78 - Save Lisa
Selesai makan, Jaemin langsung mengantarkan Jennie pulang.
"Makasih ya Kak Jaem buat waktunya." Kata Jennie.
"Iya sama-sama. Gue balik ya."
"A-ah tunggu,"
Jaemin yang sedang menyalakan mesin motor, menolehkan kepalanya. "Kenapa?"
"Em... Hati-hati ya kak."
Senyum Jaemin terulas manis. "Iya. Yaudah, bye."
Jennie melambaikan tangan saat Jaemin pergi.
Baru keluar dari komplek perumahan rumah Jennie, hp Jaemin berdering. Ada telepon masuk. Makanya Jaemin segera menepi untuk lihat siapa yang telepon.
Dari Lisa.
Ia melepas helmnya sebelum menerima panggilan itu.
"Halo Lis."
"Halo Jaemin. Masih inget suara gue?"
"Tunggu, ini siapa? Mana Lisa?"
"Lisa? Ada kok sama gue. Say hai dulu dong sama Na Jaemin."
"....."
[Plak!]
"Aw!" Pekikan terdengar.
"GUE BILANG SAY HAI!! LO BUDEK?!"
"BANGSAT LO!!"
Mata Jaemin membulat kaget. Itu yang mengumpat kasar.... Lisa?
"Li-Lisa?!"
"Iya, ini Lisa. Ada di samping gue."
"Bangsat!! Lo ini siapa sih?!"
"Masa lupa sama gue? Itu loh yang ketemuan sama lo jam 4 sore tadi."
"Eunwoo."
"Iyaapp!! Bener banget. Gue Cha Eunwoo."
"Bangsat!! Lepasin Lisa!!"
"Gak bisa semudah itu. Lo harus dateng kesini. Baru deh kita buat kesepakatan."
"Lo beneran gila ya?!"
"Iya, lo baru tau kalau gue itu gila? Jadi gimana? Mau dateng kesini enggak? Kalau enggak, Lisa nya gue tahan nih disini. Gak cuma di tahan sih, tapi juga terus-terusan diiket dan pastinya gakan gue kasih makan sama minum. Mati mati dah, gakpapa."
Jaemin menahan diri untuk tidak mengumpat dengan kata kasar lagi.
"Oke! Gue kesana! Share loc."
"Siap. Inget ya, datengnya harus sendiri. Lo bawa temen, Lisa gue bikin lecet mukanya."
"Iya! Gue dateng sendiri!"
"Bagus. Cepetan ya, jangan lama."
Panggilan terputus.
-----
Sesampainya di tempat yang dikirim lewat hp Lisa, Jaemin segera masuk setelah memarkirkan motornya dan melepas helm.
Itu bukanlah rumah, tapi lebih mirip seperti basecamp, atau mungkin .... gudang?
"LISAAAA!!!" Panggil Jaemin.
Ia mendobrak pintu yang terkunci itu. Ketika pintunya dapat terbuka, Jaemin langsung masuk.
Ada Lisa yang sedang diikat di sebuah kursi dengan mulut tertutup kain.
"Lisa?"
Brak
"MMMM!!!!" Lisa teriak tertahan saat Jaemin terjatuh.
Teman Eunwoo, —Moonbin lebih tepatnya— memukul bahu Jaemin menggunakan sebatang kayu dari belakang yang buat Jaemin langsung terjatuh.
Ia meringis menahan sakit.
Moonbin menarik Jaemin dengan kasar, memaksanya untuk berdiri.
"Tuh Lisa. Lo nyariin dia 'kan?" Kata Moonbin.
"Mmmmm!!!! Mmmmm!!!" Lisa masih teriak tertahan.
Teman Eunwoo yang lain —Sanha— yang baru masuk, berjalan mendekat ke Lisa. Membuka penutup mulut yang membekap mulutnya.
"JAEMIN!!" Pekik Lisa.
Jaemin melepaskan tangan Moonbin dari kerah bajunya.
"Mana Eunwoo?!" Galak Jaemin. Ia sudah kesal.
"Lo nanyain Eunwoo? Hm.... Lagi terima telfon. Bentar lagi juga kesini." Moonbin menjawab, diakhiri dengan senyum miring.
Jaemin mendengus sebal. Ia beranjak untuk melepaskan tali yang mengikat tubuh Lisa. Namun baru selangkah, Moonbin sudah menahannya. Membuat Jaemin terpaksa harus bertengkar dengan Moonbin.
Ini bukan pertama kali Jaemin bertengkar, hanya saja.... Jaemin sering mengalah dan menghindari yang namanya baku hantam. Tapi karena ini darurat dan kelewat batas, jadi Jaemin terpaksa untuk melawan Moonbin.
Melihat itu, Sanha maju untuk membantu Moonbin. Teman-temannya yang lain seperti Rocky, Jinjin, dan MJ pun ikut turun tangan.
1 lawan 5? Siapa takut?
Jaemin terus menghindari pukulan yang diberikan. Sesekali melawan.
Di samping itu, Lisa berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan tali yang mengurungnya. Hingga akhirnya, Lisa bisa lepas meski membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan karena ikatan itu pula, pergelangan tangan Lisa jadi agak memar.
Lisa segera menolong Jaemin. Ia ikut bertarung melawan Moonbin dkk.
Hm.... Tidak ada yang tau bahwa Lisa pernah ikut latihan bela diri saat masih SMA di Amerika. Bahkan Jaehyun dan orang tuanya pun tidak tau.
"Lisa?" Kaget Jaemin tak percaya.
Lisa tersenyum, "Kuy buat mereka kapok."
Anggukan di lontarkan Jaemin sebagai jawaban.
Kini, bukan 1 lawan 5. Tapi 2 lawan 5. Tak apa, meskipun Lisa perempuan, tapi kemampuan bela dirinya patut diacungi jempol.
Jaemin dan Lisa mengerahkan seluruh tenaganya untuk bertahan. Mereka melawan walau hanya berdua. Mereka bertarung meski ilmu bela dirinya belum terlalu hebat.
Tapi.... Moonbin dkk juga tak mau kalah. Sulit bagi Jaemin dan Lisa untuk menang.
Lisa diam sejenak saat Jinjin dan Rocky terjatuh dengan memar di pipi. Tangannya terasa sakit ketika harus meninju wajah laki-laki. Rahang milik laki-laki itu terlalu kuat, dan tentunya Lisa pasti akan merasakan sakit di tangannya.
Ia memperhatikan tangan yang sedikit terluka. Belum lagi memar akibat tali tadi. Membuat tangannya semakin terasa sakit.
Jinjin mengambil kesempatan saat lihat Lisa yang sedang lengah. Ia bangun dan hendak meninju wajah cantik Lisa.
Bertepatan dengan itu, Jaemin yang sudah mengetahui niat Jinjin, langsung menarik Lisa dengan satu tangan ke dalam dekapan. Sedangkan satu tangan lagi ia gunakan untuk menahan kepalan Jinjin.
Tatapan sangar terpancar dari mata Jaemin. Menyorot tajam ke mata Jinjin.
"Mau masuk rumah sakit, atau mau gue kirim langsung ke hadapan Tuhan?" Sarkas Jaemin. Setelahnya, Jaemin menendang perut Jinjin sampai lelaki itu terjatuh ke lantai.
Lisa diam. Jantungnya berdegup karena kaget, sekaligus.... posisinya saat ini. Dalam dekapan hangat Jaemin.
Rocky, Jinjin, Sanha, Moonbin, dan MJ sudah babak belur di lantai.
"Bilangin sama Eunwoo! Jangan berulah lagi! Gue males ngotorin tangan gue! Apalagi buat orang kek kalian! Ck, najis." Sinis Jaemin yang kemudian membawa Lisa pergi dari sana.
Sebelum itu, Jaemin juga sudah mengambil hp Lisa yang tergeletak di atas meja.
Mereka mampir ke apotek untuk beli obat-obatan. Setelah dapat, mereka duduk di kursi luar apotek.
Jaemin mengambil tangan Lisa. Di teteskannya obat merah pada kapas, lalu di ke tangan Lisa yang terluka. Habis itu, ia memperban lukanya.
Lisa memperhatikan Jaemin yang sibuk mengobatinya. Padahal Jaemin sendiri juga harus diobati. Ada luka kecil di pipi bagian atas.
Setelah selesai, gantian Lisa yang mengobati luka Jaemin.
"Gue obatin ya. Itu ada luka kecil di pipi lo." Kata Lisa.
"Gak usah. Cuma luka kecil kok."
"Gakpapa. Biar lukanya cepet sembuh."
Akhirnya, Jaemin mengangguk saja dan Lisa pun mulai mengobati Jaemin.
Lisa mengobatinya dengan lembut, sebab ia tau, luka seperti itu meski kecil tapi sangat sakit saat diobati.
"Hm... Jangan bilang siapa-siapa soal ini ya." Ujar Jaemin yang sedang menahan sakit.
"Soal apa?"
"Soal penculikan ini. Bukan apa-apa, gue cuma gak mau bikin siapapun khawatir. Apalagi Y/n. Dia jangan sampe tau."
Lisa mengangguk, "Terus kalau Y/n nanya tentang luka lo ini gimana?"
"Nanti gue cari alesan biar dia percaya. Lo juga lain kali hati-hati. Yuk gue anter lo pulang."
Next 👇
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top