The Fate
Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki
Plot is mine.
And happy reading!
.
.
Tahukah dirimu?
Mengapa mata ini selalu bercahaya sendu?
Seperti bintang yang meredup sayu
Itu semua karena ku terlalu berharap padamu
.
.
Yousuka Ainawa.
Apa yang kau sukai, Kuroko-kun?
Sent: 18: 50
Kuroko Tetsuya.
Vanilla milkshake.
Seen: 19:00
Aku sudah tahu hal itu, Baka! Umpat Yousuka di dalam hati. Namua ia tidak peduli. Dilanjutkannya mengetik balasan walau ia tahu jawabannya sangat standar.
Yousuka Ainawa.
Ooh ... Souka. Itu benar-benar enak ya?
Sent: 19:11
Kuroko Tetsuya.
Ha'i.
Seen: 19:15
Yousuka Ainawa.
^_^
Sent: 19:15
Yousuka segera menengadah. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru muda. Mengingatkannya akan isi chat yang baru saja ia balas dengan emoticon itu.
Yousuka mengembuskan napas. Tangannya sibuk memutar-mutar ponsel hitam miliknya. Dan otaknya pun melakukan hal yang sama. Menjungkir-balikkan pikiran demi menemukan topik yang sekiranya dapat memanjangkan percakapan mereka itu.
Ketika sadar otaknya buntu, Yousuka berteriak frustrasi. Dilemparnya benda di tangannya itu ke sembarang arah. Tak peduli dengan apa yang terjadi pada ponsel itu.
Diambilnya sebuah bantal dan segera menangkupkan wajahnya ke atas sana. Ia benar-benar tak menyangka jika ia bisa melakukan hal sebodoh ini. Dan ini semua terjadi atas dasar apa yang ia sebut cinta.
Yousuka kemudian bangkit setelah beberapa menit berubah menjadi patung. Ia menuju meja belajar. Kemudian mengambil sebuah buku tebal berwarna biru muda.
Tch! Untuk apa aku menanyakan hal yang sudah aku ketahui?! Rutukknya seraya membolak-balik buku itu. Ternyata, buku yang ia pegang merupakan buku "data" dimana semua informasi mengenai Kuroko Tetsuya lengkap tersaji.
Kembali, ia mengempaskan dirinya ke atas kasur. Masih dengan membuka buku itu, Yousuka tersenyum ketika mengingat asal mula buku itu ada. Ya. Dia menjadi seorang stalker dadakan ketika lelaki bersurai babyblue itu merenggut seluruh perhatiannya. Dan sekarang, bahkan silsilah Kuroko pun sudah ia hapal di luar kepala.
Namun sayangnya, itu semua dilakukan tanpa sepengetahuan si korban. Tentu saja. Bagaimana mungkin ia terang-terangan mencari info sementara dirinya saat ini berstatus secret admirer? Ah, rasanya pengagum bukan kata yang tepat. Karena Yousuka sudah memendam rasa selama dua tahun kepada sulung Kuroko itu.
"Kuro-chan ... Kapan kau akan mendengarku?" lirih Yousuka. Setitik kristal bening pun meluncur mulus dari mata yang tengah menatap foto itu. Foto pemuda bersurai biru langit yang tengah tersenyum manis.
.
Mengapa dirimu pun tak peka juga
Akan arti rahasia di setiap canda kita
Mengapa pula dirimu tak mau terbuka
Akan perasaanku yang terus menggila
.
"Ossu, Yousuka!"
Yousuka menoleh dan mendapati sesosok lelaki yang tersenyum lebar kepadanya. Rambut gradasi lelaki itu pun sedikit tertiup angin.
"Ossu, Kagami-kun!" Yousuka tersenyum melihat Kagami yang notabene adalah sahabat dari Kuroko. Namun di satu sisi, Kagami adalah salah satu orang yang menjadi tempat curhatan gadis itu tumpah. Dan tentu saja itu semua tentang pujaan hatinya.
"Ngomong-ngomong, apa yang kau bawa itu, Yousuka?" Kagami menunjuk tumpukan kertas yang berada dalam pelukan Yousuka. Membuat gadis berkacamata itu segera tersadar akan sesuatu.
"Ah, ini adalah jawaban kisi-kisi untuk ujian Biologi minggu depan." jawaban Yousuka hanya ditanggapi singkat oleh Kagami.
"Etto, Kagami-kun. Apa aku bisa minta tolong?"
"Minta tolong untuk apa?"
Langkah Kagami terhenti begitu Yousuka terlebih dahulu melakukannya. Dilihatnya Yousuka yang sibuk membongkar kertas-kertas itu.
"Ini. Satu untukmu, dan yang satunya lagi tolong kau berikan kepada Kuroko-kun. Tapi ingat ya. Jangan beritahu Kuroko-kun jika itu dariku. Oke?"
Kagami menerima kertas yang disodorkan kepadanya. Dibacanya sekilas. Lalu segera mengangkat jempolnya sebagai jawaban. "Serahkan saja kepadaku."
Mereka berdua kembali berjalan bersama. Kebetulan kelas mereka bersisian. Jika Kagami dan Kuroko di kelas 1-D, maka Yousuka di kelas 1-E. Sesekali Yousuka terlihat menjelaskan isi kisi-kisi tersebut pada Kagami.
"Hei, Yousuka."
"Ya?"
"Mengapa kau masih melakukan semua ini? Padahal sudah jelas jika Kuroko hanya menganggapmu sebagai teman. Namun mengapa kau selalu membantunya secara diam-diam, huh?" tanya Kagami asal bicara.
Yousuka tersenyum kecut menanggapinya. Pertanyaan itu memang sangat menohok. Namun, itulah yang sebenarnya terjadi padanya saat ini.
"Entahlah. Aku hanya ingin melihatnya. Walau itu dari kejauhan," jawab Yousuka seraya menatap ke arah luar. Menjauh dari tatapan Kagami yang tidak mengerti dengan ucapannya itu.
.
Entah mengapa kutakut mengungkapkannya
Rasa sayang yang ada di dalam dada
Membuatku hanya pasrah digelung dilema
Antara maju ataukah mundur saja
.
"Yousuka-san, apa kau bisa membawa ini ke ruang perpustakaan?" ucap sensei seraya menunjuk dua buku tebal yang baru saja mereka gunakan untuk belajar. Yousuka mengangguk dan segera mengangkat kedua buku itu.
Baru saja keluar kelas, Yousuka tersentak begitu melihat Kuroko dan Kagami yang berlawanan arah dengannya. Wajahnya menunduk. Tak berani walau sekadar mencuri pandang pada sosok seputih susu itu.
Beberapa langkah kemudian, ia berbalik. Senyum ia ukir begitu menatap punggung Kuroko yang terus mengecil. Hal itu terjadi sampai Kuroko hilang di belokan.
Lagi-lagi, perasaan ini terlalu kuat. Kuro-chan, apa yang harus kulakukan? Gumam Yousuka seraya mengingat apa yang barusan ia perbuat. Sampai dirinya tak sadar jika pintu perpustakaan sudah menyambutnya.
Gadis berkacamata itu kemudian masuk dan segera menuju bagian resepsionis. Kebetulan yang menjaga saat itu adalah Izuki-senpai dan Tsuchida. Sehingga ia menyempatkan diri untuk berbicara sebentar dengan kedua orang yang ia kenal baik itu.
Setelah itu, Yousuka menuju rak dimana buku itu berasal. Sembari menjalankan tugasnya, tak sengaja ia mendengar perbincangan dari kedua petugas itu.
"Momoi Satsuki?"
"Iya. Itu lho, manager tim Touou Gakuen. Bukankah ia pernah mengunjungi kita sebelum Inter High?"
"Oh iya! Aku ingat sekarang. Jadi, ia benar-benar sudah menjadi pacarnya Kuroko?"
Mata Yousuka melebar begitu mendengar nama itu disebut. Dihentikan aktifitasnya membongkar buku. Dan ia pun berusaha memasang telinga lebih baik.
"Belum. Tapi aku dengar Kuroko akan menembak Momoi tak lama lagi."
"Wah, jadi Kuroko benar-benar mau menjadikan Momoi menjadi miliknya? Kitakore!"
"Senpai... lawakanmu garing lho."
Yousuka terdiam mendengar itu. Tak perlu menganalisa lebih jauh. Karena ia sudah mengetahui siapa Momoi Satsuki itu. Ingat kalau dia memiliki seluruh data tentang Kuroko? Dan data teman-temannya pun termasuk di dalamnya.
Setelah menarik kesimpulan, Yousuka tersenyum getir. Memang di kedalaman sana ia sudah menangis. Namun mau bagaimana lagi? Sudah jelas-jelas kalau Momoi itu lebih unggul daripada dirinya di bidang apapun. Bahkan masalah kedekatan pun sudah pasti Momoi menang.
Dengan sedikit gontai, ia keluar perpustakaan. Pikirannya masih terhubung dengan semua ini. Ah, apakah keputusannya untuk bertahan dengan si Wajah Tembok itu selama ini adalah salah? Bahkan ia sampai lupa bagaimana rasanya pacaran karena semenjak bertemu Kuroko, ia sudah memutuskan akan tetap setia pada lelaki itu. Walau pada kenyataannya, status mereka saat ini hanyalah kenalan semata.
Dan sialnya, ia malah kembali bertemu dengan duo Bayangan-Cahaya itu tepat di depan kelas mereka. Membuat Yousuka sempat blushing karena menyadari lirikan Kuroko ditujukan kepadanya. Sungguh. Itu sudah cukup untuk membuat gadis itu akan memimpikannya nanti malam.
.
Arti rahasia apakah lagi
Yang harus diberikan oleh diri ini
Agar kau sadar dengan rasa ini
Agar aku juga bisa mengerti;
Bahwa aku harus lanjut atau berhenti.
.
Malam hari merupakan waktu yang tepat untuk menceritakan pengalaman duniawi. Dan itulah yang dilakukan oleh Yousuka. Ia sudah menghabiskan berlembar-lembar halaman bukunya untuk membuat cerita yang ia alami hari ini. Tentunya dengan main topic: Kuroko Tetsuya.
Tes.
Setitik air mata menjatuhi lembaran buku itu. Lagi-lagi Yousuka merasa dirinya benar-benar bodoh. Dengan mudahnya ia meneteskan air mata hanya karena lelaki itu. Tak ingatkah dirinya status mereka seperti apa?
Bosan dengan menulis, akhirnya Yousuka membuka facebook. Seraya menunggu loading, ia mengusap air matanya yang masih mengalir. Dan kemudian tertawa getir. Jika ia tahu begini rasanya cinta diam-diam, ia tak akan pernah mau mengambil resiko itu. Namun sayangnya, ia sudah terlalu jatuh ke dalam bayangan si Phantom Six Man. Membuatnya tak bisa keluar dari jeratan rasa itu.
Beranda facebook terlihat. Ditekannya icon pesan. Lalu, dibukanya pesan teratas. Pesan terakhir mereka terjadi kemarin malam. Seraya membaca pesan-pesan lama, ia berusaha memutar otak. Mencari topic yang sekiranya akan dibalas panjang oleh Kuroko.
Mungkin akan ada yang bilang ia kegenitan pada anggota basket itu jika mengetahui bahwa selama ini, Yousuka lah yang selalu berinisiatif untuk memulai percakapan. Katakanlah sekarang emansipasi wanita, tapi tetap saja perilakunya itu seolah menurunkan derajat wanita di depan lelaki. Bahkan Kagami sudah berputus asa untuk mengingatkan gadis itu efek dari perbuatannya.
Touchpad terbuka. Dan jemari Yousuka segera bergerak lincah.
Yousuka Ainawa.
Konbanwa, Kuroko-kun. J
Sent: 20:00
Kuroko Tetsuya.
Konbanwa mo.
Seen: 20:05.
Yousuka Ainawa.
Etto, Kuroko-kun. Apa boleh aku bertanya?
Sent: 20:06
Kuroko Tetsuya.
Mochiron desu. Kau ingin bertanya tentang apa?
Seen: 20:10
Yousuka Ainawa.
Apakah kau tidak risih jika aku selalu meng-inbox-mu? Soalnya yang aku tahu lelaki tidak suka jika ada perempuan yang terlalu cerewet kepada mereka. Terutama jika mereka tidak memiliki ... hubungan?
Sent: 20:11.
"Nani?! Apa yang sudah kuketik?!!" teriak Yousuka begitu melihat pesannya terkirim. Rupanya ia melamun hingga tak sadar menumpahkan keluh kesahnya di atas pesan itu.
"Kami-sama, sekarang apa pikiran Kuro-chan kepadaku? Pasti dia akan ilfeel terhadapku karena pesan ini. Bagaimana ini?!" Yousuka menggigit ujung kukunya. Bayangan jika Kuroko akan berhenti membalas pesannya benar-benar membuatnya ketakutan. Sungguh. Ia tidak ingin hal itu terjadi.
Ponselnya menyala. Menampilkan sebuah pesan baru yang sudah diketahui asalnya. Perlahan, Yousuka menyiapkan mentalnya terlebih dahulu sebelum membukanya.
Kuroko Tetsuya.
Tentu saja tidak. Untuk apa aku melakukannya?
Seen: 20:17
Simpel. Namun cukup untuk sedikit meredakan kekhawatirannya. Dan di satu sisi, ia masih dibayangi ketakutan. Bagaimana jika Kuro-chan malah merasakan sebaliknya?
Yousuka Ainawa.
Ah, souka. Aku kira kau begitu karena ... yah, begitulah.
Sent: 20:18
Kuroko Tetsuya.
Memangnya kenapa?
Seen: 20:19
Yousuka Ainawa.
Tidak ada. Lupakan saja.
Sent: 20:19.
Kuroko Tetsuya.
Ha'i.
Seen: 20:22
Percakapan terhenti seketika. Entah sejak kapan ada peraturan tidak tertulis bahwa ucapan "ha'i" dan emoticon yang terkirim menjadi tanda bahwa obrolan mereka harus dihentikan. Sedikit menyakitkan. Namun Yousuka hanya bisa mengikuti keinginan Kuro-chan-nya itu.
Kuroko Tetsuya update his status.
Notifikasi yang masuk sedikit membuyarkan fokusnya itu. Ia lupa kalau dirinya sudah mengatur agar setiap aktifitas Kuroko di dunia maya masuk di pemberitahuannya.
Kuroko Tetsuya. 50 seconds ago.
Baiklah. Aku siap.
Yousuka mengeryitkan alis. Apa maksudnya Kuroko telah siap? Walaupun masih penasaran, namun ia tetap menekan like sebagai first react. Dan selang beberapa saat, status itu pun penuh dengan komentar teman-temannya Kuroko. Baik itu yang dari Seirin ataupun Kiseki no Sedai. Dan Yousuka pun memutuskan untuk membacanya.
Kise Ryouta Sugoii-ssu! Jadi Kurokocchi sudah siap-ssu!
Hyuuga Junpei Kau siap untuk apa, Kuroko?
Izuki Shun Apa maksudmu tentang Momoi-san itu?
Aomine Daiki Akhirnya kau berani juga untuk menyatakan perasaanmu, Tetsu.
Hyuuga Junpei Apa ini berarti Kuroko akan menembak Momoi?
Akashi Seijuurou Itu benar, Hyuuga-san. Dan Tetsuya, apa ada yang perlu kubantu?
Murasakibara Atsushi Nee... Semoga Kuro-chin dan Sat-chin langgeng ya.
Midorima Shintarou Ngomong-ngomong, kapan kau akan menyatakannya, nanodayo? Bukan berarti aku ingin ikut campur masalahmu dengan Momoi. Namun siapa tahu aku bisa mencarikanmu lucky item hari itu agar kau beruntung, nanodayo.
Kuroko Tetsuya Arigatou, Minna. Mungkin aku akan mengungkapkannya besok, Midorima-kun.
Kagami Taiga Semoga kau berhasil, Kuroko!
Tak pelak, air mata Yousuka kembali tertumpah begitu membaca komentar itu. Dan ia sudah bisa mengananalisa semua kejadian yang akan datang hanya dari sebagian komentar yang ada.
Rasanya benar-benar sesak. Dadanya seolah ingin meledak akibat emosi yang sudah di luar batas itu. Padahal baru saja ia bertanya pada Kuroko dan sekarang, ia harus menghadapi kenyataan yang membuat penyakit sesaknya ingin kambuh.
"O-omedettou, Kuro-chan." Hanya kalimat itu yang sanggup dilontarkan oleh Yousuka sebelum akhirnya seluruh suaranya berubah menjadi isak tangis berkepanjangan di malam itu.
.
Inginku turut membahagiakanmu
Inginku turut mekarkan senyummu
Tapi kutahu ku tak pantas untuk itu
Karena kutahu bahagiamu bukan bersamaku
.
Bibir Yousuka mendadak kelu. Niatnya yang hendak menitipkan jawaban yang tertinggal untuk Kuroko melalu Kagami terpaksa terhenti di tengah jalan. Dan itu semua karena kejadian di pinggir taman itu.
Yousuka tahu jika hari ini Kuroko akan mengungkapkan perasaannya pada Momoi. Namun, siapa sangka jika ternyata tempatnya adalah taman kota yang saat ini ia lalui? Dan kebetulan sekali Yousuka tengah berada di sana tepat ketika klimaks.
"Etto, Momoi-san ... Maukah kau menjadi kekasihku?" tanya Kuroko dengan sangat lembut.
Momoi terdiam. Namun binar matanya memberikan jawaban pasti kepada Kuroko. Terlebih, ketika kepalanya yang mengangguk membuat Kuroko tersenyum bahagia. Sebuah senyum yang tak pernah Yousuka lihat selama dua tahun belakangan ini.
Yousuka masih mematung. Matanya tak berkedip melihat adegan di depannya. Termasuk ketika Kuroko dan Momoi saling berpelukan dan ... berciuman.
Tangan Yousuka meremas kertas yang ada di genggamannya tepat ketika matanya sudah tak bisa berkompromi lagi. Air matanya kembali menetes di jalan. Namun ia tidak mengusapnya. Dibiarkannya itu mengalir dengan deras. Seolah menyalurkan seluruh apa yang tengah bergejolak di dadanya.
Setelah beberapa menit kemudian, diusapnya pipinya yang melengket. Dirapikannya kertas-kertas yang lecek akibat pelampiasan itu. Setelah yakin dirinya kuat, ia pun berjalan menuju pasangan baru itu.
"Doumo, Kuroko-kun," sapa Yousuka dengan biasa. Ini adalah pertama kalinya ia berbicara secara langsung dengan kekasih hatinya itu.
"Yousuka-san? Ada apa?"
Yousuka menutup matanya sebentar. Tindakan Kuroko yang menyebut namanya untuk pertama kali itu kembali mengguncang perasaannya yang sudah melebur.
"Kagami-kun menitipkan ini untukmu." Yousuka menyerahkan apa yang ia bawa. Seraya berharap dalam hati bahwa Kuroko tidak akan menanyakan perihal kertas yang sudah kusut itu.
"Ngomong-ngomong, apakah dia adalah pacarmu?" sambar Yousuka cepat begitu Kuroko akan mengucapkan terima kasih padanya. Bukan tak ingin mendengar hal itu, namun ia takut jika ucapan itu akan membuatnya semakin nelangsa. Dan ayolah. Padahal Yousuka sudah menyaksikan sendiri jawaban dari pertanyaannya itu.
"Ha'i. Momoi-san, perkenalkan. Dia Yousuka Ainawa-san. Dan Yousuka-san, dia adalah pacarku, Momoi Satsuki-san."
Yousuka menggigit bibirnya pelan ketika Kuroko dengan lancar memperkenalkan mereka berdua. Hanya itu yang dapat ia lakukan untuk meredam tangisnya yang ingin membuncah. Dan gilanya, Yousuka terlebih dahulu mengulurkan tangan. Sebuah ungkapan kekalahan yang nyata.
Tangan mereka berdua bertautan. Membuat Yousuka seolah menyalurkan kalimat, kau adalah gadis yang beruntung karena bisa mendapatkan Langit Biruku, Momoi-san.
"Btw, aku pergi dulu ya. O-omedettou. Se-semoga kalian berdua langgeng selamanya!"
Yousuka berbalik segera setelah menyadari tanggul di matanya jebol. Persetan dengan Kuroko dan Momoi yang heran melihat tingkahnya yang berubah. Persetan juga dengan nadanya jelas-jelas mengungkapkan seluruh perasaannya. Terutama kalimat terakhir yang diberi penekanan. Yang ia pikirkan hanyalah, ia harus menjauh dari tempat itu.
Langkah Yousuka berakhir di sebuah danau yang tak jauh dari kompleks taman tadi. Napasnya terengah-engah. Namun itu semua tak sebanding dengan perasaannya yang sudah mengabu. Seluruh memorinya tentang Kuroko kembali menjelma dalam isak tangis di pinggir danau. Benar-benar suatu kesalahan fatal mengingat dirinya yang bahkan tidak bisa berkata kasar pada Kuroko di saat seperti ini.
Yousuka menatap nanar pada danau di depannya. Air danau yang jernih dan tenang benar-benar berbanding terbalik dengan kubangan perasaannya yang menghitam dan terus menerus mendobrak pertahanannya.
"Ternyata semuanya hanya sampai di sini ya?" tanyanya pada angin lalu. Keadaannya yang sekarang membuatnya tertawa getir. Di saat yang sama, ia kembali menyumpahi dirinya yang bodoh akan hal itu.
"Mengapa kau menangis di sini?" sebuah suara berat menjelma di pendengarannya. Dengan acuh, Yousuka hanya menjawab kecil, "entahlah. Mungkin keadaan yang memaksaku harus membuang semuanya di tempat ini."
"Tapi tak baik jika gadis sepertimu menangis sendirian di tempat sepi seperti ini, lho." Sebuah sapu tangan terulur ke dalam pandangannya. Membuat Yousuka tersentak kaget. Dan di saat itu juga ia akhirnya menyadari bahwa suara itu bukan imajiner. Bukan hanya dirinya yang berada di tempat itu.
Yousuka segera menoleh ke samping dan mendapati lelaki bersurai hitam yang tersenyum lembut kepadanya. Tubuh tinggi lelaki itu mengambil tempat di sisinya. Setelah duduk, mata elang si Lelaki kembali menatap Yousuka dengan intens. Dengan senyum, ia memperkenalkan diri.
"Perkenalkan. Namaku Nijimura Shuuzou."
.
.
Akulah bunga kertas di bawah hujan
Yang melebar menyerap kedinginan
Walau akhirnya aku kan hilang termusnahkan
Namun setidaknya diriku pernah berjuang
.
.
Huft ... Akhirnya jadi juga ffn dare dari Ran-san ini. Btw, apa kau menerima ini, Ran-san?? Kuharap kau menyukainya.
And btw, jangan ada yang ngomen macam-macam tentang kehadiran sosok di luar fanfict ini. *lirik sekelompok orang*. Itu cuma sebagai pelengkap saja.
Bagaimana pendapat kalian tentang The Fate? Semoga kalian menyukainya ya!
And then, see you again! ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top