Leo

Dengan setia Leo menunggu Sagitarius di parkiran. Mereka ada janji mau pergi ke kawasan dataran tinggi. Saat ini Sagitarius masih ada di kantor, buru-buru izin pulang duluan biar langit masih jingga saat mereka di perjalanan.

"Kamu lama banget." Protes Leo saat Sagitarius muncul dengan tergesa menghampiri motor Leo.

"Maaf ya."

Leo melebarkan senyumnya. "Iya nggak apa kan sekarang udah ketemu. Sini peluk." Dia melebarkan tangannya. Sudah sangat siap untuk dipeluk erat. Jadi Sagitarius melakukannya. Tidak peduli ada beberapa orang yang memperhatikan mereka. Toh sama-sama perempuan ini. Lagipula Leo cantik. Rambutnya lurus tergerai. Ah pokoknya, benar-benar cantik. Apalagi matanya yang membius. Mudah sekali untuk jatuh cinta pada Leo yang suka sekali merawat diri.

Mereka memulai perjalanan di aspal yang terus menanjak menembus kabut sejuk sore hari. Tangan kiri Leo bergerak ke belakang, mencari-cari tangan Sagitarius untuk memindahkannya ke depan. "Peluk dong, kan aku kangen."

Sagitarius tidak bisa membohongi dirinya kalau dia dibuat meleleh dengan perlakuan-perlakuan sederhana dari Leo. Dia memeluk erat perut Leo yang ramping. Tangannya terus digenggam oleh Leo. Suasana jadi begitu hangat. "Temani aku makan ayam bakar ya, aku pengen banget belum kesampean terus."

"Iya ayo."

Kemudian mereka berhenti di salah satu tempat makan sambil duduk lesehan menikmati pemandangan kota yang nampak kecil dikelilingi pegunungan.

"Kamu nggak ikut makan?"

"Masih kenyang. Aku pesan susu jahe hangat saja."

Setelah makanan datang, Leo masih asik dengan rokoknya.

"Makan dulu, nanti dingin."

Leo tetap kembali menghisap rokoknya. Lalu dia mengubah posisi duduknya yang tadinya di sisi Sagitarius jadi ada di hadapannya. Dia memajukan wajahnya, menjadikan posisi kepala mereka saling berhadapan amat dekat.

Sagitarius benar-benar terhanyut pada mata Leo, seakan mata itu menyedot segala fokus dan dunianya, dia tidak sadar Leo sedang memegangi kedua tangannya sambil mengusap pelan.

"Aku kangen. Ingin kamu peluk terus. Dan....." tatapan Leo berpindah ke bibir Sagitarius, "ingin cium kamu."

"Emang kamu berani?" Sagitarius melirik pada meja sebelah yang dihuni tiga orang bapak-bapak yang sudah beberapa kali menoleh pada mereka.

"Menurut kamu? Paling kamu yang nggak berani?"

Tatapan Sagitarius berubah tajam. Dia memundurkan kepalanya sampai punggungnya ikut terbawa dan menabrak dinding anyaman bambu.

Ada raut kesedihan di wajah Leo. Buru-buru Sagitarius mendekatkan tubuhnya pada Leo lalu memeluk erat perempuan itu. Sampai mereka mendapatkan posisi nyaman dengan Leo yang begitu manja dalam pelukan Sagitarius. Udara yang semakin dingin membuat keduanya saling mengeratkan pelukan.

"Makanan kamu makin dingin loh."

"Aku nggak mau lepasin pelukan. Aku nyaman."

Sagitarius mengusap kepala Leo dengan sayang, lalu mengecup kening perempuan itu. "Makan dulu ya, nanti kita pindah tempat kalau kamu mau. Yang datang makin banyak. Mereka pasti butuh tempat."

"Habis aku makan kita lanjut ngedate ya, janji?"

Sagitarius mengangguk. Dia bahkan tidak tahu kalau saat ini sebenarnya dia sedang ngedate sama Leo.

Setelah membereskan makanannya yang sudah dingin, mereka menyudahi kegiatan makan yang kebanyakan berpelukan dalam diam ini.

Lagit sudah semakin gelap saat mereka melanjutkan perjalanan ke dataran yang lebih tinggi lagi. Sampai mereka berhenti di sebuah tempat makan yang cukup luas dengan sajian pemandangan hamparan kerlipan kota di malam hari. Indah.

Mereka duduk di sebuah sofa yang langsung berhadapan dengan lampu-lampu perkotaan di bawah sana.

Hanya kopi dan pastry yang mereka pesan. Di sini tidak seramai di tempat sebelumnya. Namun tetap saja mereka tidak sendirian. Ditambah dengan CCTV yang menyorot langsung ke hadapan mereka. Di sana mereka saling duduk berhadapan dan sesekali saling menyandar. Keduanya berselimutkan jaket masing-masing, saling mengaitkan jemari. Makin lama tangan Leo makin sibuk menjelajahi tubuh Sagitarius. Mulai dari mengelus tangannya, pinggang, terus naik sampai ke dada. Dirasa tidak mendapat perlawanan, tangan itu terus bergerak, menyusup, dan melepas kaitan bra. Setelah itu dengan lebih bebas, tangannya merasakan apa yang dia ingini. Sedetik kemudian, keduanya saling memagut. Tidak peduli dengan kehadiran orang lain di meja sebelah atau kamera CCTV yang sedang sibuk mengamati tontonannya ini.

Mereka tahu, hubungan mereka tidak akan lebih dari ini. Kesempatan yang ada sudah mereka tutup masing-masing. Mereka tidak bisa saling memiliki. Begitu banyak hal yang mesti mereka hadapi, dan mereka memilih untuk menghindar. Karena, segera mungkin mereka akan terpisah.

Berjarak ribuan kilo meter. Mereka tidak bisa.


Sagitarius udah paling lemah kalau jatuh cinta sama Leo yang super memikat. Tapi rasionalitas mereka masih ada. Banyak pertimbangan bagi mereka untuk memilih serius. Keduanya suka kebebasan dan tidak suka dengan kesendirian walau seringkali butuh waktu untuk menikmati hidup sendiri.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top