48 - Tidur Siang
Y/n pergi mandi, lalu pakai baju, menyisir rambut, dsb. Setelah itu pergi tidur di kamar atas. Sudah izin ke Lisa, dan Lisa nya pun membolehkan Y/n untuk tidur.
Jangan heran, kalau habis renang kan bawaannya tunduh hayang sare.
Seharusnya ia sudah beres mandi dari tadi. Tapi gara-gara musik yang di setel oleh Lisa, jadi lupa mandi.
Baru 5 menit rebahan, tiba-tiba datang seseorang. Dia Jeno. Rambutnya masih basah dengan pakaian yang terkesan santai.
"Loh? Kok ada lo disini?" Bingung Jeno.
Y/n juga ikutan bingung, terus mengambil posisi duduk.
"Lah? Harusnya yang nanya gitu kan gue." Kata Y/n.
"Tadi gue pingin tidur. Terus kata Lisa, gue tidurnya di kamar atas aja. Soalnya ada satu kamar yang lagi di renovasi. Terus, kamar lainnya penuh, pada tidur semua. Jadi gue disuruh pake kamar yang ini. Eh ternyata ada lo."
Y/n diam. Memang sih, Lisa juga bilang gitu.
"Bodo amat. Gue mau tidur. Gak mungkin gue tidur di sofa." Sambung Jeno sambil menutup pintu kamar.
"E-eh! Lo mau ngapain?" Tanya Y/n ketika Jeno naik ke atas ranjang.
"Ya mau tidur lah."
"T-tunggu, kan gue juga mau tidur."
"Terus?"
"Ya masa tidur seranjang?"
Jeno mendecak sebal, "Emangnya kenapa?"
"T-tapi nanti kalau...---"
"Kalau apa? Pikir deh pake otak, tidur itu merem bukan nganu."
"T-tapi di tv-tv...---"
"Dih, kebanyakan nonton film sih lo. Yang tidur seranjang terus ceweknya sampe hamil, itu mah emang niat awalnya gak bener kali. Sange-an. Makanya bisa gitu. Gue kan niatnya mau tidur bukan mau nganu sama lo."
Y/n cengo.
"Udah ah, bodo amat. Gue ngantuk." Jeno membaringkan tubuhnya dan menarik selimut.
Sedangkan Y/n jadi bingung antara mau tidur seranjang dengan Jeno atau cari tempat lain. Tapi kalau cari tempat lain, mata sudah sangat kantuk. Jadi.... terpaksa Y/n ikut merebahkan dirinya. Lagipula apa yang dikatakan Jeno ada benarnya juga. Hanya tidur 'kan tidak akan membuatnya jadi hamil.
Y/n juga menyempatkan diri untuk mematikan lampu sebelum benar-benar tidur. Tidak apa-apa, gelap pun takkan gelap gulita, karena masih ada cahaya yang masuk dari balik gorden.
Jeno dan Y/n menghadap ke arah yang berlawanan dengan posisi agak meringkuk meskipun mereka ada dalam satu selimut.
-----
Jeno membuka matanya perlahan. Mengerjap beberapa kali, lalu terkejut ketika menyadari bahwa ada yang memeluknya.
Y/n.
Dia yang sedang memeluk Jeno.
"Perasaan tadi posisinya gak gini." Gumam Jeno sepelan mungkin.
(Contoh ilustrasi nya)
Jeno menatap wajah Y/n yang tengah tertidur pulas. Menyingkirkan helai rambut Y/n yang jatuh menutupi wajah manisnya. Dan jantungnya berdetak kencang.
Tiba-tiba Y/n agak menggeliat yang membuat Jeno kaget. Langsung saja Jeno menurunkan tangannya dan menutup mata.
Y/n terbangun. Ia sama terkejutnya dengan posisi nya yang nempel pada Jeno seperti ini.
Ingin menjauh, tapi tidak jadi ketika tangannya tak sengaja menyentuh dada Jeno. Ia merasakan bahwa jantung Jeno berdetak kencang.
Orang yang lagi tidur jantungnya gakan berdetak sekenceng ini. Jeno pura-pura tidur ya? - Y/n
Y/n terus memperhatikan Jeno. Hingga akhirnya ia memergoki Jeno yang berusaha untuk mengintip.
Y/n tertawa, lalu mencapit kedua pipi Jeno.
"Pura-pura tidur ya lo? Sialan."
Jeno membuka mata. Bibirnya mencebik dan melepas tangan Y/n dari pipinya.
"Apaansi. Gue lagi tidur malah di ganggu." Elak Jeno.
"Bohong ae."
Jeno merotasikan matanya. "Sana ah. Mau pindah aja gue." Katanya sambil beranjak untuk bangun.
Tapi dengan cepat Y/n langsung memeluk Jeno, membuat Jeno mengurungkan niatnya.
"Jangan. Disini aja sama gue." Kata Y/n yang sedang menyembunyikan wajahnya di leher Jeno.
Jeno diam-diam tersenyum merona. Kemudian balas memeluk Y/n dan menarik selimut.
"Bukan mesum. Gue cuma suka kalau tidur sambil meluk sesuatu. Disini gada guling, jadi pinjem badan lo ya. 10 menit aja." Kata Y/n lagi.
"Satu menit cepe." Balas Jeno menyebalkan.
"Bacot, Jen."
Jeno tertawa gemas. Menggigit kuping Y/n untuk melampiaskan rasa gemasnya.
Yang di gigit menjerit kecil.
"Hiyak! Lee Jeno!"
Jeno nyengir, yang kemudian mendapat tamparan halus di pipinya.
"Jangan gigit-gigit lu bangke!"
"Emangnya kenapa? Mau sekalian gue gigit di leher?"
"Bangsat! Sana ah jauh-jauh." Y/n mendorong Jeno agar menjauh, tapi Jeno malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Gamau gamau gamau gamau gamau gamau gamau gamau." Ucap Jeno berulang.
"Jeno!"
"Apa? Kan tadi lo yang pingin meluk gue. Giliran udah di peluk malah mau di lepasin. Labil amat."
"Gue tarik ucapan gue yang tadi. Sekarang lepasin!" Y/n mendorong Jeno lagi. Akhirnya, Jeno melepas pelukannya. Dan Y/n segera beranjak dari kasur.
Senyum Jeno terulas manis. Lalu ikut Y/n untuk bangun. Dan keduanya pun pergi.
-----
"Loh? Ini orang-orang pada kemana sih?" Bingung Y/n saat melihat villa ini kosong melompong. Tidak ada siapa-siapa.
"Eh? Udah bangun?" Tanya Jaehyun yang tiba-tiba datang.
Y/n mengangguk, "Yang lain pada kemana?"
"Di belakang lagi buat garden party kecil-kecilan."
"Hah?"
"Udah, sana aja kebelakang."
"Terus kakak sendiri mau kemana?"
"Mau angkat telepon."
Y/n mengangguk paham. Ia mengajak Jeno untuk pergi ke halaman belakang villa, sedangkan Jaehyun pergi cari tempat yang enak untuk terima telepon.
TBC
Hiyaaaa gantung T_T
Seperti biasa, aku bakal kasih yang manis-manis dulu sebelum ke konflik hehe
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top