EPISODE 8: Privacy

행복한 독서
Selamat Membaca

🍂🍂🍂

You are my miracle
I hope I can see you, the gift of you that has spread inside me

NCT U - My Everything

~~~

Lee Jeno merupakan salah satu siswa yang terkenal di Gujeong High School, sehingga tak heran bila banyak yang terkejut ketika mendapatkan rumor bahwa murid baru di sekolah paling elit di Gangnam itu adalah adik Jeno.

Terlebih lagi, Jeno selalu dianggap sebagai "anak tunggal kaya raya" oleh beberapa siswa. Tentu saja banyak yang penasaran apa hubungan Sungkyung dan Jeno yang sebenarnya. Apakah memang benar adik kandung Jeno atau hanya adik angkat?

Rumor-rumor tersebut sudah sampai ke telinga Jeno. Dia geram, bagaimana bisa informasi privasi seperti itu bisa tersebar dengan begitu cepat? Bahkan Sungkyung masih belum sehari bersekolah di sini.

"Jeno-ya, kamu benar-benar punya adik? Wah, jinjja. Kenapa kamu tidak pernah memberi tahu kami?" Seorang pemuda yang duduk sebangku dengan Jeno langsung saja melontarkan pertanyaan seusai mendengar rumor dari beberapa temannya.

Sontak saja Jeno memutar bola mata dengan kesal. Pemuda dengan name tag Lee Haechan itu memang selalu heboh jika bertanya sesuatu.

"Tapi, bukannya kamu ini anak tunggal, ya? Bahkan kami tidak pernah melihat kalau kamu punya adik di rumah." Kali ini, pemuda berdarah cina yang duduk di depan Jeno menoleh ke belakang dan ikut menimpali ucapan Haechan.

Huang Renjun.

"Wah, benar juga. Jeno-ya, sebenarnya dia siapa? Kata teman-teman, mereka sempat melihat anak baru itu jalan bersama Appa-mu, bahkan Appa-mu juga mengakui kalau dia anaknya. Tapi kamu ini kan anak tunggal. Jadi yang benar yang mana?"

"Aish, jinjja. Kalian tidak bisa diam?" Jeno menggebrak meja dengan perasaan kesal hingga membuat hampir semua siswa di kelas terdiam. Untung saja saat itu kelas mereka sedang tidak ada guru. Selang beberapa detik, suasana hening mulai beralih menjadi ramai kembali. Berusaha mengabaikan Jeno yang tampak marah.

Dan tentu saja, yang tengah mereka ramaikan ialah rumor tentang anak baru yang katanya adalah adik Jeno.

"Dia bukan siapa-siapa. Dia cuma anak yang beruntung karena dipungut Appa-ku. Puas?"

Beberapa siswa yang sedang asyik berbincang mulai terdiam kembali ketika mendengar ucapan yang terlontar dari labium Jeno. Mereka benar-benar tak menyangka akan mendapatkan sebuah fakta baru dari sumbernya secara langsung. Haechan dan Renjun pun begitu, mereka tertegun mendengar penuturan Jeno.

"Jadi dia itu-"

"Ya, dia adik angkatku."

🍂🍂🍂

"Park Jisung?"

Jisung tertegun ketika gadis yang duduk di sebelahnya memanggil. Ia spontan menjawab, "Ne?"

Sungkyung awalnya segan untuk berbicara pada siapapun. Namun, jika ia tidak bertanya, bisa-bisa dirinya akan tersesat di sekolah ini.

"Boleh aku minta tolong?"

Jisung terdiam sebentar, lalu mengangguk dengan perlahan.

"Minta tolong apa?"

"Apa kamu bisa memberitahu aku di mana saja arah tempat-tempat penting di sekolah ini? Ya, seperti kantin, ruang guru, kamar mandi, perpustakaan. Tadi aku belum sempat berkeliling jadi aku tidak tahu."

"Ah, itu aku ...." Jisung menggantungkan ucapannya dengan memberikan tatapan ragu. Ia tampak sangat gugup, bahkan memainkan jemarinya. Di sisi lain, Sungkyung menunggu jawaban Jisung dengan sabar. Sebenarnya ia agak sebal, tetapi Sungkyung berusaha untuk menenangkan diri.

"Baiklah, aku akan menunjukkan padamu nanti saat istirahat." Sungkyung mengangkat kedua alis dengan tatapan heran. Lalu, ia pun tersadar sesuatu.

"Bukan itu maksudku. Kamu bisa memberitahuku saja di mana arahnya. Tidak perlu ikut mengantar."

Jisung spontan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ah, maafkan aku. Aku kira—"

"Yak, anak baru!"

Baik Sungkyung maupun Jisung, mereka berdua menoleh ketika suara nyaring menginterupsi. Seorang gadis dengan rambut hitam lurus yang terurai dengan bandana berwarna merah jambu melangkah menuju meja Sungkyung. Tentu saja gadis bermarga Na itu keheranan.

Sungkyung memperhatikan name tag milik gadis itu dengan seksama. Tertera nama Yoo Karina di sana.

"Wah, wah. Padahal aku ingin berteman denganmu saat tahu kamu adik Jeno Oppa. Ternyata ... kamu hanya adik angkatnya? Wah, jinjja. Bahkan Jeno Oppa sendiri yang mengakuinya." Sungkyung tertegun mendengar penuturan gamblang dari Karina. Bagaimana bisa informasi privasi seperti itu tersebar begitu cepat bahkan hanya dalam hitungan jam?

Dan Jeno sendiri yang memberi tahu informasi palsu itu? Apakah pemuda itu sangat kurang kerjaan hingga repot-repot membuat pernyataan palsu seperti itu? Bukankah lebih baik mereka berlagak sebagai orang asing saja?

Sepertinya media sosial bisa beralih menjadi sangat kejam jika digunakan untuk hal-hal seperti ini.

Sungkyung baru sadar, sepertinya informasi-informasi itu bisa tersebar mungkin bermula saat dirinya berjalan bersama Donghae ketika memasuki gedung sekolah. Bisa jadi ada yang mengenali wajah Donghae dan membuat banyak spekulasi.

Namun, mengapa mereka sangat kurang kerjaan sampai repot-repot mengulik privasinya?

"Kenapa kamu bilang begitu?" Jujur saja, Sungkyung merasa kesal di hari pertamanya sekolah. Mood gadis itu mendadak rusak begitu saja.

"Kenapa katamu? Yak, apa kamu tidak tau kalau Jeno Oppa sangat menunjukkan wajah tidak sukanya saat dia mengatakan kamu adik angkatnya? See, dia bahkan sangat tidak menerima kehadiranmu."

Lalu apa urusannya denganmu? Memangnya dia kakakmu, seenaknya panggil Oppa,tch.

Ingin rasanya Sungkyung mengeluarkan semua rasa kesalnya saat ini. Namun, ia sadar bahwa sekarang dirinya adalah siswa baru. Setidaknya Sungkyung menahan diri untuk sementara ini karena emosinya sekarang sedang tidak baik. Ia takut jika terlalu lepas melampiaskan kekesalannya.

Oleh karena itu, daripada meladeni gadis centil kurang kerjaan yang ada di sampingnya, ia mengambil earphone lalu menyambungkannya pada ponsel. Dengan segera ia menyumpal kedua telinga untuk mendengarkan musik dibandingkan mendengar ocehan tak berguna dari Karina.

"Yak, kamu ini sangat sombong, ya!" Karina menarik paksa earphone yang berada di telinga sebelah kiri Sungkyung. Sontak saja gadis itu mendengus kesal.

"Kamu mau apa?" Lagi-lagi Sungkyung berusaha untuk menahan diri agar tak menuntahkan semua rasa kesal yang ia pendam sejak tadi. Sungguh, hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Sungkyung. Bukannya mengajak berkenalan, Karina justru membuat keributan dengannya. Bagaimana Sungkyung tidak kesal?

Gadis itu sudah cukup pusing dengan kejadian buruk yang menimpanya akhir-akhir ini. Mengapa ia seolah tak diperbolehkan untuk hidup tenang barang sejenak saja?

"Kamu ini benar-benar tidak tahu diri, ya! Kalian memang pantas duduk sebangku, sama-sama pengecut parasit!"

Mworago? Mulutnya sangat tidak sopan.

Meski merasa dongkol, akhirnya Sungkyung menghela napas lega ketika Karina beranjak dari posisinya dan berkumpul dengan teman-teman perempuannya. Namun, sesekali gadis itu melirik Sungkyung dengan tatapan sinis dan kembali berbincang dengan temannya. Sepertinya Karina tengah membicarakan Sungkyung.

Akan tetapi, gadis itu tak peduli. Dia sudah terbiasa menerima hal seperti itu sejak dulu.

Sungkyung menoleh dan menatap teman sebangkunya, Park Jisung. Lelaki itu tampak terdiam dengan kepala menunduk. Mendadak saja Sungkyung teringat dengan ucapan Karina sebelumnya.

Kalian memang pantas duduk sebangku, sama-sama pengecut parasit!

Sungkyung heran, mengapa Jisung ikut dibawa-bawa dalam pembicaraan mereka? Apakah Karina juga membenci Jisung tanpa alasan jelas seperti yang gadis itu lakukan padanya.

"Jisung-ah, sepertinya kamu perlu menemaniku saat istirahat nanti." []

🍂🍂🍂

To be continued

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top