94 - Gatau Mau Kasi Judul Apa :"
Jaemin langsung buru-buru membawa Yeri ke rumah sakit. Sedangkan Lisa tetap disini, menemani Y/n dan membantu Y/n untuk meredam amarahnya.
Lisa, tidak pernah bisa memahami apa yang Y/n pikirkan. Meskipun ia sendiri kesal pada Yeri, tapi ia tidak pernah punya niat untuk membenturkan kepala gadis itu pakai benda apapun. Karena ia tau, hal itu sangatlah berbahaya. Jika sampai sang korban meninggal, kasus ini bisa di bawa ke kantor polisi.
"Lisa~" Lirih Y/n yang perlahan mulai menangis.
Lisa hanya bisa menarik Y/n ke dalam pelukannya sambil mengusap-usap punggung Y/n.
Sekarang pun, Lisa tidak paham apa yang membuat Y/n tiba-tiba menangis begini.
Ada banyak pertanyaan yang muncul di benak Lisa. Namun ia pendam. Ia tidak mau membuat keadaan bertambah runyam. Dan ia tidak mau membuat perasaan Y/n semakin kacau.
Ia paham kalau Y/n sedang berada di bawah kendali emosi 'iblis'. Iblis dalam artian tidak terkontrol.
Ia sendiri juga paham kenapa Y/n marah. Ia yang hanya sebatas sahabat saja —untuk Jeno— sangat geram akan sikap Yeri ke Jeno yang sampai menjebaknya begitu. Apalagi Y/n yang mungkin telah menyukai Jeno.
Iya, Lisa sangat paham. Terlebih saat pikirannya melayang-layang. Memikirkan kalau seandainya ia yang berada di posisi Y/n. Dan.... Jaemin yang ada di posisi Jeno.
Oh God! Lisa tidak bisa membayangkan kalau seandainya Jaemin yang mengalami hal seperti itu.
Yang Lisa tidak paham adalah.... kenapa Y/n nekat membenturkan kepala Yeri pakai botol kaca? Apa Y/n tidak takut jika Yeri akan mati? Apa Y/n tidak takut di penjara?
-----
Skip>>>
Semenjak kejadian itu, Y/n jadi lebih pendiam. Di kampus pun, ia tidak banyak bicara dan bercanda —bahkan saat bersama Jaemin.
Bertemu dengan Jeno pun, Y/n tetap cuek, tak mau bertegur sapa.
Bukan apa-apa, Y/n hanya tidak tau harus memulainya dari mana dan seperti apa.
Ia malu mengakui bahwa ia yang salah. Dan ia masih tidak paham apa yang membuat Jeno jadi berubah.
Y/n pun takut kalau Jeno tidak lagi menyukainya seperti dulu. Iya, Y/n takut tentang itu. Makanya ia lebih memilih untuk diam.
"Y/n, mau makan apa?" Tanya Jaemin yang di jawab gelengan oleh Y/n.
Omong-omong, Jaemin bilang kalau Yeri baik-baik saja. Tidak terluka parah. Yah hanya butuh di rawat beberapa hari di rumah sakit.
Hp Jaemin berdering, ada panggilan masuk dari Jennie.
Agak bingung sebenarnya, namun tetap Jaemin jawab panggilan itu.
"Halo,"
"Halo Kak Jaem. Sibuk enggak? Maaf gue ganggu."
"Em.. Enggak terlalu. Kenapa emangnya?"
"Gini kak, gue mau minta tolong. Mau enggak Kak Jaem nemenin gue ke acara ultah temen gue? Em... Soalnya disana ada mantan gue kak. Dia pasti bawa pacar barunya. Kan gengsi kalau gue sendirian. Ya jadi biar dia nyangkanya Kak Jaem pacar gue gitu loh kak. Bisa?"
"Hm... Gimana ya.."
"Sekali aja kok kak. Mau ya?"
Jaemin menoleh ke Y/n yang masih duduk diam tak bergeming. Lalu kembali fokus ke telepon.
"Kapan emangnya?"
"Malam minggu, jam 7."
"Em... Tapi...—Yaudah deh, gue nanti temenin yaw."
"Eh serius kak?"
"Iya, gue serius."
"Yeay! Makasih banyak ya kak."
"Hm sama-sama."
"Yaudah, bye~"
"Hm bye.."
Panggilan pun terputus.
Ia ragu untuk menolong Jennie karena khawatir dengan Y/n. Terlihat dari raut wajahnya yang tampak badmood, membuat Jaemin takut Y/n kenapa-napa.
-----
Skip>>>
Malam minggu.
Jaemin sudah siap dengan penampilan seperti ini,
Ia menyuruh Renjun untuk menemani Y/n selagi ia pergi. Dan Renjun nya pun iya-iya saja.
Sedangkan Jennie penampilannya seperti ini,
Jaemin juga perginya pakai mobil. Bukan apa-apa, Jaemin itu tipe orang yang jika menolong orang maka akan ia tolong sepenuh hati, bukan setengah hati. Ia pun tidak mau mempermalukan Jennie di pesta ultah nanti.
-----
Di samping itu, Y/n sedang duduk diam di sofa bareng Renjun yang tengah asik main game.
Muka Y/n sangat pucat dan lesu. Karena memang semenjak kejadian perkelahian antara dirinya dengan Yeri, Y/n jadi jarang makan. Ogah-ogahan dan tidak nafsu, katanya.
Sebenarnya Renjun khawatir. Namun ia buru-buru menepis pikiran buruknya. Ia mencoba berpikir positif kalau Y/n sengaja tidak pakai lipbalm, makanya terlihat pucat.
"Y/n beneran gakpapa?" Tanya Renjun yang tak mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Iya gakpapa. Santai aja kali. Gue ke dapur yaw."
"Mau ngapain?"
"Haus anjir. Lo mau juga? Gue bikinin sekalian."
"Boleh."
"Mau minum apa?"
"Neo Coffe boleh lah yaa.."
"Anjay si cobain kuy."
Y/n dan Renjun terkikik kecil. Setelah itu Y/n segera pergi ke dapur.
Tentang Jaemin yang pergi sama Jennie, Y/n tau kok. Jaemin sendiri yang meminta izin ke Y/n. Y/n mengizinkan meski ada rasa tidak rela. Namun ia sadar, jika ia melarang, Jaemin bisa-bisa berpikir yang tidak-tidak. Makanya Y/n lebih memilih untuk mengizinkan saja.
Kepalanya yang agak pusing, malah semakin pusing saat memikirkan tentang Jaemin. Apalagi pikirannya itu mulai merembet ke Jeno.
Ia ingin baikan dengan Jeno, tapi tidak tau caranya. Ia ingin menyuruh Jaemin untuk cepat pulang, tapi tidak bisa. Akhirnya, ia hanya bisa memendamnya saja.
Tangannya yang sedang membuat segelas kopi untuk Renjun dan untuknya sendiri, tiba-tiba jadi sangat lemas. Namun tetap ia kuatkan diri karena tidak mau merepotkan siapapun.
Hingga akhirnya, ia menjatuhkan gelas yang hendak ia bawa.
Prang
Kedua gelas itu jatuh dan air kopinya pun berceceran di lantai.
Suara itu berhasil membuat Renjun terlonjak kaget. Membulatkan mata, lalu berlari ke arah dapur untuk melihat keadaan Y/n dan melihat apa yang pecah.
Tepat saat Renjun datang, Y/n terhuyung yang kemudian terjatuh ke lantai.
"Y/n!!" Pekik Renjun yang langsung menghampiri Y/n. Di tepukinya pipi Y/n agar Y/n bangun.
"Y/n!! Y/n bangun!! Lo kenapa?!" Paniknya.
Tanpa berpikir apapun lagi, ia menggendong Y/n dan di bawa ke dalam mobil yang memang ia bawa saat mau ke rumah Y/n. Ia akan membawanya ke rumah sakit.
TBC
Hari ini no spoiler yaa^^
Oh iya, abis ini aku gak janji bakal update lagi tiap hari:( Selain capek karena aku udah mulai kerja dari beberapa hari yang lalu, aku juga agak kurang sehat sih. Yah intinya minta doa kalian aja^^
Bukan ngemis doa yaa, ini cuma sebagai informasi aja takutnya kalian bingung atau kaget pas aku tiba-tiba jarang update T_T
Salah satu alasan kenapa aku semangat ngetik ya karena kalian. Sering banget komen dari kalian bikin mood aku balik, bikin aku seneng, bikin aku semangat, sampe bikin aku senyum-senyum sendiri kayak orang gila :v
Makanya usahain buat gak vote aja, tapi kasih komen juga. Mau itu marah-marah karena kesel, mau itu komen gak jelas, atau apapun itu, gakpapa^^ Intinya komen ajaa..
Makasih yaa vomennya ❤️❤️❤️❤️
Bonus :
"Kolamnya sangat dalam;
kata sahabat pena-ku.
Ini sudah larut malam,
tidurlah dan mimpikanlah aku." - LJN / NJM
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top