Bonus Chapter (Closing)
5 tahun kemudian.
Di sebuah rumah yang kata pemiliknya tidak terlalu besar.
"Papa! Papa bangun~
Lelaki berhidung mancung itu menggeliat kecil ketika seseorang membangunkannya dengan suara yang imut khas anak-anak.
"Papa~ Bangun~ Nanti dimarahin mama loh." Ujarnya lagi, sambil terus menggoyangkan lengan lelaki yang ia panggil papa.
"Papa masih ngantuk, nak." Terjawab sekenanya.
"Gak boleh. Ini udah jam 10. Nanti mama marah."
Tidak ada sahutan, membuat anak berumur 4 tahun itu menggebrak kasur karena kesal.
"Papa! Bangun!"
Decakan sebal terdengar. Ia masih ingin tidur omong-omong. Bukan kesal kepada anaknya, tapi kesal kepada waktu yang tak terasa berlalu begitu cepat.
"Bangun, Jen."
"Hm." Jawabnya singkat. Ia tau itu suara siapa.
Istrinya. Siapa lagi?
"Lee Jeno, cepet bangun." Wanita manis itu masih berujar halus.
"Iya."
Menjawab 'iya' tapi posisi masih rebahan dengan mata yang tertutup. Menyebalkan? Memang.
Tiba-tiba ada yang menarik kupingnya. Pekikan terlontar dari mulut si lelaki.
"A-Aduh!"
"Bangun! Udah siang!" Kesal sang istri, —Y/n Lee.
"I-Iya, ampun sayang. A-Aw!"
Y/n melepaskan tangannya dari kuping Jeno. Lalu beranjak membuka tirai gorden dan jendela.
Sedangkan Jeno bangun terduduk. Mengucek matanya, sesekali menguap.
"Tuh 'kan jadi dimarahin sama mama."
Jeno menoleh. Kemudian menghela napas.
Anak kecil yang sangat mirip dengannya, masih berdiri di samping ranjang kasur.
Secara fisik, anak itu memang benar mirip dengannya, hanya di bagian mata yang membedakan. Sebab, mata yang indah itu didapatkan dari sang mama.
Jeno sangat sayang kepada anaknya itu. Sangat sangat, melebihi rasa sayang kepada dirinya sendiri.
Hanya saja, masih ada sedikit rasa ganjal di hati. Yaitu, nama. Nama anaknya yang buat Jeno jadi sedikit sedih.
Lee Jaemin.
Nama anaknya selalu mengingatkannya pada sosok Jaemin.
Mengingatkan pada masa lalu yang begitu suram. Itu yang buat Jeno sedih.
Lagian, kenapa diberi nama Jaemin? Tanyakan pada Y/n apa alasannya.
Jaemin naik ke atas kasur. Mendekat ke Jeno dan memeluk leher papanya itu dari belakang.
"Papa 'kan libur, jadi papa bisa main dong sama Jaemin?" Tanya Jaemin. Terdengar begitu polos dan menggemaskan.
Jeno mengulas senyum, "Iyaa, papa bakal nemenin Jaemin main. Jaemin mau main apa?"
Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa Jeno sangat menyayangi Lee Jaemin, sama seperti ia menyayangi istrinya —Y/n Lee.
"Main tembak-tembakan. Jaemin 'kan punya pistol baru yang papa beliin waktu kemarin."
"Bukan kemarin, nak. Tapi minggu lalu."
"Iyaa, itu maksudnya. Papa cepetan mandi. Terus main sama Jaemin."
"Iyaa, yaudah papa mandi dulu ya."
Jaemin mengangguk, lalu melepaskan pelukannya.
Jeno beranjak pergi ke kamar mandi, sedangkan Y/n beralih untuk menggendong Jaemin, membawanya ke ruang TV.
-----
Duduk di sofa, dengan Jaemin yang duduk di pangkuannya. Itulah posisi mereka sekarang.
Sambil menunggu Jeno selesai mandi, mereka memilih untuk menonton TV dan mengobrol.
"Mama, Tante Lisa kapan kesini lagi?" Tanya Jaemin seraya memainkan pipi mamanya.
"Tante Lisa 'kan sibuk, sayang." Jawab Y/n.
"Tapi Jaemin kangen sama Tante Lisa." Bibir Jaemin manyun. Lucu sekali, mirip seperti Jeno saat sedang merajuk.
"Kan bisa video call. Berhenti manyun, nanti jelek kayak bebek." Y/n mencolek hidung Jaemin.
Jaemin hanya mengangguk. Kemudian bersandar di dada sang mama.
Tangan Y/n terangkat untuk mengusap sayang kepala anaknya. Ia menghela napas.
Alasan kenapa ia memberi nama Jaemin ke anaknya adalah karena ia ingin anaknya bisa semanis Jaemin. Ia ingin anaknya kelak bisa setulus, sebaik, dan seceria mendiang Jaemin.
Lagipula, nama Jaemin tidak jelek. Jadi, apa salahnya?
"Kamu anaknya siapa? Kok ganteng?" Tanya Y/n, iseng.
Jaemin menjauh dari dada mamanya, menatap mata sang mama lalu menjawab, "Anaknya Papa Jeno sama Mama Y/n."
"Masa?"
"Iya dong. Papa 'kan ganteng, mama juga cantik. Jadi Jaeminnya ganteng." Setelahnya, Jaemin nyengir.
"Kalau gitu, gantengan papa apa gantengan Jaemin?"
"Em..." Jaemin tampak berpikir sejenak, "... gantengan Jaemin dong."
Y/n tertawa. Sifat Jaemin yang satu ini benar-benar diturunkan dari papanya, —kepedean tingkat internasional.
Untung memang benaran ganteng.
Dengan usil, Jaemin menekan kedua pipi Y/n menggunakan tangan mungilnya, membuat Y/n jadi sengaja untuk memanyunkan bibir.
Hal itu, berhasil bikin Jaemin tertawa. Sesederhana itu memancing tawanya pecah.
Jeno yang sudah beres mandi dan berpakaian, menghampiri keduanya. Duduk di samping Y/n begitu saja. Mepet pula posisinya.
"Lagi apa hm?" Tanya Jeno. Ia mencium gemas pipi Jaemin seiring dengan tangan yang merangkul pundak istrinya itu.
"Papa wangi ih. Jaemin suka sama wanginya papa." Alih-alih menjawab, Jaemin malah memuji. Senyum lucunya tak pernah luntur.
"Oh ya?"
Jaemin mengangguk.
"Tapi Jaemin juga wangi kok." Jeno mencium lagi pipi Jaemin, "Tuh, wangi banget."
Ucapan Jeno, berhasil memancing senyum Jaemin makin melebar.
"Coba mama tanya lagi. Gantengan papa apa gantengan Jaemin?" Tanya Y/n.
"Gantengan Jaemin dong." Jawab Jaemin, pede.
"Ih, enak aja. Papa lebih ganteng tau." Jeno tak mau kalah.
"Enggak. Gantengan Jaemin."
"Kata siapa?"
"Kata Jaemin. Mama juga pernah bilang kalau Jaemin lebih ganteng dari papa."
"Masa?"
Jaemin mengangguk-anggukkan kepalanya. Sedangkan Jeno menoleh menatap Y/n.
"Emang bener?"
"Iyalah. Jaemin lebih ganteng dari kamu, Jen."
"Gantengnya Jaemin 'kan di warisin dari papanya. Jadi lebih ganteng papanya dong."
"Dih. Dasar papa gada akhlak."
Jeno tertawa pelan, "Iya iya, maaf deh. Anak kita lebih ganteng pokoknya." Kata Jeno yang kemudian mencium pipi Y/n.
"Iiii!! Papa jangan nyium-nyium mama!" Suara Jaemin, terdengar nyaring.
"Loh? Kenapa?"
"Gaboleh. Cuma Jaemin aja yang boleh nyium mama."
"Kok gitu? Masa papa gak boleh nyium mama?"
"Pokoknya gak boleh. Wlee!" Jaemin menjulurkan lidah, mengejek Jeno. Ia langsung memeluk leher mamanya, buat Jeno menggeleng heran.
"Punya anak gini amat." Gumamnya pelan.
Y/n tertawa. Satu tangan mengusap punggung Jaemin. Tangan lainnya mengusap pipi Jeno.
"Sabar, Papa Jeno." Ujar Y/n.
Keluarga kecil yang bahagia. Jeno dan Y/n, bersama putra kecil mereka yang sangat menggemaskan bernama Lee Jaemin.
-----
Setelah seharian penuh bermain dengan papanya, Jaemin tertidur pulas di pelukan sang mama.
Y/n menidurkan Jaemin di single bed. Iyap, Jaemin punya kamar sendiri, tidak tidur bersama orang tuanya.
Habis itu, Y/n dan Jeno memilih untuk menonton film sampai sangat larut malam. Jika bisa, sampai ketiduran.
Jam 01.42 pagi, Y/n dan Jeno selesai nonton. Mereka bersiap untuk tidur.
Omong-omong, mereka nonton filmnya di kamar mereka. Sebab memang di dalam kamar ada TV berukuran cukup besar.
Kamar mereka juga sudah dimatikan lampunya. Jadi Jeno tidak perlu repot-repot lagi untuk mematikan lampu.
Tidak terlalu gelap kok. Soalnya mereka punya lampu tidur.
Jeno menarik selimut ketika Y/n bersiap terlelap dengan lengan suaminya sebagai bantal.
"Apa kamu gak mau nambah lagi?" Tanya Jeno tiba-tiba.
Y/n menengadahkan kepalanya menatap Jeno, "Nambah apa maksudnya?"
"Anak lah. Masa suami."
Y/n tertawa. Memposisikan diri agar lebih nyaman.
"Jaemin masih kecil, sayang. Masa udah di kasih adik?"
"Ya gakpapa. Lagian keliatannya Jaemin butuh temen."
"Iya juga sih. Tapi....—"
"Ayo nambah lagi. Biar rumah makin rame."
Diam-diam Y/n tersenyum, "Emang kamu mau nambah anak? Gak capek kalau seandainya mereka ngajak kamu main pas kamu baru pulang kerja?"
"Enggak. Karena secapek-capeknya aku sama kerjaan, rasa capek itu pasti bakal ilang setelah liat istri sama anak. Jadi, aku gak masalah di repotin sama satu anak lagi. Dua juga gakpapa."
"Perfect banget kamu, Jen. Gak salah aku pilih kamu jadi suami."
Jeno tersenyum, "Jadi gimana? Mau ya?"
"Boleh deh, ayok daddy."
Mendengar itu, Jeno jadi gemas. Ia mencium singkat bibir istrinya.
"Aku janji gak akan main kasar. Mainnya bakal sama saat di malam pertama." Ujar Jeno.
Y/n mengangguk.
Tangan Jeno sudah memegang selimut. Ditariknya selimut itu sampai menutupi seluruh tubuh mereka berdua.
Namun, ketika baru saja akan melakukan ritual itu, pintu kamar terbuka. Buat Jeno dan Y/n yang berada di bawah selimut jadi terdiam.
"Ups, aku lupa kunci pintu." Bisik Jeno.
Ia segera menyingkirkan selimut itu untuk melihat siapa yang buka pintu walau sebenarnya ia tau bahwa pelakunya pasti Jaemin. Yah, siapa lagi memangnya? Tidak mungkin ART 'kan?
Dan benar saja, ada Jaemin di ambang pintu yang tampak habis menangis.
"Loh? Jaemin kenapa, nak?" Tanya Y/n.
Ditanya begitu, tangis Jaemin jadi pecah. Ia berlari menghampiri orang tuanya. Naik ke atas kasur, lalu memeluk leher sang mama.
"Tadi Jaemin mimpi buruk. Ada monster yang ngejar-ngejar Jaemin. Jaemin takut." Jaemin menjelaskan di tengah isak tangis.
Y/n menenangkan dengan cara mengusap-usap punggung Jaemin, "Uuuu sayang sayang~ Udah udah, jangan nangis lagi."
"Jaemin takut, mama~"
"Iya iya, mama disini. Ssstt ssstt.. cup cup cup. Udah ya, udah, sayang,"
Jaemin masih menangis, bikin Y/n jadi kasihan.
Sementara Jeno tetap diam. Padahal tadi sedikit lagi udah bisa mantep-mantep. Begitu pikirnya🌚
Akhirnya, Jeno memilih beranjak dari kasur untuk menutup pintu, dan kembali lagi ke atas kasur.
"Yaudah, Jaemin tidur sama mama papa ya?" Kata Jeno dengan lembut.
Bagaimanapun juga, Jaemin ini adalah anaknya. Tidak mungkin ia membiarkan Jaemin ketakutan seperti itu.
Jaemin mengangguk.
Y/n pun mulai membaringkan tubuhnya. Jaemin mengikuti dan tidur dalam pelukan Y/n. Sedangkan Jeno menghela napas.
Yaudahlah, mau gimana lagi. Batinnya pasrah.
Ia pun ikut membaringkan tubuhnya di samping Jaemin. Mematikan lampu tidur, dan terlelap bersama istri dan anaknya dengan posisi tangan yang juga memeluk Jaemin —seperti Y/n.
~sudah selesai~
Akhirnya selesai juga book yang super panjang ini 😭😭😭
Maaf kalau kurang ngefeel >_<
Makasih banyak atas support kalian selama ini. Aku gatau harus bilang apa T_T Kalau gak ada kalian, mungkin book Ini gak akan serame ini😭😭
Buat sider, makasih udah mampir walaupun kalian gak kasih vote:') Seenggaknya kalian udah baca karya aku, semoga terhibur yaa..
Buat yang non-sider, terutama buat yang sering komen-komen sampe nyepam, makasih banyak. Komen kalian selalu jadi mood booster aku 😭😭😭
Intinya makasih banyak karena udah mampir dan nyempetin buat klik bintang. Makasih banyak huwaaaaa 😭😭😭😭
Sebenernya, aku gak pernah nyangka book HIILY ini bakal lebih rame daripada book SBB. Soalnya dari judul aja udah alay banget T_T
Eh tapi ternyata malah lebih rame book ini daripada book yang lain🙃
Kepo dong, kenapa kalian suka book ini? Padahal kan jalan ceritanya klasik banget. Banyak book lain yang jalan ceritanya juga kayak gini. Komen yaa:)
Terus, darimana kalian nemu book Ini? Apakah dari rekomendasi atau gak sengaja nemu?
Satu lagi, kesan kalian selama baca book ini tuh apa? B aja, garing, baper, atau gimana? Sebagai author aku jadi kepo sama kesan kalian semua🙃
Yang mau kasih kritik atau saran, dipersilahkan. Aku baca dengan senang hati😁
Oh iya, aku seneng banget pas ada notif tentang kalian yang masukin book aku ke reading list kalian 😭 Terharu banget sampe mau nangis/maap lebay.
Apalagi ada yang masukin semua book aku ke satu reading list khusus dengan judul "heaven" atau apapun itu yang isinya cuma book karya aku semua. Aku gatau siapa aja orangnya, lupa. Yang ngerasa, cung hand dong✋
Sumpah aku mau nangis aja rasanya sama respon dan rasa antusias kalian. Makasih banyak yaa 😭😭😭😭😭😭😭😭
Dan, buat yang minta season 2 nya, maaf banget gak bisa aku turutin:(
Kenapa? Soalnya aku mau publish book baru. Book yang ini udah kepanjangan pake banget, jadi aku rasa udah cukup..
Iya iya, book yang lain juga bakal dilanjut kok. Itu tergantung kalian sebenernya. Semakin banyak yang suka, semakin banyak yang vomment, maka semakin semangat aku lanjutinnya:')
Kayaknya aku udah cukup banyak ngebacot. Intinya makasih banyak buat setahun ini 😭😭😭 Saranghaeyo😚❤️❤️💜💜💚💚
Btw, yang Be An Assassin Girl masih belum siap di publish. Aku mau ganti jalan ceritanya. Jadi nanti kalau udah di publish, aku kasih tau kalian yaa..
See u semuanyaaa ❤️❤️💜💜💚💚
Oh iya, aku ingetin ya sama kalian. Jangan lagi ada yang bilang kalau kalian ngefans sama aku. Aku tuh bukan artis astaga😭😭 Kita jadi temen aja oke😁
Bacotan terakhir, aku mau revisi awal chapter buat semua book termasuk yang HIILY ini. Cuma nambahin pembukaan aja. Yang kepo, boleh di cek yaa, makasih🙏
Luv u😚😚❤️❤️💜💜💚💚
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top