EPISODE 1 : Eomma & Oppa
행복한 독서
Selamat Membaca
🍂🍂🍂
You know?
Sometimes in life
Things just ain't meant to be
To My First - NCT Dream
~~~
"Sungkyung-ah ...."
Gadis pemilik marga Na itu seketika merasa terusik saat mendengar panggilan bernada manja disusul kepala seorang lelaki yang menyembul dari balik pintu kamarnya. Padahal Sungkyung sedang asyik melihat sebuah video cover lagu menggunakan gitar di aplikasi TikTok sembari ikut bernyanyi mengikuti alunan musik.
Sungkyung mendengus kesal sembari melepas earphone dari kedua indra rungunya, lalu netra gadis itu beralih menatap lelaki yang kini tengah tersenyum lebar menampakkan barisan rapi gigi putihnya. Poni lelaki tersebut pun tampak bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti gerak kepalanya.
"Wae, Oppa?"
Bukannya menjawab pertanyaan Sungkyung, lelaki bernama lengkap Na Jaemin itu justru masuk ke kamar sang adik tanpa permisi setelah itu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tentu saja perbuatan sang kakak membuat Sungkyung naik pitam.
"Oppa! Kalau mau tidur, tidur saja di kamarmu sendiri!"
Mendengar pengusiran yang dilontarkan sang adik tercinta sontak saja membuat Jaemin memanyunkan labium. Namun, hal tersebut tak lantas membuat Jaemin bangkit dari kasur empuk milik Sungkyung.
"Oppa capek habis kerja, nih. Pijatin punggung Oppa, dong!"
"Sirheo!"
"Yak, Na Sungkyung!"
"Yak, Na Jaemin!"
"Yak!" Jaemin mendengus kesal setelah mendengar Sungkyung memanggil namanya tanpa embel-embel oppa. Ia terdiam sejenak, lalu bibirnya melebar kembali kala sebuah ide muncul dalam pikirannya.
"Oppa akan belikan tteokboki kalau kamu mau memijat Oppa. Besok kamu libur, kan?"
Mendengar tawaran yang menggiurkan dari Jaemin, tentu saja kedua netra bening Sungkyung langsung berbinar cerah. "Jinjja?"
"Iya, apa kamu tidak percaya dengan Oppa-mu sendiri?"
"Wah, gomawo, Oppa. Besok belikan aku rabboki saja sekalian. Saranghae, sini aku pijat!"
Meski berdecih setelah mendengar permintaan Sungkyung yang mulai melunjak, tetapi Jaemin akhirnya tertawa sembari mengelus lembut rambut Sungkyung. Tentu saja Jaemin akan mengabulkan keinginan adik satu-satunya yang paling ia sayangi ini.
Suasana pun hening setelahnya. Jaemin yang tiduran di atas kasur sang adik dengan posisi tengkurap, lalu Sungkyung yang tangannya mulai bergerak memijat punggung Jaemin.
"Lagian Oppa kenapa, sih, kerja part time? Oppa kan masih sekolah, pasti capek kalau sorenya kerja," ujar Sungkyung setelah beberapa menit mereka terdiam.
Bukannya langsung menjawab, Jaemin menghela napas pelan sembari memejamkan mata sejenak.
"Oppa kasihan lihat Eomma bekerja sangat keras untuk kita berdua, apalagi setelah Appa tidak ada. Jadi, apa salahnya Oppa berinisiatif membantu?"
Sungkyung memanyunkan bibir setelah mendengar jawaban Jaemin. "Aku jadi merasa bersalah. Apa perlu aku ikut kerja juga biar tidak jadi beban Eomma dan Oppa?"
Sontak saja Jaemin mengangkat dan membalikkan tubuhnya dengan begitu cepat. Tentu hal tersebut membuat Sungkyung yang fokus memijat punggung Jaemin merasa terkejut setengah mati.
"Kamjja! Apa yang Oppa lakukan? Mengagetkan saja!" ujar Sungkyung sembari mengelus dada dengan pelan untuk meredakan debaran jantungnya yang berdegup kencang.
"Yak, apa yang kau bilang tadi? Andwae! Jangan bekerja! Cukup Eomma dan Oppa saja yang melakukannya. Kamu hanya perlu fokus sekolah saja dan dapat nilai bagus."
"Tapi kenapa, Oppa? Aku kan—"
Ucapan Sungkyung seketika terinterupsi ketika mendengar suara benda pecah yang cukup keras dan memekakkan telinga. Setelah itu, disusul pula suara jeritan wanita yang membuat kakak beradik pemilik marga Na itu saling memandang dengan tatapan terkejut.
"Eomma ...?"
Tanpa basa-basi, Jaemin bangkit dari kasur Sungkyung dan berjalan ke luar kamar dengan tergesa. Sungkyung yang penasaran pun mengikuti langkah Jaemin, tetapi terhenti ketika sang kakak berhenti melangkah.
"Kamu tetap di kamar. Kunci pintunya dan jangan keluar kalau Oppa belum kasih aba-aba. Arraseo?"
"Geundae—"
"Cepat kunci pintunya," ucap Jaemin mengakhiri pembicaraan mereka sembari menutup pintu Sungkyung dengan rapat. Selepas itu, derap langkahnya yang berlari mulai terdengar dari balik pintu kamar.
Bukannya langsung mengunci, Sungkyung justru terdiam kaku di depan pintu kamarnya. Dia tidak bergerak sedikit pun dari posisinya sekarang. Bulir keringat sebesar biji jagung mulai mengaliri kulit kuning Sungkyung yang kini mulai memerah. Ia takut dan bingung harus melakukan apa.
Mengapa tiba-tiba Jaemin menyuruhnya mengunci pintu? Jika hanya sesimpel benda pecah belah yang jatuh dan sang ibu terkejut sampai spontan berteriak, mengapa Jaemin seolah-olah menyembunyikan Sungkyung di dalam kamar? Apakah ada sesuatu yang sangat berbahaya? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benak Sungkyung.
Belum sempat menemukan jawaban atas pertanyaan yang memenuhi pikirannya, gadis bermarga Na itu terkejut ketika mendengar teriakan Jaemin menggaung di rumah mereka. Namun, ada yang aneh dari jeritan Jaemin barusan. Mengapa kakaknya itu terdengar seperti mengusir seseorang?
Karena sangat penasaran dan takut terjadi sesuatu pada ibu dan kakaknya, Sungkyung membuka pintu kamar secara perlahan dan berjalan dengan langkah mengendap. Kamar Sungkyung berada di lantai dua sedangkan sumber suara sepertinya berasal dari lantai satu. Alhasil, Sungkyung pun berjalan menuju tangga. Rumah mereka bisa dikatakan tidak terlalu luas sehingga jika ada kegaduhan di lantai satu, maka yang ada di lantai dua kemungkinan akan mendengarnya.
Baru saja Sungkyung mendekati tangga, mata gadis itu terbelalak lebar ketika melihat sesuatu yang sangat mengejutkan di lantai satu rumah sederhananya.
"Eomma! Oppa!" Jeritan Sungkyung tak dapat tertahankan lagi. Ia jatuh terduduk dengan kedua tangan yang spontan membekap mulutnya sendiri.
Tepat di depan matanya, tubuh Yoona tampak terkapar lemah di atas lantai dengan banyaknya tusukan dan darah bertebaran di mana-mana. Bahkan wajah ibunya pun sangat pucat dengan mata terpejam. Sedangkan di sisi lain, Jaemin terlihat sangat kesakitan dengan luka tusukan di perut bagian kanan.
Namun, Sungkyung jauh lebih terkejut saat menyadari eksistensi orang asing yang berdiri membelakangi gadis itu serta menghadap ke arah Jaemin dan Yoona. Di tangan orang tersebut tampak sebilah pisau dengan banyak bercak darah yang bertebaran.
Karena mendengar jeritan histeris Sungkyung, sosok berjaket hitam di sana dengan cepat menoleh. Rupanya orang asing tersebut mengenakan topi dan masker hingga membuat kedua matanya saja yang terlihat.
"Y—yak, Sungkyung-ah. Kenapa ... keluar?" Tentu saja Jaemin kaget setengah mati melihat sang adik yang berada di puncak tangga. Ia semakin panik ketika orang asing itu mulai berjalan mendekati Sungkyung yang terduduk lemas karena sangat syok.
"Lari! Palli!"
Jaemin berusaha sekuat tenaga untuk berdiri, tetapi beberapa luka tusukan membuat perutnya terasa nyeri sehingga ia sangat susah untuk bangkit. Matanya pun mulai berkunang-kunang. Jika tak kesakitan seperti ini, dia ingin menyerang orang asing tersebut supaya tak melakukan hal berbahaya pada adiknya.
Di sisi lain, Sungkyung ingin segera berlari seperti instruksi sang kakak. Meskipun keadaan ibu dan kakaknya mulai sekarat, ia pun perlu menyelamatkan diri dan meminta pertolongan pada orang lain. Namun, entah mengapa kakinya benar-benar lemas dan yang bisa dia lakukan hanya bergerak mundur dengan posisi duduk dan kaki yang berkali-kali menggesek permukaan lantai kayu.
Sosok berjaket yang mengenakan masker hitam itu mulai berjalan mendekati tangga. Mendadak saja jantung Sungkyung semakin berpacu cepat. Kedua netra mereka saling bersitatap cukup lama. Sungkyung sangat syok, bahkan sulit untuk dirinya berpikir jernih di situasi saat ini. Dia sangat takut dengan kemungkinan yang akan terjadi nanti.
Di saat itu pula, terdengar suara gebrakan keras yang membuat Sungkyung semakin bergetar ketakutan. []
🍂🍂🍂
To be continued
Mianhae, Nana. Kisahmu berakhir sampai di sini. Karena lapak ini akan dipenuhi oleh Jeno Oppa kesayangan author 😔🙏🏻
Bercanda wkwk, semua bujang NCT tetep kesayanganku 💚
Tapi tenang, masa lalumu bakal dikuak terus di bab-bab selanjutnya, Na. Jadi kamu nggak bakal sepenuhnya terlupakan. Tunggu saja ya, HAHA.
NA SUNGKYUNG
NA JAEMIN
IM YOONA
~~~
A/n:
• Yak = hei
• Wae = kenapa
• Oppa = panggilan perempuan kepada kakak laki-laki
• Sirheo = tidak mau
• Arraseo = oke
• Kamjja = ucapan ketika sedang terkejut
• Tteokboki = kue beras khas korea yang diberi kuah pedas
• Rabboki = tteokboki yang diberi tambahan ramen
• Jinjja = sungguh / benarkah
• Gomawo = terima kasih (bentuk informal)
• Saranghae = aku mencintaimu
• Eomma = ibu
• Appa = ayah
• Geundae = tapi
• Palli = cepat
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top