The Camping Insident

[Bakugou Katsuki X Narahashi Akemi]

Disclaimer: Kōhei Horikoshi and Narahashi Akemi

Plot is mine.

And happy reading!

.

.

.

SMA Yuei merupakan SMA yang terkenal menghasilkan para pahlawan berkualitas tinggi di negeri ini. Tak ada yang meragukan bagaimana sistem pengajaran Yuei kepada para muridnya. Namun, tetap saja. Mereka semua hanyalah manusia yang diberikan kelebihan. Jadi, peluang untuk salah tetap ada.

Pagi itu, suasana di sekolah pahlawan nomor satu se-Jepang itu terlihat normal. Namun sedikit berbeda di kelas utama. Di kelas A, semua muridnya tampak ribut membicarakan sesuatu.

"Apa kau serius, Iida-kun? Kita akan berkemah?" tanya Kirishima pada sang ketua kelas. Iida pun mengangguk pasti.

"Sebenarnya aku dilarang memberitahu kalian oleh Aizawa-sensei. Tetapi aku juga tak bisa menunggunya untuk memberikan pengumuman pada kalian," jawabnya.

Sontak seluruh kelas berteriak heboh. Berkemah sepertinya terdengar menyenangkan di saat situasi pembelajaran yang semakin berat setiap harinya seperti ini. Mereka tentunya dapat mengistirahatkan diri di dalam kegiatan itu. Tapi sepertinya ...

"Akhir minggu ini kita akan berkemah. Selama seminggu. Tetapi kalian hanya boleh membawa perlengkapan tidur serta beberapa pakaian ganti. Tidak ada yang boleh membawa makanan atau bahan makanan sedikitpun," ujar Aizawa-sensei dengan muka datarnya di depan kelas.

Sontak seluruh ekspetasi yang ada di dalam bayangan murid kelas A berganti total. Bagaimana bisa mereka berkemah dengan tenang di saat mereka sendiri tidak boleh membawa makanan? Tentunya ...

"... kita bisa mati!" teriak Mineta histeris. Teriakan Mineta yang kencang itu membuat beberapa murid terlihat pias. Keinginan mereka untuk menenangkan diri benar-benar tidak terlihat di sana.

"Bodoh! Tentu saja kalian tidak akan mati. Kalian akan berkemah di hutan sekolah yang masih berada dalam pengawasan 13-sensei. Jadi,untuk bertahan hidup, kalian harus mecari bahan makanan di sana. Terserah kalian mau berburu atau apa. Yang penting, sehabis berkemah aku tidak melihat ada murid yang sakit atau meninggal. Mengerti semunya?"

Ujaran Aizawa-sensei semakin membuat kemah yang akan mereka lakukan terdengar mengerikan. Untuk beberapa saat, mereka sedikit menyesali mengapa harus berteriak heboh ketika Iida memberitahu mereka tentang itu.

"Baiklah. Setelah pembelajaran selesai, kalian akan menerima surat permohonan izin untuk disampaikan kepada orang tua kalian masing-masing. Dan ketika hari H, jangan sampai ada yang telat." Aizawa-sensei pun segera membuka pelajaran hari itu.

*****

Di hari H.

"Kurasa Aizawa-sensei hanya menakut-nakuti kita tentang tidak boleh membawa bahan makanan," ujar Kirishima.

"Jadi, apa yang kau lakukan Kirishima-kun?" tanya Midoriya.

"Tentu saja aku membawa beberapa snack yang kusembunyikan di dalam tasku. Aku tidak mau lidahku nanti hanya merasakan serangga hutan saja," bisik lelaki dengan quirk pengerasan itu di telinga Midoriya. Pun lelaki bersurai hijau itu menganggukinya.

"Kalau begitu kau harus membaginya kepadaku nanti!"

Kirishima dan Midoriya sontak menoleh. Lalu kaget mendapati Bakugou yang terlihat menyeramkan di belakang mereka.

"Ba-baik ..." cicit Kirishima. Entah mengapa ia tidak mau berurusan dengan raja ledakan itu untuk saat ini.

Tak lama kemudian, mobil yang akan membawa mereka ke lokasi kemah sudah datang. Terdapat dua bis di mana Aizawa-sensei dan All Might di dalamnya. Para murid pun langsung bergiliran untuk memasuki bis tersebut.

Butuh sekitar satu jam bagi mereka untuk mencapai hutan yang dimaksud. Membuat mereka menyadari bahwa sekolah mereka benar-benar sangat luas. Beberapa murid pun mulai terlihat antusias. Di antaranya Bakugou Katsuki.

Lelaki dengan mata merah itu memang tampak tidak bersemangat dengan adanya kegiatan ini. Namun sejatinya ia malah merasa di untungkan. Melalui kegiatan ini, ia ingin membuktikan bahwa ialah yang terbaik.

"Selamat datang di tempat ini. Kalian tentu sudah mengetahui dari Aizawa-sensei bahwa aku adalah pengurus hutan ini. Jadi, aku harap kalian tidak membuat masalah ketika berada di dalamnya nanti." 13-sensei pun memberikan sambutan kecil kepada mereka di depan pintu masuk hutan.

"Kalian akan berada di sini selama seminggu. Oleh karena itu, Sensei akan membagi tugas agar kalian lebih mudah ke depannya," ucap Aizawa-sensei.

Semuanya pun tampak antusias. Sedikit mengesampingkan apa yang akan terjadi.

"Baiklah. Untuk yang pertama, para lelaki akan membangun tenda-tenda di tepat yang telah ditentukan. Dan para perempuan mencari makanan di sekitar tempat itu. Satu catatan. Jangan gunakan quirk kalian," sambung All Might menanggapi hal itu.

"Maaf, Sensei. Tapi, bagaimana kami akan cepat jika kami tidak menggunakan quirk kami?" protes Yaoyorozu. Yang lain pun sibuk mengiyakannya.

"Bukan tanpa alasan kami memberikan perintah seperti ini. Ini bertujuan untuk melatih kalian menghadapi berbagai situasi tanpa menggunakan kelebihan kalian masing-masing. Akan lebih mudah bagi kalian ke depannya jika menemukan situasi yang sama. Di mana kalian tidak bisa menggunakan quirk kalian. Apakah kalian mengerti?" ujar 13-sensei menjelaskan semuanya.

Mereka pun tidak ada yang berani membantah. Setelah itu, mereka pun segera melaksanakan perintah tersebut.

Bakugou, Midoriya, Kirishima, dan yang lainnya segera menuju lokasi di mana tenda akan dibangun. Setelah membagi diri, mereka mulai mengerjakannya. Namun, sesuatu menarik perhatian. Terlihat Bakugou yang segera duduk di ketinggian sana.

"Kacchan! Apa yang kau lakukan? Kita harus segera membangun tenda!" teriak Midoriya kepada lelaki itu.

"Tidak! Biar kalian saja yang melakukan hal itu. Aku akan berkeliling di daerah ini sebentar." Berkata seperti itu, Bakugou malah langsung lompat ke dahan yang lainnya. Lalu menghilang di balik kerimbunan pepohonan.

Para lelaki hanya menarik napas. Menyadari bahwa sifat Bakugou memang seperti itu. Terutama Midoriya. Baginya, teman masa kecilnya itu tidak pernah berubah. Tetap arogan dan semaunya sendiri. Tak memedulikan yang lain.

Tak mau mencari masalah, akhirnya mereka pun segera membangun tenda dengan cepat. Mengingat waktu juga sudah semakin naik.

*****

Sementara itu, Bakugou telah menghentikan gerakannya di salah satu dahan pinus yang cukup tinggi. Dipandanginya semua dari atas. Terdapat sungai dan juga kebun liar yang tentunya akan berguna nanti.

Ketika ia akan turun untuk memeriksa kedua tempat itu, sekelebat bayangan berwarna putih membuatnya terkejut. Hingga hilang keseimbangan atas pijakannya di salah satu dahan. Membuatnya limbung, dan segera terguling ke bawah.

Untung tubuhnya yang sudah terlatih itu segera tanggap dengan perubahan kondisi. Ia pun mengarahkan salah satu tangan ke tanah. Menciptakan ledakan kecil untuk membuatnya terdorong ke atas. Yang selanjutnya segera berubah menjadi pendaratan yang baik.

Napas Bakugou sedikit terengah melakukan semua itu karena keterkejutannya. Pikirannya masih menerka apa gerangan bayangan putih itu. Tak mungkin itu adalah makhluk astral sejenis hantu. Karena Bakugou tidak pernah memercayai hal itu ada.

Sebaiknya aku kembali ke tenda saja. Pikirnya seraya mengambil ancang-ancang untuk menaiki pohon lagi. Setelah itu, ia kembali menggunakan ledakan kecil untuk membuatnya naik ke dahan terendah.

Dan ketika berada di udara itulah Bakugou tak sengaja melihat suatu seringai di balik rerimbunan arbei yang tak berbuah.

*****

Malam pun menjelang ketika para siswa kelas A sudah kembali ke tempat berkumpul. Beberapa tenda sudah didirikan. Juga berbagai bahan makanan khas hutan sudah terkumpulkan oleh para perempuan.

Seperti kegiatan kemah lainnya. Mereka pun membuat api unggun untuk menghangatkan badan. Aizawa-sensei, All Might, dan juga 13-sensei memberikan arahan kepada mereka untuk mempersiapkan mala mini.

Lagi, mereka terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang bertugas mengurus api unggun, membuat masakan, ataupun memeriksa keadaan sekeliling tenda.

"Todoroki-shounen, jangan sampai kau menggunakan tangan kirimu untuk membuat api. Gunakan saja cara tradisional pada umumnya," ujar All Might melihat Todoroki yang mengurus api unggun.

Lelaki dengan luka bakar mata wajah kirinya itu hanya mengangguk singkat. Lagipula ia memang tak berniat menggunakan quirk turunan dari ayahnya itu. hatinya masih belum menerima sepenuhnya semenjak kejadian festival sekolah SMA Yuei beberapa waktu lalu.

Tak pusing, Todoroki pun segera mengambil dua batang kayu untuk digesekkan satu sama lain. Kaminari yang berada di sampingnya pun turut membantu.

Para perempuan pun tak kalah hebohnya. Uraraka diam-diam menggunakan quirk-nya ketika mengangkat kayu bakar untuk membuat api. Sementara Yaoyorozu dan Asui yang mengolah bahan makanan.

"Boleh aku membantu kalian kan?" tanya Mineta yang datang entah darimana.

"Tempat ini sudah dikerjakan oleh baik oleh perempuan, Mineta-kun. Bukannya kau kebagian untuk mengawasi lingkungan sekitar?" jawab Uraraka. Mineta pun mendengus kesal mendengarnya.

"Aku akan lakukan itu jika seandainya Bakugou-kun tidak mengeluarkan aura mengancam yang semakin menakutkan," ujarnya.

Sontak mereka pun mengarahkan pandangan ke Bakugou yang kebetulan menjaga wilayah tak jauh dari mereka. Entah karena apa, tapi yang Mineta katakan memang benar. Lelaki itu terlihat menyeramkan di tengah rerimbun semak seperti itu.

Bakugou yang merasa diperhatikan segera menoleh. Lalu memberikan deathglare kepada mereka. Terutama kepada Mineta. Membuat mereka dengan sigap menolehkan muka ke arah lain. Tak mau berurusan lebih lanjut dengan lelaki itu.

Di satu sisi, entah mengapa Bakugou masih memikirkan kejadian ketika ia kabur dari tugas beberapa saat lalu. Eksistensi bayangan dan seringai yang tak sengaja ia temui membuatnya terus memperkirakan wujud aslinya. Sepertinya ada yang tidak beres dengan tempat ini.

"Bakugou!"

"Ada apa kau memanggilku, Berengsek?!"

Kirishima yang memanggil segera menjauh sedikit melihat Bakugou yang dalam keadaan siap menyerang. Terkadang melintas di pikirannya. Apa yang dIidamkan oleh ibu Bakugou ketika hamil sehingga anaknya benar-benar temperamental seperti ini.

"Ini sudah memasuki waktu makan malam. Kebetulan juga teman-teman perempuan kita sudah selesai dengan masakannya," ujar Kirishima setelah melihat amarah Bakugou menurun.

Bakugou pun mengangguk kecil. Mengatakan bahwa ia akan menyusul, ia pun menyuruh Kirishima menjauh dari tempat itu. Pikirannya masih memerlukan waktu untuk melupakan sosok mencurigakan itu.

*****

Keesokannya, sesuatu yang menggemparkan terjadi. Bahan makanan yang tersisa dari semalam mendadak lenyap tak bersisa. Pun kayu bakar yang memang sengaja dikumpulkan dua kali lipat dari kebutuhan tak menyisakan jejak lagi. Hal itu menimbulkan desas desus ada pencuri yang berada di sekitar mereka.

"Tenang saja, anak-anak. Tidak apa-apa hal itu terjadi. Tak jauh dari hutan ini terdapat pemukiman penduduk. Mungkin dari mereka yang mengambilnya karena kondisinya," ujar 13-sensei menenangkan mereka semua.

Semuanya mengangguk patuh. Walau beberapa mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi mengingat ini masih ke dalam kawasan Yuei dan tidak ada yang bisa masuk ke dalamnya.

"Kalau begitu, sekarang berganti tugas. Para lelaki mengumpulkan bahan makanan. dan yang perempuan mencari kayu bakar. Waktunya sampai menjelang makan siang. Ingat. Tidak boleh menggunakan quirk sedikit pun," ujar All Might.

Mereka pun berpencar. Mencari apa yang diperintahkan oleh guru mereka. beberapa membagi diri dalam kelompok kecil. Beberapa memutuskan mencari sendiri. Bakugou masuk ke dalam yang terakhir.

Bakugou memutuskan untuk mencari makanan di sungai dan kebun liar yang ia temukan kemarin. Namun, ada niat lainnya ketika kakinya kembali menapaki dahan demi dahan menuju tempat itu. Ia masih penasaran akan sosok putih yang mengganggunya.

Lagi, ia dibuat terkejut akan keadaan tempat itu yang kini berantakan. Kebun liar yang sempat ia perkirakan terdapat buah-buahan kini hancur tak bersisa. Semua pohon di sana tertebang habis. Bahkan ada beberapa yang sampai ke akarnya.

Lelaki bermata merah itu pun segera berlari menuju sungai yang berada di sebelah kebun. Pun itu sama saja. Bakugou tak bisa berkata apa pun melihat ikan-ikan dari sungai itu mengambang bebas. Mati, tak bernyawa sama sekali.

Sepertinya ini dilakukan dengan sengaja. Apa mungkin sosok itu yang menghancurkannya karena tahu aku akan ke sini mencari bahan makanan? Pikir Bakugou geram ketika melihat bekas tumbukan akar dan sisa akar yang berada di sebuah batu. Setahunya, akar itu lumayan beracun. Sepertinya ini yang digunakan oleh sosok itu untuk meracuni sungai.

Sial. Sepertinya ia memang sengaja mempermainkanku. Akan kutemukan kau, Berengsek!

Akhirnya, Bakugou pun memutuskan untuk mengambil buah-buahan sisa yang berada di antara pohon-pohon yang berserakan itu. Walau sedikit rusak, setidaknya itu masih bisa dimakan olehnya dan kawan-kawan nanti.

*****

Malam hari, desas desus akan pencuri itu masih terdengar hangat di kalangan para murid. Walau semua Sensei mengatakan itu bukanlah hal yang perlu diributkan, tapi tetap mengundang rasa penasaran mereka.

"Menurut kalian, apakah para Sensei mengetahui hal ini atau tidak? Maksudku, ini seperti sesuatu yang direncanakan, bukan? Terjadi pencurian dan mereka terlihat mendiamkannya," ujar Kirishima membuka topik pembicaraan.

"Aku juga berpendapat hal yang sama. Sepertinya ini memang sudah diatur oleh Sensei untuk menguji kita," tambah Midoriya.

Semuanya pun mengeluarkan opini masing-masing. Hingga mereka dikejutkan oleh teriakan dari tenda perempuan. Membuat mereka melupakan makan malam dan segera berlari ke sana.

"Ada apa ini?" tanya Todoroki yang pertama kali sampai.

"Bahan makanan yang tersisa kembali hilang!" ujar Ashido seraya menunjukkan tempat dimana bahan itu seharusnya ada.

"Bagaimana bisa itu terjadi sementara kalian ada di sini? Apa kalian tidak melihat pencurinya sama sekali?" tanya Takoyami kepada yang lain. Serentak semua menggeleng.

"Apakah kita harus melaporkannya pada Sensei? Kutakut, ini akan berkepanjangan. Mengingat kita akan ada di sini selama tujuh hari. Dan ini baru dua hari berlalu," ujar Midoriya kepada yang lain.

"Kurasa sebaiknya tidak. Ada yang aneh dengan pencurian ini. Para Sensei terlihat biasa saja ketika kasus pertama terjadi. Jadi, aku mengansumsikan bahwa mereka tahu akan ada pencurian," ucap Todoroki. Semuanya pun terdiam mendengarkan itu.

"Ini pasti ulah sosok putih itu," gumam Bakugou.

"Apa kau mengatakan sesuatu, Kacchan?" tanya Midoriya yang berada di samping lelaki itu. Ia pun terdiam begitu Bakugou menatapnya tajam.

"Mungkin yang kau katakan itu benar, Manusia setengah-setengah. Aku menemukan fakta bahwa bukan hanya kita yang ada di sini," ujar Bakugou.

Sontak seluruh mata tertuju pada lelaki berambut duri landak itu. Merasa aneh karena tak biasanya Bakugou peduli akan kondisi kelasnya.

"Apa maksudmu?" tanya Yaoyorozu.

"Aku sempat menemukan sungai dan kebun liar di sebelah barat hutan ketika kita pertama kali berada di sini. Namun, hari ini sungai itu sudah teracuni dan kebunnya pun hancur berantakan," jawabnya.

"Seperti ada yang tidak menginginkan keberadaan kita di sini," lanjut Jiro. Lagi, semuanya terdiam karena hal itu.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Mineta terlihat pucat.

"Bagaimana jika kita melakukan penyelidikan esok hari? Jika keadaan seperti ini, Sensei pasti menyuruh kita mencari bahan makanan lagi. Di saat itulah kita akan berpencar seraya mencari pelaku pencurian. Apakah kalian setuju, teman-teman?" tanya Iida setelah berpikir sekian lama.

"Kau memang dapat diandalkan, Ketua kelas," ujar Ojiro seraya menepuk pundak Iida dengan hangat.

*****

Seperti kata Iida semalam. Di hari ketiga itu, lagi-lagi Aizawa-sensei meminta mereka untuk mencari bahan makanan. Seolah tak pernah terjadi apapun.

Segera mereka melaksanakan hal itu seraya memeriksa keadaan tempat mereka mencari. Tak terkecuali Bakugou. Ia kembali ke bagian barat hutan. Entah mengapa ia merasa sosok itu akan muncul di sana lagi.

Tanpa sepengetahuannya, Midoriya, Todoroki, Kirishima, dan yang lainnya diam-diam mengikuti pergerakan lelaki itu. Karena mereka yakin bahwa Bakugou menyembunyikan sesuatu.

Sisa kerusakan kemarin masih terlihat jelas ketika Bakugou menapakkan kakinya di sana. Di salah satu pohon pinus, ia memutuskan untuk menunggu. Mata merah itu benar-benar jeli menelisik tiap bagian tempat itu.

Hingga akhirnya sebuah pergerakan terlihat di antara rerimbun arbei. Tempat di mana Bakugou tak sengaja melihat seringai tempo hari. Dengan cepat, Bakugou pun mengejarnya.

"Hei! Mau kemana kau, Berengsek!" teriaknya penuh amarah.

Sosok kecoklatan itu terus berlari di balik semak-semak yang membentuk pagar, memisahkannya dari Bakugou. Terkadang ia merunduk sedemikian bawah guna menghindari penglihatan Bakugou yang tajam.

Duarr!!

Suara ledakan pun terjadi ketika Bakugou dengan telak meledakkan rerimbun semak itu. Membuat mereka yang bersembunyi segera menuju lokasi itu.

"Apa yang kau lakukan, Kacchan?! Kita tidak boleh menggunakan quirk kita!" ujar Midoriya begitu melihat Bakugou yang masih mengatur napas.

Begitu asap yang mengepul memudar, mereka dikejutkan dengan adanya sosok perempuan di sana. Terbatuk-batuk dengan tubuh terduduk. Pakaiannya yang sedikit kusam semakin terlihat tak karuan akibat ledakan itu.

"Apa yang terjadi di sini?!" tanya 13-sensei yang sudah berada di situ. Di belakangnya, Aizawa-sensei, All Might, dan juga yang lainnya mengikuti.

"Bakugou meledakkan semak-semak ketika melihat perempuan itu ada di baliknya," ujar Todoroki menjelaskan hal yang terjadi.

Uraraka dan Ashido segera membantu perempuan itu. Lalu memapahnya menuju para Sensei untuk diinterogasi.

"Siapa dirimu? Dan apa yang kau lakukan di sini?" tanya All Might.

"A-aku penduduk desa yang berada tak jauh dari sini. Aku ke sini mencari makanan untuk keluargaku," ujarnya seraya menunduk menahan tangis.

"Tapi, bagaimana kau bisa menembus tembok tinggi itu?" Kali ini, Aizawa-sensei yang bertanya.

"S-sebenarnya keluargaku sudah lama mencari bahan makanan di hutan ini. Kami sudah membangun sebuah terowongan bawah tanah yang terhubung ke desa kami," jawab perempuan itu.

"Berarti kau yang meracuni sungai dan merusak kebun liar di sini?!" ujar Bakugou menahan amarah. Sontak perempuan itu menatap tajam pada Bakugou.

"Bagaimana mungkin aku melakukannya di saat aku juga membutuhkan ikan dan buah-buahan?!" bentaknya kepada lelaki itu. Air matanya pun mengalir dengan deras karena dituduh seperti itu.

"Uso!" bentak Bakugou kembali. Segera ia diamankan oleh teman-temannya begitu terlihat akan menyerang si pelaku.

"Tenang semuanya!" Suara All Might yang besar itu segera membungkam mereka, terkhusus Bakugou.

"Namun, apa kau yang mencuri semua makanan yang sudah dikumpulkan oleh para siswa?" tanya 13-sensei hati-hati.

Kali ini, perempuan itu terdiam. Mukanya menunduk dalam-dalam. Tak berani oleh seluruh tatapan yang terpusat ke arahnya.

"Sekarang, kalian sudah mendapatkan jawaban atas masalah ini, bukan? Alasan kami membiarkan pencurian itu terjadi karena kami tahu bahwa yang mencurinya itu tengah membutuhkan. Seperti yang kalian lihat saat ini," ujar 13-sensei kepada semua yang ada. Para siswa kelas A itu pun terdiam. Merasa malu karena sudah bertindak gegabah seperti itu.

"Baiklah. Aku akan mengurus anak ini sekaligus memulangkannya ke keluarganya. Aizawa-sensei, All Might-sensei, kalian bisa mengurus yang lain," lanjutnya seraya membawa perempuan yang menangis itu untuk menjauh dari lokasi kejadian.

Semuanya lantas bubar. Mengikuti arahan kedua Sensei itu, mereka kembali ke tenda. Kecuali Bakugou. Ia mendengus kesal begitu tak sengaja melihat seringai si perempuan yang berada di samping 13-sensei.

Aku akan membuktikannya, dasar sampah!

*****

Sepertinya masalah belum selesai. Begitu malam tiba, bahan makanan pun kembali raib. Padahal 13-sensei sangat yakin bahwa ia melihat perempuan itu masuk ke rumahnya di desa.

Namun semua semakin serius di saat bukan hanya makanan yang menghilang. Melainkan barang-barang perlengkapan mereka juga satu per satu tidak ada di tempat. Mulai dari senter hingga sleeping bag.

Semua Sensei meminta untuk bersiaga karena menurut mereka ini bukan sesuatu yang wajar. Benar saja. Tak lama berselang, terdengar teriakan para perempuan.

"Itu dia! Di atas pohon!" jerit mereka seraya menunjuk tempat yang dimaksud.

Semua menoleh. Mendapati sesosok putih berkibar disinari rembulan. Tidak ada terlihat kaki yang menapak. Sosok itu terlihat melayang di atas dahan.

"H-hantu!!" teriak Mineta ketakutan. Terlebih ketika sosok itu tiba-tiba menghilang dan terlihat lagi di pohon yang lainnya.

Di saat itu, ketiga Sensei yang ada seolah angkat tangan. Mereka menghilang dengan alasan akan memanggil keamanan. Hal yang aneh bukan melihat pahlawan memanggil petugas keamanan?

Namun tak ada yang memedulikan hal tersebut. Semua sibuk dikarenakan sosok itu yang terus menerus berpindah tempat. Seolah tengah menakuti mereka.

Lain halnya dengan Bakugou. Baginya, sosok itu tengah mengejek sekaligus menantangnya. Ia yakin sekali bahwa sosok putih inilah yang ia lihat di bagian barat hutan kala itu. Membuatnya bertekad untuk menghabisi sosok itu malam ini juga.

Keadaan semakin kacau di saat sosok putih itu mulai membuat mereka menyerang satu sama lain. Contohnya Mineta. Lelaki dengan tubuh paling kecil itu dibuat histeris ketakutan saat sosok itu muncul di belakangnya dan mengagetkannya. Membuat Mineta dengan membabi buta mengeluarkan quirk-nya. Dengan hasil, malah teman-temannya yang terjebak oleh bola keunguan yang lengket itu.

Di tengah suasana yang kacau itu, Bakugou berusaha untuk memfokuskan dirinya akan kemunculan si sosok. Memperkirakan di mana ia akan muncul melihat pola serangannya pada teman-temannya.

Sekarang, giliranku.

"Bo!"

Duarr!!

Suara ledakan terdengar keras saat Bakugou meledakkan daerah di belakangnya tepat di saat ia mendengar bisikan kecil yang berusaha menakutinya. Membuat asap membumbung tinggi dari tengah-tengah hutan.

Di saat itu juga para Sensei kembali. Ikut membaur bersama siswa yang berkumpul di sekitar Bakugou untuk melihat apa yang terjadi.

Sesosok putih yang terlihat terduduk di tanah membuat para siswa kaget. Tentu saja kaget karena sosok di balik kain putih yang terbakar itu adalah perempuan tadi siang.

"Sudah kuduga itu kau, Berengsek! Kali ini apa alasanmu untuk mengelabuiku, ha?!" maki Bakugou. Tangannya terkepal, hendak melayangkan ledakan kembali saat 13-sensei berdiri di antaranya dan perempuan itu.

"Berhenti Bakugou-kun! Jangan menyakitinya!" ujar 13-sensei.

"Namun dia sudah menyusahkan kita semua!" balas Kirishima.

Tak mendengar itu, Bakugou segera melayangkan tinjunya melewati samping Sensei. Namun tepat mengarah ke gadis itu. Untung Aizawa-sensei segera menghapus quirk Bakugou sementara waktu.

"Berhenti bertindak gegabah, Bakugou-shounen. Gadis itu adalah keponakan 13-sensei."

Seketika itu juga hanya suara hewan malam yang memecah kesunyian yang tercipta akibat ucapan All Might. Mereka saling berpandangan satu sama lain, sebelum akhirnya berteriak bersamaan ketika melihat gadis itu sudah berdiri dengan baik di samping 13-sensei.

"Keponakan 13-sensei?!!"

"Ya. Dia adalah keponakanku. Namun dari saudara jauh. Kami bertiga memintanya untuk membantu kami dengan cara mengganggu kalian. Adapun kejadian tadi siang hanyalah sandiwara belaka. Kami melakukan ini hanya untuk menguji kemampuan kalian," ujar 13-sensei menjelaskan.

Semuanya bergumam pertanda mengerti dengan hal itu. Dan Bakugou masih mendengus kesal karena melihat gadis itu yang jelas-jelas tersenyum, meremehkan dirinya.

"Kami meminta maaf karena sudah melakukan tindakan konyol ini. Sebagai gantinya, waktu kemah akan dipersingkat dan kita akan berpesta malam ini. Apakah kalian setuju?"

"Namun, apa yang akan kita gunakan? Semua barang dan bahan sudah hilang," jelas Iida. All Might pun tersenyum lebar.

"Iie. Itu tidak hilang, Iida-shounen. Kami hanya meminta keponakan 13-sensei untuk menyembunyikannya saja. Jadi, semuanya aman terkendali," balas All Might.

Akhirnya mereka pun benar-benar berpesta malam itu setelah petugas hutan membawakan mereka barang-barang yang selama ini hilang. Mereka pun bercanda satu sama lain, tapi melupakan sesuatu. Kecuali Bakugou.

Gadis itu menghilang.

*****

Rupanya, kejutan sama sekali belum usai. Sebulan dari kejadian di perkemahan itu, kelas 1A SMA Yuei dihebohkan karena kedatangan siswa baru. Dan itu adalah ...

"Watashi wa Narahashi Akemi desu. Yoroshiku!"

Seorang gadis berambut hitam kecoklatan pendek dengan riangnya memperkenalkan diri di depan kelas. Tak memedulikan tatapan kaget dari seluruh penghuni kelas itu.

"Bukannya kau keponakan 13-sensei?!" tanya Midoriya pada gadis itu. Ia pun mengangguk.

"kebetulan 13-sensei adalah pamanku. Ia saudara jauh orang tuaku," jawab Narahashi.

"Ngomong-ngomong, apa quirk-mu, Narahashi-kun?" tanya Iida dari belakang.

"Teleportasi. Dengan jalur teleportasi serupa lubang hitam," jawab Narahashi.

"Patut kau bisa berpindah dengan cepat ketika menyerang kami," timpal Yaoyorozu. Narahashi pun menganggukinya.

Setelah itu, ia pun diperbolehkan duduk di bangku yang kosong. Dan itu tepat di samping Bakugou.

"Salam kenal, Bakugou-kun. Semoga kita bisa berteman ke depannya ya," ujar Narahashi menyapa tetangganya itu. Tak lupa, smirk halus pun ia berikan.

"Apa kau menantangku, ha?" timpal Bakugou.

"Menurutmu?"

Bakugou pun menyeringai. Baiklah. Sepertinya ia menemukan lawan lain yang harus dimusnahkan selain Midoriya dan Todoroki. Itu yang terpikirkan ketika ia melihat Narahashi tersenyum kepadanya.

.

.

.

Uaa ... ><

Kenapa malah gini? Gomen nasai >< fict ini kurang banget menurutku. Maaf gegara gak fokus waktu bikinnya. Tugas sekolah berasa kek hujan meteor :" sekali jatuh bejibun :"

Buat yang nge-request, moga cepat sembuh ya. Jangan begadang lho~ Nanti 'diledakin' Bakugou emang mau? :'V //ini gaje sumpah

Sekali lagi, maafkan kekurangan fict ini.

Hope you like it!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top