9 - My Mission
Y/n POV
"Huwaaaa~~ Makasih ya Mark, lo udah mau bantu gue." Kata Y/n dengan mata yang berbinar.
Mark mengulas senyum, "Iyaa, sama-sama. Kirain ada apa. Gue sampe buru-buru kesininya. Padahal gue baru aja selesai ketemu clien."
"Oh ya?"
Mark ngangguk-ngangguk.
"Makasih banyak. Lo mau apa sebagai imbalannya?"
"Imbalan?"
"Iya. Kan lo udah bantu gue. Sebutin aja lo mau apa. Nanti gue turutin deh."
"Yakin?"
Y/n mengangguk percaya diri. Melihat itu, Mark tersenyum miring dan membungkuk hingga matanya bisa menatap lurus ke dalam mata Y/n.
"Kalau minta cium mau enggak?"
"Hah? Minta....--" Yang tadinya Y/n membulatkan matanya kaget, sekarang berganti jadi mendelik malas.
"Jangan macem-macem deh Mark. Apaansi minta cium segala."
Mark mengerucutkan bibirnya lucu, yang buat Y/n terdiam.
"Yaudah iya. Balik sana." Kata Y/n dengan pasrah sambil menunjuk ke kanan.
"Gatau ah, gue gak mau liat." Ucap Jaemin yang kemudian pergi dari sana. Omong-omong, terus tenggorokannya terasa kering.
"Liatnya kesana, Mark. Katanya mau di cium."
"Oh iya." Mark nyengir, lalu menolehkan kepalanya ke kanan. Dan...
Cup.
Y/n mencium pipi Mark yang membuat Mark merona karena malu.
"Anjer gue di cium cecan. Gak akan mandi ah sebulan."
"Apasi lebay amat."
Em... Jika mau tau, Mark itu bukan pertama kalinya di cium oleh Y/n. Ini adalah yang ketiga kalinya. Karena yang pertama itu ketidaksengajaan, dan yang kedua Mark sendiri yang minta sebagai hadiah ulang tahunnya.
-----
Skip>>>
Besoknya, Y/n di minta datang ke kantor polisi. Kemarin Mark sudah menyelesaikan semua urusan pencabutan tuntutan sampai selesai. Dan hari ini keputusannya.
Y/n datang sendirian. Karena Mark ada urusan, sedangkan Jaemin ada kampus.
Polisi Jung bilang, surat pencabutan tuntutan itu di konfirmasi. Dan Jeno dkk bisa di bebaskan hari ini.
"Haduh anjir! Akhirnya gue keluar juga." - Renjun
"Iya anjir! Sumpek gue di dalem." - Hyunjin
Selama yang lain sibuk protes dan banyak bicara, Y/n menatap Jeno yang sedari tadi hanya diam saja. Lantas mendekat ke Jeno dan berucap dengan suara pelan.
"Inget ya Jen, lo harus tepatin janji lo. Nurut sama gue karena...---"
"He'em. Bawel amat lo."
Semuanya pun pulang. Termasuk Y/n yang sebelumnya sudah berpamitan dan bilang makasih kepada Polisi Jung.
"Ayuk sini pulang sama aku ya sayang." Kata Y/n sambil gandeng-gandeng tangan Jeno.
"Apaansi anjir." Jeno melepaskan tangannya dari tangan Y/n.
"Sana jauh-jauh." Sambungnya seraya mendorong kening Y/n menggunakan telunjuk.
Y/n terkikik kecil, lalu menuntun Jeno menuju mobil yang ia bawa.
-----
"Eh mau kemana?" Tanya Y/n ketika melihat Jeno menaiki tangga.
"Ya mau tidurlah, bego. Sakit semua badan gue."
Y/n mengangguk-anggukan kepalanya paham.
"Mandi dulu, baru tidur. Badan lo pasti lengket. Nanti gatel-gatel." Y/n memperingati, namun Jeno hanya berdehem saja dan berlalu pergi.
-----
Y/n POV
Sebenernya masuk ke rumah ini bukan keinginan gue. Tapi karena permintaan almarhumah nyokap gue yang meninggal sekitar 3 minggu lalu.
Ada surat yang di tulis sama tangannya nyokap gue. Isinya...
Dari Mama,
Untuk Y/n.
Sayang, kalau kamu baca surat ini, itu artinya mama udah meninggal. Iya 'kan?
Gakpapa sayang, jangan terlalu terpuruk ya. Mama baik-baik aja kok.
Mama ada satu permintaan. Mau enggak kamu nurutin apa yang mama mau?
Mama minta kamu bantu temennya mama buat bikin anaknya jadi lebih baik. Namanya Tante Lee, dan anaknya ; Lee Jeno.
Kenapa mama minta ini? Karena mama tau, kamu pasti bisa. Tante Lee itu udah baik banget sama keluarga kita. Dia yang bantu kita disaat kita lagi butuh uang. Dia yang bantu kita disaat papa kamu kena PHK. Dan dia juga yang banyak berjasa untuk keluarga kita.
Alamatnya di Komplek perumahan Neo Culture. Jalan Dream nomor 18 Blok C.
Senakal-nakalnya Jeno, mama yakin dia gak akan sampe mukul kamu. Kamu cuma harus buat dia jadi lebih baik, seenggaknya ada perubahan meski kecil. Tapi kalau kamu udah gak kuat, kamu bisa nyerah. Gakpapa, mama gak maksa.
Mama bebasin kamu untuk pilih. Apapun keputusan kamu, mama terima.
Mama sayang sama kamu, nak. Love u 💕💕
Salam,
Mama
Mama adalah alasan kenapa gue mau masuk ke rumah ini dan bertahan sama tingkah laku Jeno. Itu permintaan terakhir mama, gak mungkin gue gak penuhin.
Tentang bokap gue.... Dia udah meninggal sejak gue umur 3 tahun karena penyakit lambung. Dan... Gue anak tunggal.
Mama meninggal karena tumor otak yang di deritanya, dan sekarang gue udah jadi sebatang kara. Mungkin itu sebabnya orang-orang di sekitar gue naruh simpati terhadap gue. Mereka kasian meskipun gue gak butuh belas kasihan dari mereka.
Harta bokap nyokap masih ada. Masih mampu menghidupi gue bahkan 10 tahun yang akan datang. Itu alasannya kenapa gue bisa kuliah.
Terkadang gue kangen mama. Bolehkah gue memutar waktu?
Gue pingin kembali ke masa sebelumnya. Dimana gue masih bisa peluk-peluk mama gue. Dimana gue masih bisa curhat-curhatan sama mama. Dan dimana gue bisa nangis dan mengeluarkan keluh kesah yang gue alami.
Oke, disini gue emang masih ada banyak orang yang pastinya bakal selalu ada untuk gue. Ada Jaemin, ada Mark, ada yang lainnya juga. Dan bahkan Renjun sama Hyunjin juga bakal ada ketika gue butuh. Tapi mereka gakan bisa gantiin peran mama.
Kalian tau siapa Renjun dan Hyunjin? Apa hubungan gue sama mereka di masa lalu? Dan apa kalian tau kenapa gue bisa putus sama Jaemin?
Semuanya bakal gue jawab di next chapter.
TBC
Yang ngefollow aku dan liat postingan aku kemarin-kemarin, pasti tau kenapa aku rajin banget update belakangan ini :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top