The Fire Signs

Aries,Leo, dan Sagitarius itu elemen api. Semuanya punya baranya masing-masing. Aries dan Leo kalau sedang jalan bersama itu bagaikan magnet yang bisa menjadi pusat perhatian segala umat. Walau ada Sagitarius di sana, seakan si Sagitarius ini cuma pelengkap karena dia memilih untuk menyamarkan diri jadi bayagan. Tidak suka dibanding-bandingkan dan tidak suka persaingan macam begini. Tapi akan muncul kalau memang ada hal yang benar-benar dikuasainya dan biasanya tentang pemahaman intelektual dan penyampaian elegannya memang terkesan suka cari perhatian. Sederhananya, Sagitarius hanya ingin terlihat kalau dia akan benar-benar mengungguli semuanya.

Itu jika mereka berteman.

Lain cerita ketika fire sign ini adalah pasangan.

"Kamu bener udah nggak ada hubungan sama Aries?" Tanya Capricorn saat mereka sedang menyesap kopi panas bersama di sebuah kedai yang didominasi warna putih dan beberapa aksen kayu.

"Iya. Dia udah menghilang gitu. Buat apa dilanjutkan."

"Tapi kamu masih sayang kan sama dia?"

"Sayang ya sayang aja. Nggak mesti ada hubungan kan?"

Capricorn menghela napas. Mendengar begitu saja dia cemburu.

"Aries itu nggak sempurna. Tapi mereka selalu punya cara untuk memikat kayak emang ahlinya. Keras kepala. Selalu menginginkan pasangannya jadi seperti apa yang dia mau. Nggak suka dibantah dan selalu ingin menang." Sagitarius memberi jeda sejenak demi menetralkan deru napasnya sambil menoleh sedikit pada Capricorn. "Nggak cocok banget dengan sifat aku yang sama-sama api. Aku kalau ngalah terus-terusan dan ikuti mau dia melulu juga lama-lama capek."

"Tapi maaf nih ya, kamu nggak ngerasa dimanfaatin sama Aries? Dia suka banget sama hadiah."

Sagitarius terbahak sesaat. "Aries pernah bilang, aku ini sebangsanya Santa Claus. Mungkin karena sama-sama ada di saat natal dan suka ngasih kado. Dan kamu tau kan, Santa Claus nggak pernah meminta imbalan dari apa yang dia kasih?"

Capricorn terdiam sejenak. "Kamu pasti capek ya sering berantem sama Aries."

Sagitarius kini mendelik. "Berantem?"

Anggukan Capricorn malah membuatnya gemas.

"Aku menikmati setiap momen berantem yang kamu maksud kayaknya. Tau nggak, Aries itu kalau marah justru lucu. Aku seneng bikin dia marah, lalu lihat ekspresinya. Gemas. Habis itu aku cari cara untuk meredakannya juga. Kalau sampai dia luluh dan berhenti marah, ah. Lucu banget deh pokoknya. Kasih apa yang dia suka. Nanti dia bakal maafin."

Dengan ngeri Capricorn berusaha tidak membuat mulutnya mengaga lebih lebar. Sadis betul. Pikirnya.

"Kalau Leo?" Tanya Capricorn.

"Cap, aku memang suka menjawab pertanyaan. Tapi pertanyaan kamu itu sama sekali tidak menarik. Kamu bahkan tau sendiri kalau saat ini pun aku masih suka memikirkan Leo. Dan kamu tau juga aku tidak mengharap lebih pada Leo."

Capricorn menunduk. Dia mesti mencari cara lain untuk bisa megambil hati Sagitarius.

"Aku lelah dengan Leo yang terlalu bersinar. Aku merasa jadi lebih redup dan tidak ada apa-apanya dibanding dia."

Seketika mata Capricorn melebar. Senyuman tersungging di wajahnya. Sagitarius tidak melihat ini tapi Sagitarius tau bagaimana Capricorn menyikapi ucapannya.

"Like fire itself, fire signs tend to be passionate, dynamic, and temperamental. Fire can keep you warm, or it can do great destruction. While fire burns out quickly without fuel to keep it going, it can also regenerate its power from the ashes. A single spark can set off a forest fire. As a result, fire signs need to be nurtured and managed carefully."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top