Bab 20

Cinta tak mengenal siapa yang dahulu datang, tapi siapa yang bisa mempertahankan cinta tetap utuh sampai akhir.

Hay Ladies Hay Boy.

💦💦💦

Lidya mencoba memperhatikan setiap sudut kamarnya, ia sudah lama tidak merasakan suasana kamar ini. Senyuman tipis mulut terukir di bibirnya, saat ia melihat sela-sela horden yang menampilkan rumah Miko. Lidya mulai berjalan mendekati balkon rumah miliknya.

Ingatannya mulai kembali saat ia bersama Miko menikmati malam di balkon. Balkon ini menyimpan kenangan manis dan sedih saat mereka berada di balkon.

"Lidya," ucap Marvel dari balik pintu, sedangkan Lidya hanya diam.
Marvel berjalan mendekati Lidya, lalu ia mulai memperhatikan kembarannya tersebut. "Lo nangis?" Lidya menatap Marvel sesaat lalu ia menggeleng.

Marvel tersenyum, ia tau kembarannya sedang berbohong kepadanya. "Ini apa?" ucap Marvel sambil mengusap air mata Lidya. Lidya tersenyum kecut, lalu ia langsung memeluk Marvel.

“Kalo lo ada masalah, lo cerita sama gua, kali aja gua bisa bantu lo,” ucap Marvel.

“Gua hanya kepikiran tentang Miko, dia selalu ngelindungin gua, tapi gua ga pernah bersikap baik padanya dan sekarang saja gua belum sempat mengucapkan terima kasih,” ucap Lidya. “Gua terlalu egois Marvel dan ini semua salah gua, andai gua ga pergi ke Bogor pasti semuanya ga akan seperti ini, Miko dan Vanda ga akan mati, Marvel,” ucap Lidya dengan isakan.

“Lidya, ini semua bukan salah lo, ini takdir. Jangan nyalahin diri lo, yang beralu biarlah berlalu, kita yang masih hidup hanya bisa mendoakan mereka supaya mereka di tempatkan di tempat yang lebih baik,” ucap Marvel.

“ Tapi—“

“Hay, jangan nyalahin diri lo terus, biarkan mereka tenang, gua juga yakin Miko dan Vanda ga akan suka ngeliat lo nangis,” ucap Marvel sedangkan Lidya hanyan menangis di pelukan kembarannya tersebut.

💝💝💝

Sedari tadi Lisa mencoba menghubungi nomer telpon Laura. Naas, tak ada satu pun yang terhubung ke sahabatnya.

"Gua heran sama itu anak, Laura itu hilang seperti di telan bumi, tau ga?" ucap Lisa dengan kesal.

"Sabar sayang, kamu udah coba tanya ke nyokapnya?" ucap Marcel.

"Ga aktif juga."

"Ke rumahnya?"

"Rumahnya sepi," timpal Linzy.

"Emang sejak kapan Laura ga bisa dihubungin?" tanya Mario.

"Semenjak kecelakaan yang menimpa Miko dan Lidya."

"Berarti tiga bulan yang lalu?" mendengar pertanyaan dari Mexim, mereka bertiga hanya menangguk. Menurut mereka itu sangat aneh, kenapa Laura menghilang tanpa memberikan kabar kepada sahabat-sahabatnya.

"Apa jangan-jangan Laura ikut Miko?" tebak Mexim.

"Ada hubungan apa mereka? Dia ga pernah cerita sama kalian" tanya Marcel. Linzy, Luna dan Lisa hanya menggeleng, Laura tak pernah menceritakan perasaannya, terutama tentang Miko.

"Aneh," gumam Mahesa.

"Terus lo bertiga mau tetep cari Laura?" tanya Marcel.

"Kayanya ga deh, lagi pula kita mau cari kemana? Ga mungkinkan kita muterin Indonesia hanya untuk nyari Laura," celetuk Linzy.

"Betul juga sih kata lo, kaya nyari jerami di tumpukan jarum."

"Kebalik goblog!" umpat Marcel.

"Emang yang bener apa?" tanya Mario.

"NYARI JARUM DI TUMPUKAN JERAMI!" teriak mereka berenam, persis di depan kuping Mahesa. Sontak membuat mereka semua yang berada di kantin menghadap anak-anak FM dan Ledyfa.

💝💝💝

Lidya mulai memperhatikan ruang musik yang berada di pojok rumah miliknya, sudah lama tempat itu tidak di jamah olehnya. Dengan santai ia mengambil gitar yang pernah ia mainkan. Rasanya masih sama seperti yang dulu. Lalu ia mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu yang sudah ia hafal.

Biasa sa cinta satu sa pinta

Jang terlalu mengekang rasa

Karna kalau sa su bilang

Sa trakan berpindah karna su sayang

Jangan kau berulah sa trakan mendua

Cukup jaga hati biar tambah cinta

Karna kalau sa su bilang

Sa trakan berpindah karna su sayang

Dan ini semua tentang hati

Jadi coba pikir kembali

Janji tra mungkin sa ingkari

Karna alasan tra kabari

Kasih ko begitu curiga

Berubah kini ko berbeda

Ikat sa kuat atas nama cinta

Sa tra suka paksa itu masalahnya

Biarkan cinta tumbuh sebisanya

Cinta dan resah itu pelengkapnya

Jang hanya datang dan tinggalkan lara

Sa tetap cinta walo tra bersuara

Biasa sa cinta coba ko pahami

Sa su bilang sayang jaga sap hati

Tra mendua sa berhenti mencari

Cukup ko dalam mimpi, kini dan nanti

Biasa sa cinta satu sa pinta

Jang terlalu mengekang rasa

Karna kalau sa su bilang

Sa trakan berpindah karna su sayang

Jangan kau berulah sa trakan mendua

Cukup jaga hati biar tambah cinta

Karna kalau sa su bilang

Sa trakan berpindah karna su sayang

Setelah lagu yang ia mainkan selesai, sebuah tepukan dari Deo, Tia dan Marvel menghiasi ruangan. Pipi Lidya merona dibuatnya.

"Ayah baru tau kamu punya bakat bernyanyi," ucap Deo.

"Aku juga baru tau yah, gua kira suara lo itu fales" ledek Marvel.

"Mamah sih sudah tau, tapi lagu yang kamu mainkan sekarang itu beda banget," ucap Tia.

"Beda gimana?" tanya Deo.

"Kalo sekarang itu pakai hati," ucap Tia diiringi senyuman. Sedangkan Lidya hanya tersenyum melihat kelakuan keluarganya.

"Dari pada kamu ikut balapan, mendingan kamu ikut audisi nyanyi yang kaya di tv, kali-kali anak Ayah masuk tv," ucap Deo.

"Gua setuju tuh, biar kaya Agnes Mo," ucap Marvel sambil sedikit berjoget ala Agnes Mo.

"Doain aja, tapi gua maunya kaya Arlinka Hardianti."

"Itu siapa?" tanya Deo.

"Itu pembalap mobil wanita Ayah," sedangkan yang lain hanya ber oh ria.

"Ya sudah, apa yang kamu suka, Ayah selalu dukung sayang dan yang penting kamu bahagia. Tapi jangan balapan karna Ayah tidak mau kehilangan kamu kedua kalinya," ucap Deo, dengan cepat Lidya mencium pipi kanan dan kiri Deo, sontak membuat Deo tersentak. Deo mulai menatap anaknya yang sedang tersenyum, lalu ia memeluk anak prempuannya. 'Semoga kamu selalu bahagia sayang' batin Deo.


Hallo gaes, gimana ceritanya menarik? Atau biasa saja..

Gua sangat berharap kalian suka ya.. Dukung terus cerita Hay Ladies Hay Boy..😍😘😘

Salam dari pemain Hay Ladies Hay Boy.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top