk tepat di depan makam yang masih belum ia percayai namanya itu.

Padahal tadi Kise sendiri yang datang ke rumahnya. Memberikannya bunga, menggandeng tangannya, hingga membawa dirinya ke tempat ini. Namun, mengapa hal ini yang menjadi akhirnya?

"Maafkan aku selama ini-ssu..."

(Yourname) segera mendongak demi mendengar lirihan khas itu. Dan ia mendapati sekelebat bayang tipis, nyaris tak tampak akibat sinar yang menyenja, membentuk siluet tipis yang tersenyum lebar kepadanya.

"Semoga (Yourname)-cchi bahagia selalu." Suara itu kembali terdengar, lebih samar. Sebelum akhirnya bayang itu menghilang bersama angin yang menggugurkan dedaunan.

"Ryouta-kun!!"

Teriakan itu terdengar pilu. Berasal dari seorang gadis yang langsung terjatuh pingsan, memeluk sebuah pusara bertanggal dua hari lalu. Atas nama Kise Ryouta.

*****

Omake.

Dua hari lalu...

Breaking News.

Kali ini, kami melaporkan adanya insiden tabrak lari yang terjadi di persimpangan jalan di dekat tempat pemotretan dari sebuah agensi terkenal. Korban diketahui bernama Kise Ryouta, 18 tahun, yang meninggal di tempat kejadian.

Menurut saksi mata sekaligus kru dari agensi tersebut, korban yang merupakan seorang model terkenal pergi ke sebuah toko bunga di seberang jalan. Namun, ketika ia melewati jalan, sebuah mobil datang dari arah tak terduga dan membuat korban terpental beberapa meter.

"Saya melihatnya keluar dari toko bunga itu seraya membawa setangkai bunga matahari. Namun, ketika ia menyeberang, ia terlihat mengangkat telepon dari seseorang. Padahal ia berada di tengah jalan. Saat itulah mobil hitam itu menabraknya," ujar salah satu kru.

Korban divonis meninggal di tempat karena kehilangan banyak darah. Sementara barang yang ia bawa, yakni sebuah ponsel hitam berikut setangkai bunga tergilas hancur akibat terlindas mobil itu.

Sekian yang bisa kami sampaikan.Kembali kepada host di kantor utama.

.

.

.

Hwee ... Author benar-benar minta maaf. Pertama, karena sudah membuat si Pirang ini mati. Kedua, karena sudah mengingkari janji. ><

Padahal, di chapter sebelumnya, Author bilang akan membuat chapter Kuroko x Reader sehabis Midorima. Tapi sekali lagi tolong maafkan. Entah mengapa yang duluan muncul di pikiran Author itu adalah plot untuk Kise ini. Jadi, daripada hilang, mendingan diketik saja. Eh, gak taunya malah sampai jadi.

Sekali lagi, maafkan diri ini. Untuk besok minggu, Kuroko yang akan mengisi (tentunya sehabis Skip Time kedua). Sekaligus update untuk cerita yang lain.

Hope you like it!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top