Bab 3

“Menurut lo, di antara cewe-cewe ini, mana yang cocok untuk gua modusin?" tanya Miko kepada Marcell.

"Emang dia mau sama lo?" tanya Marcel dengan tatapan meremahkan.

"Eh jomblo, mereka pasti maulah sama gua, secara gua cowok paling keren se SMA Global."

"Menurut gua ya, mereka semua itu ga menantang, terlalu biasa," timpal Mexim. Itu karna selera Mexim yang sangat tinggi, sehingga sampai sekarang ia masih berstatus jomblo.

"Anjiir, songong banget lo!" ucap Miko.

"Eh tapi beneran lo, mereka semua ga ada yang menantang, kenapa lo ga coba tuh macarin salah satu dari geng Ledyfa?"

"Ide bagus tuh, menurut gua itu lebih menantang bro, secara merekakan sama-sama suka mainin tuh yang namanya cinta, jadi kalo lo mutusin mereka, mereka ga akan sakit hati bro," ucap Mahesa.

"Eh kunyuk! Nanti mereka makin benci sama yang namanya cinta,"
"Biarin aja sih, biar mereka jadi perawan tua," karna ucapan Marcel, tawa pun lepas dari mulut mereka.

"Anjiir, brengsek banget!" ucap Mexim.

"Gapapa brengsek, dari pada alim tapi munafik!" ucap Mahesa dengan santai.

"Gua setuju dengan lo."

"Tapi ya, kalo gua ga bisa dapetin salah satu dari mereka gimana?" tanya Miko dan seketika membuat mereka berfikir.

"Mobil lo buat kitalah," jawab Mahesa dengan tegas. Lalu semua tatapan menuju kearahnya.

"Ogah lah, tapi kalo bisa, lo pada mau ngasih gua apa?"

"Semua yang lo mau kita turutin" timpal Marcel. Seketika tatapan tajam Mexim menembus matanya sehingga membuat Mahesa meringis kaku.
"Serius lo? "

"Ya."

"Emang lo mau macarin siapa?"

"Ada deh, yang pasti dia itu susah untuk di taklukin dan itu tantangan buat gua," ucap Miko. Dari dulu ada satu orang yang ingin dia taklukin. Karna dia memiliki sifat keras kepala.

💝💝💝

Lidya berjalan dengan tak tentu arah. Hari ini mood-nya benar-benar hancur. Ingin rasanya ia memakan seluruh orang di taman ini.
Setiap malam minggu, taman ini selalu ramai dengan manusia-manusia yang membawa pasangannya.

"Berasa jones gua di sini," umpat Lidya.

Entah kenapa otaknya memutar kenangan-kenangan sebelas tahun yang lalu. Bunda, ayah, dia dan kembarannya. Kenangan itu terlalu manis. Rasanya Lidya ingin kembali kemasa-masa itu. Andai waktu bisa terulang.
Sebuah tangan menutupi kedua mata Lidya. Karna ia kaget, reflek mengeluarkan kuda-kuda dan langsung menjatuhkan orang yang menurutnya orang jahat.

"Aduh-aduh sakit!" rintih orang tersebut. Bola mata Lidya pun membesar karna ia mengenal orang tersebut.

"Marvel?" ucap Lidya, lalu ia langsung meloncat ke dalam pelukan Marvel. Untung saja Marvel sudah hafal tabiat dari Lidya, jadi dia bisa ancang-ancang.

"Aduh-aduh berat tau," keluh Marvel.
"Bodo!" celetuk Lidya.
"Makin gede aja lo ya."

"Apanya?"

"Dadanya," celetuk Marvel. Mendengar ucapannya tersebut, Lidya langsung turun dari tubuh Marvel. Matanya menampilkan mata tajam, karna ucapan Marvel. Sedangkan Marvel, hanya menampilkan senyuman lebar.

"Becanda-becanda, gitu aja di bawa baper," ucap Marvel.

Seketika moodnya berubah menjadi lebih baik. Sudah bertahun-tahun ia tidak merasakan ke hadiran Marvel. Cowo itulah yang selalu membuat hatinya menjadi lebih baik.

"Ngapain lo balik ke Indonesia?"

"Gua bosen di London, enakan juga di sini."

"Bukannya di sana lebih enak ya, di Indonesia panas," ucap Lidya.

"Menurut gua di sana itu biasa, karna ga ada lo," ucap Marvel. Seketika Lidya seperti di bawa terbang olehnya.

"Dasar gombal permen!"

"Oh iya gua punya hadiah buat lo," ucap Marvel sambil memasukan tangannya ke saku celana sebelah kanan.

"Coklat? lo masih inget? " ucap Lidya. Sedangakan Marvel hanya tersenyum. Lidya sangat menyukai coklat dan apapun yang berwarna coklat. Sampai-sampai rambutnya juga berwarna coklat.

"Aaaa, lo selalu buat mood gua jadi lebih baik deh, makasih Marvel," ucap Lidya. Lalu Lidya pun memeluk Marvel. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang yang selalu membuat ia tersenyum.

"Oh iya mulai besok gua udah bisa masuk ke sekolahan lo," ucap Marvel tiba-tiba.

"What! Ko bisa? "

"Bisa dong, gua udah ngurus semua berkasnya dan itu udah lengkap," ucap Marvel dengan tegas.

"Nambah lagi dong saingan gua," ucap Lidya dengan mulut yang di majukan.

"Hahaha, harus dong," ucap Marvel sambil menepuk-nepuk punggung Lidya.

"Siap-Siap, lo akan ketemu cowo seganteng gua setiap hari," ucap Marvel dengan Pedenya.

Hallo gays.. Ada yg nunggu cerita ini ga?? Semoga ada ya.. Maaf ya kalo cerita nya gaje atau apapun itu lah..

Tapi ini murni loh hasil karya ku sendiri...

Tanggal pembuatan

Kamis 5 Oktober 2017
Di kampus.. Jam 13:40

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top