86 - Jaemin-Y/n
Besoknya, di kampus ....
"Dih, apasi cemberut-cemberut gitu hm?" Kata Jaemin sambil merangkul Y/n dan mencolek-colek dagu Y/n.
Y/n hanya diam saja dengan satu tangan yang melingkar di pinggang Jaemin. Bibirnya masih di majukan, seperti bebek.
"Bibir dimanyunin, mata bengkak kek kodok. Pake kacamata bulet. Heleh~ Gue lempar juga ya ke sumur." Jaemin masih menggoda Y/n.
Tapi sepertinya mood Y/n masih belum baik. Terlihat dari reaksinya saat di goda oleh Jaemin.
Lalu matanya tak sengaja melihat Jeno dengan penampilan seperti ini.
Jaemin maupun Y/n tau kenapa Jeno pakai baju turtleneck begitu. Tentu saja untuk menutupi tanda kemerahan di lehernya itu. Iya 'kan?
Dan... salah satu tangan Jeno pun ada yang di perban. Membuat Jaemin dan Y/n kebingungan.
Namun, Y/n tetap diam. Menahan tangis yang hendak keluar. Ia tidak mau nangis disini.
Saat berpapasan, Jeno, Y/n dan Jaemin diam. Y/n menatap Jeno sebentar sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Jaemin tersenyum melihat Jeno, "Ngampus juga? Kirain gada jadwal."
Ucapan Jaemin di jawab senyum tipis oleh Jeno.
"Baru beres kok. Duluan ya.... Jaem?" Pamit Jeno yang berlalu pergi.
Jaemin saja, tanpa menyebut nama Y/n. Tanpa basa-basi sedikitpun ke Y/n.
Jaemin yang sudah sangat peka terhadap perasaan Y/n, langsung melepas pelukan. Ia menekan kedua pipi Y/n, kemudian mengusak hidungnya dengan hidung Y/n.
(Contoh ilustrasi nya)
Setelah itu mengacak pelan pucuk kepala Y/n dengan senyum manis yang terulas.
"Jangan badmood lagi. Gak baik di liat dosen kalau mukanya kusut gitu." Kata Jaemin.
Y/n mengangguk, "Abis dari kampus, kita jalan-jalan di pinggir sungai ya?"
"Boleh. Sungai mana? Sungai Han? Sungai Ciliwung? Atau sungai Amazon?"
"Dih. Sekalian aja main ke hutan Amazon nya biar ketemu anaconda."
"Ide yang bagus. Ntar gue fotbar anaconda deh biar viral."
"Sinting njir."
Jaemin tertawa, mencubit gemas pipi Y/n sebelum merangkul lagi pundak Y/n.
"Kuy, bentar lagi masuk 'kan? Jangan pasang muka asem di depan dosen. Kalau dikasih nilai F baru tau rasa."
"Iya iya."
-----
Selesai ngampus, Jaemin dan Y/n jalan-jalan di pinggir sungai Han. Disini banyak orang yang berlalu lalang. Ada juga yang sepasang kekasih.
"Hey," Panggil Jaemin. Langkahnya terhenti yang buat Y/n ikut berhenti.
"Apa?"
"Gak jajan?"
Tatapan mata Jaemin seakan memanjakan Y/n. Tatapannya itu.... lembut. Y/n dapat merasakan kehangatan di dalamnya. Dan tatapan itu juga menyiratkan kasih sayang yang tulus dari Na Jaemin hanya untuknya.
"Mau jajan enggak? Aku nanya, malah diem aja." Sambung Jaemin.
"Abisnya tatapan kamu melemahkan duniaku, hiyahiyahiya.."
"Heleh~ Gombal mulu. Sini, mau jajan apa?" Jaemin menarik Y/n mendekat untuk di rangkul.
Ia akan memanjakan Y/n. Ia akan membelikan apapun yang Y/n mau. Dan ia akan membuat Y/n bahagia.
"Mau.... permen kapas. Udah lama gak makan permen kapaaasss~" Tutur Y/n manja.
"Permen terus. Nanti diabetes."
"Gakan. Lebih diabetes kalau liat senyum kamooeehh.."
Jaemin menarik hidung Y/n saking gemasnya. Seharusnya Jaemin yang menghibur Y/n. Tapi malah Y/n yang buat Jaemin tertawa.
Akhirnya, Jaemin membelikan Y/n permen kapas. Lalu mereka duduk di kursi dekat sana.
Y/n makan permen kapasnya. Sesekali menyuapi Jaemin. Karena Jaemin belinya itu yang besar. Padahal sudah Y/n bilang beli yang kecil, tapi tetap saja dibelikan yang besar.
Jadi.... Yaudala yaa~ Namanya juga rezeki.
Omong-omong, mereka jadi kepikiran tentang tangan Jeno yang di perban. Mereka bertanya-tanya kenapa tangan Jeno bisa di perban seperti itu.
Berbeda dengan Jaemin yang menahan diri untuk tidak membahasnya bersama Y/n, Y/n justru berusaha untuk tidak mempedulikan Jeno. Ia tak mau lagi berurusan dengan Jeno.
Jeno sebenernya kenapa ya? - Jaemin
Hal itu membuatnya semakin yakin bahwa memang ada sesuatu yang salah. Jika Jeno benaran tidak tertarik dengan Y/n, lalu kenapa tangannya terluka? Masa iya Jeno tawuran?
Setau Jaemin, Jeno tidak pernah ikut tawuran meski dia anak yang nakal. Tawuran itu pengecualian untuk Jeno.
Yakali Jeno ikut tawuran. Nanti mati konyol gimana? Atau mukanya kena sayatan benda tajam? Ck, Jeno akan berpikir ribuan kali untuk itu. Gelar "Pangeran Kampus"-nya bisa di cabut jika wajah Jeno ada yang lecet.
Lagipula.... Jeno tidak akan mau mengorbankan wajah tampannya hanya untuk tawuran tidak jelas.
"Heh," Y/n menyenggol lengan Jaemin yang buat Jaemin kaget.
"Ya?"
"Lagi ngelamunin apa sih? Dari tadi tangan gue gini terus loh. Capek tau."
Jaemin melihat tangan Y/n ada di depan mulutnya dengan jari yang mencapit permen kapas.
"Eh iya, maaf." Kata Jaemin. Selanjutnya ia menerima suapan itu.
"Lagi ngalamunin apa hm? Ada yang lo pikirin ya?" Tanya Y/n penasaran.
"Gak ada kok. Cuma lagi pingin ngelamun aja."
"Oh gitu. Kirain lagi ada yang dipikirin."
"Abis ini langsung pulang ya?" Sambung Y/n.
"Boleh. Pulang ke rumah atau pulang ke Rahmatullah?"
"Jaem,"
"Hm?"
"Anda belum pernah di bacok ya?"
Jaemin tertawa. Padahal ia hanya bercanda. Masa iya mau kirim Y/n ke Tuhan?
Gue harus cari tau secepatnya. - Jaemin
TBC
LAGI-LAGI SPOILEEEERRRRR
"Kemarin juga gue ke rumah Jeno." - Jaemin
"Terus?" - Lisa
"Terus Jeno nya gak mau keluar dari kamar. Dia malah nyuruh gue pergi." - Jaemin
"Nah 'kan aneh. Emang gila dah tu anak. Heran. Kudu di rukiyah kek nya, Jaem." - Lisa
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top